• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kalsium klorida: Kalsium kimia anorganik

HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Kalsium klorida: Kalsium kimia anorganik

Mineral kalsium klorida merupakan senyawa kimia anorganik atau buatan dipergunakan sebagai perlakuan penumbuhan mikroorganisme akar tanaman Kedelai dan Orok-orok dari sampel yang sama dengan perlakuan serbuk biomateri kerabang telur ayam Kampung Jawa. Kalsium klorida merupakan salah satu mineral buatan untuk pertumbuhan dan metabolisme mikrooganisme tanah serta pemupukan dan pertumbuhan tanaman (Rinsema, 1983). Mineral kalsium klorida, CaCl2, dengan konsentrasi 0,75% ditambahkan pada medium CM0001 1/25-NaCl 1,5% dan 1/100-NaCl 0,4% menunjukan pertumbuhan morfologi mikroorganisme pigmen warna merah muda dari akar tanaman

Kedelai dibandingkan dengan pemberian perlakuan pemberian kalsium kimia organik, serbuk biomateri kerabang telur ayam Kampung Jawa (Gambar 19). Mineral kalsium kimia anorganik, CaCl2, menumbuhkan morfologi mikroorganisme pigmen warna merah muda pada medium pertumbuhan konsentrasi rendah nutrient broth dan mineral garam, NaCl, 1/100-NaCl 0,4%.

Mineral kalsium kimia anorganik dari kalsium klorida tidak menghambat pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme pigmen merah muda dari akar tanaman Kedelai yang ditumbuhkan dengan konsentrasi tinggi nutrient broth dan mineral garam, NaCl, (1/25-NaCl 1,5%) dan konsentrasi rendah nutrient broth dan mineral garam, NaCl, (1/100-NaCl 0,4%). Hal itu menunjukan kalsium klorida dapat menumbuhkan mikroorganisme simbiosis pigmen merah muda pada konsentasi rendah medium nutrient borth dan mineral garam, NaCl tanpa perlakuan. Kalsium klorida dan natrium klorida dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme pigmen merah muda dari akar tanaman Kedelai yang tumbuh di sekitar sungai Linggan yang berjarak kurang lebih 4 Km dari tepi

1/25 + CaCl2 Akar Tan am an K edela i Tanaman Orok-orok 1/100 1/50 1/25 Akar Tan am an K edela i Tanaman Orok-orok 1/100 1/50 1/25 1/100 + CaCl2

Gambar 19. Morfologi koloni mikroorganisme akar tanaman Kedelai dan Orok-orok yang ditumbuhkan dengan perlakuan pemberian konsentrasi 0,75% mineral kalsium klorida, CaCl2 yang ditambahkan pada medium CM0001 Nutrient Broth 1/25 dan 1/100 yang setara dengan konsentrasi mineral garam, NaCl 1,5% dan 0,4%. Mikroorganisme tersebut telah ditumbuhkan terlebih dahulu selama 5 hari pada CM0001 Nutrient Broth 1/100, 1/50, dan 1/25 tanpa perlakuan.

pantai Trisik, kabupaten Kulon Progo. Kalsium klorida berbeda dengan kalsium karbonat yang lebih mudah dipergunakan oleh mikroorganisme disebabkan lebih mudah terlarut seperti mineral garam, NaCl yang dapat menumbuhkan mikroorgansime simbiosis pigmen warna merah muda dari akar tanaman Kedelai pada konsetrasi tinggi, 1/25-NaCl 1,5%. Pemberian perlakuan kalsium klorida pada morfologi mikroorganisme pigmen warna putih dari akar tanaman Kedelai lebih sedikit tumbuh sedangkan mikroorganisme simbiosis pigmen warna putih dari tanaman Orok-orok tidak terpengaruh pertumbuhannya.

KESIMPULAN

Habitat mikroorganisme perairan pantai Trisik dan sungai Linggan, habitat daratan pasir pantai berjarak kurang lebih 1 Km dari pantai Trisik, dan habitat tanaman tepi pantai berupa akar tanaman Kedelai dan Orok-orok yang tumbuh berjarak kurang lebih 4 Km dan 1 Km dari pantai Trisik di kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ditumbuhkan dengan pengeceran medium organik berupa nutreint broth dengan komposisi ektrak daging, ekstrak yeast, peptone dan mineral garam, NaCl, 1/100-NaCl 0,4%, 1/50-1/100-NaCl 0,8%, dan 1/25-1/100-NaCl 1,5%. Morfologi mikroorganisme pigmen warna putih tumbuh dari sampel habitat perairan pantai dan sungai serta habitat daratan pasir pantai. Habitat mikroorganisme simbiosis tanaman tepi pantai yang ditumbuhkan dari akar tanaman Kedelai memiliki morfologi pigmen warna merah muda dan putih dan dari pembusukan batang, daun serta bunga tanaman Orok-orok memiliki morfologi pigmen warna putih.

Metabolit sekunder dihasilkan dari mikroorganisme habitat perairan pantai dari sampel air pantai berupa carian bening disintesis pada medium pertumbuhan 1/25-NaCl 1,5% sedangkan mikroorganisme dari sampel air pantai bercampur pasir dan pasir pantai tidak mensintesis. Mikroorganisme dari sampel air pantai Trisik mensintesis metabolite sekunder berupa cairan bening terkategori mikroorganisme halofilik atau mikrorganisme yang mampu tumbuh dengan konsentrasi NaCl tinggi yaitu 1,5% dan bahan organik konsentrasi tinggi yaitu 1/25. Mikroorganisme habitat perairan dari sampel sungai Linggan memiliki morfologi pigmen warna putih berupa koloni menyerupai bakteri dan tumbuh pada konsentrasi rendah bahan organik dan mineral garam, NaCl. Mikroorganisme morfologi koloni menyerupai bakteri dari sampel air sungai Linggan

dapat dikategorikan oligotropik yang tidak tumbuh dengan konsentrasi tinggi bahan organik. Mikroorganisme fungi dari samapel air habitat perairan sungai Linggan tumbuh tidak terhambat oleh konsentrasi tinggi mineral garam, NaCl dan tumbuh dengan konsentrasi tinggi bahan organik nutrient broth, 1/25-NaCl 1,5%. Mineral yang terlarut dari sampel habitat perairan pantai dan sungai berupa pasir dan lumpur menumbuhkan morfologi mikroorganisme pigmen warna putih keruh dibandingkan mikroorganisme dari sampel air pantai bercampur pasir dan air sungai bercampur lumpur. Konsentrasi NaCl medium pertumbuhan menghambat pertumbuhan mikroorganisme sampel air pantai bercampur pasir dan air sungai bercampur lumpur yang ditunjukan dengan morfologi mikroorganisme tidak putih keruh seperti morfologi mikrroganisme sampel pasir pantai dan lumpur sungai. Sampel habitat daratan pasir pantai dibawah tanaman tumbuh dengan morfologi mikroorganisme simbiosis pigmen warna putih yang berbeda disebabkan oleh jneis tanaman dan ekskresi metabolite akar tanaman inang serta konsentrasi NaCl. Mikroorganisme habitat pasir yang bersimbiosis dengan tanaman Cemara tumbuh pada 1/25-NaCl 1,5% berpigmen putih bening berbeda dengan mikroorganisme berpigmen putih keruh yang bersimbiosis dengan akar tanaman Pandan Berduri dan Orok-orok. Mikroorganisme habitat pasir yang bersimbiosis tanaman Cemara dapat dikategorikan halofilik yang berbeda dengan mikroorganisme habitat pasir yang bersimbiosis tanaman Pandan Beduri dan Orok-orok. Jenis akar tanaman inang mensekresikan metabolite yang berbeda dan konsentrasi NaCl mempengaruhi simbiosis morfologi mikroorganisme habitat pasir yang hidup dibawah tanaman. Mikroorganisme simbiosis habitat pasir dibawah tanaman Pandan Berduri bermorfologi putih keruh tumbuh pada 1/25-NaCl 1,5% sama dengan morfologi mikroorganisme simbiosis dibawah tanaman Orok-orok yang tumbuh pada 1/50-NaCl 0,8% dan 1/25-NaCl 1,5%. Mikroorganisme simbiosis pada habitat pasir dibawah tanaman Orok-orok tumbuh dimungkinkan terpengaruh oleh sekeresi metabolite akar sehingga lebih toleran terhadap kisaran konsentrasi NaCl yang lebih lebar 0,8%-1,5%.

Mikroorganisme simbiosis habitat tanaman tepi pantai dari akar tanaman Kedelai yang tumbuh berjarak kurang lebih 4 Km dari tepi pantai bermorfologi pigmen warna merah muda dan putih dan dari pembusukan batang, daun, dan bunga tanaman Orok-orok yang tumbuh berjarak kurang lebih 1 Km dari tepi pantai bermorfologi pigmen warna

putih. Mikroorganisme simbiosis akar tanaman Kedelai pigmen warna merah muda tumbuh pada konsentrasi tinggi bahan organik berupa nutrient broth dan mineral garam, NaCl, 1/25-NaCl 1,5% sedangkan pigmen putih tumbuh dengan konsentri rendah, 1/100-NaCl 0,4%. Mikroorgnisme simbiosis dari sampel tanaman Orok-orok bermorfologi pigmen warna putih tumbuh tanpa dipengaruhi konsentrasi bahan organik dan mineral garam, NaCl. Mikroorganisme simbiosis pigmen warana putih pada batang, daun, dan bunga dari tanaman Orok-orok tumbuh tidak dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi maupun rendah bahan organik dan mineral garam, NaCl. Mineral yang diujikan berupa kalsium kimia organik serupa kalsium karbonat dari serbuk biomateri kerbang telur ayam Kampung Jawa dengan konsentrasi 2,67% dan kimia anorganik atau buatan berupa kalsium klorida, CaCl2, dengan konsentrasi 0,67% pada mikroorganisme sampel akar tanaman Kedelai tumbuh pigmen warna putih dengan kalsium kimia organik dari serbuk biomateri kerabang telur ayam Kampung Jawa dan pigmen warna merah muda dengan kalsium kimia anorganik. Konsentrasi dan mineral yang sama diujikan menunjukan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan morfologi mikroorganisme pigmen warna putih dari sampel tanaman Orok-orok.

Dokumen terkait