• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK PENDIDIK DALAM SURAT AR-RAHMAN AYAT 1-4

Artinya: “dan golongan kanan, Alangkah bahagianya golongan

KARAKTERISTIK PENDIDIK DALAM SURAT AR-RAHMAN AYAT 1-4

A. Karakteristik Pendidik dalam Qs. ar-Rahman ayat 1-4

Dalam paradigma jawa, pendidik diidentikan dengan guru (gu dan ru)

yang berarti “digugu dan ditiru” (Mujib, 2006:90). Dikatakan digugu (dipercaya) karena seorang pendidik atau guru memiliki pengetahauan dan wawasan yang lebih dari peserta didiknya. Sedangkan dikatakan ditiru (diikuti) karena pendidik memiliki kepribadian atau yang biasa disebut dengan kompetensi personal. Pendidik juga dijadikan panutan dan suri tauladan bagi peserta didiknya, sehingga apa yang diucapkan oleh pendidik (yang didengar oleh peserta didik) dan apa yang dilakukan pendidik (dilihat peserta didik) haruslah sinkron.

Menurut al-Ghazali sebagaimana dikutip oleh Zainuddin bahwa amal perbuatan, akhlak, dan kepribadian seorang pendidik adalah lebih penting dari ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh pendidik (1991:56). Karena kepribadian pendidik akan diteladani dan ditiru oleh peserta didiknya, baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan baik secara langsung maupun tidak langsung. Seorang pendidik hendaknya mampu menjalankan tindakan, perbuatan, dan kepribadiannya sesuai dengan pengetahuan yang diajarkan kepada peserta didiknya.

Kompetensi yang dimiliki pendidik berperan penting dalam proses pembelajaran peserta didik. Proses belajar dan hasil belajar peserta didik tidak hanya ditentukan oleh sekolah maupun isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi pendidik yang mengajar dan membimbing peserta didiknya. Pendidik yang kompeten akan lebih mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga hasil belajar peserta didiknya dapat optimal (Hamalik, 1991:40).

Kompetensi tersebut harus diimplementasikan dalam proses belajar mengajar. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap pengetahuan dan ketrampilan pendidik itu merupakan cerminan dari kompetensi yang dimiliki. Dan selama kompetensi tersebut diaktualisasikan dalam kegiatan pembelajaran, maka setiap materi (pengetahuan) yang disampaikan akan mudah diterima dan dipahami oleh peserta didik.

Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan analisis karakteristik pendidik sesuai pada ayat-ayat yang dikaji yaitu, pada surah ar-Rahman ayat 1-4 sebagai berikut:

1. Sifat Kasih Sayang

Ar-Rahman, yang terdapat dalam ayat satu, menggambarkan seorang pendidik sebagai cerminan dari kepribadian yang harus dimilikinya dengan senantiasa bersifat kasih dan tidak pilih kasih pada peserta didiknya atau bersikap adil serta memperlakukan mereka seperti anaknya sendiri.

Pendidikan sebagai pengembangan potensi memanusiakan manusia semestinya dilaksanakan atas dasar sifat kasih sayang yang pada hakekatnya adalah refleksi dari sifat ar-Rahman. Pendidik dalam perspektif Islam harus mempunyai beberapa kompetensi (kemampuan dasar) dan unsur kompetensi yang harus dimiliki diantaranya, yaitu diwujudkan pribadi pendidik sebagai ar-Rahman. Kompetensi tersebut termasuk dalam kompetensi personal religius yang menyangkut kepribadian agamis pendidik. Misalnya mempunyai sifat amanah, jujur, kasih sayang dan sebagainya.

Kepribadian seorang pendidik (guru) adalah faktor yang sangat penting. Dengan kebribadian tersebut akan menentukan apakan ia akan menjadi seorang pendidik yang baik bagi anak didiknya, atau menjadi perusak bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih berada pada tingkat pendidikan dasar (Daradjat, 1980:16).

Kepribadian ialah salah satu hal yang menentukan tinggi rendahnya kewibawaan seorang pendidik dalam pandangan anak didiknya bahkan masyarakat sekalipun. Dengan kata lain, baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Terlebih bagi seorang guru, kepribadian tersebut merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugasnya.

Dengan demikian seorang pendidik menjadi juga sebagai pengganti dan wakil kedua orang tua dari peserta didiknya, yaitu dengan mengasihi peserta didiknya seperti memikirkan keadaan anaknya,

sehingga hubungan timbal balik tersebut akan membawa pengaruh positif dalam proses pendidikan.

2. Penguasaan Materi Secara Mendalam

Setelah diterangkan mengenai karakteristik pribadi pendidik seperti yang tergambar pada ayat pertama di atas, karakteristik yang kedua adalah pengajaran al-Quran yang berarti penguasaan materi ajar. Pada penjelasan ayat ke dua ini merupakan salah satu dari kasih sayang Allah kepada manusia yaitu, diajarkannya al-Qur‟an yang diwahyukan kepada

Rasulullah melalui malaikat jibril. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Rasulullah telah mendapatkan pengajaran al-Qur‟an dari malaikat Jibril, seperti pada firman Allah berikut telah dijelaskan pada surah at-Takwir ayat 19-21 dan surah an-Nahl ayat 44.

































Artinya:“Sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril). Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan Tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy. Yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya”.



























Artinya: “keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”.

Dan ayat yang kedua mengisyaratkan bahwa pengajaran al-Qur‟an

adalah salah satu tugas seorang pendidik, bahwa salah satu tugas pendidik adalah mengamalkan ilmu yang dimilikinya dan menyampaikan atau mengajarkannya kepada peserta didik.

Kemudian Rasulullah mengajarkan atau menyampaikan al-Qur‟an kepada para sahabat, tabi‟in, dan dilanjutkan oleh generasi-generasi selanjutnya.

Al-Qur‟an merupakan pedoman dan petunjuk bagi manusia yang di dalamnya terdapat aturan-aturan dari Allah mengenai syari‟ah, ibadah dan

mu‟amalah. Segala sesuatu tentang hidup manusia sudah diatur di

dalamnya. Dengan berpedoman dan mengamalkan apa yang diajarkan di dalam al-Qur‟an maka akan diperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Seperti firman Allah dalam halnya menyampaikan ilmu pengetahuan (materi).

Unsur kompetensi yang terdapat dalam pembahasan ini adalah kompetensi profesional, yaitu diwujudkan pada kemampuan pendidik dalam mengajarkan al-Qur‟an atau yang diartikan sebagai materi

pelajaran.

Kompetensi profesional pendidik merupakan kompetensi atau kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam serta menguasai struktur dan metode keilmuan bidang studi yang diajarkan. Materi yang harus dikuasai bukan hanya sekedar materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah atau sesuai kurikulum sekolah,

melainkan materi yang menaunginya. Indikator dari kompetensi tersebut diantaranya:

a. Memahami materi pembelajaran yang terdapat pada kurikulum sekolah

b. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang berkaitan dengan materi pembelajaran

c. Menerapkan konsep-konsep keilmuan atau materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari (Wibowo, 2012:117).

Dengan menguasai materi pembelajaran dan materi lain yang bersangkutan dengan materi ajar, maka diharapkan pendidik mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan jelas, rinci, serta dapat menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. sehingga paseta didiknya dapat memahami apa yang disampaikan dan tidak menimbulkan kesulitan serta keraguan.

3. Membentuk Kepribadian Insan Sempurna

Pada ayat ke tiga ini disebutkan tentang penciptaan manusia. Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia dalam penciptaannya, karena kesempurnaan bentuk dan potensi yang dimilikinya menjadi pembeda dari makhluk lainnya. Dengan keistimewaan dan kelebihan yang dimiliki, maka dalam al-Qur‟an ditegaskan bahwa tujuan pokok

diciptakannya manusia adalah untuk mengenal Tuhannya, seperti dalam firman Allah berikut:















Artinya:“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Qs. Adz-Dzariyat: 56).

Dengan adanya potensi yang ada dalam diri manusia maka, Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi. Karena dengan kelebihan tersebut manusia dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang telah diamanahkan Allah kepadanya.

Seorang pendidik sebelum melakukan proses pembelajaran hendaknya telah menguasai materi yang akan disampaikan agar nantinya dapat menyampaikan materi tersebut dengan baik dan bisa memahamkan anak didiknya. Dan diantara tugas pendidik adalah membimbing atau mengarahkan anak kepada hal-hal yang positif.

Hal ini ada kaitannya dengan pembahasan sebelumnya yaitu kepribadian pendidik. Karena pribadi pendidik sangat berperan dalam membentuk pribadi anak didiknya. Seorang pendidik juga sekaligus menjadi contoh atau teladan bagi anak didiknya, karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh atau meniru. Sehingga pendidik harus menjaga setiap ucapan dan perbuatannya.

Tujuan yang ingin dicapai dalam ayat 3 diatas adalah membentuk dan mengembangkan potensi menjadi anak didik yang berilmu, berbudi pekerti luhur dan menjadi insan kamil. Hal ini termasuk kompetensi profesional guru/pendidik.

Kompetensi pedagogik adalah merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman pendidik terhadap peserta didik,

perencanan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik (Wibowo, 2012:110).

Pada pembahasan ini penulis akan memaparkan beberapa ruang lingkup yang ada dalam kompetensi pedagogik adalah sebagai berikut: a. Pendidik memahami peserta didik

Pendidik memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan peserta didiknya, sehingga dapat mengetahui metode pendekatan yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajarnya.

b. Perencanaan pembelajaran

Pendidik menentukan strategi pembelajaran berdasarkan tingkat pemahaman peserta didiknya dan kompetensi yang ingin dicapai. Kemudian menyusun rencana pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih mencakup, menyusun silabus, memilih dan mengorganisasikan materi dan bahan ajar, menentukan media dan sumber belajar yang ditentukan, serta membuat rancangan evaluasi proses dan hasil.

c. Melaksanakan pembelajaran

Seorang pendidik harus bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan kondusif. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan menciptakan suasana belajar yang kreati dan menyenangkan, memberikan motivasi kepada peserta didik, menjelaskan materi yang diajarkan, memfasilitasi dengan sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang hasil belajar peserta didik.

d. Evaluasi pembelajaran

Pendidik memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi, hasil belajar dan metode yang digunakan dengan merencanakan penilaian yang tepat serta dapat membuat kesimpulan dan solusi yang akurat.

e. Mengembangkan potensi peserta didik

Seorang pendidik hendaknya mampu membimbing, memfasilitasi, dan sebagai wadah bagi peserta didik untuk dapat mengenali potensinya serta melatih untuk dapat mengaktualisasikan potensi tersebut.

Semua aspek kompetensi pedagogik di atas dapat ditingkatkan melalui kajian masalah dan alternatif solusi (Wibowo, 2012:112). 4. Kemampuan Berfikir dan Komunikasi

Diantara nikmat Allah yang diberikan pada makhluknya dalam ayat ini adalah nikmat diajarkannya pandai berbicara. Kemampuan berbicara merupakan potensi dasar manusia dan sebagai aspek yang membedakan dengan makhluk lainnya. Akan tetapi dalam sudut pandang al-Qur‟an kepandaian berbicara bukanlah potensi dasar manusia, tapi kemampuan berfikir dan berkomunikasi dengan orang lain.

Apabila diperhatikan, ucapan manusia dapat dijelaskan dan apa yang didengar dapat memuculkan pemahaman atau dapat mencerna sesuatu dari apa yang didengarnya serta apa yang dilihatnya dapat bernilai untuk membedakan. Melalui fungsi dari panca indra tersebut merupakan

serangkaian cara manusia untuk berfikir. Berfikir merupakan salah satu pilihan manusia untuk mencoba memperoleh informasi, sehingga ia bisa menyampaikan apa yang terdapat dalam fikirannya dengan cara berbicara (Gunawan, 2014: 147).

Pada ayat ini yang dimaksud dengan al-bayan tidak hanya sebatas pada ucapan/berbicara tetapi mencakup segala bentuk ekspresi, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Al-Qur‟an juga disebut kitab yang menjelaskan dan ayat-ayatnya disebut al-bayyinat yang berarti hujjah yang jelas dan pasti. Al-bayan di sini apabila dikaitkan dengan al-Qur‟an dan dikaitkan juga dengan al-insan, maka semakin jelas bahwa hanya manusia yang memiliki potensi al-bayan. Jika yang dimaksud al-bayan di sini hanya sekedar mengeluarkan suara, tentu binatang pun dapat melakukannya (Ghozali, 2004:158).

Dengan demikian yang menjadi pembeda dan penentu kemanusiaan manusia adalah kemampuan menjelaskan, menerangkan dan mengungkapkan dari apa yang disimbolkannya melalui bahasa. Dan dari kemampuan berbahasa inilah dimulainya proses peradaban manusia dengan mengembangkan ilmu pengetahuan, dan berbagai keterampilan serta teknologi.

Dalam pembahasan ini terdapat salah satu unsur kompetensi pendidik. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk berkomunikasi, menjalin kerja sama dan berinteraksi secara efektif dan

efisien, baik dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua atau wali, maupun dengan masyarakat (Wibowo, 2012:124).

Kompetensi sosial ini diwujudkan pada kemampuan berinteraksi terhadap anak didiknya dalam menyampaikan materi pelajaran yang dapat menunjang komunikasi edukatif.

B. Implementasi Karakteristik Pendidik dalam Qs. ar-Rahman ayat 1-4 Setelah penulis membahas karakteristik pendidik dalam surat ar-Rahman ayat 1 sampai 4, maka penulis akan menyajikan implementasi karakteristik pendidik dalam perspektif surat ar-Rahman, yaitu sebagai berikut:

1. Mendidik dengan kasih sayang

Seorang pendidik harus mempersiapkan dirinya secara keseluruhan, baik secara lahir maupun batin dengan pribadi yang baik, memiliki sifat kasih sayang kepada anak didiknya dan tanpa membeda-bedakan kekurangan maupun kelebihan peserta didiknya. Misalnya dengan bersikap adil, tidak pilih kasih dan tidak mengistimewakan yang satu dengan lainnya dikarenakan oleh sebab tertentu.

Kasih sayang ini merupakan wujud kompetensi kepribadian secara umum. Pribadi sebagai pendidik yang baik diwujudkan dalam bentuk kasih sayang terhadap peserta didik dalam proses pendidikan dan pengajaran. Oleh sebab itu dalam mendidik secara umum atau mengajar secara khusus, pendidik harus mempunyai kasih sayang terhadap peserta didiknya, layaknya anaknya sendiri.

Pendidik harus memahami bahwa setiap peserta didik memiliki kelebihan masing-masing, baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Pendidik perlu memahami karakter dan kondisi psikologis masing-masing peserta didik, agar tidak membedakan antara satu individu dengan individu lain. Perbedaan ini perlu disikapi dengan arif dan bijaksana tanpa memberi porsi lebih. Setiap peserta didik membutuhkan kasih sayang dan perhatian, sehingga pendidik hendaknya mampu menyayangi mereka tanpa pilih kasih.

Wujud kasih sayang diaktualisasikan baik dalam bentuk nasihat (cara berkomunikasi), membuka ruang bagi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran, maupun menjalin kedekatan emosional baik ketika di ruang kelas maupun di luar kelas. Kasih sayang muncul dari jiwa yang tulus, setiap manusia diberi hati agar bisa merasakan sikap positif dari orang lain. Melalui ketulusan itulah setiap peserta didik akan merasakan dirinya disayangi dan mendapat kenyamanan dari pendidik, sehingga akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran peserta didik. 2. Menguasai Materi Ajar

Salah satu tugas seorang pendidik adalah transfer of knowledge (memberikan ilmu pengetahuan) yang diwujudkan dengan mengajarkan

al-Qur‟an. Dalam proses pengajaran tersebut, dapat dipahami bahwa tugas

pendidik adalah mendidik atau mengajar dan untuk dapat melaksanakan tugasnya tersebut seorang pendidik harus memiliki bekal ilmu pengetahuan yang nantinya akan disampaikan kepada peserta didiknya.

Tugas seorang pendidik tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keagaman dalam diri peserta didik melalui materi pembelajaran yang disampaikan.

Pengajaran al-Qur‟an disini menunjukkan bahwa seorang pendidik

harus terlebih dahulu mempersiapkan al-Qur‟an, yang dalam konteks ini

al-Qur‟an diartikan sebagai materi pelajaran atau bahan ajar. Sebelum menjalankan tugasnya sebagai pendidik hendaknya mempersiapkan (merencanakan) program pengajaran termasuk juga materi yang akan disampaikan.

Untuk dapat membuat perencanaan belajar mengajar, seorang pendidik terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut mengenai kegiatan yang harus dilakukan peserta didiknya selama proses belajar mengajar berlangsung (Mudlofir, 2012: 78). Sebagai pendidik di lembaga pendidikan harusnya dapat membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), secara terperinci kegiatan tersebut harus jelas mulai dari tujuan pembelajaran, isi bahan pelajaran (materi), metode yang akan digunakan, dan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik. Hal tersebut merupakan unsur-unsur utama yang minimal harus ada dalam setiap program belajar mengajar.

3. Memperbaiki Akhlak dan Kepribadian

Seorang pendidik bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak didiknya dalam pengembangan potensi jasmani maupun rohaninya agar mampu melakukan tugasnya sebagai makhluk individu yang mandiri dan makhluk sosial dan mampu memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah.

Sebagaimana disebutkan di atas, pendidikan tidak terbatas pada transfer pengetahuan lebih dari itu, yaitu membentuk kepribadian peserta didik. Merujuk pada tujuan utama pendidikan, yaitu mencetak generasi yang berilmu, berbudi pekerti luhur, dan beradab, maka pendidik terlebih dahulu harus mempunyai pribadi yang matang, baik, akhlaq yang baik. Dengan bekal ini diharapkan dapat menghantarkan peserta didik menjadi pribadi yang matang pula.

Hal ini ada kaitannya dengan kepribadian atau tingkah laku pendidik. Karena akan menjadi cerminan dan tolak ukur bagi peserta didik. Pendidik harus bisa menjadi contoh/tauladan yang baik, karena tingkah laku pendidik sangat berpengaruh terhadap tingkah laku (akhlak) peserta didik.

Dan diantara taugas seorang pendidik diantaranya dapat mengembangkan potensi peserta didik dan mengarahkan potensi tersebut kepada hal yang positif. Pembentukan akhlak bagi peserta didik yang harus diprioritaskan untuk dapat membentuk manusia yang sempurna (insan kamil). Tugas tersebut dapat diwujudkan dengan pengarahan atau

bimbingan dan membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran.

Proses pendewasaan sangatlah penting bagi peserta didik, karena akan membantu peserta didik menemukan sebuah makna dari suatu materi pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang baik, santun dan berbudi, hal inilah yang merupakan sesuatu inti dari tugas pendidik dalam mendidik.

4. Mengajarkan Pandai Berbicara

Pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran hendaknya disampaikan dengan jelas dan rinci. Untuk dapat memberikan pemahaman kepada pserta didiknya, selain pendidik menguasai materi juga harus memiliki kecakapan berinteraksi dalam menyampaikan materi yang diajarkan.

Kelancaran berdialog bagi seorang pendidik juga penting, karena apabila pendidik kurang berdialog dan berinteraksi maka akan berdampak pada komunikasi dalam proses pembelajaran dan bisa menyebabkan anak didik tidak memahami yang disampaikan oleh pendidik.

Melalui komunikasi, seorang pendidik dapat mengembangkan konsep diri, dan menerapkan hubungan dirinya dengan dunia di sekitarnya, terutama hubungannya dengan peserta didik.

Komunikasi yang efektif akan menimbulkan beberapa hal, diantaranya: a. Pengertian

Dalam arti ada penerimaan yang cermat seperti yang dimaksudkan oleh komunikator. Dalam hal ini peserta didik sebagai penerima materi pembelajaran dan pendidik sebagai penyampai materi.

b. Kesenangan

Komunikasi dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain merasa senang. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui penyampaian materi dengan bercerita atau dengan diselipkan beberapa humor, sehingga peserta didik akan merasa senang dan akan lebih mudah menerima pelajaran.

c. Pengaruh terhadap sikap

Komunikasi ini bersifat persuasif. Persuasif di sini diartikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang lain. Pada hal ini dapat terwujud dalam proses pembelajaran, yaitu pendidik harus lebih kreatif dalam memilih metode untuk menyampakan materi, misalnya menggunakan metode tanya jawab. Dengan begitu peserta didik akan dapat mengungkapkan pendapatnya.

d. Hubungan menjadi makin baik

Komunikasi berfungsi untuk hubungan sosial yang baik, karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri (makhluk sosial). Hal tersebut dapat diwujudkan dengan menjalin komunikasi yang

baik antara pendidik dan peserta didik. Hubungan tersebut akan memudahkan pendidik dalam memahami karakter peserta didiknya. Sebagai pendidik diharapkan mampu memanfaatkan komunikasi untuk menunjang tugas dan keberhsilannya dalam mengajar. Komunikasi yang efektif akan mendukung pendidik dalam mengajar yang efektif.

Yang mana hal tersebut diwujudkan dengan ciri: peserta didik mudah untuk memahami materi pembelajaran dengan baik, materi yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan peserta didik melakukannya dengan senang hati.

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Karakteristik pendidik dalam surah ar-Rahman ayat 1-4

Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa karakteristik pendidik dalam surah ar-rahman ayat 1-4. Karakteristik atau cirri khas tersebut diwujudkan melalui kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik. Diantaranya, yaitu:memiliki sifat kasih sayang terhadap peserta didiknya (kompetensi personal), Menguasai materi pembelajaran (kompetensi professional), dapat mengarahkan dan membimbing peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengembangkan potensinya (kompetensi pedagogik), dan memiliki kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi (kompetensi sosial). 2. Implementasi karakteristik pendidik

Sifat kasih sayang merupakan wujud dari kompetensi personal yang harus dimiliki seorang pendidik. Kepribadian pendidik akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusias peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar. Misalnya dengan bersikap adil dan menghargai peserta didik. Karena setiap peserta didik itu berbeda dan memiliki potensi masing-masing.

dalam kompetensi profesional. Karena hal tersebut akan berdampak pada pemahaman peserta didik.

Seorang pendidik harus memahami peserta didiknya baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Dengan pemahaman tersebut pendidik dapat membimbing dan mengarahkan pribadi/akhlak peserta didik. Karena pendidik sekaligus sebagai panutan atau contoh bagi peserta didiknya, maka hendaknya bisa menjaga tingkah lakunya. Mengajar di depan kelas merupakan wujud dari interaksi dalam berkomunikasi. Kemampuan berkomunikasi sangatlah penting bagi pendidik. Hal ini bertujuan menciptakan hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik, sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik.

pendidikan tidak lepas dari kompetensi yang dimiliki oleh seorang pendidik, diantaranya sebagai berikut:

a. Keberhasilan pengembangan sumber daya manusia atau peserta didik sangat tergantung kepada kompetensi yang dimiliki oleh pendidik.

b. Untuk mencapai pendidikan yang diharapkan seorang guru harus mampu memahami, memiliki dan sekaligus dapat menerapkan empat kompetensi guru yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi kepribadian dengan baik.

c. Dengan pendidikan yang menekankan pada kompetensi pendidik maka diharapkan nilai-nilai kemanusiaan dan kepribadian yang

Dokumen terkait