• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

Dalam dokumen Bab.6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 82-85)

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Air Limbah Pemukiman Masalah umum pada sarana air limbah sekarang adalah:

6.4.1.5. Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

Sesuai dengan dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Medan, kegiatan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah di Kota Medan yang diusulkan, antara lain:

1. Rencana Induk (Master Plan) Sistem Pengembangan Air Limbah.

2. Pengembangan sanitasi lingkungan yang berbasis masyarakat, yang diharapkan masyarakat turut berperan aktif dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan.

3. Peningkatan sarana sanitasi yang menggunakan sistem pengolahan air limbah setempat (on-site) baik secara individu maupun komunal.

Selain itu direncanakan juga program sosialisasi tentang air limbah kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan bagi kesehatan warga dan penyediaan sarana dan prasarana sanitasi pada lingkungan padat penduduk. Program pengadaan penyediaan sarana truk penyedot tinja juga di usulkan mengingat pentingnya mengatasi permasalahan air limbah khususnya pada lingkungan-lingkungan yang membutuhkan seperti rumah sakit, pasar, perumahan dan permukiman penduduk yang padat. Kriteria lokasi yang ditetapkan yaitu:

 Kawasan rawan sanitasi (padat, kumuh, dan miskin) di perkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas);

 Kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.

Terkait RPI2-JM Bidang Cipta Karya Sektor PLP sub sektor Air Limbah, penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket proyek/program yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagi berikut :

1. Pembangunan pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT);

2. Pembangunan sistem perpipaan air limbah sederhana komunitas berbasis masyarakat (khusus bagi kawasan kumuh dan padat);

3. Pembangunan pengelolaan air limbah sistem terpusat (IPAL); 4. Operasi dan pemeliharaan;

5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah;

6. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan pemeliharaan sarana yang telah dibangun.

7. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Usulan kegiatan-kegiatan tersebut selanjutnya didampingi dengan penyiapan kelengkapan bagi pelaksanaan kegiatan seperti yang telah ditentukan (rediness criteria) dengan penjelasan sebagai berikut.

A . Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal adalah sebagai berikut:  Kriteria Lokasi

 Kawasan rawan sanitasi (padat, kumuh, dan miskin) di perkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas);

 Lingkup Kegiatan:

 Rekruitmen dan pembiayaan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat;

 Pelatihan TFL secara regional termasuk refreshing/coaching;

 Pengadaan material dan upah kerja untuk pembangunan prasarana air limbah (septic tank komunal, MCK++, IPAL komunal);

 TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan KSM/mandor/tukang dan pemberdayaan masyarakat;

 pembangunan jaringan pipa air limbah dan IPAL untuk kawasan RSH;

 Membangun/rehabilitasi unit IPLT dan peralatannya dalam rangka membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;

 Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat dan pengelolaan Septic Tank;

 Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

 Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dsb.).

 Kriteria Kesiapan:

 Sudah memiliki RPI2JM CK dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

 Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah dibebaskan);

 Sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen lelang (non Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk draft dokumen RKM untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat ;

 Sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota (IPAL RSH);

 Sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola prasarana yang dibangun;  Pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi dan pemeliharaan.  Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal

Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal dipaparkan seperti pada gambar berikut.

Gambar diatas menunjukan pembagian peran antara pemerintah pusat dan pemerintah kota dalam pembangunan infrastruktur pengolahan air limbah sistem setempat (on-site). Peran pemerintah pusat adalah membantu pendanaan fasilitator dan konstruksi PS air limbah skala kawasan, serta membangun IPLT. Sedangkan pemerintah daerah mempunyai peran dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, serta pemberdayaan masyarakat pasca konstruksi. B . Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat (off-site)

Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem terpusat (off-site) skala kota adalah:  Kriteria Lokasi:

 Kota yang telah mempunyai infrastruktur air limbah sistem terpusat (sewerage system) seperti Medan, Parapat, Batam, Cirebon, Manado, Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Denpasar, Balikpapan dan Banjarmasin;

 Kota yang telah menyusun Master Plan Air Limbah serta DED untuk tahun pertama, yang terdiri dari 8 kota yaitu Bandar Lampung, Batam, Bogor, Cimahi, Palembang, Makassar, Surabaya dan Pekanbaru;

 Sasaran kota (pusat kota) besar/metropolitan dengan penduduk 1 juta jiwa.  Lingkup Kegiatan:

 Rehabilitasi unit IPAL dan peralatannya dalam rangka membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;

 Pengadaan/pemasangan pipa utama (main trunk sewer) dan pipa utama sekunder (secondary main trunk sewer) yaitu pengembangan jaringan perpipaan untuk mendukung perluasan kemampuan pelayanannya dalam rangka pemanfaatan kapasitas idle;

 TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan operator IPAL;  Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPAL;

 Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

 Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

 Kriteria Kesiapan:

 Sudah memiliki RPI2JM CKdan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

 Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah dibebaskan), dan disediakan oleh Pemda (±6000 m²);

 Terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen lelang;  Sudah ada institusi yang menerima dan mengelola prasarana yang dibangun;

 Pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk pembangunan pipa lateral & sambungan rumah dan biaya operasi dan pemeliharaan.

 Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah Sistem Terpusat

Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah Sistem Terpusat (off-site) dipaparkan seperti pada gambar berikut.

Gambar 6.21. Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off Site (skala kota)

Dalam dokumen Bab.6 ASPEK TEKNIS PER SEKTOR (Halaman 82-85)

Dokumen terkait