• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

2.3 Karakteristik Habitat dan Penyebaran

Ikan dolosi biru (Caesio caerulaurea) adalah salah satu spesies dari kelompok Caesionidae yang tergolong dalam kelompok ikan karang. Ikan karang merupakan jenis ikan yang umumnya menetap atau relatif tidak berpindah tempat (sedentary) dan pergerakannya relatif mudah dijangkau. Jenis substrat untuk dijadikan habitat biasanya pada karang hidup, karang mati, pecahan karang dan karang lunak (Suharti 2005). Berdasarkan periode aktif mencari makan, ikan karang dapat dikelompokkan menjadi tiga (Adrim 1983; Terangi 2004), yaitu :

1). Ikan nokturnal (aktif ketika malam hari), sekitar 10 % jenis ikan karang yang memiliki sifat nokturnal, ikan ini bersembunyi di celah-celah karang atau gua karang sepanjang siang hari dan akan muncul kepermukaan air untuk mencari makan pada malam hari. Contohnya pada ikan-ikan dari suku Holocentridae (swanggi), suku Apogoninade, suku Hamulidae, Priacanthidae, Muraenidae, Serranidae, dan beberapa dari suku Mullidae. 2). Ikan diurnal (aktif ketika siang hari), 75 % ikan yang hidup di daerah terumbu

karang dan sebagian dari ikan-ikan ini berwarna sangat menarik serta umumnya sangat erat berkaitan dengan terumbu karang, contohnya pada ikan-ikan dari suku Labraidae, Chaetodontidae, Pomacentridae, Scaridae,

Acanthuridae, Bleniidae, Balistidae, Pomaccanthidae, Monacanthidae, Ostracionthidae, Etraodontidae, Canthigasteridae dan beberapa dari Mullidae. 3). Ikan crepuscular (aktif pada pagi hari atau pada sore sampai menjelang malam) contohnya pada ikan-ikan dari suku Sphyraenidae, Serranidae, Carangidae, Scorpaenidae, Synodontidae, Carcharhinidae, Lamnidae, Spyrnidae dan beberapa dari Muraenidae.

Ada beberapa ikan karang yang umumnya berukuran kecil dan sangat pandai menyamarkan dirinya dan menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi di dalam struktur karang yang kompleks. Jenis ikan karang ini juga sering disebut ikan yang bersifat kriptik (tidak mudah dilihat) yang jumlahnya kurang lebih 30%. Berdasarkan karakteristik habitat, sebagian kecil ikan di terumbu karang hidupnya menguburkan diri di pasir, lumpur atau pecahan karang (rubble), contohnya ikan bloso, ikan sebelah/lidah dan sebagian ikan gobi (suku Gobiidae). Sebagian kelompok ikan berlindung dan menjelajah di terumbu karang yang termasuk didalamnya adalah ikan butana (herbivora), dan kelompok karnivora seperti ikan kakap dan ikan kerapu (Adrim 1983).

Sebagian kecil ikan karang ada yang hidup di kolom air dan menjelajah di daerah terumbu karang untuk mencari makan dan aktivitas hidup lainnya merupakan ikan karnivora. Banyak jenis ikan karang yang hidupnya soliter, berpasangan atau berkelompok (baik dalam jumlah kecil ataupun besar), berkelompok (scholing) merupakan satu strategi di kehidupan ikan yang hidupnya lebih banyak menjelajah di kolom air terbuka (Suharti 2005).

Secara ekologi, perkembangan ikan karang disebabkan beberapa faktor. (1) mobilitas dan ukuran ikan, yaitu ikan karang umumnya relatif tidak berpindah- pindah (sedentary) dan berukuran relatif kecil. (2) aksesibilitas (habitat yang mudah dicapai) yaitu perairannya relatif dangkal, berada di lingkungan yang hangat dan jernih dibandingkan dengan perairan yang lain. (3) skala pemanfaatan ruang/habitat yaitu ikan karang baik larva maupun dewasanya hidup di perairan yang relatif dangkal, dekat dengan substrat yang solid dan dekat dengan daratan. Siklus hidup ikan karang umumnya telah diketahui dan banyak diantara mereka hidup hanya beberapa tahun walaupun beberapa diantaranya bisa berumur panjang.

William and Hatcher (1983) in Djamali and Mubarak (1998), ada sepuluh famili utama ikan karang sebagai penyumbang produksi perikanan karang di great barier reef. Pada perairan karang Indonesia paling sedikit ada 10 family utama

sebagai penyumbang produksi perikanan (1) Caesionidae, (2) Holocentridae, (3) Serranidae, (4) Siganidae, (5) Scaridae, (6) Letrinidae, (7) Priacanthidae, (8) Labridae, (9) Lutjanidae dan (10) Haemulidae. Dari sepuluh family ikan karang, Caesionidae (ekor kuning dan pisang-pisang) merupakan kelompok ikan karang yang dieksploitasi secara relatif besar-besaran karena sebagai pemakan plankton dan membentuk kelompok (school) yang relatif besar.

Dalam perkiraan potensi ikan karang telah disepakati hanya beberapa jenis, diantaranya yaitu kerapu (Seranidae), lencam (Lethrinidae), ekor kuning, pisang- pisang (Caesionidae), kakatua (scaridae), dan napoleon/maming (labridae). Komunitas ikan karang juga merupakan sumberdaya ikan hias pada ukuran kecil (DPPK 2007). Caesionidae adalah jenis ikan yang bergerombol. Perilaku mereka yang bergerombol diperkirakan berhubungan dengan tekanan, Caesionidae secara aktif dimangsa oleh hewan yang tinggal di karang seperti grouper, snapper, jacks dan tunnus. Selama aktivitas siang hari yang normal kelompok ikan berenang pada kedalaman sedang dekat dengan tepi atau karang dalam posisi yang sama. Ketika mereka menemukan lokasi makan yang sesuai (diperkirakan ketika predator minimal), dimana arus tetap dan bagian kelompok zooplankton cukup rapat). Mereka memecah formasi dan mulai aktivitas makan. Dalam kelompok ini mereka berenang perlahan dan tidak sama, secara cepat, sergapan singkat ke depan pada saat mengambil zooplankton dari kolom air. Mereka dapat diamati berenang di sekitar karang, dimana beberapa anggota dari kelompok melambat dan berinteraksi dengan ikan wrasses. Selama awal rekrutmen sampai juvenil Caesionidae umumnya masih di area terbatas dekat dengan substrat. Ketika terancam, mereka dengan cepat menghindar dan berputar dari pada masuk ke celah-celah karang, mereka diam dan masih berada dekat dengan karang, seringkali dalam patahan atau retakan karang (Carpenter 1988).

Caesionidae seringkali berkelompok dalam kelompok spesies yang bercampur, terdiri dari 3 atau 4 spesies. Spesies dengan tanda yang sama, khususnya tanda pada bagian punggung, cenderung untuk ditemukan pada kelompok besar, sementara anggota individual tidak mencolok. Individu yang mencolok dari kumpulan lebih mudah dikenali predator. Untuk itu, kelompok dengan bintik hitam pada ujung punggung, seperti pada sebagian besar genus Pterocaesio dan genus Gymnocaesio, seringkali berkumpul bersama. Genus ini dengan motif coreng hitam pada punggung, seperti Caesio caerulaurea, C.

varilineata, C. striata dan Pterocaesio tile dapat ditemukan pada kumpulan yang sama. Caesio cunning, C. xanthonda dan C. teres, semua dengan sirip punggung berwarna kuning seringkali berkumpul satu dengan yang lain. Juvenil C. Lunaris seringkali memiliki sirip punggung berwarna kuning dan mereka dapat dilihat berkumpul bersama dengan juvenil C. cunning dekat dengan karang. Pada saat dewasa, C. lunaris biasanya menghilangkan pewarnaan kuning pada punggung ini dan mereka tidak lagi terlihat berkumpul dengan C. cunning.

Kelompok ini terutama mendiami karang, meski jangkauan mereka kadang sampai dasar pada saat berenang antar karang. Bukti ini mengkonfirmasi mereka kadang tertangkap oleh trawl, jauh dari karang. Satu spesies, Dipterygonotus balteatus, ditemukan di karang hanya pada tahap juvenil. Pada stadia dewasa, mereka ditangkap bersama dengan sarden, anchovies dan spesies pelagis lain dekat pantai (Carpenter 1988). Habitat ikan ekor kuning (Caesio ertyhrogaster) adalah perairan karang dan ikan-ikan ini dijumpai hampir di seluruh perairan karang daerah di wilayah Indo-Pasifik (Subroto dan Subani 1994)

Ikan Caesionidae ini memiliki sifat bergerombol di atas karang, bila ada gangguan ikan ini bergerak ke dasar melalui pinggir karang dan memiliki kecepatan renang yang rendah serta tidak dapat berpindah jauh. Tetapi tidak dapat bergerak ke dasar (Murniyati 2004). Selanjutnya, dikatakan bahwa habitat ikan ekor kuning adalah di perairan pantai karang, perairan karang dengan suhu perairan lebih dari 200C dan kedalaman air kurang dari 50 m. Daerah penyebaran ikan ini adalah di perairan karang seluruh Indonesia, teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, bagian Selatan Ryukyu (Jepang) dan perairan tropis Australia (Murniyati 2004).

Dokumen terkait