• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Karakter, Sikap, dan Kepribadian Wirausaha

1. Karakteristik Kewirausahaan

Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan

konsep yang berbeda-beda. Meredith (1996:5-6), misalnya

mengungkapkan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut:

Tabel II.1

Karakteristik dan Watak Kewirausahaan

KARAKTERISTIK WATAK • Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang

kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.

• Berorientasi pada tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.

• Berani mengambil risiko dan menyukai tantangan

Mampu mengambil risiko yang wajar

• kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.

• keorisinilan Inovatif, kreatif, fleksibel.

• berorientasi pada masa depan

Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan

a. Percaya diri

Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan

seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan

(Soesarsono, 1988:33). Dalam praktik, sikap dan kepercayaan diri

menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu

kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas,

dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri

cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai

keberhasilan (Suryana, 2006: 39).

Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dinamis, dan

banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan,

dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki

kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis,

berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu

ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan

dalam melakukan pekerjaan.

Keberanian yang tinggi dalam mengambil risiko dan perhitungan

matang yang diikuti dengan optimisme harus disesuaikan dengan

kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian

mengambil risiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh

kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian

dan kemampuan diri sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan

diri yang tinggi relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan

masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain.

Kepercayaan diri di atas, baik langsung maupun tidak langsung,

kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, semangat

berkarya, dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh tingkat

kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan

ketrampilan dan kewaspadaannya (Soesarsono, 1988:37). Kepercayaan

diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan

karya seseorang. Sebaliknya, setiap karya yang dihasilkan akan

menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kreativitas,

inisiatif, kegairahan kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong

seseorang untuk mencapai karya yang memberikan kepuasan batin,

yang kemudian akan memperterbal kepercayaan diri. Pada gilirannya,

orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan

untuk bekerja sendiri dalam mengorganisasi, mengawasi, dan meraih

kesuksesan (Soeparman, 1997: 12). Kunci keberhasilan dalam bisnis

adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh sebab itu, wirausaha yang

sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri

(Wirasasmita, 1994:2).

b. Berorientasi pada tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah

seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,

berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,

mempunyai dorongan kuat, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu

adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses

atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga

usahanya semakin maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan,

peluang hanya diperoleh apabila terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini

biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman selama

bertahun-tahun, dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin

diri, berpikir kritis, tanggap, dan semangat berprestasi.

c. Keberanian mengambil risiko

Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan

salah satu nilai dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau

mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut

Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung risiko

adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan

dengan cara yang baik (Wirasasmita, 1994:2). Wirausaha adalah orang

yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk

mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang

menantang. Oleh sebab itu, wirausaha yang menyukai risiko yang

terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah akan

memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang tinggi

kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapi dengan

kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai

menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah

pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis.

Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan

tugas-tugasnya secara realistis. Situasi risiko kecil dan situasi risiko

tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat pada

masing-masing situasi tersebut. Artinya, wirausaha menyukai

tantangan yang sukar namun dapat dicapai

(Meredith, 1996:37). Wirausaha menghindari situasi risiko yang

rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang

tinggi karena ingin berhasil. Dalam situasi risiko dan ketidakpastian

inilah wirausaha mengambil keputusan yang mengandung potensi

kegagalan atau keberhasilan. Pada situasi ini, menurut Meredith

(1996:38), ada dua alternatif atau lebih yang harus dipilih, yaitu

alternatif yang mengandung risiko dan alternatif yang konservatif.

Pilihan terhadap risiko ini sangat bergantung pada daya tarik setiap

alternatif, siap untuk mengalami kerugian, dan kemungkinan relatif

untuk sukses atau gagal.

Pemilihan sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha untuk

mengambil risiko. Selanjutnya, kemampuan untuk mengambil risiko

ditentukan oleh keyakinan pada diri sendiri, kesediaan menggunakan

memperoleh keuntungan, kemungkinan menilai situasi risiko yang

realistis.

Di atas, dikemukakan bahwa pengambilan risiko berkaitan

dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan

seseorang pada kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan

orang tersebut akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dan

keputusan, dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk

mencoba apa yang menurut orang lain sebagai risiko

(Meredith, 1996:39). Jadi, pengambil risiko lebih menyukai tantangan

dan peluang. Oleh sebab itu, pengambil risiko ditemukan pada

orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari

perilaku kewirausahaan.

d. Kepemimpinan

Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat

kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil

berbeda, menjadi yang pertama, dan lebih menonjol. Dengan

menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu

menampilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan

lebih cepat, lebih dulu, dan segera berada di pasar. Ia selalu

menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga menjadi

pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu

itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan

merupakan sumber pembaruan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin

bergaul untuk mencari peluang dan terbuka terhadap kritik serta saran

yang kemudian dijadikan peluang. Dalam karya dan karsanya,

wirausaha selalu ingin tampil baru dan berbeda. Karya dan karsa yang

berbeda akan dipandang sebagai sesuatu yang baru dan dijadikan

peluang. Banyak hasil karya wirausaha yang berbeda dan dipandang

baru, seperti komputer, mobil, minuman, dan produk makanan

lainnya.

e. Keorisinilan: kreativitas dan inovasi

Nilai inovatif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur

keorisinilan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang

kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik

(Wirasasmita, 1994:7), dengan ciri-ciri tidak pernah puas dengan

cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun dengan cara-cara tersebut cukup

baik, selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya, selalu ingin

tampil beda atau memanfaatkan perbedaan.

Hardvard’s Theodore Levit (Suryana, 2006:42), mengemukakan

definisi inovasi dan kreativitas lebih mengarah pada konsep berpikir

dan bertindak yang baru. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan

gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan

mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan

peluang yang ada untuk lebih memakmurkan kehidupan masyarakat.

Jadi, kreativitas adalah kemampuan menciptakan gagasan baru,

sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru. Oleh karena

itu, menurut Levitt, kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak

sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara

baru.

Menurut Zimmerer (Suryana, 2006:42), dalam bukunya

Entrepreneurship and The New Venture Formation, mengungkapkan bahwa: “Sometimes creativity involves generating something from nothing. However, creativity is more likely to result in collaborating on the present, in putting old things together in new ways, or in taking something away to create something simpler or better.”

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas

mengandung pengertian penciptaan atas sesuatu yang awalnya tidak

ada, hasil kerja masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara

yang baru, menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana

dan lebih baik. Menurut Zimmerer, ide-ide kreativitas sering muncul

ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu yang

baru dan bebeda. Oleh karena itu, kreativitas adalah menciptakan

sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Rahasia

terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan

masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari. Berinisiatif

adalah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan

berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan

berulang-ulanng dan melahirkan inovasi. Gerschenkron

(Suryana, 2006:43), seorang ahli yang menonojolkan inovasi sebagai

sarana kepribadian menuju kewirausahaan modern menemukakan

bahwa wirausaha adalah orang yang bertugas memecahkan

keputusan-keputusan ekonomi.

Pokok-pokok pikiran Gerschenkron di atas pada dasarnya sejalan

dengan pokok-pokok pikiran Everett E. Hagen

(Suryana, 2006:43), mengemukakan ciri-ciri kepribadian inovasi yang

kreatif sebagai berikut:

1) Openness to experience, yaitu terbuka terhadap pengalaman.Wirausaha selalu berminat dan tanggap terhadap

gejala di sekitar kehidupannya dan sadar bahwa di dalamnya

terdapat individu yang berperilaku sistematis.

2) Creative imagination, yaitu kreatif dalam berimajinasi. Wirausaha memiliki kemampuan untuk bekerja dengan penuh

imajinasi.

3) Confidence and content in one’s own evaluation, yaitu cakap dan memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian.

4) Satisfaction in facing and attacking problems and in resolving confusion or inconsistency, yaitu selalu memiliki kepuasan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.

5) Has a duty or responsibility to achive, yaitu memiliki tugas dan rasa tanggung jawab untuk berprestasi.

6) Intelligence and energetic, yaitu memiliki kecerdasan dan energik.

f. Berorientasi ke masa depan

Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang

memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki

pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk

berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan untuk

menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada

saat ini. Meskipun terdapat risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah

untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan.

Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas

dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini. Oleh sebab itu, ia

selalu mempersiapkannya dengan mancari suatu peluang.

Ahli lain, seperti M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer

(Suryana, 2006:24), mengemukakan delapan karakteristik

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki

rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang moderate, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu

rendah maupun terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.

4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera.

5. High level of energy, yaitu memliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih

baik.

6. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.

7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai

tambah.

8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.

g. Memiliki tanggung jawab

Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak lepas dari tuntutan

tanggung jawab. Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan

dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab.

Indikator orang yang bertanggung jawab adalah berdisiplin, penuh

komitmen, bersunguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan

konsisten.

h. Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain.

Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan

orang lain namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang

dimilikinya sendiri. Intinya adalah kepandaian dalam pemanfaatan

potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain. Seseorang yang

memiliki jiwa wirausaha juga mempunyai sifat tegar dan tahan uji,

ulet dan penuh semangat, selain itu biasanya mereka menetapkan

standarnya sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah

ditentukan serta seorang yang pekerja keras, cerdas, dan fleksibel.

Dokumen terkait