• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Keperdataan Leasing dalam Pengaturan Sistem Hukum Perjanjian Menurut KUH PerdataPerjanjian Menurut KUH Perdata

ASAS-ASAS HUKUM PERJANJIAN TERIMPLEMENTASI DALAM PERJANJIAN LEASING INDONESIA

B. Karakter Keperdataan Leasing dalam Pengaturan Sistem Hukum Perjanjian Menurut KUH PerdataPerjanjian Menurut KUH Perdata

Dalam sistem hukum perjanjian menurut KUH Perdata, dikenal perjanjian bernama dan perjanjian tidak bernama. Yang termasuk dalam perjanjian bernama antara lain: iual beli, sewa menyewa pinjam pakai, pinjam meminjam dan lain-lain; sedangkan yang termasuk dalam perjanjian yang muncul di dalam masyarakat yang belum ada pengaturannya di dalam perjanjian bernama. Perjanjian ini timbul dengan landasan asas kebebasan berkontrak dan sifat mengatur (optional law) dari hukum perjanjian itu sendiri.

Salah satu perjanjian yang timbul dan berkembang di luar sistem KUH Perdata adalah perjanjianleasing. Di lihat dari pasal 1319. perjanjianleasing adalah

perjanjian tidak bernama. Perjanjian leasing ini harus tunduk pada ketentuan umum mengenai hukum perjanjian, misalnya syarat-syarat membuat perjanjian harus dipenuhi unsur-unsur dari pasal 1320 KUH Perdata. Namun secara historis, leasing adalah lembaga hukum yang berasal dari negera Amerika Serikat, yang secara etimologi kataleasingberasal dari bahasa to lease berarti sewa menyewa. Selain itu sistem pembayaran dalam perjanjian leasing pada mulanya adalah mencicil sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Berdasarkan alasan tersebut ada para sarjana yang menatakanleasingmemiliki sifat keperdataan dari perjanjian sewa-menyewa.

Sebaliknya sebagian dari sarjana melihat leasing ini dari tujuan perjanjian leasing yaitu untuk mengaiihkan hak kepemilikan dari obyekleasingitu. Di lihat dari sisi ini, para sarjana berpendapat bahwaleasingmemiliki identitas yang sama dengan perjanjian beli sewa(huurkoop).Ada pula yang berpendapatleasingadalah perjanjian hak pakai barang untuk jangka waktu tertentu. Demikian juga muncul pendapat pada hakekatnyaleasingadalah perjanjian kredit(Loan agreement).

Melihat dari keanekaragaman pendapat di atas, sifat keperdataan leasing itu ternyata belum mendapat kejelasan. Hal ini sangat penting untuk diketahui karena masalahnya berkaitan dengan penentuan hukum mana yang dijadikan pedoman jika terhadap perjanjianleasingtimbul perselisihan(conflict)diantara para pihak.

Di dalam praktek, juga masih terdapat kesimpangsiuran terhadap pemahaman lembagaleasing. Ada pihak yang mengatakan leasingidentik dengan beli sewa atau identik dengan perjanjian kredit. Sementara itu pihak lessor yang diwawancarai (80%) mengatakan dengan tegas, bahwa perjanjian leasing bukan perjanjian sewa

menyewa, bukan pula perjanjian beli sewa, juga bukan perjanjian kredit seperti yang berlaku di bank, melainkan perjanjian leasing memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan jenis perjanjian lainnya tidak bernama.62

Berikut ini dipaparkan 2 (dua) contoh model perjanjian leasing yang dibuat olehlessorsebagai berikut: contoh pertama dengan judul perjanjian sewa guna usaha (Finance Lease)dan contoh kedua dengan judul perjanjian guna usaha(Leasing).

Dalam kontrak Finance lease, istilah untuk para pihak dipergunakan istilah pihak yang menyewakan dan pihak penyewa,

Demikian seterusnya istilah-istilah tersebut dipakai dalam pasal-pasal dari syarat-syarat perjanjian dapat diambil kesimpulan bahwa masih adalessoryang tidak konsisten dalam penggunaan konsep-konsep dalam leasing, sehingga dapat ditafsirkanleasingitu merupakan perjanjian sewa menyewa.

Pihak lessor seharusnya dalam setiap kontrak leasing menggunakan istilah lessordanlesseebukan pihak yang menyewakan dan pihak penyewa. Demikian juga istilahlessordanlesseeharus dipakai dalam syarat-syarat perjanjianleasing.

Selain itu, terdapat ciri khas dalam perjanjian leasing yang tidak dimiliki oleh jenis perjanjian lainnya yaitu adanya pencantuman hak opsi (opticrecht) yaitu hak yang diberikan lessor kepada lessee untuk memperpaniang jangka waktu leasing atau memutuskan perjanjianleasingatau membeli barang modal dengan harga yang sudah ditentukan. Di kontrakfinance lease, hak opsi ditentukan dengan dua alternatif yaitu opsi untuk membeli barang modal atau memperpanjang jangka waktuleasing.

Berikut ini dikutip pasal yang mengatur tentang hak opsi dalam jenis kontrak finance leasesebagai berikut:

1. Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, lessee harus mengajukan permohonan tertulis kepada lessor bahwa lessee akan melaksanakan opsi untuk membeli peralatan sewa guna dimaksud. Setelah pelunasan yang tepat dan sebagaimana mestinya oleh lessee atas semua jumlah uang yang terhutang oleh lessee kepada lessor berdasarkan serta syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan ini, dan setelah berakhimya masa sewa guna usaha, lessee berhak untuk melaksanakan opsi untuk membeli peralatan dengan pembayaran tunai dengan harga yang sekurang-kurangnya jaminan dan/atau nilai sisa.

2. Setelah pembayaran sejumlah uang yang dimaksud pada angka 1, lessee memperoleh hak milik atas peralatan.

3. Dalam hal sebelum berakhirya jangka waktu sewa guna usaha, lessee mengajukan permintaan tertulis kepada lessoruntuk memperpanjang masa sewa guna usaha, dan dengan ketentuan bahwa tidak ada dan tidak akan ada kejadian kelalaian.lessordapat menyetujui perpanjangan tersebut. Jikalessorsetuju untuk memperpanjang masa sewa guna usaha, maka lessor akan melanjutkan sewa guna usaha peralatan kepadalessee dan lessee harus tetap menyewa guna usaha peralatan dari lessor dengan syarat dan ketentuan yang sama seperti termaktub dalam perjanjian serta syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan mi, namun dengan ketentuan bahwa:

a. Perpanjangan masa sewa guna usaha yang telah diperbaharui harus sebagaimana disetujui olehlessordan

b. Angsuran pembiayaan yang wajib dibayar harus sebagaimana disetujui kembali olehlessordanlessee.

Selain itu, juga dikutipkan hak opsi dari kontrak leasing, sebagai bahan perbandingan. Hak opsi dalam kontrak ini berbunyi:

Dengan dibayarnya tepat pada waktunya jumlah uang sewa guna usaha dan pembayaran kewajiban lainnya oleh penyewa selama jangka waktu sewa guna usaha dan dengan telah ditaatinya dan dilaksanakannya semua janji pengikatan diri dan ketentuan-ketentuann dari perjanjian ini pada akhir jangka waktu sewa guna usaha, penyewa mempunyai opsi untuk membeli barang modal tersebut berada pada waktu itu dengan harga pembelian yang sama dengan nilai sisa ditambah dengan setiap pajak yang dikenakan atasnya. Penyewa berhak untuk tidak melakukan pilihan untuk membeli dan sebaliknya dapat meminta untuk memperpanjang/memperbaharui masa sewa guna usaha.

Kalau diperhatikan pengaturan hak opsi yang dibuat olehlessoryang berbeda PT Adi Sarana Armada (ASSA) ,dan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hak opsi adalah hak dari seseoranglesseebukanlessor.

2. Hak opsi tidak otomatis terjadi pada saat akhir kontrak leasing,melainkan harus dimohonkan kembali dan mendapat persetujuanlessor.

3. Hak opsi harus diajukan secara tertulis bukan lisan. 4. Hak opsi itu dapat berupa:

a. Memperpanjang kontrak1 b. Membeli barang modal

5. Kalau terjadi pembelian barang modal, harga pembelian dihitung sebesar nilai sisa yang ada.

6. Melalui hak opsi, lessee dapat menjadi pemilik dari barang modal dengan cara seperti nomor 5.

Hak opsi ini berdasarkan SK Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991, Pasal 1 huruf a jo. Pasal 2 hanya dapat dilaksanakan oleh perusahaan lessor dengan jenisleasingberupafinance lease,sedangkan terhadap jenis leasing berupaoperating leasetidak terdapat hak opsi.

Kriteria bisnis leasinguntuk dapat digolongkan sebagaifinance leaseyang memiliki hak opsi, berdasarkan pasai 3 SK Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 adalah:

a. Jumlah pembayaran leasing selama masa leasing pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntunganlessor.

b. Masa leasing ditetapkan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal golongan I, dan 3 (tiga) tahun untuk barang modal golongan II dan III serta 7 (tujuh) tahun untuk golongan bangunan.

c. Perjanjianleasingmemuat ketentuan mengenai opsi bagilessee,

Selain ciri khas hak opsi yang melekat pada perjanjian leasing(finance lease), karakter leasing ini memang berbeda dengan perjanjian lainnya. Dibawah ini akan

dipaparkan perbedaan perjanjian leasing dengan perjanjian lainnya seperti sewa-menyewa, milik sewa dan perjanjian kredit

1. Perjanjianleasingperbedaannya dengan perjanjian sewa menyewa

a) Dilihat dari sistem hukum perjanjian menurut KUH Perdata, leasing merupakan perjanjian tidak bernama, sedang sewa menyewa merupakan perjanjian bernama.

b) Istilah komparisasi, dalamleasingdipakai istilahlessor dan lessee,sedangkan dalam sewa menyewa dipergunakan istilah pifaak yang menyewakan dan pihak penyewa.

c) Subyek, dalam bisnis leasing pihak lessor harus merupakan lembaga pembiayaan, sedangkan dalam sewa menyewa tidak ada peneaturannva secara khusus.

d) Jangka waktu, dalamleasingjangka waktu sangat diperhatikan sesuai dengan umur pemakaian barang modal sedangkan jangka waktu dalam perjanjian sewa menyewa tidak menjadi fokus utama karena tidak dikaitkan dengan obyek sewa.

e) Obyek leasing, dalam leasing yang menjadi obyek umumnva peralatan produksi (barang modal), sedangkan dalam sewa menyewa tidak ditentukan hal yang demikian.

f) Resiko, dalam leasing resiko teihadap obyek perjanjian berada dipundak lessee,sedangkan resiko sewa menyewa berada ditangan yang menyewakan. g) Simpanan jaminan (Security deposit) dalam leasing sangat diperlukan

h) Dokumen, dalam leasing dokumen lebih komplit dibandingkan dokumen dalam sewa menyewa.

2. Perbedaanleasingdengan perjanjian sewa beli

a) Dilihat dari SK Presiden No. 61 Tahun 1988 tentang lembaga pemblayaan, leasing merupakan lembaga pembiayaan sedangkan beli sewa tidak termasuk didalamnya. Dilihat dari SK Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991, masaleasingditentukan sesuai dengan barang modal yang menjadi obyeknya sehingga masa leasing mendapat perhatian khusus, sedangkan dalam beli sewa jangka waktu tergantung dari kemampuan si pemheli sewa bukan umur objek beli sewa.

b) Kepemilikan, dalamleasinghak milik baru berpindah kepadalesseepada saat lessee mengumumpkan hak opsi untuk membeli barang modal sedangkan dalam beli sewa bak milik secara otomatis beralih kepada si pembeli sewa pada saat angsuran di bayar lunas.

c) Simpanan jaminan, dalam beli sewa tidak diperlukan simpanan jaminan sedangkan dalam perjanjianleasingsangat dibutubkan olehlessor.

3. Perjanjianleasingperbedaannya dengan kredit bank

(1)Dalam perjanjian ini,leasing,pihaklessorhanya menyediakan barang modal, sedangkan dalam perjanjian kredit bank pihakkrediturmenyediakan uang. (2)Istilah subjek dalam perjanjian leasing adalah lessor dan lessee sedangkan

perjanjian kredit bank adalah kreditur (pemberi kredit) dan debitur penerima kredit).

(3)Resiko, dalam perjanjian leasing resiko itu bisa berupa uang dan barang sedangkan dalam perjanjian kredit bank risiko adalah uang.

(4)Lembaga leasing merupakan lembaga pembiayaan, sedangkan perjanjian kredit bank merupakan lembaga keuangan.

(5)Ingkar janji, dalam perjanjian leasing apabilalessee ingkar janji makalessor mengambil kembali barang modal tanpa harus memperhitungkan kelcbihan harga, sedangkan pada perjanjian kredit bank apabila kreditur ingkar janji maka barang jaminan dilelang dan kelebihan harganya dikembaiikan kepada debitur.

(6)Jaminan pembayaran, dalam leasing jaminan pembayaran ini dapat berupa simpanan jaminan dan barang modal yang menjadi objek leasing sedangkan dalam perjanjian kredit jaminan pembayaran dicoveroleh benda jaminan baik bergerak maupun tidak bergerak yang tidak mempunyai hubungan dengan penyediaan uang.

(7)Obyek perjanjian, dalam leasing yang menjadi obyek adalah barang-barang modal (alat-alat produksi) dan tanah berikut bangunan yang merupakan satu kesatuan sedangkan dalam perjanjian kredit bank pengaturan obyek jaminan itu adalah lebih luas.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut, perjanjian leasing jelas tidak identik dengan perjanjian lainnya sebab leasing memiliki karakter perjanjian sendiri dengan ciri-ciri sebagai berikut:

2. Perjanjian leasing termasuk dalam jenis perjanjian tidak bernama (onbenoemed overeenkomst).

3. Perjanjianleasingbersifat konsensuil obligatoir.

4. Perjanjian penyerahan barang modal dalamleasingbersifat rill. 5. Perjanjianleasing (finance lease)haras berisikan hak opsi. 6. Perjanjianleasingmemuat simpanan jaminan(security deposit). 7. Perjanjianleasingmemiliki objek yang sudah ditentukan.

BAB III

HAMBATAN - HAMBATAN APA SAJA YANG TIMBUL PADA