• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK FOLLOWERS , KETERDEDAHAN MEDIA, DAN FAKTOR PSIKOLOGIS

Karakteristik Followers

Karakteristik followers instagram selaku responden dapat dilihat dari segi umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Responden dalam penelitian ini adalah followers dari akun instagram Batik @inasinul yang mengisi kuesioner online yang dilakukan selama dua minggu terhitung mulai tanggal 3 Februari 2015 sampai dengan 17 Februari 2015. Followers tersebut diasumsikan melihat,memperhatikan, dan terstimulasi dengan kegiatan promosi yang dilakukan oleh batik “Inasinul” melalui foto di instagram. Karakteristik followers instagram dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan yang dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 3 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik Karakteristik

Followers Kategori Jumlah Persentase (%)

Muda (16-20) 17 25.00 Umur Sedang (21-26) 38 55.89 Dewasa (>26) 13 19.11 Jenis Kelamin Laki-laki 28 41.18 Perempuan 40 58.82 Pelajar 1 1.47 Mahasiswa 37 54.41

Jenis Pekerjaan Aparatur Sipil Negara 5 7.35

Pegawai Swasta 19 27.94

Wirausaha 2 2.94

Lainnya 4 5.89

Rendah (sampai lulus SMP/MTs) 1 1.47

Tingkat Pendidikan Sedang (SMA/SMK/MA) 33 48.53

Tinggi (Diploma, Sarjana, Magister,) 34 50.00

Rendah (<2.000.000) 43 63.32

Tingkat Pendapatan Sedang (2000.000-4.000.000) 15 22.05

Umur

Umur adalah lama hidup followers instagram pada saat penelitian dilakukan yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam satuan tahun. Dalam penelitian ini, umur terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: umur muda (16-20 tahun), umur sedang (21-26 tahun), dan umur dewasa (>26 tahun). Berdasarkan hasil penelitian, dari 68 orang responden diketahui bahwa umur termuda yaitu 16 tahun, sedangkan umur tertua adalah 49 tahun dengan rata-rata umur responden berada di 23 tahun.

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kategori umur sedang. Hal tersebut disebabkan oleh pengguna media sosial instagram yang aktif sebagian besar adalah kalangan muda yang masih didalam masa produktif sehingga kebanyakan followers dari akun @inasinul terdapat pada kategori kalangan tersebut. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Prisgunanto (2014) yang menyatakan bahwa pengguna jejaring sosial berada pada kategori umur 20-23 tahun karena pada usia tersebut rata-rata telah mengenal gawai internet dalam keidupan sehari-hari mereka. Pada kategori umur muda terdapat 17 responden. Pada kategori umur ini, konsumen rata-rata adalah seorang pelajar dan mahasiswa baru yang aktif menggunakan instagram dalam kesehariannya. Sementara itu, untuk kategori umur dewasa kebanyakan berasal dari pengguna aktif instagram yang telah bekerja maupun ibu rumah tangga.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari 68 orang responden, terdapat 40 orang atau 58% responden berjenis kelamin perempuan. Sementara itu, jumlah responden laki-laki hanya berjumlah 28 orang atau 41%. Menurut Diamond (2015) presentase pengguna instagram pada tahun 2012 adalah 57% perempuan dan 41% laki-laki. Perbedaan jumlah responden laki-laki dan perempuan dipengaruhi oleh jenis produk yang ditawarkan yaitu batik. Seorang perempuan cenderung lebih suka mem-follow akun-akun online shop di media sosial mereka terutama instagram sebagai referensi belanja mereka. Selain itu perempuan juga cenderung lebih suka bertanya kepada teman dan akun-akun instagram jika mereka menginginkan memastikan sesuatu untuk dibeli, lain halnya dengan laki-laki yang sebagian besar cenderung tidak mengambil repot dalam memilih sesuatu. Hal tersebut sejalan dengan usaha batik “Inasinul” yang mempromosikan batiknya melalui instagram terbukti 58% responden yang mengisi kuesioner adalah perempuan yang cenderung melihat-lihat, bertanya, sampai dengan membeli.

Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan adalah kegiatan utama yang sehari-hari dilakukan responden dalam mengisi waktu dan memperoleh pendapatan. Pada penelitian ini jenis pekerjaan dibedakan menjadi lima golongan yaitu pelajar, mahasiswa, aparatur sipil negara, pegawai swasta, dan wirausaha. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa sebagian besar responden masih berstatus sebagai mahasiswa dengan jumlah responden berjumlah 37 atau 54%. Hal tersebut didukung oleh Prisgunanto (2014) yang menyatakan bahwa mereka yang terjaring gawai internet dalam jejaring sosial sebesar 48.9% merupakan mahasiswa. Selanjutnya, responden yang masih berstatus pelajar berjumlah 1 atau 1%, aparatursipil negara sebanyak 5 atau 7%, pegawai swasta sebanyak orang 19 atau 27%, wirasusaha sebanyak 2 responden atau 2%, dan lainnya meliputi ibu rumah tangga dan sedang dalam tahap mencari pekerjaan sebanyak 4 responden atau 5%. Jenis pekerjaan seseorang yang bermacam-macam tentu memiliki nilai pendapatan yang berbeda. Pendapatan tersebut juga berhubungan dengan proses pengambilan keputusan seseorang salah satunya untuk berbelanja batik “Inasinul”. Selain pendapatan, jenis pekerjaan juga akan menghasilkan pola pikir dan kebutuhan yang berbeda-beda di tiap jenisnya. Contohnya pada pegawai swasta dan aparatur sipil negara yang memang membutuhkan batik untuk pakaian kerja mereka di hari-hari yang telah ditentukan.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah diikuti oleh responden sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung. Tingkat pendidikan tersebut tersebut dikelompokkan menjadi tiga, yaitu rendah (sampai dengan lulus SMP/MTs sederajat), sedang (sampai dengan lulus SMA/MA/SMK sederajat), dan tinggi (Diploma, Sarjana, Magister, Doktor). Berdasarkan tiga kategori tersebut, sebagian besar responden yaitu berjumlah 34 orang memiliki pendidikan yang tergolong tinggi yaitu sebesar 50% dari seluruh total jumlah responden.

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki pendidikan yang sedang dan tinggi. Dari data tingkat pendidikan yang telah dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin tinggi pula keterdedahan akan teknologi dan informasi. Pada kelompok pendidikan sedang dan tinggi memang saat dimana responden sudah memiliki smart phone sehingga mereka dapat mengakses media sosial instagram dan mem-follow Batik @inasinul untuk mencari produk batik. Hal ini juga dikemukakan oleh Diamond (2015) yang menyatakan bahwapengguna media sosial pernah merasakan bangku perguruan tinggi. Pernyataan Diamond tersebut juga selaras dengan pernyataan Sumarwan (2011) pendidikan tinggi pada seseorang akan membuat seseorang tersebut responsif terhadap informasi dan juga akan mempengaruhi pilihan pada sebuah produk.

Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan adalah pendapatan yang diperoleh responden dalam satuan bulan. Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seorang konsumen dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah (Sumarwan 2011). Tingkat pendapatan dibagi menjadi tiga kategori yaitu pendapatan rendah (< Rp 2.000.000),

pendapatan sedang (Rp.2000.000-Rp.4.000.000) dan pendidikan tinggi (> Rp. 4.000.000). Berdasarkan Tabel 4, terdapat hasil pendapatan responden yang

dominan pada kategori pendapatan rendah dengan rata-rata pendapatannya berjumlah Rp. 2.500.000 yaitu sebanyak 43 responden atau 63%. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya (Sumarwan 2011). Namun dari data hasil yang telah dipaparkan terkait tingkat pendapatan justru responden yang termasuk pada kategori pendapatan rendah. Hal tersebut memang dikarenakan profesi responden/followers instagram @inasinul sebagian besar masih mahasiswa sehingga belum memiliki pendapatan yang tinggi. Selain itu beberapa responden pun berstatus ibu rumah tangga dan masih belum memiliki pekerjaan sehingga pendapatan mereka masih dalam kelompok rendah.

Keterdedahan Media

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selalu melakukan aktivitas promosi dalam memasarkan produknya karena aktivitas promosi itu sendiri merupakan komponen utama dalam pemasaran produk agar diminati oleh konsumen. Selain untuk menarik minat konsumen, promosi juga berperan sebagai penghubung antara pelaku usaha dan konsumen yang bertujuan akhir pada terjadinya pembelian produk oleh konsumen. Sebelum terjadinya pembelian atau aksi yang dilakukan oleh konsumen, promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha akan menstimulasi konsumen pada beberapa tahapan yaitu mendapatkan kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa (Kotler 2003). Aktivitas Promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha tersebut akan dilihat oleh para followers-nya sehingga mereka akan terdedah oleh informasi yang ada di instagram yang akhirnya merubah sikap followers tersebut yang awalnya tidak menyadari hingga benar-benar tertarik pada sebuah produk yang ditawarkan pelaku usaha.

Penelitian ini dilakukan untuk mengukur efektivitas instagram dalam mempromosikan produk batik “Inasinul”dilihat dari perubahan sikap konsumen yang merupakan followers dari akun instagram @inasinul. Aktivitas promosi batik “Inasinul” melalui instagram yang dilakukan oleh seorang admin dengan melakukan posting foto-foto produk dengan dilengkapi caption, lalu aktivitas membalas comment dari calon konsumen di akun @inasinul dalam upaya merubah sikap konsumen sampai dengan teradinya pembelian produk.

Efektivitas media sosial instagram dalam melakukan sebuah promosi kemudian dilihat melalui empat tahapan dari unsur AIDA, yaitu attention (perhatian), interest (ketertarikan), desire (keinginan), dan action (tindakan). Keterdedahan media dari followrers terhadap aktivitas promosi melalui media sosial instagram yang dilakukan oleh produk batik “Inasinul” diukur menggunakan lima variabel, meliputi frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, dan tingkat kejelasan pesan. Berikut ini adalah Tabel 4 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan keterdedahan media dari responden terhadap aktivitas promosi batik “Inasinul”.

Tabel 4 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan keterdedahan media

Keterdedahan Media

Penilaian Responden

Rendah Sedang Tinggi

N % n % n %

Frekuensi Informasi Terkini 7 10.29 18 26.47 43 63.23 Frekuensi Feedback Pesan 8 11.76 12 17.67 48 70.58 Tingkat Daya Tarik Pesan 2 2.94 4 5.88 62 91.17

Gaya Pesan 0 0.00 6 8.82 62 91.17

Tingkat Kejelasan Pesan 2 2.94 6 8.82 60 88.23

Berdasarkan Tabel 4 intensitas frekuensi informasi terkini dan frekuensi feedback pesan tergolong intens. Hal tersebut dibuktikan dengan sebanyak 43 responden (63%) pada variabel frekuensi informasi terkini dan sebanyak 48 responden (70%) pada variabel frekuensi feedback pesan menilai kuesioner online dengan hasil yang tergolong tinggi. Intensitas tweet dan feedback cukup diperhatikan oleh followers sebagai bagian dari aktivitas promosi produk batik “Inasinul”. Hasil penilaian responden dari kedua variabel tersebut didukung oleh informasi dari pemilik usaha batik yang sekaligus menjadi informan pada penelitian ini. Menurut informan, saat ini aktivitas promosi akun instagram @inasinul hanya dilakukan oleh satu orang admin, yaitu oleh informan tersebut sehingga belum dapat bekerja secara optimal.

Variabel-variabel berikutnya, yang meliputi tingkat daya tarik pesan, gaya pesan dan tingkat kejelasan pesan pada instagram @inasinul dinilai responden tinggi. Berdasarkan variabel tingkat daya tarik pesan, sebanyak 62 responden (91%) menilai bahwa foto yang di posting sudah menarik. Sementara itu, pada variabel gaya pesan sebanyak 62 responden (91%) menilai bahwa caption sudah menggunakan gaya pesan yang tepat sehingga mudah dicerna oleh followers yang membaca. Tingkat keakuratan pesan bagi sebanyak 60 responden (88%) sudah jelas dengan kondisi atau informasi yang nyata dan sebenarnya. Ketiga variabel tersebut merupakan hal yang sangat diperhatikan dan penting bagi followers dan bagi konsumen produk batik “Inasinul”, selaras dengan rutinnya pemberian informasi. Berdasarkan hasil penilaian pada Tabel 5 tersebut terlihat bahwa aktivitas promosi produk batik “Inasinul”

melalui instagram tergolong tinggi pada variabel frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan, dan tingkat keakuratan pesan.

Frekuensi Informasi Terkini

Promosi senantiasa dilakukan oleh sebagian besar para pelaku usaha dalam upaya agar produk yang mereka tawarkan diketahui dan disukai oleh calon konsumen mereka. Frekuensi informasi terkini merupakan salah satu bagian dari aktivitas promosi produk batik “Inasinul”. Frekuensi informasi terkini mencakup intensitas akun @inasinul dalam mem-posting foto dan informasi yang berkenaan dengan produk batik “Inasinul”. Pengukuran frekuensi pesan dilihat melalui beberapa indikator, seperti intensitas kemunculan foto di timeline followers dan waktu dalam mem-posting tweet. Pada indikator waktu dalam mem-posting tweet dibagi menjadi empat waktu, yaitu kemunculan tweet pada pagi hari, siang hari, sore hari dan malam hari. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kecenderungan waktu akun @inasinul dalam melakukan aktivitas promosi melalui instagram. Berikut ini Tabel 5 yang menyajikan data jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi informasi terkini yang di-posting oleh @inasinul.

Tabel 5 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi informasi terkini melalui akun instagram @inasinul

Indikator Rendah Sedang Tinggi

N % N % N %

Kemunculan foto pada timeline 7 10.29 26 38.23 35 51.47 Kemunculan foto pada waktu pagi 9 13.23 38 55.88 21 30.88 Kemunculan foto pada waktu siang 8 11.76 33 48.53 26 38.23 Kemunculan foto pada waktu sore 13 19.11 34 50.00 21 30.88 Kemunculan foto pada waktu malam 9 13.23 26 38.23 33 48.53 Seperti yang telah diuraikan pada Tabel 5, frekuensi informasi terkini yang dilakukan oleh instagram Batik @inasinul dapat diukur melalui intensitas admin instagram @inasinul mem-posting foto produk mereka disesuaikan dengan waktu pagi, siang, sore, dan malam hari. Kemunculan foto di timeline followers instagram @inasinul tergolong tinggi karena sebanyak 35 responden atau 51% menilai bahwa instagram @inasinul sering melakukan posting foto di instagram.

Diantara beberapa indikator waktu yang ada, intensitas terbesar followers instagram @inasinul melihat kemunculan posting foto batik “Inasinul” adalah pada saat malam hari (pukul 19.00-23.00) mencapai 33 responden atau 48%. Membuka ponsel untuk melihat instagram dapat dilakukan kapan saja, namun memang disaat malam hari kemungkinan pemilik usaha batik “Inasinul” untuk membuka instagram lebih besar dibandingkan waktu lainnya karena waktu pagi hingga sore dialokasikan

untuk beraktivitas harian seperti sekolah, kuliah dan bekerja. Hal tersebut juga didukung oleh Wurinanda (2015) yang menyatakan bahwa sebagian besar pengguna media sosial melihat kemunculan informasi terkini atau pesan yang di-posting oleh pelaku usaha dilakukan pada saat malam hari.

Gambar 5 Foto intagram @inasinul di timeline

Frekuensi Feedback Pesan

Frekuensi feedback (umpan balik) pesan merupakan indikator dari aktivitas promosi kedua yang turut dilakukan oleh batik “Inasinul”. Promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha tentu didalamnya terdapat komunikasi antara pelaku usaha dan juga calon konsumen, hal tersebut menandakan bahwa pesan yang disampaikan oleh pelaku usaha dalam hal ini adalah batik “Inasinul” melalui foto dan caption di instagram dapat menarik perhatian calon konsumennya. Feedback pesan diukur berdasarkan seringnya admin instagram @inasinul membalas comment para followers dan juga kecepatan dalam membalas comment tersebut. Selain intensitas dan kecepatan membalas comment, melakukan followback juga menjadi indikator feedback pesan. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat di Tabel 6

Tabel 6 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator frekuensi feedback pesan melalui akun Instagram @inasinul

Indikator Rendah Sedang Tinggi

N % N % N %

Intensitas membalas comment 11 16.17 15 22.05 45 66.17 Kecepatan membalas comment 11 16.17 21 30.88 36 52.94 Instagram Inasinul melakukan followback 0 0.00 37 54.41 31 45.58

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa 45 responden atau 66% responden menilai bahwa instagram @inasinul sering membalas comment followers mereka. Membalas sebuah comment dari calon konsumen merupakan salah satu cara dari pelaku usaha untuk berkomunikasi dengan calon konsumen mereka agar hubungan antara kedua belah pihak lebih dekat dan calon konsumen merasa nyaman dan tidak canggung untuk bertanya. Hal tersebut didukung oleh Sukma (2012) yng menyatakan bahwa ha-hal yang mendukung kualitas dalam pelayanan (quaity of service) termasuk didalamnya membangun komunikasi antara pelaku usaha dan konsumen itu perlu karena akan meningkatkan penjualan. Selain itu, membalas comment juga merupakan wadah untuk mendapatkan informasi lebih jelas tentang produk yang ditawarkan oleh batik “inasinul” sehingga calon konsumen merasa lebih jelas dan yakin untuk membeli produk tersebut. Keuntungan lainnya adalah followers lain juga dapat melihat pembicaraan di comment tersebut sehingga followers lain pun dapat mengetahui informasi-informasi tambahan melalui comment tersebut.

Gambar 6 Bentuk feedback dari instagram @inasinul

Indikator selanjutnya adalah kecepatan admin instagram @inasinul dalam membalas sebuah comment yang dilontarkan oleh calon konsumen mereka. Berdasarkan hasil di Tabel 6 sebanyak 36 responden atau 52% menlai bahwa instagram @inasinul cepat dalam membalas comment calon konsumennya. Membalas sebuah comment memang merupakan hal penting bagi pelaku usaha di media online sepert instagram, namun cepat atau lambatnya admin instagram membalas comment juga merupakan faktor penentu baik buruknya komunikasi yang terjalin bagi kedua belah pihak. Jika balasan comment cepat tentu calon konsumen yang bertanya akan menilai bahwa admin instagram sangat tanggap dan cekatan dalam merespon comment tersebut. Selain itu ketika seseorang memberikan comment dan admin instagram tersebut memberikan respon cepat, tentu interaksi komunikasi akan berlangsung saat itu juga, lain halnya jika admin membalas comment setelah beberapa hari comment itu dilontarkan pasti akan membuat calon konsumen itu cenderung malas untuk melanjutkan pembicaraan.

Indikator terakhir dalam melihat tingkat feedback pesan adalah admin melakukan followback kepada followers instagram @inasinul. Seberar 37 responden atau 54% menilai bahwa instagram @inasinul tidak mem-followback mereka. Beberapa media sosial seperti twitter dan instagram menerapkan sistem follow sebagai tanda pertemanan. Walaupun instagram merupakan media sosial untuk individu, namun batik “Inasinul” menggunakan instagram sebagai media promosi mereka yang berarti bahwa konsumen atau calon konsumen mereka adalah para followers instagram tersebut. Konsumen yang telah mem-follow instagram @inasinul pasti mengharapkan followback dari admin terutama jika instagram tersebut di lock sehingga bagi yang belum diterima permohonan pertemanannya tidak dapat melihat foto-foto yang ada di dalamnya.

Daya Tarik Pesan

Daya tarik pesan merupakan salah satu aspek dari aktivitas promosi yang memiliki peranan dalam menarik perhatian calon konsumen. Semakin menarik pesan yang disampaikan melalui instagram akan semakin menarik perhatian calon konsumen untuk melihat sampai dengan membeli produk yang ditawarkan di instagram. Wurinanda (2015) menyatakan bahwa pesan yang disampaikan melalui media sosial untuk promosi sebuah produk memiliki daya tarik yang tinggi. Seorang admin memiliki peranan dalam membuat rancangan foto dan caption yang akan di unggah ke instagram semenarik mungkin dengan berbagai cara agar calon konsumen tertarik. Instagram menawarkan berbagai fasilitas bagi pelaku usaha sperti unggah foto dan video yang dilengkapi dengan caption, search engine dengan hashtag, profile picture, bio instagram sebagai penanda identitas akun instagram. Apabila unsur-unsur tersebut dikreasikan sedemikian rupa, orang-orang akan tertarik untuk mem-follow akun instagram tersebut. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat daya tarik pesan meliputi logo instagram, hiasan pada foto, kualitas foto yang di-posting, profile picture, dan penyesuaian dengan hari besar yang dapat dilihat pada Tabel 7

Tabel 7 Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator daya tarik pesan melalui akun Instagram @inasinul

Indikator Rendah Sedang Tinggi

N % N % N %

Daya tarik logo instagram “Inasinul” 2 2.94 18 26.47 48 70.58 Daya tarik hiasan instagram “Inasinul” 3 4.44 17 25.00 48 70.58 Kualitas foto instagram “Inasinul” 1 1.47 6 8.82 61 89.70 Daya tarik profile picture instagram “Inasinul” 3 4.44 10 14.70 55 80.88 Penyesuaian waktu pergantian profile picture 14 20.58 30 44.11 24 35.29

Berdasarkan uraian di atas logo instagram @inasinul dinilai menarik bagi responden terlihat dari hasil data yang ada sebanyak 48 responden atau 70%. Sebuah usaha terutama yang menggunakan media sosial sebagai media promosinya harus memiliki logo sebagai pematenan produk tersebut. Sebuah logo memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen terutama jika logo tersebut unik sehingga mudah diingat oleh konsumen. Indikator kedua yaitu daya tarik hiasan-hiasan yang terdapat pada foto di instagram @inasinul. Sebanyak 48 responden atau 70% menilai bahwa hiasan pada foto yang di-posting di instagram @inasinul menarik. Sebuah foto yang di- posting di instagram terkadang memerlukan inovasi agar tidak dinilai membosankan bagi followers yang melihatnya. Memberikan hiasan-hiasan pada foto yang akan di- posting merupakan salah satu cara agar memberikan kesan menarik di foto yang akan di-post. Hiasan pada foto tersebut berisi sticker, tulisan harga, dan informasi sekilas tertang produk yang ditawarkan sehingga jika dilihat selintas konsumen merasa jelas dengan hanya melihat foto saja.

Indikator ketiga dari daya tarik pesan adalah kualitas foto yang di-posting oleh instagram @inasinul. Hasil penilaian responden pada indikator ketajaman gambar mendapatkan nilai tertinggi yaitu 61 responden atau 89% yang mengindikasikan bahwa kualitas foto yang di-posting berkualitas baik dan tajam. Kualitas foto yang baik dan tajam di instagram memang lebih disukai oleh orang yang melihatnya terutama jika instagram tersebut memang memasarkan sebuah produk tentu yang utama dilihat adalah produk tersebut. Ketajaman sebuah foto juga akan berpengaruh terhadap kesesuaian dengan barang yang dibeli dan sampai ke tangan konsumen karena jika kualitas foto baik akang semakin sesuai dengan barang yang dibeli oleh konsumen.

Indikator terakhir dari daya tarik pesan adalah penyesuaian penggantian profile picture instagram @inasinul dengan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Natal, dll. Berdasarkan hasil penilaian responden, instagram @inasinul dinilai jarang mengganti profile picture yang disesuaikan dengan hari-hari besar dengan presentase 44% atau 30 responden. Aktivitas promosi yang dilakukan oleh para pelaku usaha konvensional sering kali menyesuaikan konten-konten promosinya dengan hari-hari besar, hal tersebut juga dapat kita temukan pada promosi yang dilakukan di media sosial agar lebih menarik kalangan-kalangan yang berkaitan dengan hari besar tersebut.

Gaya Pesan

Gaya pesan merupakan strategi dari pelaku usaha yang dituangkan dalam sebuah pesan yang disampaikan kepada konsumen. Pada promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram, gaya pesan merupakan cara admin instagram @inasinul menyampaikan informasi, baik informasi yang menyangkut produk maupun informasi promosi melalui instagram kepada followers dan calon konsumen produk batik “Inasinul”. Gaya pesan yang diukur menggunakan beberapa indikator yaitu kemudahan caption untuk dimengerti oleh calon konsumen, sifat persuasif pada caption foto, kelengkapan dan juga kesesuaian caption foto instagram @inasinul. Penjelasan terkait gaya pesan dapat dilihat pada Tabel 8

Dokumen terkait