• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Karakter Histologis Daun Semanggi Air (Marsilea crenata)

Pembuatan preparat dan pengamatan melalui mikroskop cahaya memberikan hasil anatomi pada bagian daun, tangkai, batang, dan akar pada tumbuhan semanggi air (Marsilea crenata).

4.2.1. Deskripsi histologis lamina

Daun semanggi air tersusun dari jaringan epidermis, palisade, bunga karang, dan jaringan pengangkut. Di bagian terluar dari daun terdapat epidermis atas. Epidermis tersebut cenderung berbentuk membulat dan memanjang tidak beraturan dan rapat satu sama lain. Epidermis atas ini terdiri dari satu lapis sel dimana epidermis ini berfungsi melindungi jaringan di bagian dalamnya (Sutrian 1992). Permukaan atas dan bawah pada epidermis atas ini tidak sama, dimana pada permukaan bawah lebih luas dibandingkan permukaan atas. Begitu juga apabila dibandingkan antara permukaan atas dengan sampingnya, dimana permukaan atas pada daun lebih luas dibandingkan bagian sampingnya. Penampang melintang daun semanggi air dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Anatomi daun semanggi air (Marsilea crenata); A=stomata; B=epidermis atas; C=jaringan palisade; D=bunga karang; E=epidermis bawah; F=jaringan pembuluh daun

Ketebalan dinding sel sebelah atas hampir sama dengan ketebalan dinding bagian bawah dan bagian samping. Pada lapisan luar epidermis tidak terlihat secara nyata adanya kutikula. Begitu juga dengan kloroplas yang tidak terlihat secara nyata pada epidermis atas. Pada epidermis atas juga terdapat stomata yang berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara. Stomata yang terdapat pada epidermis ini merata dengan permukaan dari epidermis.

Di bawah jaringan epidemis terdapat jaringan palisade yang berbentuk memanjang dari atas ke bawah.. Jaringan palisade pada daun semanggi air hanya terdapat di bagian atas. Keadaan jaringan palisade yang hanya ada di bagian atas saja ini disebut juga dengan bifasial (Sutrian 1992). Jaringan palisade ini tersusun rapat dengan jaringan epidermis dan terdiri dari 2 lapis sel. Pada jaringan palisade terlihat adanya kloroplas yang jumlahnya lebih dari satu. Kloroplas yang ada pada dun berperan dalam proses fotosintesis (Sutrian 1992). Antar jaringan palisade terdapat rongga-rongga yang menyebabkan bentuknya tidak rapat. Rongga-rongga ini biasa disebut dengan ruang interseluler. Ruang interseluler ini berisi udara, sehingga daun semanggi air dapat mengapung di permukaan air. Di bawah jaringan palisade terdapat jaringan bunga karang yang bentuknya tidak beraturan. Volume jejaring bunga karang ini lebih besar dibandingkan jaringan palisade dan mengandung kloroplas. Bunga karang ini tersusun dari jaringan parenkim.

Jaringan pengangkut pada daun terletak di bawah jaringan palisade di sekitar jaringan bunga karang dan epidermis bawah. Jaringan pengangkut ini terdiri dari xilem dan floem. Pada jaringan pengangkut ini floem menutupi xilem secara keseluruhan sehingga membentuk sistem yang konsentris amphikribal. Sel transport pada xilem terang dan dindingya lebih tebal dibandingkan floem. Pada saat dilihat menggunakan mikroskop penyinaran biasa, xilem terlihat lebih berkilau dibandingkan sel epidermis, palisade, dan floem. Hal ini diduga kandungan lignin dan selulosa yang tinggi pada xilem.

Di bagian paling bawah terdapat epidermis bawah, bentuk epidermis bawah ini tidak beraturan dimana ada yang permukaan atasnya lebih luas daripada bawahnya, ada juga yang permukaan bawahnya lebih luas dibandingkan permukaan atasnya. Bagian sampingnya ada yang lebih besar atau juga lebih kecil dibandingkan dengan permukaan atas atau bawah. Ketebalan dinding sel bagian atas, bawah, dan samping tidak berbeda nyata. Pada epidermis bawah tidak terlihat adanya stomata. Hal ini dapat dipengaruhi habitat tumbuhan ini yang berada di air dan bagian bawah daun langsung bersentuhan dengan air (Sutrian 1992).

4.2.2. Deskripsi histologis tangkai

Tangkai pada semanggi air berwarna hijau, berbulu halus, dan tumbuh memanjang. Tangkai pada daun semanggi air tersusun dari jaringan-jaringan epidermis, korteks, aerenchym, dan jaringan pengangkut. Jaringan epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar. Epidermis pada tangkai ini berbentuk bulat tidak teratur dan tersusun rapat satu sama lain. Ukuran permukaan atas dan bawah pada epidermis tersebut tidak sama satu sama lain. Ada yang permukaan atasnya lebih besar ada juga yang permukaan bawahnya lebih besar. Permukaan samping pada epidermis lebih besar dibandingkan permukaan atas dan bawahnya. Jaringan epidermis memiliki ketebalan dinding atas, bawah dan samping memiliki yang perbedaannya tidak terlalu nyata. Kutikula dan kloroplas tidak terlihat pada epidermis. Anatomi tangkai semanggi air dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Anatomi tangkai daun semanggi air (Marsiela crenata); A=epidermis; B=sel parenkim; C=floem; D=trakea xilem;

E=aerenchym; F=ruang interselular

Jaringan parenkim terletak antara epidermis dan silinder vaskuler. Jaringan parenkim pada tangkai berbentuk seperti bintang yang biasa disebut dengan

aerenchym. Aerenchym merupakan jaringan parenkim dimana ruang-ruang antar

selnya cukup besar dan di dalamnya terdapat udara Hal ini menyebabkan tangkai semanggi air dapat mengapung di permukaan air. Jaringan parenkim mengandung kloroplas yang jumlahnya lebih dari satu. Jaringan yang membatasi jaringan

parenkim dari silinder vaskuler adalah endodermis. Jaringan endodermis ini berbentuk lingkaran teratur dan mengelilingi silinder vaskular, sejajar dengan epidermis. Endodermis mengandung kloroplas yang jumlahnya lebih dari satu. Silinder vaskuler atau jaringan pengangkut terletak di sebelah dalam. Silinder vaskuler ini terdiri dari xilem yang dikelilingi floem sehingga membentuk sistem berkas pengangkut konsentris amphikibral. Xilem memiliki ukuran lebih besar dan dinding sel lebih tebal dibandingkan floem. Hal ini dapat dikarenakan kerja xilem dalam hal transportasi air dan zat mineral dari akar ke seluruh jaringan. Di dalam xilem juga terdapat pati yang berfungsi sebagai cadangan makanan tumbuhan. Di dalam tangkai ini sentral parenkim tidak terlihat menggunakan mikroskop cahaya.

4.2.3. Deskripsi histologis batang

Batang semanggi air merupakan organ pertemuan antara akar dengan tangkai. Penampang melintang batang semanggi air menunjukkan letak epidermis di lapisan terluar dan bersifat sebagai pelindung dengan bentuk yang tidak beraturan. Ada yang ukuran permukaan atas dan bawah sama, ada yang bawahnya lebih besar. Begitupula apabila bagian sampingnya kita bandingkan dengan permukaan atas. Ada yang bagian sampingnya lebih besar dibandingkan bagian permukaannya. Epidermis pada batang ini terdiri dari satu lapis dan tersusun rapat. Dinding sel bagian atas, bawah dan samping memilki ketebalan yang tidak terlalu berbeda. Pada epidermis batang tidak terlihat adanya kutikula dan kloroplas.

Jaringan parenkim terletak di sebelah dalam epidermis. Jaringan parenkim bentuknya cenderung membulat tidak beraturan dan tersusun rapat. Jaringan parenkim mengandung kloroplas yang jumlahnya lebih dari satu. Di jaringan parenkim ini banyak terdapat pati. Seperti halnya dengan tangkai di batang juga terdapat rongga-rongga berisi udara yang disebut aerenchym. Setelah jaringan parenkim terdapat endodermis yang berbentuk lingkaran dan mengelilingi silinder vaskuler. Floem terlihat mengelilingi xilem dan membentuk sistem pengangkut konsentri amphikribral. Ukuran xilem pada batang lebih besar dibandingkan dengan ukuran floem. Pada xilem parenkim masih terdapat banyak kandungan pati walau tidak sebanyak di jaringan parenkim. Antar sel pada xilem

dihubungkan dengan mitellamela. Pada sentral parenkim yang terletak di pusat silinder vaskular sentral parenkim terlihat terdiferensiasi menjadi sklerenkim. Anatomi batang semanggi air dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Anatomi batang semanggi air (Marsile crenata); A=epidermis; B=aerenchym; C=ruang interselular; D=korteks; E=floem; F=xilem; G=sentral parenkim

4.2.4. Deskripsi histologis akar

Bagian terluar jaringan semanggi air merupakan jaringan epidermis, jaringan epidermis pada akar biasa disebut dengan rhizodermis. Epidermis pada akar ini memiliki bentuk yang tidak beraturan. Bentuk tidak beraturan pada epidermis dipengaruhi morfologi akar yang berbentuk serabut. Epidermis pada bagian akar sisi samping memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan sisi atas atau bawah. Jaringan epidermis ini terdiri dari satu lapis sel. Pada akar epidermis berdinding tipis dan tidak berkutikula. Ketebalan dinding epidermis pada lapisan atas sama dengan bagian bawah dan samping. Pada epidermis juga tidak terlihat adanya kloroplas. Korteks terletak di sebelah dalam epidermis. Korteks tersusun dari jaringan parenkim. Korteks memiliki bentuk yang tidak beraturan dan satu sama lainnya saling mengunci. Pada korteks terdapat pati dengan jumlah yang tidak beraturan. Di sebelah dalam korteks terdapat endodermis. Endodermis ini terdiri dari satu lapis sel dan membentuk cincin. Endodermis ini tersusun rapat dan menjadi pembatas antara korteks dan jaringan

pengangkut. Pada endodermis ini juga terdapat pati walau jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan batang.

Pada bagian terdalam dari akar terdapat jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut ini terletak di pusat akar yang terdiri dari xilem dan floem. Xilem dan floem berfungsi sebagai sistem pengangkut. Pada akar, floem terletak di luar dan mengelilingi xilem. Hal ini membentuk berkas pengangkut yang konsentrik. Apabila dilihat menggunakan mikroskop xilem terlihat lebih bersinar dibandingkan dengan bagian lainnya. Xilem pada akar memiliki dinding sel yang tebal. Di antara sel-sel yang saling berhubungan itu terdapat mitellamela. Pada akar sentral parenkim tidak terlihat dan didominasi oleh xilem. Anatomi akar semanggi air dapat dilihat pada Gambar 23.

Gambar 23. Anatomi akar semanggi air (Marsilea crenata):A=rhizodermis; B= ruang interselular; C=endodermis; D=floem; E=trakea xilem

Dokumen terkait