• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Konsep Diri Remaja

2.2 Landasan Teori

2.2.5 Karakteristik Konsep Diri Remaja

Setiap individu memiliki suatu konsep diri baik itu konsep diri negatif maupun konsep diri positif hal tersebut tidak secara langsung menjadi konsep diri yang utuh atau sempurna namun harus melalui proses sesuai dengan tahap perkembangan pada setiap individu. Mulai dari individu tersebut lahir didunia sampai individu tersebut beranjak remaja dan dewasa proses konsep diri tersebut

28

selalu berlangsung. Dalam penelitian ini objek atau sasaran yang digunakan peneliti adalah remaja dan anak-anak sehingga materi dalam pembahasan adalah mengenai konsep diri remaja.

Menurut Stuart dalam Muhith (2015:76) karakteristik konsep diri remaja dibagi menjadi delapan kelompok yang dibagi berdasarkan rentang usia yaitu: 1) Usia 0-1 tahun karakteristik konsep diri pada anak usia tersebut antara lain yaitu: memberikan kepercayaan kepada orang lain utamanya kepada kedua orang tuanya, mulai belajar mengenal lingkungan atau dunia diluar dirinya. 2) Usia 1-3 tahun karakteristik konsep diri pada anak usia tersebut antara lain yaitu: mulai belajar mengontrol bahasa, mulai melakukan aktifitas secara mandiri, menyukai dirinya sendiri, menyukai tubuhnya sendiri. 3) Usia 3-6 tahun karakteristik konsep diri pada anak usia tersebut antara lain yaitu: mulai berinisiatif melakukan sesuatu, mulai mengenal gender, kesadaran diri yang meningkat, meningkatnya kemampuan dalam berbagasa. 4) Usia 6-12 tahun karakteristik konsep diri pada anak usia tersebut antara lain yaitu: Menggabungkan umpan balik dari teman sebaya dan guru, keluarga tidak lagi dominan, meningkatnya harga diri dengan penguasaan keterampilan baru, menguatnya identitas seksual, menyadari kekuatan dan kelemahan. 5) Usia 12-20 tahun karakteristik konsep diri remaja pada usia tersebut antara lain yaitu: menerima perubahan tubuh kedewasaan, belajar tentang sikap, nilai, dan keyakinan, menetukan tujuan masa depan, merasa positif akan perkembangan konsep diri, berinteraksi dengan orang-orang yang menurutnya menarik secara seksual dan intelektual. 6) Usia 20-40 tahun karakteristik konsep diri pada usia tersebut yaitu: memiliki hubungan yang intim dengan pasangan,

keluarga, dan orang-orang terpenting, kestabilan emosi, memiliki pola pikir yang positif terhadap dirinya sendiri. 7) Usia 40-60 tahun karakteristik konsep diri pada usia tersebut yaitu: menerima kemunduran pada dirinya sendiri, mencapai tujuan hidup, menunjukan ciri-ciri proses penuaan. 8) Usia 60 tahun ke atas karakteristik konsep diri pada usia tersebut yaitu: memiliki perasaan yang positif, menemukan makna hidup, melihat pada kelanjutan keturunan.

Rentang usia remaja yang saya teliti yaitu masuk dalam urutan ke lima yaitu remaja yang rentang usianya antara 12-20 tahun seperti yang telah dijelaskan bahwa anak yang rentang usia antara 12-20 sedang mengalami beberapa perubahan seperti menerima perubahan tubuh kedewasaan, belajar tentang sikap, nilai, dan keyakinan, menetukan tujuan masa depan, merasa positif akan perkembangan konsep diri, berinteraksi dengan orang-orang yang menurutnya menarik secara seksual dan intelektual.

Sedangkan karakteristik konsep diri remaja menurut Desmita (2009: 177) yaitu:

1. Abstract and idealistic

Pada masa remaja anak-anak lebih membuat gambaran tentang diri mereka dengan kata-kata yang abstrak dan idealistik. Meski tidak semua remaja menggambarkan diri mereka dengan cara yang idealis, namun sebagian besar remaja membedakan antara diri mereka yang sebenarnya dengan diri yang diidamkan.

30

Remaja lebih menggambarkan dirinya sesuai dengan konteks atau situasi yang semakin berbeda (terdiferensiasi). Masa masa remaja mereka lebih memahami bahwa dirinya memiliki diri yang berbeda-beda sesuai dengan peran atau konteks tertentu. Misal remaja berusaha menggambarkan dirinya dengan sejumlah karakteristik dalam hubungannya dengan keluarga, dengan teman sebaya ataupun dengan lawan jenisnya.

3. The fluctiating self

Diri remaja akan terus memiliki ciri ketidak stabilan hingga masa di mana remaja berhasil membentuk teori tentang dirinya, yang lebih utuh, dan biasanya tidak terjadi hingga masa remaja akhir, bahkan hingga masa dewasa awal.

4. Real and ideal, true and false selves

Kemampuan remaja untuk menyadari adanya perbedaan antara diri yang nyata (real self) dengan diri yang ideal (ideal self) menunjukan adanya peningkatan kognitif mereka. Adanya suatu aspek penting dari diri ideal yaitu apa ynag disebut dengan possible self, hal-hal yang mungkin akan menjadi kenyataan. Hal tersebut adalah fenomena yang sehat secara psikologis, karena akan memberikan keseimbangan antara diri positif yang diharapkan dengan diri negatif yang ditakuti. Sifat diri positif di masa depan dapat mengarahkan remaja pada keadaan positif dimasa mendatang. Sedang sifat diri negatif di masa depan, sebagai hal-hal yang harus dihindari di masa mendatang.

5. Social comparison

Perbandingan sosial sering digunakan remaja untuk mengevaluasi diri mereka sendiri. Namun hal ini cenderung menurun dan para remaja tidak menginginkan

hal tersebut, dengan adanya perbandingan sosial akan membahayakan popularitas mereka. Informasi perbandingan sosial dapat menimbulkan kebingungan kerena banyaknya kelompok referensi.

6. Self conscious

Remaja lebih sadar tentang dirinya dan lebih memikirkan tentang pemahaman diri mereka. Remaja menjadi lebih introspektif, remaja kadang-kadang meminta dukungan dan penjelasan dari temannya, memperoleh opini teman-temannya dan hal ini merupakan bagian dari eksplorasi diri.

7. Self protective

Remaja juga memiliki mekanisme untuk melindungi dan mengembangkan dirinya. Dalam melindungi dirinya remaja cenderung menolak karakteristik negatif dalam diri mereka. Mekanisme pertahanan diri tersebut merupakan kecenderungan remaja untuk menggambarkan diri mereka dengan cara yang idealistik.

Berdasarkan landasan teori yang menjelaskan mengenai teori konsep diri yang di dalam nya terdapat beberapa aspek yang sudah peneliti jelaskan dapat diambil kesimpulan bahwa peneliti hanya mengambil satu aspek dari teori konsep diri tersebut teori yang peneliti ambil untuk dijadikan acuan penelititian pada bab tiga yaitu pembahasan mengenai dimensi konsep diri yang terdiri dari tiga sub bagian yaitu dimensi mengenai gambaran diri, dimensi mengenai cita-cita diri dan dimensi mengenai penilaian diri.

32

BAB 3