BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.3. Fase Perancangan Konseptual dan Analitis
3.3.2. Fase Analitis
3.3.2.2. Kamus Data
Kamus data dapat didefinisikan sebagai uraian detail tentang
data/informasi yang ada di DAD untuk kepentingan implementasi program.
Kamus data sangat bermanfaat dalam memberikan sarana yang terstruktur
untuk memperinci data dengan detail. Kamus data berfungsi untuk
merumuskan data menjadi lebih sistematis.
Kamus data yang terdapat dalam Sistem Pendukung Pengambilan
Keputusan Untuk Menentukan Penjurusan Siswa SMA adalah sebagai berikut:
Legal-char
= {A-Z|a-z|0-9 | |}
Char
= {A-Z|a-z | |}
Numeric
= {0-9}
a)
Kelas
= idKelas + kapasitas
- idKelas
= kelas + titik + paralel
kelas
= [X | XI | XII]
titik
= .
paralel
= {legal-char}
1- kapasitas
= {numeric}
2b)
Potensi Akademik = kodePa + namaPa
- kodePa
= {legal-char}
3- namaPa
= {char}
9c)
Guru
= NIP + namaGuru + sex + agama + golongan
- NIP
= {numeric}
9- namaGuru = {char}
100- sex
= [L | P]
- agama
= {char}
10- golongan = gol + titik + tingkat
gol
= [I | II | III | IV]
titik
= .
d)
Jurusan
= kodeJurs + namaJurs
- kodeJurs
= {legal-char}
2- namaJurs = [IPA | IPS | BHS]
e)
Wali
= idKelas + NIP
- idKelas
= kelas + titik + paralel
kelas
= [X | XI | XII]
titik
= .
paralel
= {legal-char}
1- NIP
= {numeric}
9f)
Tpa
= NIS + kodePa + nilaiTpa
- NIS
= {numeric}
6- kodePa
= {legal-char}
3- nilaiPa
= {numeric}
3g)
Siswa
= NIS + nama + alamat + asalSekolah + tglMasuk + sex +
agama+ jurusan
- NIS
= {numeric}
6- Nama
= {char}
100- Alamat
= {legal-char}
100- asalSekolah = {legal-char}
50- tglMasuk = tanggal + bulan + tahun
tanggal
= [0|1|2|3|...|31]
bulan
= [1|2|3|…|12]
tahun
= {numeric}
4- sex
= [L | P]
- agama
= {char}
10- jurusan
= [IPA | IPS | BHS]
h)
Penempatan = idKelas + NIS + thnAjaran
- idKelas = kelas + titik + paralel
kelas
= [X | XI | XII]
titik
= .
paralel = {legal-char}
1- NIS
= {legal-char}
6- thnAjaran = tahun + garing + tahun
tahun
= {numeric}
4garing
= /
i)
MataPelajaran = kodeMtp + namaMtp + btsTuntas
- kodeMtp
= {legal-char}
7- namaMtp = {legal-char}
28- btsTuntas = {numeric}
2j)
Prasyarat
= kodeMtp + kodeJurs.
- kodeMtp
= {legal-char}
7- kodeJurs
= {legal-char}
2k)
Raport
= NIS + kodeMtp + semester + nilai + status
- NIS
= {numeric}
6- kodeMtp = {legal-char}
7- semester = [1|2|3|4|5|6]
- nilai
= {numeric}
3- status = {char}
9l)
Pilihan
= NIS + kodeJurs + prioritas
- NIS
= {numeric}
6- kodeJurs
= {legal-char}
2- prioritas
= [1|2|3]
m)
Alternatif = NIS + acuan + jurusan
- NIS
= {numeric}
6- Acuan
= [Akademik | Pilihan | Khusus]
- Jurusan
= [IPA | IPS | BHS]
3.4. Fase Perancangan
3.4.1. Manajemen Model
Model yang dipakai dalam sistem ini yaitu model simulasi, sehingga
user dapat mencoba berbagai alternatif solusi yang ditawarkan berdasarkan
input acuan yang dipilih. Dari berbagai alternatif solusi ini, user dapat
melakukan analisa untuk memilih solusi yang sesuai. Pengambilan keputusan
didasarkan pada hasil pengolahan informasi dengan menggunakan model-
model pengambilan keputusan.
Sebelum memasuki tahap penjurusan, maka data nilai dari tiap mata
pelajarannya akan dihitung nilai akhirnya (NA). Nilai Akhir (NA) adalah nilai
rata-rata dari nilai raport kelas X pada semester 1 dan semester 2 dengan
rumus :
2NR2
NR1
NA
Dimana :
NA
= Nilai Akhir
NR1
= Nilai Raport Semester 1
NR2
= Nilai Raport Semester 2
Dalam pemodelan ini, data nilai, data pilihan, dan data TPA akan
diolah sehingga dapat menghasilkan data penjurusan final berdasarkan acuan
yang digunakan.
Pemodelan dalam sistem ini meliputi :
1.
Penjurusan Acuan Akademik
Dalam penjurusan acuan akademik ini, Nilai Akhir dari tiap mata pelajaran
prasyarat penjurusan selanjutnya akan dinyatakan dalam rata-rata atau
Mean ().
Pada acuan ini akan dipakai ketentuan sebagai berikut:
a.
Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Untuk dapat diterima dijurusan IPA, maka tiap mata pelajaran :
(1) Matematika; (2) Fisika; (3) Kimia; (4) Biologi dengan Nilai Akhir
(NA) minimal harus sama dengan batas minimal ketuntasan tanpa
melaksanakan remidial. NA dari tiap mata pelajaran dalam kriteria
penjurusan acuan akademik ini selanjutnya akan dinyatakan dalam
rata-rata atau Mean IPA ((IPA)), yang perhitungannya ditunjukkan
dalam rumus berikut:
(IPA) =
4
))
NA(Biologi
NA(Kimia)
NA(Fisika)
tika)
(NA(Matema
b.
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Untuk dapat diterima dijurusan IPS, maka tiap mata pelajaran :
(1) Geografi; (2) Ekonomi; (3) Sejarah; (4) Sosiologi dengan Nilai
Akhi (NA) minimal harus sama dengan batas minimal ketuntasan
tanpa melaksanakan remidial. NA dari tiap mata pelajaran dalam
kriteria penjurusan acuan akademik ini selanjutnya akan dinyatakan
dalam rata-rata atau Mean IPS ((IPS)), yang perhitungannya
ditunjukkan dalam rumus berikut:
(IPS) =
4
gi))
NA(Sosiolo
)
NA(Sejarah
)
NA(Ekonomi
fi)
(NA(Geogra
c. Jurusan Bahasa (BHS)
Untuk dapat diterima dijurusan Bahasa (BHS), maka tiap mata
pelajaran : (1) Bahasa dan Sastra Indonesia; (2) Bahasa Inggris dengan
Nilai Akhir (NA) minimal harus sama dengan batas minimal
ketuntasan tanpa melaksanakan remidial. NA dari tiap mata pelajaran
dalam kriteria penjurusan acuan akademik ini selanjutnya akan
dinyatakan dalam rata-rata atau Mean ((BHS)), yang
perhitungannya ditunjukkan dalam rumus berikut:
(BHS) =
2
)
Indonesia)
NA(Bahasa
Inggris)
(NA(Bahasa
Untuk menentukan penjurusan pada acuan ini, maka akan dipilih nilai mean
yang paling dominan/menonjol dari
(IPA),
(IPS), dan
(BHS). Pada
penjurusan acuan akademik akan dipakai ketentuan sebagai berikut:
a)
Jika (IPA) > =(IPS), maka :
-
Jika (IPA) > =(BHS), maka jurusan IPA.
-
Jika (IPA) < (BHS), maka jurusan BHS.
b)
Jika (IPA) < (IPS), maka :
-
Jika (IPS) > = (BHS), maka jurusan IPS.
-
Jika (IPS) < (BHS), maka jurusan BHS.
2.
Penjurusan Acuan Pilihan
Pada acuan ini akan dipakai ketentuan sebagai berikut :
- Dari pilihan siswa yaitu : prioritas 1, prioritas 2, dan prioritas 3 akan
diseleksi berdasarkan prioritas.
- Dari pilihan siswa ini, maka sistem akan memproses apakah pilihannya
memenuhi minimal batas tuntas tanpa melaksanakan remidi untuk mata
mata pelajaran yang dipakai dalam kriteria penjurusan. Jika memenuhi,
maka siswa tersebut diterima pada jurusan yang sesuai dengan
pilihannya.
- Jika telah diterima pada suatu pilihan, maka proses berhenti.
- Jika tidak diterima pada suatu pilihan, maka proses pindah ke pilihan
pada prioritas berikutnya.
3.
Penjurusan Acuan Khusus
Pada acuan khusus ini biasanya pihak sekolah menggunakan data test
potensi akademik/tpa. Dari data tpa ini akan diketahui bakat IPA, bakat
IPS, dan bakat BHS.
Ketentuan penjurusan pada acuan khusus, yaitu :
a)
Jika bakat IPA > = bakat IPS, maka :
- Jika bakat IPA > = bakat BHS, maka seleksi untuk mata pelajaran
: (1) Matematika; (2) Fisika; (3) Kimia; (4) Biologi dengan Nilai
Akhir (NA) minimal harus sama dengan batas minimal ketuntasan
tanpa melaksanakan remidial. Jika hal ini terpenuhi, maka diterima
di jurusan IPA.
- Jika bakat IPA < bakat BHS, maka seleksi untuk mata pelajaran :
(1) Bahasa dan Sastra Indonesia; (2) Bahasa Inggris dengan Nilai
Akhir (NA) minimal harus sama dengan batas minimal ketuntasan
tanpa melaksanakan remidial. Jika hal ini terpenuhi, maka diterima
di jurusan BHS.
b)
Jika bakat IPA < bakat IPS, maka :
- Jika bakat IPS > = bakat BHS, maka seleksi untuk mata pelajaran :
(1) Geografi; (2) Ekonomi; (3) Sejarah; (4) Sosiologi dengan Nilai
Akhir (NA) minimal harus sama dengan batas minimal ketuntasan
tanpa melaksanakan remidial. Jika hal ini terpenuhi, maka diterima
di jurusan IPS.
- Jika bakat IPS < bakat BHS, maka seleksi untuk mata pelajaran :
(1) Bahasa dan Sastra Indonesia; (2) Bahasa Inggris dengan Nilai
Akhir (NA) minimal harus sama dengan batas minimal ketuntasan
tanpa melaksanakan remidial. Jika hal ini terpenuhi, maka diterima
di jurusan BHS.
3.4.2. Manajemen Data
Data merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi
pengambilan keputusan, sehingga dalam membangun sebuah sistem
diperlukan data yang sangat akurat. Data-data tersebut saling berkaitan antara
satu sama lainnya. Maka dari itu data perlu dikelola dalam sebuah basis data.
Untuk perancangan basis data dalam SPPK Untuk Menentukan
Penjurusan Siswa ini melibatkan beberapa entitas. Untuk melihat keterkaitan
dan relasi antar entitas pembentuk sistem dapat dilihat dalam gambar 3.5.
Basis Data dibangun melalui beberapa tahap, yaitu:
1.
Tahap Perancangan Logika
Dalam tahap perancangan logika selalu mengacu pada diagram relasi
entitas, yang selanjutnya ditransformasilan ke dalam bentuk model data
logika. Berdasarkan diagram ER, maka perancangan dalam bentuk
tabelnya sebagai berikut :
a.
Representasi Entitas
Berdasarkan entitas murni yang bukan merupakan hasil relasi, maka
dapat disusun rancangan tabel sebagai berikut:
- Potensi Akademik(kodePa, namaPa).
- Guru(NIP, namaGuru, sex, agama, golongan).
- Jurusan(kodeJurs,namaJurs).
b.
Representasi Relasi
Setiap relasi dalam diagram relasi entitas harus direpresentasikan ke
dalam model relasional. Berdasarkan diagram relasi entitas pada
gambar 3.5 didapat relasi sebagai berikut:
- Siswa(NIS, nama, alamat, asalSekolah, tglMasuk, sex, agama,
jurusan, idKelas, thnAjaran).
- Kelas(idKelas, kapasitas, NIP ).
- Matapelajaran(kodeMtp, namaMtp, btsTuntas, kodeJurs).
- Tpa(NIS, kodePa, nilaiPa).
Tpa merupakan representasi dari relasi mengikuti test.
- Pilihan(NIS, kodeJurs, prioritas, acuan, jurusan)
Pilihan merupakan representasi dari relasi memilih.
- Raport(NIS, kodeMtp, semester, nilai, status)
Raport merupakan representasi dari relasi mempelajari.
2.
Normalisasi Relasi
Normalisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi struktur data
yang kompleks menjadi struktur data yang lebih sederhana dan stabil.
Normalisasi bertujuan untuk memperoleh struktur basis data yang lebih
efisien, sehingga anomaly/kesalahan dalam proses update data dapat
dihindari. Suatu tabel yang telah ternormalisasi dengan baik akan
memudahkan dalam pengaksesan data. Proses normalisasi dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
a)
Bentuk Normal Pertama ( 1NF )
Suatu relasi berada dalam bentuk normal pertama jika relasi tersebut
tidak mengandung repeating group. Jika terdapat repeating group,
maka repeating tersebut harus dihilangkan sehingga diperoleh relasi
1NF. Berdasarkan karakteristik ini, maka representasi tabel entitas dan
relasi tersebut sudah memenuhi bentuk 1NF.
b)
Bentuk Normal Kedua ( 2NF )
Suatu relasi berada dalam bentuk normal kedua jika dan hanya jika
memenuhi:
- relasi tersebut sudah berada dalam bentuk 1NF.
- setiap atribut bukan kunci tergantung sepenuhnya pada kunci
primer
Sehingga tidak ada ketergantungan fungsional parsial/sebagian
(Partial function dependency) dalam relasi tersebut.
Ketergantungan partial terjadi jika satu atau lebih atribut bukan
kunci tergantung hanya sebagian pada kunci primernya.
Tabel yang telah merupakan bentuk 2NF, yaitu:
-
Potensi Akademik(kodePa, namaPa).
-
Guru(NIP, namaGuru, sex, agama, golongan).
-
Jurusan(kodeJurs,namaJurs).
- Tpa(NIS, kodePa, nilaiPa).
Tabel hasil relasi seperti siswa, matapelajaran, jurusan, dan raport
belum merupakan bentuk 2NF, karena dalam tabel ini masih memuat
atribut bukan kunci yang tergantung hanya sebagian pada kunci
primernya. Berikut ini akan dijelaskan ketergantungan antar atribut:
- Siswa(NIS, nama, alamat, asalSekolah, tglMasuk, sex, agama,
jurusan, idKelas, thnAjaran)
NIS nama, alamat, asalSekolah, tglMasuk, sex, agama, jurusan
NIS, idKelas thnAjaran
Agar relasi menjadi bentuk normal kedua(2NF), maka relasi harus
dipecah menjadi :
Siswa(NIS, nama, alamat, asalSekolah, tglMasuk, sex, agama,
jurusan)
Penempatan(NIS, idKelas, thnAjaran)
- Kelas(idKelas, kapasitas, NIP)
idKelas kapasitas
Agar relasi menjadi bentuk normal kedua(2NF), maka relasi harus
dipecah menjadi :
Kelas(idKelas, kapasitas)
Wali(idKelas, NIP)
- Matapelajaran(kodeMtp, namaMtp, btsTuntas, kodeJurs)
kodeMtp namaMtp, btsTuntas
Agar relasi menjadi bentuk normal kedua(2NF), maka relasi harus
dipecah menjadi :
Matapelajaran(kodeMtp, namaMtp, btsTuntas)
Prasyarat(kodeMtp, kodeJurs)
- Raport(NIS, kodeMtp, semester, nilai, status)
NIS, kodeMtp, semester nilai, status
Raport(NIS, kodeMtp, semester, nilai, status)
- Pilihan(NIS, kodeJurs, prioritas, acuan, jurusan)
NIS, kodeJurs prioritas
NIS, acuan jurusan
Agar relasi menjadi bentuk normal kedua(2NF), maka relasi harus
dipecah menjadi :
Pilihan(NIS, kodeJurs, prioritas)
Alternatif(NIS, acuan , jurusan)
c)
Bentuk Normal Ketiga ( 3NF )
Suatu relasi berada dalam bentuk normal ketiga jika dan hanya jika
memenuhi:
- relasi tersebut sudah berada dalam bentuk 2NF.
- relasi tersebut tidak mengandung ketergantungan transitif
Ketergantungan transitif adalah ketergantungan fungsional antara
dua atau lebih atribut bukan kunci dalam suatu relasi.
Tabel yang memenuhi bentuk normal ketiga(3NF), yaitu :
- Kelas(idKelas, kapasitas).
- Potensi Akademik(kodePa, namaPa).
- Guru(NIP, namaGuru, sex, agama, golongan).
- Jurusan(kodeJurs,namaJurs).
- Wali(idKelas, NIP).
- Tpa(NIS, kodePa, nilaiPa).
- Siswa(NIS, nama, alamat, asalSekolah, tglMasuk, sex, agama,
jurusan).
- Penempatan(NIS, idKelas, thnAjaran).
- Matapelajaran(kodeMtp, namaMtp, btsTuntas).
- Prasyarat(kodeMtp, kodeJurs).
- Raport(NIS, kodeMtp, semester, nilai, status).
- Pilihan(NIS, kodeJurs, prioritas).
3.
Tahap Perancangan Fisik
Tabel-tabel yang telah ternormalisasi selanjutnya akan diimplementasikan
dalam tabel-tabel di database MySQL server 5.0.18. Dalam manajemen
databasenya akan dipakai MySQL Front 2.5. Sedangkan untuk
pemrograman databasenya akan diimplementasikan dengan menggunakan
Microsoft Visual Basic 6.0. Dalam pembuatan laporannya akan
diimplementasikan dengan menggunakan Cystal Report 8.5. Untuk
implementasinya akan dibahas dalam BAB IV.
3.4.3. Manajemen Dialog
Dengan manajemen dialog ini memungkinkan user berkomunikasi dan
memberi perintah pada SPPK. User interface merupakan komponen yang
sangat penting untuk menunjang keberhasilan dari SPPK. Menu utama dalam
SPPK Untuk Menentukan Penjurusan Siswa SMA ini terdiri dari 7 menu,
yaitu menu Siswa, Bagian Administrasi, Wali Kelas, Bagian Akademik,
Manajemen User, Help, dan Log Out. Menu utama dalam SPPK yang akan
dibangun ini ditunjukkan dalam gambar 3.6 berikut ini:
3.4.3.1. Menu Siswa
Dalam menu Siswa terdapat submenu :
1. Data Pilihan
Form Data Pilihan digunakan untuk memasukkan data pilihan jurusan dari
siswa yang bersangkutan. Rancangan form Data Pilihan ditunjukkan
dalam gambar 3.7.
2.
Print Data
Submenu Print Data dalam menu Siswa berisi data yang dapat diakses
oleh siswa yang meliputi biodata siswa, data nilai Test Potensi Akademik,
data nilai raport, dan data pilihan jurusan dari siswa yang bersangkutan.
3.
Hasil Seleksi Penjurusan
Form Hasil Seleksi Penjurusan dalam menu Siswa digunakan untuk
mencetak data hasil seleksi penjurusan.
Dalam dokumen
Sistem pendukung pengambilan keputusan untuk menentukan penjurusan siswa sekolah menengah atas.
(Halaman 65-84)