• Tidak ada hasil yang ditemukan

Adanya proses pemotongan, pencucian, serta pengolahan produk pengalengan ikan pada proses produksi akan menghasilkan limbah cair. Menurut Gonzales (1996), limbah cair hasil dari pengolahan ikan dapat mengandung banyak lemak dan protein, dimana di dalam kandungan tersebut dapat mengakibatkan adanya senyawa amoniak dan nilai nitrat yang tinggi. Limbah cair yang dihasilkanumumnya memiliki nilai pH yang mendekati 7 atau pH alkali.Pada dasarnya kandungan limbah cair yang terdapat pada industri perikanan memiliki mutu air serta derajat kontaminasi berbeda-bedayang digunakan untuk proses produksi. Adanya bau yang tidak enak (sedap) dari limbah cair disebabkan oleh adanya proses dekomposisi dari bahan-bahan organik. Senyawa yang

Air Limbah

Air (99,9%) Bahan

Padat(0,01%

Bahan Organik

(Karbohidrat, Protein, Lemak)

Bahan Anorganik

dihasilkan dari proses dekomposisi yaitu senyawa amina, yang memiliki karakter sangat mudah menguap. Limbah cair juga memiliki nilai Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi, hal ini dikarenakan adanya kandungan minyak, lemak, serta kandungan nutrisi yang tinggi (Mendez et al., 1992).

Karakteristik limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu fisik, kimia, dan biologi.

A. Karakteristik secara fisiklimbah cair dapat diukur dengan parameter-parameter yang meliputi:

a) Padatan

Limbah cair memiliki padatan yang berasal dari bahan organik dan anorganik, dimana padatan tersebut dapat tersuspensi dan mengendap. Padatan didalam air, dapat menyebabkan tumbuhnya tanaman air, dimana tanaman tersebut dapat menjadi racun bagi makhluk lainnya. Semakin banyak jumlah padatan maka lumpur yang terkandung dalam air akan semakin banyak juga (Gintings, 1992).

b) Warna

Pada dasarnya air memiliki warna bersih bening, tetapi seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kondisi anaerob, maka warna limbah terlihat sering berubah menjadi warna abu-abu dan bahkan dapat berubah menjadi kehitaman. Hal tersebut dikarenakan adanya kandungan bahan-bahan yang terlarut, partikel-partikel kecil, logam berat, bahan anorganik yang larut air dan terurai secara alami, humus, serta plankton dari hasilair buangan industri (Gintings, 1992).

c) Kekeruhan

Kekeruhan pada limbah disebabkan karena adanya zat padat yang berisfat organik maupun anorganik yang larut bersama air. Zat padat tersebut dapat menyebabkan pembiasan cahaya dan sebagai penghalang masuknya cahaya ke dalam air. Hal ini dikarenakanbahwa kekeruhan akan membatasi pencahayaan di dalam air. Kekeruhan dapat terjadi karena adanya bahan-bahan yang terapung serta adanya zat-zat yang terurai seperti jasad renik, bahan organik, lumpur tanah liat, serta benda-benda lain yang dapat mengapung ataupun melayang (Gintings, 1992).

26

d) Temperatur

Temperatur sangat berpengaruh terhadap kualitas air limbah selama prosestreatment. Hal ini disebabkan karena cahaya matahari dapat menyebabkan temperatur menjadi naik, dimana temperatur akan mengubah air (dengan cara reaksi kimia yang terjadi secara alami) dan menghasilkan suatu gas atau zat-zat kimia tertentu (Gintings, 1992).

e) Bau

Bau disebabkan oleh adanya reaksi kimia yang memiliki hubungan erat dengan kondisi air limbah. Campuran dari bahan organik, bahan anorganik serta temperatur secara kimia akan mengubah atau meraksi air limbah, sehingga menghasilkan gas kimia tertentu yang dapat menyebabkan bau. Bau dapat berasal karena adanya campuran dari protein, sulfur, amoniak,nitrogen, fosfor, hidrogen sulfida, dan karbon disulfida (Gintings, 1992).

f) Minyak dan lemak

Sisa limbah cair yang berasaldari proses produksi pengalengan ikan banyak mengandung minyak dan lemak. Minyak dan lemak umumnya berada dibawah permukaan air, akan tetapi dapat jugaberada di atas pemukaan air atau mengapung. Minyak dan lemak merupakan senyawa ester yang berasal dari turunan alkohol, yang terdiri dari unsur hidrogen, karbon, serta oksigen. Minyak dan lemak adalah bahan yang bersifat tetap dan sulit untuk diuraikan oleh bakteri pada kolam treatment, lemak dan minyak tersebut dapat membentuk lapisan yang tebal pada permukaan air dikolam sedimentasi yang menyebabkan terbatasnya oksigen dan cahaya masuk ke dalam air, sehingga fotosintesis tidak dapat terjadi (Gintings, 1992).

g) Total Zat Padat atau Total Solid (TS)

Merupakan padatan dari endapan sedimentasi pada kolam treatment pertama hingga terakhir yang terdiri dari beberapa bahan yaitu bahan organik dan

anorganik yang larut serta mengendap (hasil sedimentasi). Berdasarkan ukuran, total zat padat dapat dibagi ke dalam dua macam, yaitu filterable solid serta

suspended solid. Disebut suspended solidkarenasuatu padatan memiliki ukuran

minimal diameter sebesar 1 mikron. Filterable soliddapat dibagi menjadi dua macam, yaitu dissolved solid dan colloidal solid.Kumpulan ion dan molekul yang terdapat di dalam air disebut dengan dissolved solid, sedangkan partikel-partikel yang memiliki ukuran 1 milimikron sampai dengan 1 mikron disebut dengan

colloidal solid (Silviana, 2009).

h) Total Padatan Terlarut atau Total Dissolve Solid (TDS)

Total dissolved solidyaitu gabungan sejumlah kecilpadatan-padatanyang berasal

dari garam organik dan anorganik yang dapat dilarutkan di dalam air (Safitri, 2009).

i) Total Suspended Solid (TSS)

Pengendapan total suspended soliddidapatkan dari adanya gaya gravitasi, dimanahasil yang didapatkan dapat berupa partikel-partikel koloid yang berasal dari adanya proses penyaringan (Safitri, 2009).

B. Karakteristik secara kimia limbah cair dapat dibedakan menjadi: a) Kandungan Organik

Menurut Metcalf & Eddy (1991), limbah cair mengandung bahan-bahan organik yang terdiri atas karbohidrat, protein, serta minyak atau lemak.

Parameter yang digunakan untuk mengukur kandungan organik pada limbah cair yaitu:

1) Biological Oxygen Demand(BOD)

Menurut Riyadi (1984), BOD digunakan untuk melakukan proses penguraian yang dilakukan oleh bakteri aerobikberdasarkan oleh banyak atau tidaknya suatu oksigen yang terkandung.Prinsip BOD yaitu adanya proses reaksi oksidasi di dalam airyang berasal dari organisme dengan adanya bantuan bakteri. Air, amoniak, serta karbon dioksida merupakan hasil yang didapatkan dari proses oksidasi (Alaerts & Santika, 1987). Menurut Mahida (1984), bau

28

yang tidak enak pada air limbah berasal dari gas yang disebabkan karena oksigentelah digunakan, dan adanya penguraian zat organik di dalam air, sehingga menyebabkan keadaan menjadi anaerobik.

2) Chemical Oxygen Demand (COD)

Menurut Alaerts & Santika (1987), COD adalah cara untuk mengetahui banyaknya jumlah oksigen yang diperlukandalam 1 liter sampel air untuk mengoksidasi zat-zat organik, dimana sebagai sumber oksigennyadiperlukan oksidasi dari senyawa KcrO. Mahida (1984) menambahkan, COD merupakan zat-zat dari bahan organik dapat dioksidasi dengan menggunakan oksigen yangterkandung dalamjumlah tertentu. Angka dari hasil COD, dapat menjadi suatu ukuran untuk pencemaran air dan oksigen yang ada di dalam air menjadi berkurang.

b) Kandungan Anorganik 1) Dissolve Oxygen (DO)

Adanya penurunan kadar pada dissolve oxygen atau oksigen terlarut dapat dipastikan bahwa terjadi sebuah pencemaran air yang disebabkan karena limbah masuk ke dalam air. Apabila kandungan oksigen terlarut memiliki jumlah yang semakin menurun, maka organisme yang ada di dalam air dapat mati (tidak dapat hidup)(Boyd, 1998).

2) pH

pH digunakan sebagai salah satu parameter yang ada di dalam ekosistem perairan yang memiliki kaitan dengan adanya konsentrasi karbon dioksida.Apabila pH rendah maka konsentrasi karbon dioksida akan semakin tinggi.Tinggi rendahnya nilai pH diakibatkan karena adanya proses respirasi serta proses fotosintesis di dalam ekosistem (Wetzel, 1983).

3) Amoniak (NH3

Pembusukan zat organik yang disebabkan oleh adanya bakteri dapat menghasilkan gas amoniak (NH

)

dibiarkan dalam lingkungan maka akan terbentuk reaksi keseimbangan antara amoniak dengan amonium (NH4+

C. Karakteristik secara biologi limbah cair:

).Proses nitrifikasi dapat terbentuk karena adanya amonium. Hasil dari proses nitrifikasi yaitu nitrat dan nitrit.Apabila pH air tinggi, maka kandungan amoniak juga akan semakin besar (Wardoyo, 1975). Kandungan amoniak dapat tinggi karena adanya limbah yang berasal dari hasil limbah industri, dan limbah domestik akibat adanya pencemaran dari bahan-bahan organik (Effendi, 2003).

Karakter biologiumumnya hanya digunakan untuk mengukur banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Menurut Ginting (2007), karakter biologi dalam suatu air limbah ditemukan adanya berbagai jenis-jenis mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung umumnya memiliki konsentrasi sebesar 105 hingga 108

Dokumen terkait