• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kapasitas Kelembagaan Daerah:

Dalam dokumen Bab.6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 37-45)

 Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;

 Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di Kota Medan dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

6.2.3 Analisa Permasalahan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pada dasarnya, permasalahan teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan juga adalah masalah pada Sub Bidang Perumahan dan Permukiman dan Sub Bidang lain. Sehingga analisis pada Sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan akan fokus pada masalah perencanaan dan pemberdayaan saja. Identifikasi terhadap berbagai kondisi dan permasalahan yang telah dijelaskan diatas selanjutnya dapat dianalisis melalui analisis SWOT.

Peluang Ancaman

1. Kawasan Metropolitan Mebidang sebagai kawasan tertentu yang memiliki nilai strategis dan memberikan efek besar kepada tiga pertumbuhan bangsa yakni Indonesia, Malaysia dan Thailand growth triangle (MIT-GT) khusunya penataan perumahan dan permukiman 2. Ada rencana pengembangan rumah

susun pada kawasan-kawasan yang memiliki kepadatan penduduk sangat tinggi

3. Ada rencana pengaturan kembali struktur pelayanan fasilitas sosial dan prasarana dasar lingkungan perumahan di Kota Medan yang sudah berkembang 4. Penanganan permukiman padat dan

1. Backlog terjadi akrena Harga rumah dan tingkat kredit bunga yang tinggi, dipengaruhi oleh permitaan akan rumah dan harga rumah tinggi akan cenderung terjadi penundaan atau pembatalan terhadap pembelian rumah

2. Kondisi pereknomian nasional, baik atau buruknya perekonomian nasional memberikan dampak luas pada permintaan rumah

3. Kondisi perekonomian keluarga yang mempengaruhi daya beli masyarakat akan rumah

4. Tidak jelasnya peraturan perundang-undang-undangan dalam

backlog yang ada di Kota Medan

5. Adanya rencana pengembangan perumahan dan permukiman di tempat yang baru yaitu di daerah Kecamatan Medan Labuhan Kelurahan Kampung, Kawasan Medan Utara dan Kecamatan Medan Tuntungan, Kawasan Medan Selatan

6. Terdapat bagian kota yang belum terbangun secara terstruktur dan miliki kesempatan pembangunan yang terkonsep dalam satu konsep pengembangan yaitu Kasiba dan Lisiba 7. Pemerintah mulai melembagakan kredit

pemilik rumah (KPR) Syariah Bersubsidi, terdapatnya program P2KP dalam mengurangi kemiskinan kota

Potensi  Strategi Meraih Peluang dan

Meningkatkan Potensi

 Stategi mengantisipasi Ancaman dan meningkatkan potensi

1. Kota Medan telah ditetapkan di dalam rencana tata ruang wilayah nasional (RTRWN) dan rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP) Sumatera Utara sebagai pusat kegiatan nasional (PKN)

2. Jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2008 sebanyak 2.102.105 jiwa dengan Laju pertumbuhan penduduk Kota Medan sebesar 1,31% memiliki potensi pertambahan penduduk pada tahun 2028

3. Pelaksanaan program ALADIN (Perbaikan atap, Lantai, dan Dinding) melalui Badan Keluarga Berencana ( KB) yang pada tahap pertama dimulai tahun 2007

4. Perumahan di Kota Medan menurut Podes berjumlah 234.170 tersebar di Kota Medan Selatan, Kota Medan Bagian Tengah dan Kawasan Medan Pusat

5. Terdapanya iklim investasi yang sangat bgus sehingga banyaknya Investor yang menanamkan modal ke Kota Medan dalam sektor industri, perdagangan dan jasa.

6. Meningkatnya luas lingkungan permukiman kumuh pada tahun 2009 telah mencapai sekitar 626.6 ha, yang nantinya akan menimbulkan penurunan kulitas hidup dan bencana kebakaran

Penggalian sumber-sumber pembiayaan untuk peningkatan pembangunan permukiman dan infrastruktur

Pengembangan kelembagaan

pembangunan Permukiman Melestarikan lingkungan perumahan

lama yang mempunyai karakter khusus (Kawasan lindung cagar budaya) dari alih fungsi perubahan fisik bangunan

Pembangunan permukiman yang belum

terbangun secara terstruktur dengan Penyediaan lahan matang (Kawasan Siap Bangun, Lingkungan Siap Bangun, Kapling Siap Bangun).

Penyediaan lahan siap bangun oleh pemerintah swasta dan masyarakat. Penyederhanaan mekanisme perijinan,

sertifikasi hak atas tanah, standarisasi penilaian kredit, dokumentasi kredit, dan pengkajian ulang peraturan terkait.

 Penyediaan PSU perumahan dan permukiman dan RTH yang memadai, baik berupa PSU kawasan dan RTH untuk mendukung pembangunan rumah layak huni (mahyuni) dan Rusuna yang terdiri dari kawasan skala besar dan kawasan non skala besar serta PSU swadaya baik dalam bentuk bantuan sosial PSU swadaya maupun PSU komunal;

 Meremajakan, merehabilitasi dan merevitalisasi lingkungan yang menurun kualitasnya diupayakan dikembangkan menjadi rumah susun sederhana sewa lengkap dengan sarana dan prasarana lingkungannya.  Membentuk kawasan permukiman

yang layak dan nyaman melalui pengaturan pengembangan lokasi baru dengan kecenderungan ke a rah timur dan barat.

 Mendorong pengembangan perumahan di wilayah Medan Utara dengan pola Kasiba dan Lisiba  Penertiban dan pengendalian

lahan-lahan tidur untuk dikembangkan sebagai lahan perumahan  Pengendalian pengembangan

perumahan

Masalah

1. Masalah Penyediaan Perumahan dan Penataan Lingkungan Permukiman : - Masih rendahnya penyediaan

rumah yang layak huni - Masih terdapatnya kawasan

permukiman yang belum tertata secara baik

2. Masalah Penyediaan Kebutuhan

Strategi menarik peluang dan Pengentasan Masalah

Pemenuhan kebutuhan rumah dalam

menangani permasalah backlog yang ada di Kota Medan.

a. Mendorong ketersediaan perumahan layak huni terutama bagi kelompok masyarat menengah kebawah dan miskin

b. Mengembangkan perumahan secara

Strategi Mengantisipasi Ancaman dan mengatasi Masalah

Penanganan permukiman padat dan

kumuh Tipologi

a. permukiman padat dan kumuh nelayan

b. permukiman padat dan kumuh bantaran sungai

c. permukiman padat dan kumuh di pusat kota (Daerah CBD)

Sarana Prasarana Permukiman : - Rendahnya prasarana dan sarana

lingkungan perumahan

- Prasarana permukiman juga masih kurang secara kualitas

3. Kurangnya akses kelembagaan yang sama bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan rumah yang layak.

4. Belum mantapnya pelayanan penyedian perumahan khususnya bagi kelompok masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah

5. Perumahan semi permanen berdasarkan Podes berjumlah 80.736 yang banyak tersebar di Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Merelan, Medan Belawan, Medan Timur, Medan Barat, Medan Johor, dan Medan Selayang 6. Terdapat Pembangunan kota yang

belum terbangun secara terstruktur dalam satu konsep pengembangan seperti Kasiba dan Lisiba

vertikal (Rusun) untuk wilayah kecamatan atau kawasan yang padat penduduk dengan memperhatikan ketersediaan prasarana yang ada c. Pengembangan rumah khusus,

termasuk rumah industri (flat), rumah perdagangan (ruko), rumah kantor (rukan), rumah karyawan dan sebagainya.

d. Pengembangan perumahan dengan melibatkan Perumnas, REI dan swasta e. Pengembangan perumahan dengan

melibatkan peran serta masyarakat

Pemindahan lokasi pemukiman kumuh

yang terletak di bantaran sungai, kawasan mangrove, rencana pengembangan kawasan industry, rencana pengembangan pelabuhan internasional Belawan.

Membatasi luas lantai bangunan perumahan yang diperbolehkan untuk kegiatan usaha dengan menyediakan prasarana yang memadai terutama parkir dan ruang terbuka hijau

Pengalihan lokasi hunian campuran yang terletak di pusat kota secara berangsur-angsur.

Sumber : Analisis dari SPPIP Kota Medan 2010

6.2.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Sesuai dengan arahan dan kebijakan penataan bangunan dan lingkungan Ditjen Cipta Karya adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan ingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Adapun program-program Penataan Bangunan dan Lingkungan terdiri dari:

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.

Kriteria dan kesiapan (Readiness Criteria) yang dibutuhkan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah direncakan adalah mencakup antara lain : rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaankegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset setelah infrastruktur dibangun.

Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah: 1. Fasilitasi RanPerda Bangunan Gedung

Kriteria Khusus:

 Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan Gedung;  Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG

2. Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas

Kriteria Khusus:

 Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Perkotaan;

 Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada PJM Pronangkis-nya;  Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

3. Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

Kriteria Lokasi :

 Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;  Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;

 Kawasan yang dilestarikan/heritage;  Kawasan rawan bencana;

 Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business district);  Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;

 Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;  Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.

4. Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Permukiman Tradisional/Bersejarah.

Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan termasuk elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.

Kriteria Umum:

 Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi perencanaan RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;

 Turunan dari Tata Ruangatau masuk dlm skenario pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);

 Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

5. Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan

Kriteria Khusus :

 Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;  Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas;  Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;

 Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

6. Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak RuangTerbuka Hijau

Kriteria Khusus :

 Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);

 Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20% dari luas wilayah kota;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

7. Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional Bersejarah

Kriteria Khusus :

 Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat (kota/kabupaten);

 Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan estetis;  Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

8. Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK)

Kriteria:

 Ada Perda Bangunan Gedung;

 Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;

 Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi

 Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg Tata Ruang;  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

9. Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman Tradisional/Gedung Bersejarah

Kriteria:

 Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman Tradisional-Bersejarah;  Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;

 Ada DDUB;

 Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran;

 Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

10. Dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran

Kriteria:

 Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal SK/peraturan bupati/walikota);

 Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan dengan DPRD);  Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;

 Ada lahan yg disediakan Pemda;

 Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

 Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan;

 Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat peribadatan, terminal, stasiun, bandara);

 Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas sosial masyarakat (taman, alun-alun);

 Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

6.2.5. Usulan dan Prioritas Program

Usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk Kota Medan selanjutnya dapat dirangkum dalam tsatu tabel yang disusun berdasarkan program dan kegiatan menurut output, indikator output, dan rincian kegiatan yang disesuaikan dengan Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sektor PBL. Usulan pendanaan dirinci menurut sumber-sumber pembiayaan dari APBN, APBD provinsi dan daerah ataupun sumber lain yang telah dipersyaratkan serta alokasi tahun pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu selama lima tahun ke depan.

Khusus untuk penataan lingkungan permukiman, sudah dicakup oleh Sub Bidang Pengembangan Permukiman. Oleh karena itu usulan program bersifat non teknis dan mengingat sejumlah keterbatasan Pemerintah Kota Medan, maka usulan program akan meliputi:

1. Program Perencanaan

a. Penyusunan RTBL Kota Medan

b. Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan

c. Penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana

a. Pemeliharaan Bangunan Pemerintah Kota Medan b. Pemeliharaan Bangunan Bersejarah Kota Medan c. Pembangunan Hydran umum

d. Pembangunan reservoar air ukuran 14 ton

e. Peningkatan Prasarana dan Sarana Penataan dan Revitalisasi Kawasan f. Pemeliharaan RTH

g. Dukungan Prasarana dan Sarana RTH

3. Program Pengembangan Sistem Penataan Bangunan dan Lingkungan a. Pelaksanaan Penataan Kawasan Tradisional dan Bersejarah

4. Program Sosialisasi dan Pemberdayaan a. Deseminasi PERDA Bangunan Gedung

b. Pelatihan Teknisi Pendata Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) c. Pelatihan Teknis Keselamatan Gedung

d. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pemeliharaan Prasarana dan Sarana P2K e. Pendampingan pelaksanaan aksesibilitas bangunan gedung

No Sektor Rincian Kegiatan Lokasi Vol Tahun

Sumber Pembiayaan (Rp) Termuat pada Dokumen RIS

APBN APBD

Swasta Masy CSR SPPIP RPKPP RTBL SSK RISPAM

Rpm PHLN Provinsi Kab/Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 4 Penataan Bangunan dan Lingkungan

Penyusunan RTBL Kota Medan Kota Medan 5 Paket 2015-2019 2.000.000

Penyusunan Rencana Tindak

Penataan dan Revitalisasi Kawasan Kota Medan 1 Paket 2016 400.000

Penyusunan Rencana Tindak Sistem

Ruang Terbuka Hijau Kota Medan 1 Paket 2016 400.000

Penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional

Kota Medan 1 Paket 2017 400.000

Pedestrian dan Koridor Jalan Kesawan,

Walikota

Pembangunan Hydran umum Kota Medan 83 Titik 2015-2019 6.225.000

Dukungan Prasarana dan Sarana RTH 21

Kecamatan 21 Paket 2015-2019 12.000.000

6.3. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM) 6.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:

1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025

3. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi :

 Unit air baku,  Unit produksi,  Unit distribusi,  Unit pelayanan, dan  Unit pengelolaan.

Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi:  Sumur dangkal,

 Sumur pompa tangan,  Bak penampungan air hujan,  Terminal air,

 Mobil tangki air,

 Instalasi air kemasan, atau  Bangunan perlindungan mata air

Berdasarkan program kerja yang disusun PDAM Tirtanadi diketahui, pelayanan yang ingin dikembangkan dalam pembangunan air minum hingga akhir tahun 2019 adalah pelayanan air minum yang berkualitas, efisien, dengan harga terjangkau, menjangkau semua lapisan masyarakat, dan berkelanjutan yang akan dilaksanakan melalui kebijakan sebagai berikut :

1. Menciptakan kesadaran seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) terhadap pentingnya peningkatan pelayanan air minum dalam pengembangan sumber daya manusia dan produktivitas kerja.

2. Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) diluar PDAM Tirtanadi untuk turut berperan serta secara aktif dalam memberikan pelayanan air minum melalui kemitraan Pemerintah-swasta (public-private-partnership).

3. Mendorong peningkatan kinerja pengelola air minum melalui peningkatan kapasitas kelembagaan dan revisi peraturan yang mengatur air minum di Kota Medan.

4. Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola pelayanan air minum melalui uji kompetensi, pendidikan dan pelatihan.

5. Berkoordinasi mengurangi tingkat kebocoran pelayanan air minum hingga mencapai ambang batas normal sebesar 20% hingga akhir tahun 2019.

6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

6.3.2.1. Isu Strategis Pengembangan SPAM

Secara umum rumusan isu-isu strategis dan permasalahan yang mendesak dalam Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Medan adalah :

1. Pemerataan pelayanan air bersih ke seluruh bagian wilayah dengan pelayanan utama melalui jaringan pipa distribusi air minum.

2. Mempertahankan keseimbangan kebutuhan air bersih antara kapasitas air bersih dengan jumlah konsumen.

3. Tingkat Kebocoran /Kehilangan Air Masih Tinggi terhadap keseluruhan Kota Medan. 4. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap perlunya perilaku hidup bersih dan sehat, 5. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengelolaan air minum

6. mewujudkan Pengembangan kelembagaan yang terkait dengan pembangunan air minum untuk sistem kelembagaan dan tata laksana pembangunan air bersih yang efektif

6.3.2.2. Kondisi Eksisting

Dalam dokumen Bab.6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 37-45)

Dokumen terkait