• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Karakteristik Caring Dosen

Hasil penelitian yang dilakukan Dunn dan Cramer (2007) bahwa ada beberapa karakteristik dari pengajar yang sukses dengan berbasis caring, yaitu sebagai berikut:

Available (ketersediaan waktu)

Ketersediaan waktu telah dikutip sebagai faktor penting untuk mencari pengetahuanpada pengajar dan memelihara hubungan timbal balik pengajar-mahasiswa. Pada saat banyak mahasiswa memiliki perasaan terisolasi, ketersediaan tatap muka sangat penting. Seorang dosen diFakultas dapat menyampaikan ketersediaan waktu dengannya di kelas dan memiliki kebijakan pintu terbuka yang terlihat di departemen dan di kampus, dan menggunakan jeda waktu kecil sebelum dan setelah belajar di kelas untuk mengenal mahasiswa. Momen komunikasi singkat dan keterlibatan dengan mahasiswa dapat lebih jauh membangun sikap pendekatan. Terkait dengan ketersediaan pribadi adalah gagasan bahwa pengajar menyampaikan keterbukaan kepada mahasiswa dengan mempertahankan kelas dimana mahasiswa bebas mengekspresikan sudut pandang yang berlawanan dan dengan mempromosikan topik diskusi intelektual.

Knowledgeable (berpengetahuan luas)

Seorangpendidik yang efektif adalah yang menyadari berbagai masalah unik mahasiswa di Perguruan Tinggi. Sejumlah kesulitan potensial seperti penolakan, kerinduan dan stres akademik. Penyesuaian yang kurang memadai untuk tantangan tersebut menghasilkan risiko tinggi untuk depresi, kecemasan dan konflik interpersonal. Meskipun dosen tidak harus bertindak sebagai terapis, pengetahuan pendidik tentang isu-isu perkembangan dewasa muda sangat membantu.

Educated In Diversity Issues (pendidikan dalam issue keberagaman)

Minoritas mahasiswa yang putus dari Pendidikan Tinggi sering mengutip kurangnya tujuan karir atau arah akademis sebagai alasan. Para mahasiswa dapat mengambil manfaat dari pendidikan untuk tidak hanya memperoleh pendidikan profesional, tetapi juga untuk rasa memiliki. Dewasa muda lebih memilih mentor dari jenis kelamin yang sama dan latar belakang etnis karena kesamaan tersebut menghasilkan persepsi dukungan yang lebih tinggi.

Emphatic (empati)

Empati ditunjukkan antara kemauan untuk bertindak sebagai pengajar dan dalam memberikan layanan yang sebenarnya dalam peran pengajar. Empati berartiselarasantara isyarat verbal dan non-verbal dan sering terlibat dalam psikoterapi atau praktik konseling.Misalnya, dengan menggunakan prinsip-prinsip empati dan hal positif dapat membantu hubungan antara pengajar- mahasiswa. Program pelatihan dapat dikembangkan oleh administrator pendidikan tinggi

untuk mengajarkan keterampilan empatik dasar seperti aktif mendengarkan dan berkomunikasi.

Personable (berkepribadian baik)

Kehidupan kampus tidak terbatas pada kelas,percakapan tentang topik lain memungkinkan pendidik untuk mengenal mahasiswa dari waktu ke waktu sehingga saran yang diberikan dosen dapat sesuai dengan tujuan mahasiswa yang lebih luas.

Encourage/Supportive (mendorong/mendukung)

Hubungan yang mendukung dan bimbingan dianggap sebagai entitas yang berbeda.Dorongan ini terutama penting untuk mahasiswa karena mereka biasanya kurang independen dan dewasa secara emosional dan mereka menghadapi situasi yang lebih baru daripada mahasiswa pascasarjana . Para mentor yang efektif tidak memanjakan, melainkan membimbing siswa melalui pemikiran kritis tentang pilihan akademik dan kehidupan, dan mendorong mereka ketika mereka belajar keterampilan baru.

Passionate (bersemangat)

Pendidik harus memiliki gairah untuk bidang mereka dan untuk mahasiswa mereka. Apa yang bisa diambil dari semangat bekerja dan komitmen untuk mahasiswa adalah bahwa pelajaran terbaik pendidik bisa menanamkan pada orang dewasa muda untuk mengejar tujuannya dengan penuh semangat dan demi kebahagiaan.

Ada 4 tema dari windows of care (Cadwell, 1999 dalam Fabrykowski et al., 2002)menjelaskan karakteristik seorang pengajar caringadalah: 1) pengajar

caring berpusat kepada mahasiswa, terdiri dari memberlakukansemua mahasiswadengan hormat, percayapada mahasiswa, mendengarkan, lebih sabar, mendoronguntuk berpikir. 2) pengajarcaringberpusat kepada pekerjaan, terdiri dari memprioritaskanmengajarlebih dari padapekerjaan rumah, mengaturbeban kerja,bersediamemberikanwaktu tambahan untukpekerjaan, bersediauntuk mengubahperaturan kelasbila diperlukan, menerimabeberapa jawaban untuksatu pertanyaan. 3) seorang pengajarcaringmelibatkan para mahasiswa, terdiri dari menjadi seorang ahli dalamsubjekyang diajarkan, bersedia memberikan waktutambahan untuk menyelesaikan tugas, memberikankesempatanuntukdiskusi kelas. 4) pengajar caringyang aktif, terdiri dari

Menurut Fabrykowski, et al. (2003) bahwa ada 3 model/cara caring dosen di Perguruan Tinggi, yaitu: 1) membimbing maha

energik, memilikirasa humor, berceritadanmenggunakancontohsaat mengajar, memberikantugasmenarik.

siswa dengan menjadwalkanpertemuansesuai kebutuhan danmembimbingmahasiswa melaluiorientasidankonseling, 2) berinteraksidenganmahasiswa di kelas denganmendoronguntuk mengajukan pertanyaan danmembantu dalampenelitian sertamembantu dalam penyusunanrencanapendidikan, 3) mendorongmahasiswa untuk menyelidiki, mengembangkandan mengartikulasikanperawatandenganberdiskusi tentang pengalaman

Karakteristik caring yang dimiliki seseorang dapat terjadi melalui empat tingkatancaring yaitu, mengalami caringterlebih dahulu, berlatih caring, memulai

dan mempertahankan hubungan caring dan refleksi caringsecara terus menerus dan perbaikan (Fabrykowski, et al., 2003).

2.2.1 Kompetensi Caring Dosen

Aspek mendidik orang dewasa (kompetensi pedagogi) dengan konsep

caring adalah: Accountability, providing feedback, instructional accommodation, teaching caring behaviors, establishing interpersonal relationship, respect dan

fairness (Lee & Ravizza, 2008).

Accountability

Caringharusdisahkan melaluiprosespembelajaran. Caring bisa ditunjukkanmelalui perilakumengajar dantanggung jawab terhadap pembelajaran

mahasiswa. Caring lebihberpusatpada pengajarandaripada membangunhubungan

Providing Feedback

pribadi.

Menekankanpentingnyaumpan balikdalam pengajaran mereka. Caring

dalam pengajaran orang dewasadapatdiberlakukandengan memberikan umpan balikkepadamahasiswa. Persepsi pengajartentang caringdengan

Instructional Accommodation

menunjukkankepekaan terhadapkebutuhan mahasiswanya.

Pengajar bisamemberlakukancaringdengan memberikaninstruksi penugasankepadamahasiswa,misalnyadengan menawarkanpilihantugas kepada mahasiswayang sesuaidengan kebutuhan individu, hal ini telah menunjukkanpembelajaran orang dewasa dengancaring. Sejumlahvariasitugas

dalamrencana pembelajaranyang memungkinkanmahasiswa untuk bekerjapadatingkat keterampilan mereka pada saat itu. Pengajaran denganmerencanakanuntukmemberiberbagaitugasdan menyelesaikannyadengan berpusatkepada tingkat keterampilandarimasing-masing mahasiswa tersebut,hal ini menjadiekspresipembelajaran caring terhadap

Teaching Caring Behaviors

mahasiswa.

Menunjukkancaringdi kelasdalam mengajar siswa adalahaspek lain daricaring pembelajaran orang dewasa. Pembelajaranorang dewasadengan berperilakucaringkepada mahasiswa di kelas, pengajar dapatmemberlakukancaringdengan memilikirasa tanggung jawabterhadap belajar mahasiswa, memberikan umpan balik yang spesifik, menawarkaninstruksi tugasuntuk membuatlingkungan

Respect

belajar yang kondusif.

Caringterhadap mahasiswa adalah dengan cara menghormatimahasiswa, misalnya ketika pengajar menggunakan peralatan mahasiswa,harus memintaijin terlebih dahulu kepada mahasiswadan itu adalah ungkapan rasa hormat kepada mahasiswa, menghormati hubungan adalah cara menunjukkan caring kepada mahasiswa.

Fairness

Keadilanadalahcara penting untukcaringkepada mahasiswa. Caringberarti dengan memperlakukan semuamahasiswasama danmemperoleh kesempatan yang sama untuk semua mahasiswa pada saat yang sama.

2.2.2 Indikator Caring Dosen

Sebuah hasil penelitian yang dapatmengidentifikasi faktoryang menunjukkan dosencaring (tabel 2.1).Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dosen caring dapat meningkatkan indikator motivasi danbelajar mahasiswa. Indikator caringyang paling penting adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkancaring di dalam kelas (Straits, 2007).

Ada dua indikator pengajaran caring untuk pendidik di Perguruan Tinggi yaitu, learnercentered dan learning centered.

Tabel 2.1 Indikator Caring di Pendidikan Tinggi

Indikator pengajaran caring di Perguruan learner learning

Tinggi: centered centered

1. Available to students x * (kesediaan waktu untuk mahasiswa)

2. Respects students as individuals x * (Menghargai mahasiswa sebagai individu)

3. Willing to give extra effort x * (Bersedia untuk memberikan usaha ekstra)

4. Welcomes questions in class x * (Menyambut pertanyaan didalam kelas)

5. Invites discussion outside of class x * (Mengundang diskusi diluar kelas)

6. Gets to know students x * (Berusaha mengenal mahasiswa)

7. Wants students to learn/succeed x * (Ingin mahasiswa untuk belajar/berhasil)

8. Offers multiple learning opportunities * x (Menawarkan beberapa kesempatan belajar)

9. Utilizes various teaching strategies * x (Menggunakan strategi mengajar yang bervariasi)

10.Provides many different resources * x (Menggunakan berbagai sumber)

11.Promotes higher-level thingking skills * x (Mendorongkeahlianberpikirke tingkat yang

Tanda. “x” petunjuk karakteristik primer dari indikator lebih tinggi)

“*” petunjuk karakteristik sekunder

2.2.3 Faktor - Faktor Caring Dosen

Hasil penelitian Lee dan Ravizza (2008) terdapat beberapa faktor yangdiidentifikasi sebagai hambatan dan fasilitator (pendukung)caring. Dosen mengalami kesulitan untuk memberlakukan caring dalam hal masalah kurangnya waktu, status mereka sebagai dosen spesialis, dan menjaga keseimbangan antara

caring dan disiplin. Namun, gagasanprofesionalisme mereka, panutan caring (role model), program persiapan pengajar dan seminar mengajar mahasiswa yang disebut sebagai fasilitator atau faktor pendukung.

Faktor Pendukung Caring

Professionalism,pengajar melaporkan bahwacaringtertanam dalamgagasanprofesionalisme. Ketika ditanyaapa yangmembuatseseorang menjadi pengajaryang caring,bahwa caringadalah bagian dariprofesionalisme. Dosen menekankan pentingnyaprofesionalismedalam mengajar.

Gagasanprofesionalismeyaitu termasuk bekerjadengan baik denganmahasiswa danmenunjukkan perilakucaring

Caring role model,

dalam profesi mengajar.

peranmodel perilakudosensangat berpengaruhsebagai faktoryang memfasilitasiuntukcaring. Misalnya, dosen jugabelajar bagaimanamenunjukkanperilakucaring

Exposure to diverse educational settings,

melalui dosennya dahulu.

pengajarjuga

melaporkanbahwapaparanpengaturanpendidikan yang beragamjuga membantumereka untuk menjadidosencaring. Misalnya, kunjungan kesebuah sekolahyang terletak dibagianperumahanyang lebih rendahdarikotadapat membantuuntuk melihatisu-isu beragamterkait dengan kehidupanmahasiswa Faktor Penghambat Caring

.

Kekurangan waktu, pengajarmengatakan bahwawaktu di kelasyang terbatassebagaipenghalang utamauntuk memberlakukancaring. Pengajar berkomentarbahwa jika merekapunya cukup waktu, mereka bisamempraktekkanperilaku yang lebihcaringdi kelas selama proses belajar - mengajar.Kurangnyawaktuterkait denganjangka waktu yang singkatdi kelas danjuga banyaknyamateri yang harus disampaikan kepada mahasiswa.Misalnya, dosenmerasa bahwakendala waktumempengaruhi jumlahinteraksi pribadiyangbisamenunjukkan

Status dosen spesialis,pengajar

caring kepadamahasiswanya.

melaporkan bahwastatus mereka sebagaidosen spesialismembuat lebih sulitbagi mereka untukmemberlakukancaringdaripadadosenbiasa. Dibandingkandengandosenbiasa yang mengajarmahasiswa yang samauntuk periode yang lebih panjang,akses

terbatasdosen spesialisuntukmahasiswamembuatnya sulituntuk menunjukkancaring.Disampingwaktu aksessingkat, dosen spesialisberadadalam

situasi yang lebihsulit daripadadosenbiasa karena merekaharus mengajarsejumlah besarsiswadalam satu kelasdengan

Menjaga keseimbangan antara caring and disiplin,

waktu yang singkat, hal tersebutmembuat sulitbagi mereka untukmenjalin hubungan interpersonal.

perjuanganmempertahankankeseimbangan

antaracaringdandisiplinmerupakanperhatian utama bagibeberapa pengajar.Kekhawatirandosen tentangdisiplindi kelasmemisahkankonsepcaringdan

mengajar. Misalnya, pengajar tidakmemberlakukancaring yang terlalu banyak selama mengajardi kelas karenamahasiswa dapatmengambil keuntungan dari itu. Maka ketika mengajar di kelas, tidakbenar-benar menunjukkancaringyang dalam, tetapi caring ditunjukkan ketika beradadi luarkelas. Caringdan pengajarantidak dapatdiberlakukan padawaktu yang sama.

2.2.4 Dampak Caring Dosen

Dampak positif mahasiswa terhadap dosen caring, yaitu dapat memberikan perasaan diterima,mengembangkan citra diri yang positif dan rasa aman. Dosen caring dapat memberikan mahasiswa harapan, optimisme yang mendorong berbuat lebih baik, lebih percaya diri, pertumbuhan pribadi dan profesi, serta motivasi. Ketika mahasiswa merasa diperhatikan, kecemasan

berkurang dan memberi energi positif serta memotivasi (Watson & Leininger, 1990).

Interaksi caring antara dosen dan mahasiswa, dapat membuat mahasiswa mengalami pergerakan ke arah aktualisasi diri,peningkatan harga diri dan percaya diri serta mengalami kemajuan yang memberikan harapan untuk masa depan. Interaksi caring dosen-mahasiswa juga membuatmahasiswa merasalebih baik, bahagia, berani dan bangga (Miller, Haber, dan Byrne dalam Watson & Leininger, 1990).

Dampak tidak caring dalam hubungan dosen-mahasiswa dari perspektif mahasiswa, merupakan persepsi ketidakpedulian dosen kepada mahasiswa sebagai orang yang sedang belajar.Dosen yang tidak caring ditandai denganmeningkatnya ketidakpedulian, tidak perhatian dan ketidakpekaan terhadap kebutuhanmahasiswa dan dirasakan sebagai dosen yang kurang kompetensi. Kurangnya kompetensi profesional meliputi kurangnya pengetahuan dan pengalaman, kurangnya presentasi profesional, kurangnya komitmen, kurangnya standar profesional dan kurangnya rasa hormat (Appleton dalam Watson & Leininger, 1990).

Dosenyang tidak caring dan tidak peka terhadap kebutuhan mahasiswa dalam penelitian Appleton dirasakan sebagai dosen yang lalai dan kurang perhatian yang tulus, dimanasikap ini ditandai dengan kurangnya kemauan untuk mengenalmahasiswa, kurangnya minat dalam mengajar mahasiswa, kurangnya kemauan untuk mengakui keberagaman individu dan kurang menghormati mahasiswa. Mahasiswa menganggapdosentidak caringsebagai manipulatif, tidak fleksibel dan otoriter, bahkan menggunakan paksaan akademik,kurang rasa

kemanusiaan dalam pendekatan kepada mahasiswa,merasakandosen sebagai seseorang yang dingin, kaku, sebagai tuan dari pada fasilitator dan memberikan umpan balik negatif kepada mahasiswa.

Bentuk yang paling parah dariperilaku tidak caring dosen adalah perilaku yang merusak ditandaidengan sikap tidak etis dan tidak manusiawi seperti manipulasi keadaan, menunjukkan penghinaan, tidak menghormati mahasiswa sebagai individu, dianiaya, diejek dan diperlakukan sebagai hama merupakan umpan balik negatif yang kuat bagi mahasiswa dan dapatmemindahkan energi negatif sehinggamahasiswa merasa bahwa dosen adalah musuh, membuat penderitaan dan merasa menjadi korban (Appleton dalam Watson & Leininger, 1990).

Dosen yang tidak caring dapat menghilangkan kepercayaan mahasiswa dan tidak ada keterikatan yang terbentuk di antara mereka, menciptkan jarak, rasa curiga mahasiswa yang mengarah ke saling menghindar. Reaksi umum afektif mahasiswa beragam, awalnya mahasiswa berharap dosen mereka caring,tetapi ketika ternyata dosen mereka tidak caring,mereka akan melalui tahap kebencian dan kemarahan dan paling sering kehilangan rasa hormat terhadap dosen.Reaksispesifik yang akan dirasakan mahasiswa adalah perasaan waktu dan energi terbuang, merasa malu, kekecewaan dan kegelisahan, ketakutan, citra diri negatif dan akhirnya putus asa dan tidak berdaya (Appleton dalam Watson & Leininger, 1990).

Penelitian Teven dan Hanson (2004) yang meneliti dampak caringdosen dan kedekatan dosen pada mahasiswa terhadap persepsi kredibilitas dosen. Hasil

penelitian menunjukkan adanya efek positif yang kuat untuk caringdan kedekatan dosen terhadap mahasiswa dan efek negatif yang kuat bagi dosen yang tidak

caringdan tidak dekat dengan mahasiswa pada berbagai dimensi kredibilitas dosen.

Hasilpenelitian Teven dan Hanson (2004) bahwa ketika caring verbal dosen rendah danketidakdekatan tinggi menghasilkan nilai signifikan persepsi negatif terhadap kredibilitas dosen. Sedangkan disaat caring verbal dosentinggi dan ketidakdekatan dosen tinggi menghasilkan nilai signifikan positif terhadap kredibilitas dosen. Caring verbal yang tinggi cenderung memperhalus dampak negatif dari ketidakdekatan dosen dengan mahasiswadanhasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dosen harus menjaga caring verbal yang tinggi untuk mempertahankan kredibilitas mereka didalam kelas.

Dokumen terkait