• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.8. Karakter Lingkungan Tempat Tumbuh Syzygium

Jika dikelompokkan berdasar jumlah petak perjumpaan pada tiap blok lokasi pengamatan, maka secara umum spesies Syzygium dijumpai paling banyak di lokasi blok 1 (Tabel 13 dan Tabel 14).

61

Tabel 13 Jumlah petak perjumpaan spesies Syzygium berdasarkan lokasi blok pengamatan

Spesies Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 4 Blok 5

S. cumini 0 1 2 0 0 S. littorale 0 0 10 0 2 S. polyanthum 4 1 0 0 0 S. pycnanthum 28 21 19 0 12 S. racemosum 23 7 6 1 7 S. samarangense 0 0 1 0 0

Jumlah petak Syzygium 55 30 38 1 21

Jumlah spesies Syzygium 3 4 5 1 3

Tabel 14 Jumlah individu Syzygium berdasarkan lokasi blok pengamatan

Spesies Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 4 Blok 5 Total

S. cumini 0 3 3 0 0 6 S. littorale 0 0 16 0 2 18 S. polyanthum 6 1 0 0 0 7 S. pycnanthum 80 84 46 0 25 235 S. racemosum 39 10 7 1 10 67 S. samarangense 0 0 1 0 0 1

Jumlah individu Syzygium 125 98 73 1 37 334

Jumlah spesies Syzygium 3 4 5 1 3

Terlihat bahwa pada lokasi blok 3 dijumpai 5 spesies Syzygium dari 6 spesies yang tercatat di seluruh lokasi penelitian. Hal ini dapat menunjukkan bahwa lokasi ini kemungkinan memang sesuai sebagai habitat alami dari Syzygium di TWA Gunung Baung. Kondisi lingkungan fisik pada kelima lokasi blok pengamatan memiliki nilai yang relatif sama dan hanya faktor ketinggian tempat yang terlihat berbeda pada setiap lokasi (Gambar 21).

Gambar 21 Kondisi lingkungan fisik pada blok pengamatan Syzygium di TWA Gunung Baung

Hasil analisis klaster yang dilakukan terhadap kondisi lingkungan kelima blok pengamatan tersebut menunjukkan bahwa setidaknya terdapat tiga pengelompokan kondisi habitat (Gambar 22). Klaster pertama terdiri atas blok 2, 3 dan 5, klaster kedua adalah blok 1 dan klaster ketiga adalah blok 4. Karakter kondisi lingkungan yang dibandingkan meliputi nilai rata-rata dari kondisi lingkungan fisik dan biotiknya yang berupa komponen vegetasinya. Karakter- karakter tersebut meliputi: (1) luas bidang dasar rumpun bambu, (2) jumlah spesies bambu, (3) jumlah rumpun bambu, (4) jumlah individu semai, (5) jumlah spesies semai, (6) jumlah individu pancang, (7) jumlah spesies pancang, (8) jumlah individu tiang, (9) jumlah spesies tiang, (10) jumlah individu pohon, (11) jumlah spesies pohon, (12) intensitas cahaya, (13) suhu udara, (14) kelembaban udara, (15) pH tanah, (16) kelembaban tanah, (17) kelerengan lahan, dan (18) ketinggian tempat (altitude).

Kondisi lingkungan blok 3 dan 5 memiliki kondisi yang paling mirip. Keduanya membentuk satu kondisi yang serupa dengan lingkungan blok 2. Pada ketiga lokasi ini dijumpai kondisi lingkungan yang berupa tegakan-tegakan pohon dengan lebih sedikit kehadiran bambu dibandingkan dua blok lainnya. Keberadaan bambu tidak sebanyak yang dijumpai pada blok 1 (dominasi Bambusa blumeana) dan blok 4 (dominasi Schizostachyum zollingeri).

Kondisi lingkungan blok 1 sangat rapat dan didominasi oleh Bambusa blumeana, sedangkan blok 4 memiliki kondisi lingkungan yang didominasi oleh Schizostahyum zollingeri. Jika dikaitkan dengan banyaknya spesies Syzygium

63

yang dijumpai, maka dapat diduga bahwa kondisi lingkungan blok 3, 5 dan blok 2 merupakan kondisi yang paling sesuai sebagai tempat tumbuh alami Syzygium di TWA Gunung Baung. Hal ini diketahui dengan banyaknya spesies Syzygium yang dijumpai di ketiga lokasi tersebut. Meskipun demikian kondisi lingkungan pada blok 1 yang didominasi oleh kehadiran B. blumeana tetap dapat dijumpai keberadaan Syzygium. Dengan demikian kondisi lingkungan keempat blok pengamatan tersebut sesuai bagi kehadiran Syzygium di TWA Gunung Baung.

Lokasi Blok Pengamat an

S im ila ri ty 4 5 3 2 1 62.20 74.80 87.40 100.00

Gambar 22 Dendogram klaster kondisi lingkungan blok pengamatan Syzygium

Kondisi lingkungan yang banyak dijumpai Syzygium tersebut dicirikan dengan ketinggian tempat berkisar antara 300 – 450 mdpl dengan kondisi kelerengan miring berbukit hingga agak curam (21-39%) serta penutupan tajuk yang rapat hingga terbuka. Kondisi vegetasinya dicirikan dengan sedikit dijumpai rumpun bambu hingga yang didominasi oleh kehadiran B. blumeana.

Hasil analisis klaster yang dilakukan terhadap kondisi petak pengamatan yang di dalamnya dijumpai Syzygium menunjukkan pula pola pengelompokan tertentu. Dengan menggunakan karakter kondisi lingkungan yang sama (fisik dan biotik) seperti pada analisis klaster terhadap lokasi blok pengamatan, hasilnya ditampilkan dalam gambar 23.

Terdapat dua kelompok besar karakter kondisi lingkungan tempat tumbuh Syzygium, yaitu kelompok pertama yang terdiri atas S. littorale, S. racemosum, S. pycnanthum, dan S. cumini, serta kelompok kedua yang terdiri atas S. polyanthum dan S. samarangense. Kondisi lingkungan tempat tumbuh S. littorale dan S.

racemosum memiliki tingkat kemiripan yang paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Spesies Syzygium S im ila ri ty 6 3 4 5 2 1 54.01 69.34 84.67 100.00

Gambar 23 Dendogram klaster kondisi lingkungan habitat Syzygium berdasarkan pada petak pengamatan perjumpaan Syzygium (Keterangan: 1. S. cumini; 2. S. littorale; 3. S. polyanthum; 4. S. pycnanthum; 5. S.racemosum; 6. S. samarangense)

Kondisi ini sesuai dengan klaster kondisi lingkungan berdasarkan pada lokasi Blok pengamatan. Keempat spesies Syzygium yang membentuk klaster pertama (S. littorale, S. racemosum, S. pycnanthum, dan S. cumini) memang banyak terdapat di lokasi blok pengamatan 2, 3 dan 5. Dengan demikian dapatlah diduga bahwa memang karakter kondisi lingkungan tempat tumbuh spesies- spesies tersebut memang mirip. Kondisinya digambarkan dengan karakter lingkungan yang dimiliki oleh petak-petak pengamatan pada blok 2, 3 dan 5. Tempat tumbuh bagi S. polyanthum digambarkan dengan kondisi lingkungan yang terdapat pada lokasi pengamatan blok 1 dan blok 2. Sedangkan bagi S. samarangense kondisi tempat tumbuhnya adalah seperti yang tergambar pada lokasi pengamatan blok 3. Lokasi pengamatan di blok 4, meskipun terdapat sebanyak 1 petak pengamatan yang menjumpai S. racemosum, akan tetapi kondisinya tidak sesuai bagi spesies ini. Kondisi lingkungan bagi S. racemosum banyak terwakili oleh kondisi lingkungan petak-petak pengamatan yang terdapat di blok 1, 2, 3 dan 5 (Tabel 15).

65

Tabel 15 Kesesuaian tempat tumbuh spesies Syzygium berdasarkan pada lokasi blok pengamatannya

Spesies Blok 1 Blok 2 Blok 3 Blok 4 Blok 5

S. cumini - * * - - S. littorale - * * - * S. polyanthum * * - - - S. pycnanthum * * * - * S. racemosum * * * - * S. samarangense - - * - -

Keterangan: * kesesuaian tempat tumbuh (Nilai rata-rata kondisi lingkungan untuk setiap lokasi

blok pengamatan secara lengkap disajikan dalam lampiran)

Berdasarkan pada hasil analisis klaster yang dilakukan terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuh Syzygium, dapat diketahui bahwa kehadiran Syzygium di TWA Gunung Baung terdapat pada lokasi yang memiliki kondisi lingkungan yang relatif serupa baik kondisi fisik maupun vegetasinya, yaitu pada tempat- tempat dengan ketinggian antara 300-450 mdpl, dengan topografi berbukit pada kelerengan miring hingga agak curam, tempat yang ternaungi hingga terbuka, serta didominasi oleh bambu dari spesies B. blumeana. Syzygium tidak banyak ditemukan pada lokasi yang didominasi oleh bambu S. zollingeri.

Secara garis besar terdapat tiga karakter habitat Syzygium yang tumbuh di TWA Gunung Baung berdasarkan kondisi vegetasi dan fisik lingkungannya berkaitan dengan kesesuaian tempat tumbuhnya, yaitu:

1. Kondisi habitat yang didominasi oleh keberadan bambu Bambusa blumeana, sedikit pohon pada daerah lereng bukit. Ketinggian tempat antara 353-453 m dpl (rata-rata 403 m dpl). Spesies Syzygium yang tumbuh adalah S. pycnanthum dan S. racemosum. Vegetasi pada tingkat pohon didominasi oleh Syzygium pycnanthum, Ficus racemosa, Streblus asper, Ficus retusa, dan Tabernaemontana sphaerocarpha. Tumbuhan bawah didominasi oleh Cyathula prostata, Parameria laevigata, Rauvolfia verticilata, dan Piper cubeba. Permudaan pohon didominasi oleh Syzygium pycnanthum, Syzygium racemosum dan Tabernemontana sphaerocarpha. Kondisi ini merupakan gambaran kondisi lingkungan blok1.

2. Kondisi habitat dengan dominansi Bambusa blumeana yang tidak rapat, banyak dijumpai tempat terbuka dengan vegetasi semak dan pohon, pada lereng dan punggung bukit. Ketinggian tempat berkisar antara 269-455 m dpl

(rata-rata 374,33 m dpl). Pada tempat ini dijumpai lebih banyak Syzygium, yaitu: S. cumini, S. polyanthum, S. littorale, S. pycnanthum, S. recemosum, dan S. samarangense. Vegetasi pada tingkat pohon didominasi oleh Schoutenia ovta, S. pycnathum, Emblica officinalis, Dysoxylum gaudichaudianum, Ficus hispida dan Garuga floribunda, Microcos tomentosa dan Streblus asper. Tumbuhan bawah didominasi oleh Pennisetum purpureum, Tithonia diversifolia, Cyathula prostata, dan Mikania cordata. Permudaan pohon didominasi oleh Syzygium pycnanthum, Streblus asper, Schoutenia ovata, Lepisanthes rubiginosa dan Voacanga grandifolia. Kondisi ini merupakan gambaran kondisi lingkungan blok 2,3 dan 5.

3. Kondisi habitat dengan dominasi bambu Schizostachyum zollingeri, sedikit pohon, pada daerah lereng berbukit. Ketinggian tempat berkisar antara 236- 306 m dpl (rata-rata 257,92 m dpl). Kemungkinan kecil untuk dapat menjumpai Syzygium di lokasi ini. Vegetasi pada tingkat pohon didominasi oleh Ficus hispida, Sphatodea campanulata dan Streblus asper. Tumbuhan bawah didominasi oleh Mikania cordata dan Tithonia diversifolia. Permudaan pohon yang mendominasi adalah Streblus asper. Kondisi ini merupakan gambaran kondisi lingkungan blok 4.

Dokumen terkait