• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

6.1 AnanlisiS Univariat

6.1.2 Karakteristik Anak Balita

Proporsi anak balita berdasarkan jenis kelamin di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6.2 Diagram Pie Proporsi Jenis Kelamin Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita relatif sama banyaknya antara laki-laki dan perempuan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Hermansyah (2002) di Kota Sawah Lunto dengan desain cross sectional didapatkan hasil bahwa perempuan 53,3% dan laki- laki 46,7%.23

Dapat diasumskan bahwa ibu melakukan perlakuan yang sama dalam hal mengurus anak laki-laki maupun anak perempuan.

b. Berat Badan Lahir

Gambar 6.3 Diagram Pie Proporsi Berat Badan Lahir Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita terbanyak pada kelompok dengan berat badan lahir normal yaitu 79 orang (75,2%) sedangkan anak yang BBLR adalah 26 orang (24,8%).

Berdasarkan penelitian Hermansyah (2002) di Kota Sawah Lunto dengan desain cross sectional didapatkan hasil bahwa proporsi berta badan lahir yang paling banyak adalah berat badan lahir normal yaitu 87,7% dan BBLR adalah 12,3%.23

c. Status Imunisasi

Gambar 6.4 Diagram Pie Proporsi Status Imunisasi Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita berdasarkan status imunisasi paling banyak pada status imunisasi lengkap yaitu 82,9% sedangkan yang paling sedikit adalah status imunisasi tidak lengkap yaitu 17,1%.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena petugas kesehatan yang aktif dalam melaksanakan posyandu serta adanya kemauan ibu untuk membawa anak untuk imunisasi.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Simbolon, M (2008) dengan desain cross sectional didapatkan hasil bahwa proporsi anak balita berdasarkan status imunisasi paling banyak pada status imunisasi lengkap yaitu 70,7% sedangkan status imunisasi tidak lengkap yaitu 29,3%.41

d. Status ASI Eksklusif

Gambar 6.5 Diagram Pie Proporsi Status ASI Eksklusif Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita yang paling banyak adalah yang tidak mendapat ASI Eksklusif yaitu 61,9% sedangkan yang mendapat ASI eksklusif adalah 38,1%.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena pendidikan ibu yang rendah yaitu tidak sekolah (2,86%), tamat SD (34,28%) dan tamat SLTP (39,05%) dan pengetahuan gizi ibu yang kurang (67,6%) sehingga tidak memberikan ASI sampai umur 6 bulan.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Simbolon, M (2008) dengan desain cross sectional didapatkan hasil bahwa proporsi anak balita yang ASI ekslusif lebih tinggi yaitu 53,3% dibanding yang tidak ASI eksklusif yaitu 46,7%.41

e. Pemberian Kolostrum

Gambar 6.6 Diagram Pie Proporsi Pemberian Kolostrum Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita yang paling banyak adalah yang tidak diberikan kolostrum yaitu 52,4% sedangkan yang diberikan kolostrum adalah 47,6%.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena ketidaktahuan ibu tentang kolostrum sehingga kolostrum tidak diberikan kepada anaknya.

Berdasarkan penelitain Hermansyah (2002) di Kota Sawah Lunto dengan desain cross sectional didapatkan hasil bahwa sebagian besar anak diberi kolostrum yaitu 79,1% dan yang tidak diberi kolostrum yaitu 20,9%.23

6.1.3 Karakteristik Ibu a. Pendidikan

Gambar 6.7 Diagram Pie Proporsi Pendidikan Ibu Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita berdasarkan pendidikan ibu yang paling banyak adalah ibu yang tamat SLTP yaitu 39,05% dan yang paling sedikit adalah tamat akademi/sarjana yaitu 0,95%.

Hal ini berbeda dengan penelitian Huriah (2006) di Depok dengan desain cross sectional di dapatkan hasil bahwa proporsi ibu yang paling banyak adalah yang berpendidikan tinggi yaitu 71% dan pendidikan rendah 29%.42

b. Pengetahuan Ibu

Gambar 6.8 Diagram Pie Proporsi Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita berdasarkan tingkat pengetahuan ibu paling banyak adalah ibu yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 67,6% dan paling sedikit adalah ibu yang mempunyai pengetahuan baik yaitu 32,4%.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena pendidikan ibu sebagian besar adalah tamat SLTP (39,05%) dan tamat SD (34,28%).

Hasil ini sejalan dengan penelitian Andarwati, D (2007) di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo dengan desain cross sectional didapatkan hasil bahwa paling banyak adalah ibu dengan tingkat pengetahuan kurang yaitu 57,40% dan paling sedikit adalah ibu dengan tingkat pengetahuan baik yaitu 42,60%.32

c. Pekerjaan Ibu

Gambar 6.9 Diagram Pie Proporsi Pekerjaan Ibu Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita berdasarkan pekerjan ibu paling banyak adalah ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 92,4% dan yang paling sedikit adalah pegawai swasta yaitu 2,8%.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada saat penelitian yang berada di rumah adalah kebanyakan ibu rumah tangga.

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Huriah, T (2006) di Kecamatan Beji Depok dengan desain cross sectional yang mendapatkan hasil bahwa lebih banyak ibu yang bekerja yaitu 64% dari pada ibu yang tidak bekerja yaitu 36%.42

d. Jumlah Anak

Gambar 6.10 Diagram Bar Proporsi Jumlah Anak di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita berdasarkan jumlah anak paling banyak adalah yang mempunyai anak 2 orang yaitu 45,71% dan yang paling sedikit adalah yang mempunyai anak 6 orang yaitu 0,95%.

Berdasarkan penelitian Rosmana, D (2003) di Serang Banten dengan desain cross sectional didapatkan hasil bahwa 58,4% mempunyai anak ≤2 orang dan 41,6% mempunyai anak >2 orang.33

6.1.4 Riwayat Penyakit Infeksi a. ISPA

Gambar 6.11 Diagram Pie Proporsi Riwayat Penyakit ISPA Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita berdasarkan riwayat penyakit ISPA paling banyak adalah yang menderita ISPA yaitu 65,7% dan yang tidak menderita ISPA yaitu 34,3%.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena di kebiasaan mengolah sampah dengan cara membakar (86,67%) dan tidak diolah dan dibiarkan berserakan (13,33%).

Hal ini berbeda dengan penelitain Hermansyah (2002) di Kota Sawahlunto dengan desain cross sectional dimana proporsi anak lebih banyak yang tidak menderita ISPA dibanding yang menderita ISPA. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa 78,1% anak tidak menderita ISPA dan 21,9% menderita ISPA.23

b. Diare

Gambar 6.12 Diagram Pie Proporsi Riwayat Diare Anak Balita di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2010.

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa proporsi anak balita berdasarkan riwayat diare yang paling banyak adalah yang tidak menderita diare yaitu 55,2% sedangkan yang menderita diare yaitu 44,8%.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena masih ada responden yang menggunakan jamban cemplung yaitu (9,52%), kondisi air minum yang tidak memenuhi syarat kesehatan (39,05%), air kemasan isi ulang (30,48), kebiasaan minum yang tidak dimasak (20,95%), pengetahuan ibu yang kurang (67,6%) serta pendidikan ibu rendah (73,33%).

Berdasarkan penelitian Azrimaidaliza (2006) di Daerah Kumuh Perkotaan Jakarta dengan desain cross sectional didapatkan hasil proporsi anak yang paling

banyak berdasarkan penyakit diare adalah yang tidak sakit diare yaitu 98% dan yang diare 2,0%.43

Dokumen terkait