• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aceh Besar

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1.2. Karakteristik Lahan Pertanian yang Rusak

Karakteristik lahan di suatu wilayah dapat berfungsi sebagai indikator kondisi lahan yang rusak di wilayah tersebut. Data sifat kimia dan fisika tanah dari hasil analisis laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh (Lampiran 2) dan dideskripsikan berdasarkan Petunjuk Teknis Pengamatan Tanah (Balai Penelitian Tanah, 2004) serta Kriteria Penilaian Data Analisis Tanah (Sufardi , 2002) seperti disajikan pada Lampiran 3.

Adapun hasil analisis sifat kimia dan fisika tanah pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11 serta Lampiran 1. Tingkat kegaraman tanah yang ditandai dengan nilai Daya Hantar Listrik (DHL) bernilai sangat rendah sampai rendah (0,34 mS/cm – 3,40 mS/cm) berfluktuatif dan cenderung sedikit meningkat ke arah daratan (Tabel 12). Daya Hantar Listrik paling tinggi ditemui pada jarak 1250 meter dari pantai. Nilai DHL ini telah memungkinkan untuk pertumbuhan kembali tanaman dimana tanaman mempunyai toleransi terhadap salinitas berkisar antara 2 mS/cm sampai dengan 4 mS/cm. Analisis lapangan sebelumnya (sekitar bulan Januari dan Maret 2005) di Banda Aceh dan sekitarnya menunjukkan nilai yang sebaliknya yakni nilai DHL yang sangat tinggi yang mencapai lebih besar dari 100 mS/cm (Subagyono, et al., 2005).

Perbedaan nilai DHL dengan penelitian sebelumnya secara tajam sangat dimungkinkan oleh proses pencucian secara alamiah air hujan yang cukup tinggi

serta kondisi tanah yang tidak mempunyai daya pegang yang kuat sehingga proses pencuciannya sangat efektif. Hasil penelitian yang dilakukan oleh WALHI (2005) menunjukkan nilai DHL pada daerah dalam Kecamatan Lho’nga berkisar antara 0,677 mS/cm sampai dengan 0,993 mS/cm. Hal ini juga dikarenakan bahwa endapan yang terjadi pada lahan pertanian di lokasi penelitian bukanlah lumpur (endapan liat dan debu), tetapi pasir laut sehingga garam yang terkandung di dalam tanah lebih mudah tercuci oleh hujan. Nilai salinitas yang lebih besar dari 8 mS/cm tidak sesuai untuk tanaman padi sawah, tetapi masih sesuai untuk komoditi kelapa. Tanaman kelapa mempunyai kisaran toleransi salinitas antara 2 -8 mS/cm.

Tabel 10. Data hasil analisis sifat kimia tanah pada tiap titik pengamatan di dua desa di Kecamatan Lho’nga

pH DHL C-Organik N P K KTK Desa Jalur Jarak dari

Pantai (1:2,5) (mS/cm) (%) (%) (ppm) (me/100 g) (me/100 g) 250 m 7,85 0,49 1,23 0,11 0,36 0,13 11,79 500 m 8,53 0,88 2,46 0,29 1,01 0,17 12,10 750 m 8,05 0,34 1,80 0,11 0,19 0,12 13,49 1000 m 8,64 2,75 0,25 0,30 0,86 0,38 11,25 I 1250 m 7,97 0,88 2,62 0,28 0,86 0,13 11,80 250 m 8,42 0,39 1,88 0,10 0,25 0,18 10,12 500 m 8,52 0,65 1,60 0,10 0,53 0,17 13,50 750 m 8,21 1,79 1,82 0,12 0,96 0,12 13,49 1000 m 8,39 0,68 1,23 0,10 1,01 0,14 12,20 Meunasah Baro II 1250 m 8,15 2,83 1,25 0,26 0,36 0,33 11,80 250 m 8,03 0,36 2,05 0,17 1,10 0,12 12,54 500 m 8,25 0,40 2,11 0,10 3,60 0,16 13,52 750 m 8,17 1,60 2,15 0,15 0,34 0,18 11,25 1000 m 8,15 1,20 0,98 0,28 0,29 0,17 12,34 I 1250 m 8,25 3,00 0,80 0,21 0,38 0,30 10,21 250 m 8,10 0,40 1,88 0,18 0,77 0,13 10,25 500 m 7,22 0,80 1,85 0,22 0,67 0,15 15,31 750 m 8,23 1,00 1,80 0,13 0,82 0,16 12,43 1000 m 8,31 3,40 1,88 0,10 0,41 0,16 11,56 Meunasah Manyang II 1250 m 8,50 3,00 1,64 0,17 1,32 0,25 13,22

Sumber: Data primer (diolah) (2005)

Air laut bukanlah masalah yang sesungguhnya yang memberikan tingkat salinitas terhadap lahan, tetapi masalah yang sesungguhnya adalah endapan liat dan debu. Endapan ini mengandung residu garam yang tinggi. Air laut memang membawa sejumlah garam ke daratan tetapi hal ini dapat dengan segera tercuci oleh hujan yang tinggi dan sering terjadi. (FAO,2005 c)

Derajat keasaman (pH) tanah umumnya berkisar antara netral sampai agak alkalis, nilai pH dapat berpengaruh dalam dinamika unsur di dalam tanah. pH tinggi menyebabkan ketersediaan unsur hara makro lebih tinggi dan

ketersediaan unsur hara mikro lebih rendah. Jika pH rendah berlaku sebaliknya, ketersediaan unsur hara makro pada umumnya menurun dan unsur hara mikro tersedia berlebihan sehingga dapat meracuni tanaman.

Tabel 11. Data hasil analisis sifat fisik tanah pada tiap titik pengamatan di dua desa di Kecamatan Lho’nga

Persentase Fraksi Permeabilitas Desa Jalur Jarak dari

Pantai Pasir Debu Liat Kelas Tekstur Nilai (Cm/jam) Kriteria 250 m 84 5 11 Pasir berlempung 17,1 Cepat 500 m 36 32 32 Lempung berliat 1,3 Agak Lambat 750 m 27 31 42 Lempung berliat 1,7 Agak Lambat 1000 m 75 5 20 Lempung liat berpasir 1,9 Agak Lambat I

1250 m 56 11 33 Lempung liat berpasir 1,8 Agak Lambat 250 m 72 9 19 Lempung berpasir 9,4 Agak Cepat 500 m 79 11 10 Lempung berpasir 2,6 Sedang 750 m 79 11 10 Lempung berpasir 3,1 Sedang 1000 m 80 10 10 Pasir berlempung 16,4 Cepat Meunasah

Baro

II

1250 m 69 21 10 Lempung berpasir 4,5 Sedang 250 m 80 10 10 Pasir berlempung 12,8 Cepat 500 m 75 20 20 lempung liat berpasir 2,1 Sedang 750 m 68 11 11 Lempung berpasir 5,8 Sedang 1000 m 71 10 19 Lempung berpasir 4,8 Sedang I

1250 m 60 20 20 Lempung berpasir 8,9 Agak Cepat 250 m 68 21 11 Lempung berpasir 12,8 Agak Cepat 500 m 73 18 9 Pasir berlempung 23,2 Cepat 750 m 72 9 19 Lempung berpasir 9,0 Agak Cepat 1000 m 68 10 21 Lempung liat berpasir 3,5 Sedang Meunasah

Manyang

II

1250 m 59 6 35 Lempung liat berpasir 3,5 Sedang

Sumber: Data primer (diolah) (2005)

Rata-rata karakteristik sifat kimia tanah berdasarkan jarak pengamatan dari pantai dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil rata-rata sifat kimia tanah berdasarkan jarak dari pantai di dua desa di Kecamatan Lho’nga

pH DHL C-Organik N P K KTK Titik Pengamatan (1:2,5) (mS/cm) (%) (%) (ppm) (me/100 g) (me/100 g) 250 m 8,11 0,40 1,77 0,15 0,63 0,13 11,18 500 m 8,14 0,71 2,14 0,18 1,46 0,17 13,61 750 m 8,17 1,19 1,98 0,13 0,58 0,15 12,67 1000 m 8,38 2,01 1,09 0,20 0,65 0,22 11,84 1250 m 8,22 2,43 1,58 0,23 0,74 0,26 11,76

Sumber: Data primer (diolah) (2005)

Tabel 12 menunjukkan nilai pH yang cenderung meningkat ke arah daratan. Nilai pH tertinggi dijumpai pada jarak pengamatan 1000 meter dari pantai, nilai pH ini masih sesuai untuk pertanian padi sawah. Tingginya pH pada semua jarak pengamatan diduga karena tinggi kandungan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) yang berasal dari pelapukan batuan kapur yang mendominasi

daerah penelitian. Dugaan ini dibuat dikarenakan keterbatasan penelitian ini dalam melakukan analisis terhadap kandungan kegaraman tanah (Ca, Mg, dan Na) sehingga kandungan Ca dan Mg merujuk pada hasil penelitian WALHI (2005) pada kecamatan yang sama dengan penelitian ini. Hasil penelitian WALHI (2005) menunjukkan kandungan Ca dalam tanah di Kecamatan Lho’nga berkisar antara 11,56 me/100 gr sampai dengan 15,41 me/100 gr dan kandungan Mg berkisar antara 4,95 me/100 gr sampai dengan 15,21 me/100 gr.

Kapasitas Tukar Kation (KTK) umumnya rendah pada tiap jarak pengamatan dari garis pantai, nilainya berkisar antara 11,18 me/100 gr sampai 13,61 me/100 gr. Nilai KTK berfluktuatif, mempunyai kecenderungan sedikit meningkat, lalu sedikit menurun ke arah daratan. Nilai KTK yang rendah umumnya disebabkan oleh kadar liat (clay) dan bahan organik yang rendah. Hal ini selaras dengan sifat tekstur (halus-kasarnya tanah) yang umumnya bertekstur kasar atau didominasi pasir (sand). Nilai KTK meningkat pada jarak 500 meter dari pantai dan mulai menurun pada jarak 750 meter sampai jarak 1250 meter dari pantai. Pada jarak 500 meter KTK tinggi diduga karena tekstur tanah pada jarak 500 meter didominasi oleh pasir dan debu (lempung berpasir) . Makin tinggi kadar liat (clay) dan kadar bahan organik akan menjadikan KTK semakin tinggi, hal ini berkaitan dengan jumlah tapak jerapan terhadap kation-kation yang makin banyak (Notohadiprawiro, 1999).

Tingkat persentase fraksi pasir pada umumnya menurun ke arah daratan, persentase tertinggi umunya dijumpai pada jarak 250 meter. Hal ini dikarenakan jarak ini merupakan jarak yang paling dekat pantai, namun demikian, terdapat kekecualian dimana pada jarak 1000 meter persentase fraksi pasir kembali meningkat (73.5%). Hal ini dikarenakan pasir mengendap lebih banyak karena kondisi lahan yang lebih cekung. Kondisi persentase fraksi ini mempengaruhi tingkat permeabilitas tanah yang cenderung menurun ke arah daratan karena kandungan fraksi pasirnya menurun dan fraksi liatnya semakin meningkat.

6.2. Pendapat Masyarakat Terhadap Rencana Rehabilitasi Lahan Pertanian

Dokumen terkait