• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

6. Karakteristik Metode Job Order Costing

Metode pengumpulan kos produksi dengan metode job order costing memiliki karakteristik sebagai berikut (Suwardjono, 2003: 331).

a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk atas dasar order melalui satu departemen produksi.

b. Perusahaan menggunakan metode perpetual untuk merunut aliran kos produksi beserta dokumen pendukungnya.

c. Kos diakumulasi untuk tiap pekerjaan secara individual.

d. Manajemen berkepentingan untuk memperoleh informasi tentang status tiap pekerjaan setiap saat memerlukannya.

e. Manajemen juga membutuhkan laporan kos produksi secara keseluruhan dan perodik untuk kepentingan internal (atas dasar kos normal) dan eksternal (atas dasar kos aktual).

f. Penjurnalan transaksi produksi ke buku besar umum (akun barang dalam proses) dilakukan secara periodik atas dasar rekapitulasi bukti transaksi (bon permintaan barang dan kartu jam pekerjaan).

32

h. Digunakan akun kendali overhead pabrik untuk menggabungkan semua pos-pos overhead pabrik.

Dengan karakteristik metode job order costing di atas, manajemen berkepentingan untuk memperoleh informasi kos untuk tiap pekerjaan. Data kos pekerjaan secara individual bermanfaat bagi manajemen untuk (Suwardjono, 2003: 330):

a. Penetapan harga jual produk pada saat perusahaan menerima sales inquiry atau order khusus.

b. Mengajukan proposal tender untuk pekerjaan serupa di masa datang. c. Mengevaluasi ketepatan kos taksiran dengan kos yang sesungguhnya

terjadi.

d. Membandingkan pekerjaan yang sedang berjalan dengan pekerjaan serupa yang pernah dikerjakan untuk evaluasi kinerja pegawai dan efisiensi.

e. Membandingkan kualitas dan kos pekerjaan perusahaan lain untuk pengembangan strategi pemasaran.

f. Menganalisis waktu penyelesaian produk untuk penentuan taksiran tanggal selesainya pekerjaan tiap kali ada order serta untuk tujuan perencanaan dan penjadwalan produksi.

Setelah diuraikan karakteristik metode job order costing, selanjutnya akan diuraikan penjurnalan pembelian bahan baku, pemakaian bahan baku, kos tenaga kerja, pembayaran gaji dan upah, kos overhead pabrik, kos produk jadi dan kos produk dalam proses.

a. Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong

Persediaan Bahan Baku Rp xxx -

Persediaan Bahan Penolong Rp xxx -

Utang Dagang - Rp xxx

33

Gaji dan Upah Rp xxx -

Utang Gaji dan Upah - Rp xxx

c. Pemakaian Bahan Baku Dan Bahan Penolong Pemakaian Bahan Baku:

Barang Dalam Proses-Kos Bahan Baku Rp xxx -

Persediaan Bahan Baku - Rp xxx

Pemakaian Bahan Penolong:

Kos Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx -

Persediaan Bahan Penolong - Rp xxx

d. Pencatatan Pendistribusian Kos Gaji dan Upah

BDP-Kos Tenaga Kerja Langsung Rp xxx -

KOP Sesungguhnya Rp xxx -

Kos Adminstrasi dan Umum Rp xxx -

Kos Pemasaran Rp xxx -

Gaji dan Upah - Rp xxx

e. Pencatatan Pembayaran Gaji dan Upah

Utang Gaji dan Upah Rp xxx -

Kas - Rp xxx

f. Pencatatan Kos Overhead Pabrik 1) Yang Timbul dari Kas

34

Gaji TKTL - Rp xxx

Reparasi & Pemeliharaan Bangunan - Rp xxx Reparasi & Pemeliharaan Mesin - Rp xxx

2) Akhir Tahun/Bulan Sesungguhnya

KOP Sesungguhnya Rp xxx -

Akumulasi Depresiasi Mesin - Rp xxx Akumulasi Depresiasi Bangunan - Rp xxx Kos Telepon - Rp xxx

Kos Listrik - Rp xxx

f. Pencatatan KOP yang dibebankan ke KOP Sesungguhnya

KOP yang Dibebankan Rp xxx -

KOP yang Sesungguhnya - Rp xxx

g. Pencatatan Kos Produk Jadi

Persediaan Produk Jadi Rp xxx -

BDP-Kos Bahan Baku - Rp xxx

BDP-Kos Tenaga Kerja Langsung - Rp xxx

BDP-Kos Overhead Pabrik - Rp xxx

h. Pencatatan Kos Produk Dalam Proses

35

BDP-Kos Bahan Baku - Rp xxx

BDP-Kos Tenaga Kerja Langsung - Rp xxx

BDP-KOP Sesungguhnya - Rp xxx

h. Penentuan dan Perlakuan Selisih Kos Overhead Pabrik

Setelah pesanan produk selesai dan jumlah kos overhead pabrik dapat ditentukan, maka jumlah kos overhead pabrik dibebankan dapat dibandingkan dengan kos overhead pabrik sesungguhnya untuk penentuan selisih pembebanan kos overhead pabrik (Mulyadi, 2009: 210). Untuk menentukan jumlah selisih kos overhead pabrik yang dibebankan pada produk, digunakan perhitungan sebagai berikut.

Kos Overhead Pabrik Dibebankan Rp xxx

Kos Overhead Pabrik Sesungguhnya Rp xxx Selisih Kos Overhead Pabrik Rp xxx

Berikut ini adalah pencatatan selisih kos overhead pabrik yang dibebankan.

a. Apabila selisih kurang terjadi (KOP dibebankan < KOP sesungguhnya)

Selisih KOP Rp xxx -

KOP sesungguhnya - Rp xxx

b. Apabila selisih lebih terjadi (KOP dibebankan > KOP sesungguhnya)

36

Selisih KOP - Rp xxx

Menurut Mulyadi (2009: 211), perlakuan terhadap selisih kos overhead pabrik pada akhir tahun tergantung dari penyebab terjadinya selisih tersebut. Jika selisih terjadi karena kesalahan penghitungan tarif kos overhead pabrik, atau keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi (seperti dikarenakan perubahan harga bahan penolong dan tarif upah tenaga kerja tidak langsung), maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam rekening Persediaan Barang dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Kos Penjualan.

Jika selisih kos overhead pabrik dikarenakan ketidakefisiensian pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai penambah atau pengurang rekening Kos Penjualan. Metode perlakuan terhadap selisih kos overhead pabrik adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2009: 211-213).

a. Selisih Kos Overhead Pabrik dibagikan kepada rekening-rekening Persediaan, dan Kos Penjualan.

1) Apabila selisih lebih dibebankan

Selisih Kos Overhead Pabrik Rp xxx -

Persediaan BDP - Rp xxx

Persediaan Produk Jadi - Rp xxx

37

2) Apabila selisih kurang dibebankan

Persediaan Produk Dalam Proses Rp xxx -

Persediaan Produk Jadi Rp xxx -

Kos Penjualan Rp xxx -

Selisih Kos Overhead Pabrik - Rp xxx b. Selisih Kos Overhead Pabrik diperlakukan sebagai pengurang

atau penambah rekening Kos Penjualan. 1) Apabila selisih lebih dibebankan

Selisih Kos Overhead Pabrik Rp xxx -

Kos Penjualan - Rp xxx

2) Apabila selisih kurang dibebankan

Kos Penjualan Rp xxx -

Selisih Kos Overhead Pabrik - Rp xxx

Dokumen terkait