• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik pendidikan Agama Islam

Dalam dokumen PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN (Halaman 31-37)

1. Karekteristik Pendidikan Agama Islam

Islam tidak tidak terdapat sistem pendidikan yang baku, melainkan hanya

terdapat nilai-nilai moral dan etis yang seharusnya mewarnai sitem pendidikan tersebut. Berbagai komponen yang terdapat dalam suatu sistem pendidikan tersebut, seperti dasar pendidikan, tujuan, kurukulum, metode, pola, hubungan guru dan murid dan lain sebagainya harus didasarkan pada nilai-nilai moral dan etis ajaran Islam. Hal

Keadaan atau

suasana sekolah Kondisi Pendukung

Proses Belajar Mengajar Harapan/ cita cita atau

semangat peserta didik yang tinggi

Pemimpin yang efektif Lama waktu belajar

Tata tertib dan disiplin Kemampuan mengajar Variasi dalam strategi mengajar Pengorganisasian

kurikulum

Fleksibilitas dan otonomi Frekuensi tugas yang dibawa ke rumah Penghargaan dan insentif Lamanya peserta didik,

tanaga pengajar berada dalam sekolah

Frekuensi penilaian dan umpan balik

inilah yang selanjutnya menjadi ciri khas yang membedakan antara pendidikan yang Islami dengan pendidikan yang tidak Islami. Lebih jauh lagi berbagai komponen yang terdapat dalam ajaran Islam ini dapat dikemukakan sebagai berikut. 38

a. Dasar pendidkan yang Islami

Dalam struktur ajaran Islam, tauhid merupakan hal yang amat fundamental dan mendsasari segala aspek kehidupan para penganutnya, tak terkecualinya aspek pendidikan. Dalam kaitan ini seluruh pakar sependapat bahwa dasar pendidikan Islam adalah tauhid. Melalui dasar ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut.

1. Kesatuan kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi menyatu dengan kehidupan ukhrawi ditentukan oleh amal duniawinya.

2. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.

3. Kesatuan iman dan rasio. Karena masing-masing dibutuhkan dan masing- masing mempunyai wilayahnya sehingga harus saling melengkapi.

4. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para Nabi kesemuanya dari Allah SWT, prinsip-prisip pokoknya menyangkut akidah, syari‟ah, dan ahlak tetap sama dari zaman dahulu sampai sekarang.

5. Kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan Ruh Ilahi.

6. Kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling menunjang.

38

Dengan dasar tauhid ini, maka pendidikan yang dikembangkan oleh Islam tidak akan mengarah kepada kesatuan dengan Tuhan, manusia dan alam semesta.

Menurut penulis pendidikan yang islami dimulai dari pengenalan akidah karena akidah adalah ajaran tentang keimanan ke-Esaan Allah SWT, (akidah jamaknya akaid ).

Pengertian iman secara luas ialah keyakinan keyakinan penuh yang dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan.39 Dan juga menanamkan pendidikan ahlak Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab akhlaq, bentuk jamak kata khuluq atau al-khuluq, yang secara etimologis (bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yang menyelediki asal usul kata serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna).40

Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia. Karena itu, selain dengan akidah, akhlak tidak dapat diceraipisahkan dengan

syari‟ah. 41

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Yang Islami

Sejalan dengan dasar pendidikan sebagaimana tersebut di atas, maka fungsi pendidikan yang Islami harus berfungsi sebagai penyiapan kader-kader khalifah dalam rangka membangun kerajaan dunia yang makmur, dinamis, hamonis, dan

39

Abu Ahmadi, Dasar-Dasar P endidikan Agama Islam (Cet. Ke IV ; PT. Bumi Aksara,Jakarta: 2004), h. 98

40Ibid, h. 346

41

lestari sebagaimana yang diisyarakatkan oleh Allah. Dengan demikian pendidikan Islam mestinya. adalah pendidikan yang paling ideal.

karena kita hanya berwawasan kehidupan secara utuh dan multi dimensional. Tidak hanya berorientasi untuk membuat dunia menjadi sejahtera dan gagat gempita, tetapi juga mengajarkan bahwa dunia sebagai ladang, sekaligus sebagai ujian untuk dapat lebih baik di akhirat. Dengan demikian, pendidikan yang Islami mengemban misi melahirkan manusia yang tidak hanya memanfaatkan persediaan alam, tetapi juga manusia yang mau bersyukur kepada yang membuat manusia dan alam, memperlakukan manusia sebagai khalifah dan memperlakukan alam tidak hanya sebagai objek semata, tetapi juga sebagai komponen intergral dari sistem kehidupan. 42

c. Metode Pendidikan Yang Islami

Sejalan dengan dasar dan fungsi pendidikan yang Islami sebagaimana yang disebutkan di atas, maka metode pendidikan yang Islami bertolak dari pandangan yang melihat manusia sebagai sasaran pendidikan sebagai makhluk yang dimuliakan Tuhan, memiliki perbedaan dari segi kapasitas intelektual, bakat dan kecenderungan, memiliki sifat-sifat yang positif dan sifat-sifat yang negatif, keterbatasan, dan seterusnya.

Pendidikan yang Islami akan memperlakukan sasaran didiknya secara adil, bijaksana, demokratis, sabar, pemaaf, manusia dan seterusnya. Dengan pandangan

yang demikian, maka pendidikan yang dialami akan menerapkan metode pendidikan yang manusiawi, menyenangkan dan menggairahkan anak didik. Namun sayangnya kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa metode pendidikan yang diterapkan oleh para guru di kelas-kelas belum dapat menumbuhkan bakat, potensi dan gairah anak didik secara optimal.43

d. Kurikulum Pendidikan Yang Islami

Sejalan dengan dasar, fungsi dan metode pendidikan yang sebagaimana yang tersebut di atas, maka kurikulum pendidikan yang Islmi juga harus dirancang berdasarkan konsep tauhid dalam hubungannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan.

Dengan prinsip ini, maka berbagai pengetahuan, yakni pengetahuan agama, pengetahuan sosial, pengetahuan alam, pengetahuan filsafat dan pengetahuan khusus yang langsung diperoleh manusia dari Tuhan melalui proses penyucian diri (tazkiyah al-nafs), pada dasarnya dari Tuhan. Dengan dasar ini, maka akan terjadi integrasi antara berbagai pengetahuan tersebut dan seluruhnya diarahkan untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. 44

Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, tampak bahwa pendidikan yang Islami adalah pendidikan yang mendasarkan pada pandangan kesatuan, dan mengarah kepada terwujudnya keadaan masyarakat.

43Ibid, h. 185

44

Menurut penulis, pendidikan yang Islami memiliki nilai-nilai yang berbudi pekerti luhur dan mengantarkan manusia menjadi manusia yang berahlak mulia. Dan juga bisa mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga manusia bisa mengadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, untuk itu manusia harus menjadikan Al-Qur‟am sebagai pedoman. Sebagaiman firman Allah Q.S Al-Jaatsiyah: 20

            Terjemahannya:

“Al-Qur‟an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi skaum yang meyakini.”

Al-Qur‟an adalah petunjuk umat Islam di muka bumi ini karena isi kandungan yang ada di dalam terdapat nilai-nilai kemanusian dan hukum-hukum Allah yang akan membawa manusia kepada kesempurnaan, Jika anak di tanamkan dari usia dini tentang agama, maka anak tidak akan terpengaruh dengan budaya-budaya asing yang akan merusak moral dan mental anak. Dan pastinya sikap anak yang baik dari lingkungan keluarga akan dibawa ke sekolah. Karena banyak anak-anak yang sikapnya tidak begitu baik di sekolah, ternyata pengaruh dari lingkungan keluarga.

BAB III

Dalam dokumen PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN (Halaman 31-37)

Dokumen terkait