BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
2.2.1.3. Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standart Akuntansi Keuangan (2009: 5-8), karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Karakteristik kualitatif tersebut yaitu (SAK, 2009: 5-8): 1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung, dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. 2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi, hasil evaluasi pengguna di masa lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang di ambil atas dasar laporan keuangan.
4. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
5. Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambar dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
6. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pengguna, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
8. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
10.Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan lapoan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.2.1.4. Jenis – jenis Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009: 13), jenis-jenis laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:
1. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang secara langsung menggambarkan dengan posisi keuangan sebuah perusahaan dan dalam neraca terdiri dari tiga unsur laporan keuangan, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas (SAK, 2009: 13). Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan keuangan neraca bentuk laporan:
Tabel 2.1. Bentuk Laporan Neraca
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA
31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) A K T I V A
Catatan 20X7 20X6
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 2b,2z,3,55,56 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx
Investasi jangka pedek 2f,2z,4,29,55,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Wesel tagih 5 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Piutang usaha 2c,6
(Setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan Rp xxx.xxx pada tahun 20X6)
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 5 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Pihak ketiga 2d,2 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Piutang lain-lain
(Setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X6) 2c,7,15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Persediaan 2e,8,2 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
(Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesar Rp xx.xxxx pada tahun 20X7 dan Rp xxx.xxx pada tahun 20X6)
Pajak dibayar di muka 9,2 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Biaya dibayar di muka 10 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva lancar lain-lain 11 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Jumlah Aktiva Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang hubungan istimewa 2c,12,55 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva pajak tangguhan 2s,52 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Investasi pada perusahaan asosiasi 2f,13,41 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Investasi jangka panjang lain lain 2f,2g,2z,14,53,54 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva tetap
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X6) 2h,2o,15,30,43,53 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva tak berwujud
(Setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp xxx.xxx pada tahun 20X7 dan
Rp xxx.xxx pada tahun 20X6) 2i,16 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Biaya eksplorasi tangguhan 2j,17 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Biaya eksplorasi 2k,19 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx dan pengembangan tangguhan
Biaya pengelolaan dan reklamasi
lingkungan hidup tangguhan 2m,34 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Aktiva lain-lain 2k,19 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Aktiva Tidak Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
JUMLAH AKTIVA Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA
31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 (Lanjutan) (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan 20X7 20X6
KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman jangka pendek 2z,6,8,15,55,56 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx
Wesel bayar 2z,22,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang usaha 2z,23,56
Pihak ketiga xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 55 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang pajak 9,24 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Kewajiban anjak piutang 2d,6,21
Beban masih harus dibayar 2z,25,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Pendapatan diterima dimuka 26
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun: 2z,27
Pinjaman jangka panjang 2n,2p,4,15,30,62,69 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang sewa guna usaha 2h,31 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang obligasi 2n,15,33 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Bagian Penyisihan untuk Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Reklamasi Lingkungan Hidup
yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 2m,34 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Kewajiban lancar lain-lain 2 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Jumlah Kewajiban Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Hutang hubungan istimewa 29,55 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Kewajiban pajak tangguhan 2s,52 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Pinjaman jangka panjang 2n,2p,2z,4,15,30,56,62,69 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang sewa guna usaha 2h,2z,31,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Keuntungan Tangguhan Aktiva Dijual dan
Disewagunausahakan Kembal 32 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Hutang obligasi 2n,2z,15,33,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Penyisihan kewajiban pengelolaan dan
reklamasi lingkungan hidup tangguhan 2m, 34 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Kewajiban tidak lancar lain-lain xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Hutang subordinasi 35,55 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Obligasi konversi 2z,36,38,56 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Kewajiban Tidak Lancar xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Sumber: www.bapepam.go.id
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. NERACA
31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 (Lanjutan) (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) EKUITAS
Modal saham
Saham Seri A nilai nominal Rp xxx Modal dasar seri A - xxx.xxx
Modal ditempatkan dan disetor penuh –
Seri A - xxx.xxx 36,38 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx Tambahan modal disetor – bersih 36,39 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih kurs karena penjabaran
laporan keuangan 2f,13,40 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih transaksi perubahan ekuitas
perusahaan Asosiasi 2f,13,41 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali 42 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Laba (rugi) belum direalisasi dari
efek tersedia untuk dijual 2f,4,14 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2h,15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Opsi saham 2t,47 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Saldo Laba 2x,44,62
Yang telah dicadangkan penggunaannya xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Yang belum dicadangkan penggunaannya xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Dikurangi: Saham diperoleh kembali 45 (xx.xxx.xxx) (xx.xxx.xxx)
Jumlah Ekuitas xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx Sumber: www.bapepam.go.id
2. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah laporan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja yang menggambarkan pendapatan dan beban perusahaan, selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos pendapatan, laba rugi usaha, beban pinjaman, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, dan laba atau rugi bersih untuk periode berjalan (SAK, 2009: 13). Berikut ini adalah contoh laporan laba rugi perusahaan tambang :
Tabel 2.2. Bentuk Laporan Laba Rugi
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Laba per Saham)
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6
Catatan 20X7 20X6
PENJUALAN BERSIH 2q,48 Rp xx.xxx.xxx Rp xx.xxx.xxx
BEBAN POKOK PENJUALAN 49
LABA (RUGI) KOTOR xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
BEBAN USAHA 50
Beban penjualan xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Beban umum dan administrasi xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Beban eksplorasi xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx Jumlah Beban Usaha xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
LABA (RUGI) USAHA xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 51 Penghasilan lain-lain :
Laba (rugi) penjualan aktiva tetap – bersih 15 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Penghasilan bunga xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
Beban lain-lain :
Beban bunga 2r,15 (xx.xxx.xxx) (xx.xxx.xxx)
Laba (rugi) kurs - bersih 2z,2aa,15 (xx.xxx.xxx) (xx.xxx.xxx)
Penghasilan (Beban) Lain-lain (xx.xxx.xxx) (xx.xxx.xxx)
BAGIAN LABA (RUGI) PERUSAHAAN
ASOSIASI 2f,13 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK 2s,52
Periode berjalan (xx.xxx.xxx) (xx.xxx.xxx)
Tangguhan (xx.xxx.xxx) (xx.xxx.xxx)
(xx.xxx.xxx) (xx.xxx.xxx)
LABA (RUGI) DARI AKTIVITAS NORMAL xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
POS LUAR BIASA 53 xx.xxx.xxx xx.xxx.xxx
LABA (RUGI) BERSIH Rp x.xxx Rp x.xxx
LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DASAR 2y,54 Rp x.xxx Rp x.xxx LABA (RUGI) BERSIH PER SAHAM DILUSIAN 2y,54 Rp x.xxx Rp x.xxx Sumber: www.bapepam.go.id
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan diungkapkan dalam laporan keuangan (SAK, 2009: 13). Ilustrasi dari laporan perubahan ekuitas terdapat dalam lampiran.
4. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang berisi mengenai informasi tentang arus kas sebuah perusahaan, dimana berguna bagi para pengguna laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas member informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas,yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Penyusuanan dan pelaporan arus kas ini berlaku di Indonesia sejak 1 Januari 2005, yang terdapat dalam PSAK no 2 (SAK, 2009: 13). Berikut ini adalah ilustrasi dari laporan arus kas:
Tabel 2.3. Bentuk Laporan Arus Kas
PT. EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6
(Dalam Ribuan Rupiah)
20X7 20X6
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx Pembayaran kas kepada:
Pemasok (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Direksi dan karyawan (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) Kas yang dihasilkan dari operasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penghasilan bunga x.xxx.xxx x.xxx.xxx Hasil penjualan investasi jangka pendek x.xxx.xxx x.xxx.xxx Pembayaran bunga (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Pembayaran Pajak Penghasilan (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) Arus kas sebelum pos luar biasa x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Hasil dari asuransi karena kebakaran x.xxx.xxx – Kas Bersih dari Aktivitas Operasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penurunan (kenaikan) deposito berjangka x.xxx.xxx x.xxx.xxx Hasil penjualan dari:
Investasi jangka pendek x.xxx.xxx x.xxx.xxx Investasi jangka panjang lain x.xxx.xxx x.xxx.xxx Aktiva tetap x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penerimaan dividen x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penerimaan bunga obligasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penambahan untuk:
Aktiva tetap (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) Aktiva minyak dan gas bumi
Investasi jangka pendek (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Investasi pada perusahaan asosiasi (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) Investasi jangka panjang lain (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Penurunan (kenaikan) aktiva tak berwujud (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) Penurunan (kenaikan) aktiva lain-lain (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pinjaman jangka pendek x.xxx.xxx (x.xxx.xxx) Kenaikan (penurunan) hutang hubungan istimewa x.xxx.xxx (x.xxx.xxx)
PT EMITEN PERTAMBANGAN UMUM Tbk. LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 20X7 DAN 20X6 (Lanjutan)
(Dalam Ribuan Rupiah)
20X7 20X6
Penerimaan dari penerbitan saham – bersih Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx Penerimaan dari penerbitan obligasi konversi – bersih x.xxx.xxx x.xxx.xxx Penerimaan hutang subordinasi x.xxx.xxx - Penambahan hutang jangka panjang:
Bank x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Sewa guna usaha x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Obligasi x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Pembayaran hutang jangka panjang:
Bank (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Sewa guna usaha (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Obligasi (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
Pembayaran dividen tunai (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) Penurunan (kenaikan) piutang hubungan istimewa (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (x.xxx.xxx) (x.xxx.xxx)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS x.xxx.xxx x.xxx.xxx
PENGARUH SELISIH KURS x.xxx.xxx x.xxx.xxx
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL
TAHUN x.xxx.xxx x.xxx.xxx
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA
AKHIR TAHUN Rp x.xxx.xxx Rp x.xxx.xxx
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Kapitalisasi biaya pinjaman selama masa pembangunan:
Rugi kurs x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Bunga x.xxx.xxx x.xxx.xxx
Kenaikan aktiva tetap akibat penilaian kembali
aktiva tetap x.xxx.xxx -
Restruturisasi hutang jangka panjang dengan
aktiva tetap x.xxx.xxx -
Perolehan aktiva sewa guna usaha melalui hutang
sewa guna usaha x.xxx.xxx x.xxx.xxx Tambahan modal disetor yang berasal dari
perubahan ekuitas dalam aktiva bersih
perusahaan asosiasi – setelah dikurangi pajak x.xxx.xxx x.xxx.xxx
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Dalam PSAK no. 1 halaman 13, Catatan atas laporan keuangan adalah catatan yang mengungkapkan:
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
c. Informasi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
2.2.2. Corporate Social Responsibility (CSR)
2.2.2.1. Latar Belakang Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR)
Teknologi suatu sistem perekonomian meletakkan suatu struktur pada masyarakatnya yang tidak hanya menentukan akivitas ekonominya tetapi juga mempengaruhi hubungan sosialnya dan kesejahteraannya. Oleh karenanya suatu pengukuran yang terbatas pada konsekuensi ekonomi saja tidaklah memadai sebagai suatu penaksiran hubungan sebab – akibat sistem semesta pengukuran ini mengabaikan pengaruh sosial (Belkaoui:1986).
Setiap perusahaan selayaknya memahami bahwa setiap perusahaan yang hadir di tengah komunitas tertentu, akan menjadi bagian dari
lingkungan sosial tertentu tersebut. Dalam kondisi seperti itu, perusahaan tidak bisa berlaku tidak menghiraukan manusia – manusia di sekelilingnya, itulah sebabnya perusahan seharusnya menyadari dan tidak hanya cukup mengetahui bahwa lingkungan sosial harus dijaga, dengan cara mengusahakan kurangnya dampak atau imbas psikologis, ekonomi dan budaya terhadap orang – orang disekelilingnya. Perhatian terhadap manusia di sekeliling perusahaan harus semakin ditingkatkan kalau perusahaan menyandang nama sebagai industri dengan skala besar. Karena perusahaan mengusung teknologi tinggi dengan resiko yang tinggi pula. (Soemanto, 2007)
Sebelum perusahaan atau pabrik menimbulkan masalah fisik, kehadirannya sendiri telah menimbulkan situasi yang menyebabkan manusia di sekelilingnya menjadi terpencil, terlebih jika mereka tidak mampu memahami teknologi yang diterapkan dalam perusahaan. Untuk mengatasi kesenjangan sosial yang demikian, perusahaan menyelenggarakan kegiatan kontribusi bagi penduduk yang tinggal di sekitar. (Soemanto, 2007)