• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Masyarakat yang Melakukan Pemungutan Hasil Hutan

Masyarakat sekitar Taman Nasional adalah sekumpulan individu, keluarga dan komunitas tradisional atau modern yang bertempat tinggal tetap atau terus menerus pada suatu areal tertentu (West dan Brechin 1995 dalam Wibisono 1997) . Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, mereka akan berusaha untuk bertahan hidup. Cara dan pola hidup masyarakat yang telah diterapkan turun temurun ini, akan menjadi karakteristik masyarakat tersebut. Karakteristik masyarakat yang melakukan pemungutan hasil hutan pada lima desa lokasi penelitian disajikan dalam bentuk tabulasi meliputi umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, mata pencaharian, kepemilikan lahan, dan pendapatan di luar hasil hutan

1. Umur

Umur responden hasil hutan berkisar antara 23-60 tahun. Dengan kisaran umur tersebut, maka dapat dikelompokkan menjadi 7 kelompok umur yaitu berumur 23-28 tahun, umur 29-34 tahun, umur 35-40 tahun, 41-46 tahun, umur 47-52 tahun, 53-58 tahun dan 59-64 tahun. Data disajikan dalam Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Umur

Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Horale Desa

Masihulan

Desa Air

Besar Desa Solea

Desa Pasahari Umur Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Total Persen (%) 23-28 1 10 2 20 2 13, 34 2 13, 34 3 25 10 16,12 29-34 2 20 2 20 1 6,67 4 26, 66 2 16,67 11 17,74 35-40 2 20 3 30 4 26, 66 3 20 4 33,33 16 25,81 41-46 2 20 1 10 4 26, 66 4 26, 66 2 16,67 13 20,97 47-52 1 10 - - 3 20 1 6,67 - - 5 8,07 53-58 1 10 1 10 - - 1 6,67 1 8,33 4 6,45 59-64 1 10 1 10 1 6,67 - - - - 3 4,84 Jumlah 10 100.00 10 100.00 15 100.00 15 100.00 12 100.00 62 100.00

Berdasarkan kelompok umur pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa persentase umur pemungut hasil hutan terbesar di dominasi oleh pemungut yang berumur 23-46 tahun yaitu sebesar 80,64%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa pemungutan hasil hutan terbesar dilakukan oleh kelompok umur produktif.

Tingginya jumlah pemungut yang tergolong dalam kelompok umur produktif merupakan salah satu faktor keterbatasan lapangan pekerjaan yang mampu memberikan tambahan pendapatan bagi pemungut hasil hutan sehingga alternatif lain yang terjadi adalah melakukan pemungutan terhadap hasil hutan.

2. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga berkisar antara 2-8 orang. Data selengkapnya disajikan dalam Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Horale Desa

Masihulan

Desa Air

Besar Desa Solea

Desa Pasahari Jumlah Anggota Keluarga *) Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Total Persen (%) 1-2 - - 1 10 - - 1 6,66 2 16,67 4 6,45 3-4 7 70 9 90 10 66,67 12 80 9 75 47 75,81 5-6 3 30 - - 4 26,66 1 6,67 1 8,33 9 14,52 7-8 - - - - 1 6,67 1 6,67 - - 2 3,22 Jumlah 10 100.00 10 100.00 15 100.00 15 100.00 12 100.00 62 100.00

Keterangan : * ) termasuk kepala keluarga

Sebanyak 90,33% memiliki jumlah anggota keluarga 3-6 orang. Dengan demikian jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap besarnya nilai pemungutan hasil hutan. Semakin banyak atau semakin besar jumlah anggota keluarga, maka tentunya akan semakin besar kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Akibatnya semakin banyak keluarga yang mencari tambahan penghasilan dengan mencari hasil hutan.

3. Tingkat Pendidikan

Sebagia n besar pemungut hasil hutan berlatar belakang pendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 62,91% dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 29,03%. Data sele ngkapnya dapat disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Tingkat Pendidikan

Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Horale Desa

Masihulan

Desa Air

Besar Desa Solea

Desa Pasahari Tingkat Pendidikan Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Total Persen (%) SD 5 50 6 60 9 60 11 73,34 8 66,67 39 62,91 SMP 4 40 3 30 4 26,66 4 26,66 3 25 18 29,03 SMA - - 1 10 1 6,67 - - 1 8,33 3 4,84 Sarjana 1 10 - - 1 6,67 - - - - 2 3,22 Jumlah 10 100.00 10 100.00 15 100.00 15 100.00 12 100.00 62 100.00

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir pemungut hasil hutan umumnya rendah hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dengan demikian, maka akan sangat mempengaruhi tingkat kesadaran tentang pentingnya fungsi perlindungan dan pelestarian alam Taman Nasional Manusela.

Sementara itu, pemungut hasil hutan yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi (SMA dan Sarjana) hanya sedikit yakni 4,84 % dan 3,22 % yang memungut hasil hutan. Anggota masyarakat yang berpendidikan tinggi dan memiliki ketrampilan merasa lebih memiliki peluang untuk memperoleh pekerjaan yang lebih layak dibanding dengan mencari hasil hutan.

Gambar 4. Fasilitas Sekolah Dasar (SD) di Desa Solea

4. Mata Pencaharian

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat desa memerlukan mata pencaharian sebagai sumber pendapatan.

Mata pencahar ian masyarakat yang melakukan kegiatan pemungutan hasil hutan di Kawasan Taman Nasional Manusela dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu petani, tukang, karyawan dan wiraswasta. Mata pencaharian masyarakat desa merupakan alasan yang kuat untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup para anggota keluarganya. Data dapat disajikan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Mata Pencaharian

Jumlah Pemungut Tiap Desa Desa Horale Desa

Masihulan

Desa Air

Besar Desa Solea

Desa Pasahari Mata Pencaharian Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Total Persen (%) Petani 9 90 4 40 11 73, 34 15 100 12 100 51 82,26 Karyawan - - 6 60 - - - - - - 6 9,67 Tukang 1 10 - - 3 20 - - - - 4 6,45 Wiraswasta - - - - 1 6,67 - - - - 1 1,62 Jumlah 10 100.00 10 100.00 15 100.00 15 100.00 12 100.00 62 100.00

Tabel 7 menunjukkan bahwa, sebagian besar pemungutan hasil hutan dilakukan oleh masyarakat be rmata pencaharian sebagai petani yakni sebesar 82,26%. Adanya indikasi bahwa pendapatan yang diperoleh sebagai petani masih sangat kurang, sehingga alasan kuat untuk memungut dan mengambil hasil hutan adalah untuk dapat menambah penghasilan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Gambar 5. Lahan Milik Masyarakat yang Ditanami Tanaman Produksi

5. Kepemilikan Lahan

Tingkat kepemilikan lahan masyarakat desa lokasi penelitian (Desa Horale, Desa Masihulan, Desa Air Besar, Desa Solea dan Desa Pasahari) merupakan lahan hak milik pribadi. Tidak terdapat lahan garapan maupun lahan sewa. Pemilikan lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dimiliki oleh masyarakat diantaranya ladang dan pekarangan (selain yang digunakan untuk pemukiman). Data pemungut hasil hutan berdasarkan kepemilikan lahan disajikan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Kepemilikan Lahan

Jumlah Pemungutan Tiap Desa

Desa Horale Desa

Masihulan Desa Air Besar Desa Solea

Desa Pasahari No. Kepemilikan Lahan Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % 1 Memiliki lahan 10 100 10 100 14 93,33 15 100 12 100 2 Tidak memiliki lahan - - - - - - - - - - Jumlah 10 100.00 10 100.00 15 100.00 15 100.00 12 -

Berdasarkan Tabel 8, dapat diindikasikan bahwa pemungutan hasil hutan dilakukan oleh seluruh responden yang memiliki lahan yakni sebesar 100%. Hal ini dapat dikatakan bahwa dengan memiliki lahan pribadi maka tingkat pengambilan hasil hutan hanya merupakan kegiatan sampingan yang dilakukan oleh masyarakat.

Gambar 6. Lahan Pekarangan Dijadikan Lahan Produksi

6. Pendapatan di Luar Hasil Hutan

Pendapatan di luar hasil hutan adalah seluruh pendapatan keluarga yang diperoleh dari usaha bercocok tanam (dari hasil pertanian) dan kegiatan lain di luar pemanfaatan hasil hutan.

Bishop dan Toussaint (1987) dalam Firmansyah (2004) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara pendidikan formal dan pendapatan masyarakat. Bila pendidikan rendah, maka pendapatannya juga akan rendah. Hal tersebut dikarenakan ketidakmampuan masyarakat yang be rpendidikan rendah untuk menganalisa dan memanfaatkan informasi yang berkaitan dengan peluang-peluang untuk memperoleh serta meningkatkan penghasilan.

Sebanyak 77,42 % (Lampiran 3) pemungut hasil hutan memiliki pendapatan di luar hasil hutan sebesar Rp.150.000/bln-Rp. 225.000/bln. Sebagian besar responden bermatapencaharian sebagai petani yang rata-rata memiliki lahan hak milik pribadi. Dengan memiliki lahan pertanian, masyarakat berpendapat

bahwa aktivitas pemungutan hasil hutan hanya merupakan pekerjaan sambilan untuk menambah penghasilan.

Gambar 7. Aktivitas Pembakaran Lahan Milik Masyarakat untuk Pembukaan Lahan Baru

Dokumen terkait