• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAPARAN DATA

V.6. Karakteristik Mineralogi 1. Mineral Logam

Pengamatan lapangan dan pengamatan sayatan poles terhadap 7 sampel mengindikasikan bahwa endapan skarn pada Desa Pagerjurang dicirikan oleh kehadiran mineral-mineral kelompok sulfida dan oksida (Tabel 5.2). Mineral sulfida terdiri dari mineral pirit, kalkopirit, sfalerit, dan galena. Sedangkam mineral oksida berupa hematit.

Tabel 5.2. Mineral-mineral logam yang dijumpai pada daerah penelitian

Kelompok Mineral Mineral Logam Singkatan Rumus Kimia

Sulfida Pirit Py FeS2

Kalkopirit Ccp CuFeS2

Galena Gn PbS

Sfalerit Sp (Zn, Fe)S

Oksida Hematit Hem Fe2O3

Pembahasan sifat-sifat fisik optis mineral-mineral logam tersebut adalah sebagai berikut:

A. Pirit (FeS2)

Pirit memiliki warna kuning terang keemasan dengan kilap logam, cerat hitam, ketembusan cahaya opak, belahan tidak jelas, pecahan uneven, dan bentuk kubik bila diamati secara megaskopis. Dalam mikroskop refleksi, pirit memiliki warna kuning terang keputihan, ukuran 0,1mm – 0,25mm, bentuk kubik euhedral, belahan tidak terlihat, dan sifat isotropik. Pada nikol bersilang memiliki warna gelap dan tidak ada pleokroisme. Kehadiran pirit cukup melimpah sebagai mineral tunggal maupun dalam tubuh kalkopirit.

B. Kalkopirit (CuFeS2)

Secara megaskopis, kalkopirit berwarna kuning keemasan, kilap logam, cerat hitam, ketembusan cahaya opak, sifat dalam rapuh, belahan tidak jelas, dan pecahan uneven. Dalam mikroskop refleksi, kalkopirit memiliki warna kuning terang, ukuran 0,1mm – 0,25mm, bentuk anhedral, belahan tidak terlihat, dan memiliki sifat anisotropik lemah. Pada nikol bersilang memiliki warna coklat dan tidak ada pleokroisme. Kalkopirit dijumpai sebagai mineral tunggal ataupun dijumpai dalam tubuh sfalerit. Pada beberapa sampel, kalkopirit dijumpai telah

75 mengalami perubahan akibat proses eksogenik yang menyebabkan kalkopirit tersebut tergantikan menjadi mineral hematit. Umumnya kalkopirit mrngalami pergantian menjadi hematit akibat proses oksidasi dan pelapukan.

C. Galena (PbS)

Secara megaskopis, galena berwarna abu-abu metalik, kilap logam, cerat hitam, ketembusan cahaya opak, sifat dalam rapuh, belahan tiga arah sempurna, dan pecahan uneven. Secara megaskopis, galena memiliki warna abu – abu keputihan pada nikol sejajar dan berwarna abu-abu gelap pada nikol bersilang, ukuran 0,1mm – 0,25mm, bentuk subhedral dengan ciri khas kenampakan triangular pits, dan sifat isotropik. Triangular pits merupakan kenampakan segitiga hitam (gelap) dalam tubuh galena akibat pola tiga arah belahan yang berbeda yang dilihat dari nikol sejajar.

D. Sfalerit ((Zn, Fe)S)

Sfalerit berwarna hitam secara megaskopis, kilap logam-tanah, cerat hitam, ketembusan cahaya opak, sifat dalam rapuh, pecahan dan belahan tidak jelas. Sfalerit memiliki warna coklat keabu – abuan, ukuran 0,25mm – 0,50mm, bentuk subhedral, belahan tidak terlihat, dan memiliki sifat isotropik. Pada nikol bersilang memiliki warna coklat gelap dan tidak ada pleokroisme. Di dalam kristal sfalerit tumbuh kristal kalkopirit berukuran lebih kecil. Kondisi ini sering disebut sebagai chalcopyrite disease. Kojima (1991) mengartikan istilah chalcopyrite disease sebagai taburan kalkopirit berukuran submikron dan berdensitas tinggi dalam sfalerit. Kondisi ini terjadi pada sfalerit yang kaya akan Fe. Meningkatnya Fe dalam sfalerit menyebabkan terbentuknya inklusi kalkopirit. Hal ini terjadi akibat reaksi antara Cu dalam larutan dengan kandungan FeS dalam sfalerit sehingga membentuk kalkopirit (CuFeS2). E. Hematit (Fe2O3)

Secara megaskopis hematit berwarna merah kecoklatan, kilap tanah, cerat merah bata, ketembusan cahaya opak, dan sifat dalam rapuh. Secara mikroskopis, Hematit memiliki warna abu-abu, ukuran 0,25mm – 0,50mm, bentuk euhedral, dan memiliki sifat anisotropik lemah. Pada nikol bersilang memiliki warna gelap.

76

V.6.2. Mineral Alterasi Hidrotermal

Mineral alterasi di daerah penelitian dicirikan oleh kehadiran mineral utama anhydrous seperti garnet (grosular) dan klinopiroksen (wolastonit-hedenbergit-diopsid-augit), dan dalam jumlah kecil mineral kalsit, kuarsa, klorit, dan epidot pada fase prograde. Mineral-mineral tersebut, pada fase retrograde kemudian terubah menjadi mineral-mineral hidrous seperti epidot, aktinolit, dan mineral lainnya. Kehadiran mineral-mineral tersebut berdasarkan pengamatan megaskopis batuan, analisis petrografi, dan analisis XRD. Berikut adalah pembahsan sifat-sifat fisik dan sifat optis dari mineral-mineral alterasi yang dijumpai pada daerah penelitian:

A. Garnet

Garnet yang dijumpai pada daerah penelitian adalah garnet tipe grosular. Secara fisik garnet grosular memiliki ciri warna coklat kemerahan, berukuran halus hingga kasar. Secara optis garnet menunjukkan warna coklat kehijauan pada nikol bersilang dan coklat pada nikol sejajar. Garnet berbentuk euhedral, memperlihatkan zoning garnet, tidak dijumpai belahan dan relief tinggi. Ukuran mineral bervariasi 0,5mm – 2mm.

B. Klinopiroksen

Klinopiroksen yang dijumpai cukup beragam yaitu tipe wolastonit, hedenbergit, diopsid, dan augit. Secara megaskopis keseluruhan berwarna hijau berukuran halus hingga kasar. Sedangkan pada pengamatan mikroskopis dibedakan dari teksturnya. Secara keseluruhan tipe klinopiroksen berwarna hijau-merah-biru pada nikol sejajar dan memiliki gelapan miring.

C. Epidot

Epidot berwarna hijau pucat dan memiliki kilap sutra pada pengamatan megaskopis. Pada pengamatan nikol sejajar epidot memperlihatkan warna abu-abu dan hijau kekuningan pada pengamatan nikol bersilang, belahan satu arah atau paralel, fibrous.

D. Klorit

Klorit merupakan mineral mika, warna hijau tua, kilap sutra, struktur lembaran. Sifat optis klorit memiliki warna abu-abu pada pengamatan nikol sejajar dan

77 coklat gelap dengan nikol bersilang. Belahan yang dijumpai yaitu satu arah, fibrous.

E. Kuarsa

Pada pengamatan megaskopis, kuarsa memperlihatkan warna putih hingga bening, kilap kaca, dan bentuk kristal trigonal piramida. Pada pengamtan mikroskopis dengan nikol sejajar, kuarsa tidak berwarna, relief rendahm dan memperlihatkan gelapan bergelombang.

F. Kalsit

Kalsit yang dijumpai pada daerah penelitian mempunyai kenampakan yang mirip dengan mineral kuarsa dengan warna putih hingga bening dan memiliki kilap kaca. Namun, mineral kalsit tidak sekeras kuarsa dan dapat dengan mudah diidentifikasi di lapangan karena sangat mudah bereaksi dengan HCl. Pada pengamtan mikroskopis kalsit mempuyai warna abu-abu gelap pada nikol bersilang dan tidak berwarna pada nikol sejajar. Berbentuk anhedral hingga subhedral dan relief rendah. Ukuran mineral 0,5mm – 1mm. Kalsit mempunyai belahan 3 arah dan jenis gelapan yaitu gelapan miring.

78

BAB VI

PEMBAHASAN

Dokumen terkait