• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 GAMBARAN SITUASI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BUNGUS PADANG

10. KPLP; 11 KAMLA;

12. UPMB Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumbar; 13. Bea Cukai;

14. Kesehatan Pelabuhan; dan 15. SPSI.

Aspek pelayanan

Pelayanan yang baik kepada masyarakat perikanan yang ada di pelabuhan telah diterapkan penggunaan Prosedur Operasional Standar (POS) PPS Bungus tahun 2015. Waktu lima tahun terakhir operasional dan keberadaan/eksistensi pelabuhan telah dirasakan manfaatnya bagi para pengguna jasa terutama masyarakat nelayan dan pengusaha perikanan, yaitu berupa kemudahan- kemudahan bagi para nelayan untuk melaksanakan aktifitas pendaratan ikan hasil tangkapan dan pemasaran serta kegiatan perbaikan/repairing mesin dan body

kapal dengan tarif yang relatif terjangkau/murah. Hal ini tergambar pada tingkat pemanfaatan fasilitas yang digunakan yaitu dermaga, docking dan fasilitas lainnya.

a. Pendaratan ikan

Pendaratan ikan di PPS Bungus berasal dari hasil tangkapan kapal-kapal nelayan lokal (nelayan kapal tonda) dan nelayan kapal purse seine, hand line, long line serta kapal-kapal pengumpul dan pengangkut. Kapal-kapal long line dan hand line tersebut merupakan kapal pindahan dari Pelabuhan Muara Baru Jakarta dan Benoa Bali bekerjasama Perusahaan PT. Dempo Andalas Samudera yang bergerak dibidang usaha pengolahan ikan. Sedangkan usaha penangkapan difokuskan kepada perikanan tuna dengan tujuan ekspor ke negara Jepang. Proses kegiatan ikan tuna di PPS Bungus terdapat pada Gambar 4.

Gambar 4 menjelaskan (a) proses bagaimana tuna di bongkar dari palka kapal selanjutnya (b) tuna di seluncurkan ke papan seluncur, (c) proses di gedung prosessing tuna yaitu melakukan pencatatan oleh petugas pelabuhan. Pencatatan ini dilakukan untuk kelayakan tuna yang kualitas ekspor atau masuk ke perusahaan olahan yang mana kualitasnya dibawah kualitas ekspor.

23

(a) Pembongkaran ikan tuna dari palka

(b) Pengangkutan ikan tuna dari kapal ke papan seluncur

(c) Pendataan ikan tuna

24

Produksi ikan yang didaratkan periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2014 sebanyak 2.396,50 ton, dengan nilai sebesar Rp 79.951.368.000. Sedangkan volume produksi ikan periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 sebanyak 991,18 ton dengan nilai sebesar Rp 37.382.876.800. Apabila dibandingkan antara tahun 2014 dengan tahun 2015, terjadi penurunan produksi ikan yang didaratkan sebesar 1405,32 ton dan penurunan nilai produksi sebesar Rp 42.568.491.327. Penurunan produksi pada tahun 2015, adanya kebijakan tentang pangkalan pendaratan ikan kapal perikanan.

Dari keseluruhan produk ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus mayoritas didominasi oleh jenis ikan tuna. Jenis ikan tuna segar dan olahan dipasarkan keluar negeri (ekspor). Produksi ikan tuna periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2014 sebanyak 871,86 ton, dengan nilai sebesar Rp 52.643.342.000. Sedangkan produksi ikan tuna periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 sebanyak 502,01 ton dengan nilai sebesar Rp 30.427.346.000. Apabila dibandingkan antara tahun 2014 dan tahun 2015 terjadi penurunan produksi sebesar 369,85 ton dan diikuti dengan penurunan nilai produksi sebesar Rp 22.215.996. Perbandingan nilai produksi terdapat pada Gambar 5. Perkembangan produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5. Tabel 4 Produksi dan nilai produksi ikan yang didaratkan selama tahun 2014 - 2015

No. Bulan Produksi (ton) Nilai Produksi (Rp) 2014 2015 2014 2015 1. Januari 75,37 63,73 4.934.730.713 1.947.149.500 2. Februari 106,33 49,13 8.987.217.905 1.712.054.250 3. Maret 135,04 93,73 5.292.593.864 5.617.373.100 4. April 254,52 101,89 8.346.004.351 4.458.879.700 5. Mei 371,72 88,72 8.803.559.305 3.046.631.650 6. Juni 281,83 97,52 8.650.331.180 3.210.448.500 7. Juli 134,10 34,81 7.266.576.100 1.433.963.600 8. Agustus 144,37 66,78 5.588.902.534 2.394.408.850 9. September 84,32 48,26 3.543.206.475 2.131.456.200 10. Oktober 288,06 172,95 6.847.685.300 5.630.600.750 11. November 382,46 84,12 8.810.192.900 3.302.250.500 12. Desember 138,38 89,54 2.880.367.500 2.497.660.200 Jumlah 2.396,50 991,18 79.951.368.127 37.382.876.800 Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (2016)

Komoditas utama di PPS Bungus adalah tuna, kategori tuna untuk tujuan ekspor. Ekspor tuna ke Jepang dan Amerika mengalami peningkatan dan penurunan. Penurunan ekspor tuna mengalami penurunan dari tahun 2013 sampai tahun 2015. Hal ini mempengaruhi terhadap nilai produksi tuna yang terdapat pada Tabel 5.

25 Tabel 5 Produksi dan nilai produksi ekspor tuna di PPS Bungus tahun 2007-2015

No. Tahun Produksi (ton) Nilai Produksi (Rp)

1. 2007 6,575 558.875.000 2. 2008 346,110 21.125.502.000 3. 2009 720,670 48.999.686.880 4. 2010 698,682 50.563.104.000 5. 2011 730,601 53.853.478.000 6. 2012 998,397 89.501.143.500 7. 2013 768,534 50.549.767.290 8. 2014 881,06 52.766.667.631 9. 2015 507,59 30.515.341.800 Jumlah Total 5.658,15 398.433.566.101 Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (2016)

Komposisi perbandingan produksi ekspor tuna setiap tahun sangatlah berbeda dilihat pada Gambar 5. Produksi di PPS Bungus dalam 9 tahun terakhir mengalami peningkatan dan penurunan. Produksi yang paling tertinggi yaitu pada tahun 2012 dan hingga tahun 2015 mengalami penurunan.

Gambar 5 Diagram nilai produksi ekspor tuna tahun 2007 - 2015 558.875.000 21.125.502.000 48.999.686.880 50.563.104.000 53.853.478.000 89.501.143.500 50.549.767.290 52.766.667.631 30.515.341.800

26

b. Kunjungan kapal, penerbitan SPB, SHTI, dan logbook

Periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014 jumlah kunjungan kapal di PPS Bungus sebanyak 9.151 kali, sedangkan periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2015 sebanyak 10.519 kali yang berarti terjadi kenaikan kunjungan kapal sebanyak 1.368 kali. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) adalah dokumen negara yang dikeluarkan oleh Syahbandar kepada setiap kapal yang akan berlayar meninggalkan pelabuhan setelah kapal memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal dan kewajiban lainnya. Selama Tahun 2015 telah diterbitkan sebanyak 461 SPB.

Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) adalah surat keterangan yang menyatakan bahwa hasil perikanan yang didapat bukan dari kegiatan Illegal,

Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing. Dari bulan Januari sampai Desember 2015, telah diterbitkan sebanyak 71 lembar SHTI.

Log Book Penangkapan dan Pengangkutan Ikan (LBP) berisi data, informasi dan fakta mengenai aktifitas kapal penangkapan dan pengangkutan ikan dalam melakukan operasional kegiatannya. Dalam periode tahun 2015 tercatat sebanyak 320 lembar LBP. Perkembangan jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Jumlah kunjungan kapal tahun 2014 dan 2015

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kesyahbandaran Perikanan TMT 01 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015, tercatat bahwa kapal yang memanfaatkan PPS Bungus yang terdiri dari berbagai jenis kapal penangkap dan kapal pengangkut yaitu:

Longline Purse Seine Bagan Pengangkut Harpoon / Serok Pancing Jaring Tonda : : : : : : : : 85 kapal 15 kapal 244 kapal 18 kapal 55 kapal 320 kapal 48 kapal 188 kapal 0 200 400 600 800 1000 1200

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

710 812 805 807 658 560 700 875 775 879 832 738 727 715 856 851 877 897 1.120 904 972 899 863 838 Bulan Tahun 2014 Tahun 2015 K un jun g a n K a pa l ( K a li)

27 c. Pelayanan bengkel

Pelayanan bengkel meliputi pekerjaan: perbaikan kapal, perbaikan mesin dan lain-lain. Salah satu proses perbaikan mesin pada perbengkelan terdapat pada Gambar 7. Jumlah order yang masuk periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014 sebanyak 62 order dengan nilai sebesar Rp 4.200.000, sedangkan order bengkel untuk periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2015 sebanyak 37 order dan nilai sebesar Rp 2.000.000. Dengan demikian terjadi penurunan sebesar 25 order dan penurunan nilai Rp 2.200.000. Adapun perkembangan kegiatan di bengkel Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Kegiatan bengkel tahun 2014 - 2015 No. Bulan

Jumlah (order) Nilai (Rp) Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2015 1. Januari 10 6 350.000 300.000 2. Februari 9 6 450.000 300.000 3. Maret 5 4 350.000 200.000 4. April 5 4 250.000 200.000 5. Mei 3 - 200.000 150.000 6. Juni 2 - 100.000 - 7. Juli - 1 - 50.000 8. Agustus 7 5 350.000 250.000 9. September 9 5 300.000 250.000 10. Oktober 6 4 1.350.000 200.000 11. November 3 1 150.000 50.000 12. Desember 3 1 350.000 50.000 Jumlah 62 37 4.200.000 2.000.000 Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (2016)

Gambar 7 Sarana pelayanan perbengkelan d. Pelayanan docking kapal

Pelayanan docking kapal yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus menggunakan alat wise/vessel lift dengan kapasitas angkat maksimal kapal-kapal berukuran 30 GT. Aktivitas kegiatan docking kapal untuk periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014 sebanyak 417 kapal dengan nilai sebesar Rp 87.229.000 sedangkan untuk periode bulan Januari

28

sampai dengan bulan Desember tahun 2015 sebanyak 369 kapal dengan nilai sebesar Rp 111.553.600. Dengan demikian terjadi penurunan volume kapal yang naik docking sebanyak 48 kapal, namun nilai jasa docking mengalami peningkatan sebesar Rp 24.324.600. Penurunan jumlah kapal yang naik docking

disebabkan oleh adanya lokasi docking didaerah kabupaten Pesisir Selatan yang menjadi alternativ bagi nelayan. Perkembangan kegiatan docking kapal di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Kegiatan docking tahun 2014 - 2015 No. Bulan

Jumlah (kapal) Nilai (Rp) Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2015 1. Januari 37 28 8.331.000 7.205.000 2. Februari 35 28 10.016.000 11.488.000 3. Maret 43 21 10.943.000 11.069.000 4. April 37 32 8.529.000 7.332.000 5. Mei 32 29 6.408.000 7.037.000 6. Juni 18 24 3.719.000 4.090.000 7. Juli 9 38 1.141.000 9.978.000 8. Agustus 34 44 7.739.000 5.755.000 9. September 38 44 6.903.000 11.906.000 10. Oktober 46 28 7.874.000 6.610.000 11. November 46 22 7.317.000 19.982.000 12. Desember 42 31 8.309.000 9.101.600 Jumlah 417 369 87.229.000 111.553.600 Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (2016)

Salah satu fasilitas di PPS Bungus yaitu adanya docking kapal dengan ukuran kapal 30 GT dan areal untuk perbaikan kapal sangat luas sehingga memungkinkan untuk tempat sarana perbaikan kapal perikanan yang masih bisa dimanfaatkan.

(a) Vessel lift (b) Lahan docking kapal Gambar 8 Sarana docking kapal

29 e. Kegiatan tambat labuh

Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dilengkapi dengan berbagai fasilitas, salah satu fasilitas tersebut adalah dermaga. Dermaga digunakan untuk sandar dan tambat kapal perikanan. Dengan bertambat dan sandarnya kapal di dermaga pelabuhan menghasilkan penerimaan Negara bukan pajak di bidang pelayanan tambat labuh kapal, besar jasa tambat labuh kapal dipungut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2006 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan. Penerimaan jasa tambat labuh kapal untuk periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014 dengan jumlah kapal yang tambat sebanyak 274 kapal dengan nilai sebesar Rp 80.635.300, sedangkan periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2015 jumlah kapal yang tambat sebanyak 229 kapal dengan nilai sebesar Rp 91.069.050, sehingga jumlah kapal yang tambat mengalami penurunan sebanyak 45 kapal, namun nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp 10.433.750. Perkembangan kegiatan tambat labuh kapal di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Kegiatan tambat labuh tahun 2014 - 2015 No. Bulan

Jumlah (kapal) Nilai (Rp) Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2015 1. Januari 28 12 8.203.600 7.082.600 2. Februari 37 8 10.278.000 9.626.500 3. Maret 30 10 6.362.500 1.757.200 4. April 26 14 13.018.900 9.755.800 5. Mei 19 14 1.906.200 5.546.200 6. Juni 29 25 9.352.600 10.876.400 7. Juli 15 17 2.971.700 15.076.650 8. Agustus 15 28 5.420.200 3.836.700 9. September 4 34 3.488.000 6.990.000 10. Oktober 29 18 7.174.900 4.482.800 11. November 26 41 5.388.400 13.188.400 12. Desember 16 8 7.070.300 2.849.800 Jumlah 274 229 80.635.300 91.069.050 Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (2016)

f. Penyaluran air bersih

Suplai air bersih yang terdapat pada Gambar 9 untuk keperluan kapal-kapal perikanan maupun kapal non perikanan dan pemakai jasa lainnya di PPS Bungus disuplai oleh PDAM, dan reservoar milik PPS Bungus berupa dua sumur bor yang telah dibangun melalui anggaran APBN Murni baik oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta maupun melalui anggaran DIPA Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus tahun anggaran 2014. Penjualan air untuk keperluan kapal-kapal perikanan dan kapal non perikanan pada periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014 sebanyak 38.121 kl dengan nilai sebesar Rp 83.866.200 sedangkan periode bulan Januari sampai dengan bulan. Desember tahun 2015 sebanyak 36.293 kl dengan nilai sebesar Rp 80.243.600. Sehingga terjadi penurunan volume sebesar 1.828 kl dan nilai sebesar Rp 3.622.600.

30

Adapun peruntukan air tawar di lingkungan pelabuhan adalah untuk keperluan kantor-kantor, kios BAP, ransum kapal perikanan, kapal non perikanan dan

docking kapal. Perkembangan penyaluran air bersih di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Volume dan nilai penyaluran air tawar tahun 2014 - 2015 No. Bulan Volume (kl) Nilai (Rp)

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2015 1. Januari 5.240 3.666 11.528.000 8.065.200 2. Februari 1.299 1.259 2.857.800 2.769.800 3. Maret 1.563 1.574 3.438.600 3.462.800 4. April 896 3.745 1.971.200 8.239.000 5. Mei 5.481 1.398 12.058.200 3.075.600 6. Juni 4.411 2.762 9.704.200 6.076.400 7. Juli 3.671 987 8.076.200 2.171.400 8. Agustus 2.648 2.043 5.825.600 4.494.600 9. September 1.491 2.460 3.280.200 5.412.000 10. Oktober 2.249 1.887 4.947.800 4.151.400 11. November 5.305 628 11.671.000 1.381.600 12. Desember 3.867 13.884 8.507.400 30.943.800 Jumlah 38.121 36.293 83.866.200 80.243.600 Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (2016)

Gambar 9 Sarana air tawar untuk kebutuhan melaut g. Penyaluran BBM

Penyaluran BBM (solar) untuk memenuhi kebutuhan kapal ikan dilaksanakan oleh unit usaha gabungan Koperasi Mina Utama Jakarta, KUD Mina Padang dan KP3B, dengan menyewa tangki BBM milik PPS Bungus terdapat pada Gambar 10 yang berkapasitas 75 kl serta bunker langsung melalui pertamina. Jumlah penyaluran BBM untuk periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2014 sebanyak 2.082,77 kl dengan nilai Rp11.682.662.500, sedangkan untuk periode bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2015 sebanyak 1.417,97 kl dengan nilai Rp 9.977.281.450, sehingga terdapat penurunan volume penjualan BBM sebesar 664,8 kl dan penurunan nilai penjualan BBM sebesar Rp 1.705.381.050. Perkembangan penyaluran BBM di PPS Bungus dapat dilihat pada Tabel 10.

31 Tabel 10 Volume penyaluran BBM (solar) tahun 2014 - 2015

No. Bulan Volume (ton) Nilai (Rp)

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2015

1. Januari 178,00 215,13 979.000.000 1.654.913.450 2. Februari 173,00 152,13 951.500.000 1.190.206.400 3. Maret 188,31 129,76 1.035.677.500 834.783.400 4. April 186,70 102,42 1.026.822.500 706.698.000 5. Mei 148,34 118,21 815.886.500 815.621.400 6. Juni 159,66 131,26 878.113.500 905.673.300 7. Juli 150,63 79,37 828.454.000 547.666.800 8. Agustus 195,37 102,83 1.074.546.000 709.533.900 9. September 208,00 96,12 1.144.000.000 663.221.100 10. Oktober 189,00 77,13 1.039.500.000 517.749.900 11. November 192,00 134,74 1.056.000.000 902.731.200 12. Desember 113,76 78,88 853.162.500 528.482.600 Jumlah 2.082,77 1.417,97 11.682.662.500 9.977.281.450

Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (2015)

(a) Tempat pengisian solar (b) Tangki BBM Solar Gambar 10 Sarana BBM solar

h. Penyaluran es

Kebutuhan es bagi kapal-kapal perikanan tradisional maupun kapal perikanan industri dan pedagang ikan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus disuplai oleh PT. Danitama Mina. Jumlah es yang disalurkan pada tahun 2014 sebesar 6.483,68 ton dengan nilai Rp 2.184.588.500 sedangkan pada tahun 2015 jumlah es yang disalurkan sebesar 8.023,90 ton dengan nilai Rp 3.129.321.000. Dengan demikian terjadi kenaikan penjualan es sebesar 1.540,22 ton dan kenaikan nilai jual es sebesar Rp 944.732.500. Kenaikan untuk kebutuhan es ini karena untuk kapal-kapal kecil di sekitar pantai Padang yang disalurkan oleh PT. Danitama Mina. Secara rinci total penyaluran es oleh PT. Danitama Mina di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus dapat dilihat pada Tabel 11.

32

Tabel 11 Penyaluran es PT. Danitama Mina tahun 2011 - 2015 No. Tahun Kebutuhan Es (ton)

1. 2011 6.776,20 2. 2012 7.674,85 3. 2013 7.716,95 4. 2014 7.483,68 5. 2015 8.023,90 Jumlah 37.675,58

Sumber : Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus (2016)

Aspek fasilitas

Fasilitas pelabuhan perikanan merupakan suatu komponen penting dalam pelaksanaan kelancaran kegiatan operasional yang meliputi fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang. Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bungus memiliki tugas pokok dan fungsinya yang mana harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Fasilitas yang telah tersedia harus dikelola dan dipelihara secara baik agar berfungsi secara optimal.

Fasilitas yang telah ada di PPS Bungus memiliki hubungan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, ketiga fasilitas memiliki peranan tersendiri di dalam kegiatan pada pelabuhan. Fasilitas pokok yang merupakan fasilitas yang dibutuhkan untuk kapal dalam aktivitas keamanan dan kelancaran keluar masuk (bongkar dan muat) kapal. Fasilitas fungsional berfungsi untuk memberikan pelayanan yang diperlukan untuk kegiatan operasional pelabuhan perikanan seperti kantor, gedung TPI dan lain-lain. Fasilitas penunjang berfungsi mendukung kegiatan pelabuhan perikanan. Aspek fasilitas yang dikaji berdasarkan kaitan dengan pendaratan tuna di PPS Bungus. Berdasarkan hal itu fasilitas-fasilitas yang mendukung untuk pengembangan PPS Bungus sebagai pusat pendaratan tuna di perairan Sumatera Bagian Barat adalah:

a. Dermaga

Dermaga merupakan fasilitas yang berfungsi sebagai tempat kegiatan tambat labuh, bongkar muat atau mendaratkan hasil tangkapan ikan maupun untuk memuat perbekalan untuk kegiatan penangkapan berikutnya. Fasilitas tambat labuh yang terdapat di PPS Bungus yaitu dermaga bongkar memiliki panjang 100 m dan lebar 11,5 m. Dermaga yang ada masih dijadikan sebagai dermaga yang multi fungsi yaitu sebagai dermaga bongkar muat, perbekalan dan sandar kapal. Dermaga yang dimanfaatkan masih dalam keadaan kurang baik dikarenakan masih ada bollard yang rusak.

b. Kolam pelabuhan dan alur pelayaran

Kolam pelabuhan merupakan salah satu bentuk pelayanan pelabuhan karena kolam pelabuhan merupakan tempat untuk berputarnya kapal, menunggu giliran untuk giliran bersandar di dermaga, beristirahat, atau untuk menunggu giliran pemberangkatan trip penangkapan berikutnya, ukuran kolam pelabuhan berkaitan dengan ukuran dermaga terutama kedalamannya dan panjang dermaga. Alur pelayaran merupakan hal yang paling penting karena alur pelayaran menentukan kelancaran dan keamanan keluar masuknya kapal-kapal perikanan ke PPS Bungus. Kolam pelabuhan dengan luas 4 ha, keberadaan fasilitas dari segi pengembangan untuk ke depan berpotensi baik sehingga pelabuhan perikanan samudera dapat termanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat nelayan.

33 c. Gedung prosessing tuna

Gedung prosessing tuna di PPS Bungus memiliki luas 450 m2 dan

kondisinya belum baik, prosessing ikan tuna biasanya dilakukan pada malam hari jam 22.00-04.00 dini hari yang mana akan didistribusikan ke luar negeri. Lokasi yang yang menjadi tujuan dalam pendistribusian yaitu Jepang dan Amerika. d. Fasilitas navigasi pelayaran dan komunikasi

Fasilitas navigasi dan komunikasi yang terdapat di PPS Bungus yaitu telepon 3 unit dan internet, berfungsi untuk berhubungan dengan instansi lain yang berhubungan kerja dengan PPS Bungus. Alat komunikasi tersebut masih bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Alat navigasi yang terdapat di PPS Bungus yaitu radio SSB sebanyak 1 buah yang berfungsi untuk berkomunikasi dengan kapal perikanan, radio SSB ini masih berfungsi dengan baik.

e. Fasilitas air bersih

Air bersih dibutuhkan oleh nelayan sebagai perbekalan dan kegiatan lain yang ada di PPS Bungus, maka untuk fasilitas air bersih dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Air bersih tersebut ada yang berasal dari sumur bor dan bak pengolahan air sebesar 50 ton yang fungsinya sebagai pemasok air bersih untuk kebutuhan air bersih di sekitar area PPS Bungus. Semua fasilitas yang menyediakan air bersih di PPS Bungus masih berfungsi dengan baik.

f. Pabrik es

Pabrik es yang dimiliki PPS Bungus adalah pabrik es yang berdiri di area seluas 1.522 m². Kebutuhan es bagi kapal-kapal perikanan tradisional maupun perikanan industri dan pedagang ikan di PPS Bungus disuplai oleh PT. Danitama Mina.

g. Listrik

Fasilitas listrik yang tersalur ke PPS Bungus didapat dari sambungan PLN, untuk menjaga padamnya listrik maka PPS Bungus memiliki genset yang berjumlah 2 buah. Genset yang memiliki daya 35 KVA dan genset kedua 15 KVA. Keadaan kondisi genset dalam keadaan baik.

h. Bengkel dan docking

Fasilitas pemeliharaan yang terdapat di PPS Bungus adalah bengkel dan

docking. Bengkel yang terdapat kantor bengkel seluas 250 m² dalam keadaan baik. Pelayanan bengkel meliputi pekerjaan: perbaikan kapal, perbaikan mesin dan lain-lain. Pelayanan docking kapal yang ada di PPS Bungus menggunakan alat Wise/Vessel Lift dengan kapasitas angkat maksimal kapal-kapal ukuran 30 GT.

i. Kantor

Jenis fasilitas ini berupa gedung perkantoran yang terdiri dari 6 kantor. Kantor administrasi yang terdiri dari dua lantai dengan luas 270 m² dalam keadaan baik, kantor bengkel dengan luas 250 m² dalam keadaan baik, kantor KP dengan luas 30 m², kantor BLPPMHP dengan luas 250 m², kantor P2SDKP dengan luas 304 m², dan kantor LPSDKP dengan luas 1.274 m². Semua fasilitas kantor dalam keadaan baik.

j. Transportasi

PPS Bungus memiliki transportasi yang dikhususkan untuk keperluan dinas oleh pegawainya berupa 10 unit kendaraan roda empat yang semuanya dalam kondisi baik, lalu 5 unit kendaraan roda dua dimana kendaraan roda dua tersebut dalam keadaan yang baik.

34 k. Jalan

Fasilitas penghubung ini terdiri dari jalan utama yang menghubungkan PPS Bungus dengan lalu lintas utama yang dijadikan sebagai jalan pendistribusian hasil produksi di PPS Bungus. Jalan utama untuk keluar masuk memiliki luas 6.220 m². Jalan komplek seluas 464 m² dan selanjutnya ada jalan lingkungan seluas 875 m².

4 KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN

Dokumen terkait