• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TEMUAN DATA

BAB IV ANALISIS DATA

IV.2 Karakteristik Kebutuhan Informasi Lansia di Kota Surabaya

IV.2.2 Karakteristik Fungsi Informas

Pada tabel 3.11 hingga tabel 3.17 akan menggambarkan mengenai fungsi dari suatu informasi bagi lansia Kota Surabaya, yang berisi mengenai tujuan melakukan penemuan informasi serta pemanfaatan informasi setelah didapatkan. Nicholas (2000) menyatakan bahwa fungsi utama dari suatu informasi akan berbeda-beda sesuai dengan peran dan profesi dari suatu individu tersebut. Namun pada dasarnya, seseorang membutuhkan suatu infomasi untuk 5 fungsi yang luas, di mana nantinya dengan mengidentikasi dari kelima fingsi tersebut akan diketahui tujuan seseorang dalam mencari suatu informasi. Kelima fungsi tersebut yakni : memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan khusus (factfinding); untuk tetap up to date; penelitian dalam suatu bidang (fungsi penelitian), seorang peneliti dan akademisi adalah orang yang paling mungkin untuk membutuhkan informasi dengan tujuan ini; untuk mendapatkan pemahaman latar belakang masalah/topik (fungsi pengarahan); serta untuk memberikan ide-ide baru atau sebagai stimulus (fungsi stimulus).

Menurut Hales-Mabry, C. (1993), individu biasanya memiliki banyak kebutuhan informasi, seperti misalnya seorang ilmuwan, ia membutuhkan informasi mengenai penelitian sebagai bagian dari pekerjaannya yakni fungsi penelitian, namun ilmuwan juga membutuhkan informasi lainnya dalam kehidupannya sehari-hari. Sama halnya dengan lansia, lansia yang bertugas sebagai pengurus Karang Werda akan membutuhkan informasi yang terkait dengan Karang Werda lainnya, namun ia juga memutuhkan informasi-informasi lain dalam sehari-harinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada tabel 3.11 (halaman III-19), di mana lansia membaca buletin Karang Werda yakni dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh Karang Werda lain di luar Kota Surabaya. Berdasarkan hasil probing, diketahui bahwa pada nantinya informasi mengenai kegiatan Karang Werda di kota lain tersebut dapat menjadi masukkan untuk menciptakan ide-ide baru dalam membuat program-program khusus lansia lainnya di Karang Werda wilayahnya sendiri. Dalam hal ini, fungsi informasi yang dijalani oleh lansia tersebut yakni sebagai fungsi stimulus, di mana seperti yang dikemukakan oleh Nicholas (2000), pada fungsi lainnya, orang-orang umumnya mengetahui apa yang mereka cari, meskipun tingkat kekhususan dan definisinya agak berbeda. Namun, dalam fungsi stimulus, seseorang hanya memiliki ide samar dari apa yang mereka cari dan bahkan kadang-kadang tidak tahu sama sekali, sehingga mereka mengakses sumber informasi tersebut dengan harapan bahwa informasi tersebut akan membuat mereka mendapatkan ide-ide baru dan mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkannya.

Nicholas (2000) juga mengatakan bahwa informasi dengan fungsi stimulus tidaklah secara rutin harus dipenuhi, namun ada jangka waktu tertentu untuk menumbuhkan ide-ide baru dengan mencari informasi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.12 (halaman III-20), di mana lansia menyatakan bahwa penerbitan buletin Karang Werda yakni yang hanya dua bulan sekali sudah dirasa cukup baginya. Berdasarkan hasil probing, diketahui bahwa penerbitan dan pendistribusian buletin Karang Werda itu sendiri dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur, sehingga oleh para lansia dianggap bahwa untuk mendistribusikan ke seluruh

Karang Werda di Jawa Timur setiap dua bulan sekali saja sudah dirasa sulit, apalagi jika diterbitkan lebih dari dua bulan sekali.

Selanjutnya dalam tabel 3.14 (halaman III-22), ditampilkan data mengenai kesan lansia ketika mengikuti kegiatan sharing informasi, sebanyak 45% lansia menyatakan bahwa mereka dapat menyampaikan dan mendapatkan informasi dengan cara penyampaian yang santai dan menyenangkan, sedangkan 45% lainnya menyatakan bahwa mendapatkan informasi yang tidak diketahui sebelumnya sebagai kesan ketika mengikuti sharing informasi. Menurut Margaret (1956), dengan adanya perkumpulan sendiri, membuat lansia lebih sering melakukan interaksi dengan teman sebayanya, sehingga penyaluran informasi pun akan sering dilakukan pula. Dengan melakukan interaksi sosial akan mendorong adanya pertukaran informasi yang tidak diketahui sebelumnya, aktivitas rekreasi, kegiatan berdiskusi, dan meningkatkan pertemanan. Interaksi sosial tersebut mengurangi terjadinya depresi pada lansia dengan memberikan lansia kesempatan untuk berbagi masalah, pengalaman hidup dan kehidupan sehari-hari mereka.

Kemudian, dalam tabel 3.16 (halaman III-24) ditampilkan data mengenai manfaat yang dirasakan oleh lansia setelah mengikuti kegiatan sharing informasi. Dari data di lapangan diketahui bahwa 50% lansia menyatakan bahwa mereka mengikuti sharing informasi dengan tujuan agar tidak ketinggalan informasi. Hasil tersebut sesuai dengan salah satu fungsi informasi yang dikemukakan oleh Nicholas (2000), di mana Nicholas menyebutkan bahwa seseorang akan membutuhkan informasi dengan tujuan agar tetap up to date. Berdasarkan hasil probing, diketahui bahwa dalam forum sharing informasi pengurus Karang Werda, baik itu ketua maupun sie lainnya selalu menyampaikan informasi terbaru akan kegiatan Karang Werda yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Selain itu biasanya, ketua kelurahan juga akan turut serta memberikan informasi-informasi mengenai keadaan sekitar di wilayah Karang Werda tersebut berada, sehingga membuat lansia ingin selalu mengikuti forum sharing informasi untuk mendapatkan informasi-informasi yang up to date.

biasanya sebagai pengisi acara itu ada bapak lurah yang menyampaikan

sendiri biasanya ketuanya yang menyampaikan jadwal kegiatan-kegiatan Karang

Werda, ada info lomba-lomba gitu juga disampaikan. ” (R.3)

Saracevid dan Kantor (1997) menjelaskan bahwa kegiatan aplikasi informasi menggambarkan mengenai bagaimana individu mengembangkan informasi yang telah diperoleh. Pada tabel 3.17 (halaman III-25) memperlihatkan mengenai tindakan yang dilakukan oleh lansia anggota Karang Werda setelah mereka mendapatkan suatu informasi. Kuhlthau (1991), menyatakan bahwa, informasi yang telah dimiliki seseorang bisa disimpannya melalui berbagai bentuk, seperti ingatan pribadi, ke dalam catatan yang lebih rinci hingga melakukan penyampaian informasi kepada orang terdekatnya. Berdasarkan data di lapangan, sebanyak 62% responden menyatakan bahwa mereka akan membagikan informasi baru yang didapatkannya tersebut kepada kerabat lainnya, berdasarkan hasil probing diketahui bahwa kedekatan hubungan antara lansia dengan teman/kerabat membuat interaksi yang dihasilkan pun semakin intens. Ketika lansia mendapatkan suatu informasi baru, ia akan menyampaikan kepada keluarga di rumahnya maupun tetangga sebelahnya untuk dibahas secara bersama-sama.

Kegiatan pengaplikasian informasi juga dapat dilihat pada tabel 3.13 (halaman III.21), yang menyajikan data mengenai partisipasi yang dilakukan oleh lansia ketika mengikuti forum sharing informasi. Didapatkan data bahwa lansia akan menyampaikan informasi yang dimilikinya sebagai bentuk partisipasi, sehingga informasi yang dimilikinya tidak disimpan begitu saja setelah didapatkan, namun lansia melakukan kegiatan berbagi informasi dengan teman sebayanya, yakni anggota Karang Werda lainnya. Menurut Sari (2004), dikemukakan bahwa usia lanjut yang memiliki kesempatan bertemu dengan teman sebaya, dapat membuka kesempatan pada lansia tersebut untuk belajar dari pengalaman hidup individu lain dengan melakukan kegiatan berbagi informasi, lalu menginterprestasikannya kembali dengan pengalaman hidupnya. Berdasarkan hasil probing, diketahui bahwa suasana yang santai membuat lansia akan merasa nyaman dalam menyampaikan informasi yang dimilikinya kepada anggota Karang Werda lainnya pada pertemuan tersebut, sehingga mereka dapat dengan mudah bertukar informasi dengan saling bergantian menyampaikan informasi. Hal

tersebut juga akan membantu lansia dalam mengontrol pengalaman emosi yang positif atau negatif. Dengan memiliki teman, lansia akan merasa memiliki dukungan sosial di luar keluarganya, sehingga akan menimbulkan perasaan dihargai dan diinginkan meskipun mereka sudah mengalami kemunduran dan keterbatasan.