• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN

MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SD

COKROAMINOTO 02 MANADO

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Oleh :

ANGGRAINI DUNGGIO

NIM : 10.2.4.O48

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah

Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks

karena sekolah sebagai organisasi dan dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu

sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik,

menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki cirri-ciri yang tertentu yang

tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Cirri-ciri yang menempatkan sekolah

memiliki karakter tersendiri, di mana terjadi proses belajar mengajar, tempat

terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.

Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah, sekolah sebagai

organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Kebehasilah sekolah adalah

keberhasilan kepala sekolah.

Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keadaan sekolah

sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan

peranankepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk

pemimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala

sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan

(3)

keberhasilan kepala sekolah. Beberapa di antara kepala sekolah dilukiskan sebagai

orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa.

Berdasarkan hasil studi di atas, menunjukkan betapa penting peranan kepala

sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah menjapai tujuan. Ada dua hal yang

perlu diperhatikan dalam rumusan tersebut yaitu sebagai berikut1:

a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan

penggerak kehidupan sekolah.

b. Kepala sekoah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi

keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.

Kepala sekolah berperan penting dalam mewujudkan visi pendidikan. Dalam

hal ini, kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas praktik

pengajaran dan pencapaian belajar peserta didik di sekolah. Kepala sekolah

melaksanakan fungsi kepemimpinan, yang melibatkan pendidik dan tenaga

kependidikan lainnya, dalam rangka menggambarkan arah pendidikan kependidikan

sekolah dimasa yang akan datang, mengembankan pencapaian kualitas sekolah yang

diharapkan, memelihara fokus perhatian terhadap proses pengajaran dan

pembelajarannya2

11

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permaslahannya,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) h. 82

2

(4)

Pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dan sekaligus merupakan

sumber daya yang sangat penting. Khususnya bagi negara yang sedang berkembang.

Berdasarkan uraian di atas maka sebagai salah satu jalan keluar yang paling baik

untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui jalan pendidikan karena pendidikan

merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan

pendidikan akan membantu membentuk kepribadian dimasa yang akan datang dan

sekaligus juga mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka

mewujudkan tujuan nasional.3

Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam pembukaan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II

pasal 2 dan 3, yang berbunyi sebagai berikut:

1. Pasal 2: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan serta bertanggung jawab4

Setiap pendidik dituntut untuk senantiasa berupaya menyadarkan anak didik,

bahwa ia lahir ke dunia tidaklah sia-sia dan bukan untuk bermain-main belaka, akan

3http:// Stitaqwa.blogspot.com. diakases 11 Desember 2014

(5)

tetapi, ia mengemban tugas dan misi Ilahi sebagai hamba Allah SWT di bumi. Ia

harus sanggup mengelola dirinya dan alam semesta serta seluruh penghuninya, agar

selalu menjaga keserasian dan keharmonisan, sepanjang keadilan Allah SWT.

Dalam Q. S. Adz-Dzariyat/51:56 kepadaku” (Q. S. Adz-Dzariyat/51:56). 5

Di era globalisasi ini, pendidikan agama Islam berperan penting dalam

membangun karakter peserta didik di sekolah. Disebabkan pendidikan agama Islam

bertujuan menjadikan manusia berahlak mulia. Oleh karena itu pendidikan agama

Islam haruslah berkualitas, akan tetapi mutu Pendidikan Agama Islam yang ada di

sekolah-sekolah tidaklah sama, disebabkan beberapa faktor, diantaranya: fasilitas,

alat, tenaga pendidik, lingkungan sekolah dan lain sebagainya. Kesemuanya itu

saling berpengaruh dalam proses belajar-mengajar di sekolah.6

Alat: Yang dimaksud faktor alat (alat pendidikan), adalah segala usaha atau

tindakan dengan sengaja yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. alat

pendidikan ini merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, karena itu perlu

5Suroso Abdussalam, Arah Dan Asas Pendidikan Islam, (Cet, 1; CV Sukses Publishing:

Bekasi Barat, 2011), h. 118

(6)

dilakukan upaya untuk menyediakan alat-alat tersebut. Yang dikatagorikan sebagai

alat pendidikan adalah sesuatu yang dapat memenuhi tercapainya tujuan pendidikan

yaitu sarana, prasarana dan kurikulum.7

Dan jika di sekolah terdapat buku-buku pelajaran, alat peraga dan Media

pembelajaran sangatlah membantu proses belajar mengajar karena guru menjadi

mudah untuk mentransferkan ilmu kepada siswa. Tetapi jika sekolah tidak

tersedianya sarana dan prasarana atau media penunjang lainnya. Pasti siswa akan

kesulitan untuk menerima pelajaran dengan sempurna.

Tenaga pendidik atau guru merupakan faktor yang terpenting dalam

membangun mutu Pendidikan Agama Islam. Karena berhasil atau tidak berhasilnya

siswa tergantung dari guru yang mengajarkanya, guru PAI harus berpotensi di bidang

Pendidikan Agama Islam dan memiliki ahlak yang mulia. Sebab guru akan menjadi

contoh bagi siswanya. Tetapi jika sebaliknya guru tidak berpotensi di bidang

Pendidikan Agama Islam dan tidak memiliki akhlak yang tidak mulia, maka mutu

Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut akan berdampak kurang baik.

Lingkungan sekolah: bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

mutu Pendidikan agama Islam. Jika di sekolah minoritas siswa yang beragama

muslim. Maka sekolah tersebut akan selalu mengadakan kegiatan-kegiatan yang

bersifat kerohanian. Hal ini menyebabkan siswa yang beragama Islam akan diikut

sertakan dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu siswa akan terbiasa oleh

7

(7)

budaya agama lain. Dan bagaimana dengan mutu pendidikan agama Islam pasti akan

mempengaruhi psikologis siswa.

Ketiga Komponen-komponen tersebut sering kita temui di sekolah-sekolah.

Hal ini merupakan kendala-kendala dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana

dengan masa depan peserta didik ke masa yang akan datang. Dan ini juga menjadi

tanggung jawab kepala sekolah sebagai mediator dan motivator dan indikator

sekolah.

Menyadari bahwa pentingnya pengaruh peran kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Untuk itu penulis tertarik untuk

meneliti di sekolah SD Cokroaminoto 02 Manado, sekolah tersebut seluruh siswanya

beragama Islam, akan tetapi tidak ada guru khusus bidang studi PAI, dan hanya wali

kelaslah yang mengajarkan bidang studi PAI. Apalagi masalah mengenai siswa

yang memiliki ahlak yang kurang baik yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan

agama Islam, begitu pula faktor lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk siswa

melakukan kegiatan belajar di sekolah. Masalah-masalah tersebut dapat berpengaruh

dalam proses pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada mutu pendidikan agama

Islam yang ada di SD Cokroaminoto 02 Manado.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan formasi judul ”Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan

(8)

B. Rumusan Dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pokok

permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana peran kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam kelas V di SD Cokroaminoto 02

Manado

1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan

agama Islam?

2. Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan agama

Islam?

Selanjutnya yang menjadi batasan masalah pada penelitian skripsi ini adalah

meliputi “Peran kepala seklah dalam menigkatkan mutu pendidikan agama Islam

kelas V di SD Cokroaminoto 02 Manado”.

C. Pengertian Judul

Untuk menyamakan persepsi dalam konsep ini, maka penulis ingin

menjelaskan istilah yang digunakan dalam skripsi ini yang berjudul “Peran

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama

Islam.

1. Peran: sesuatu yang dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam

masyarakat8.

8Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Ed, Jakarta: Modern

(9)

2. Kepemimpinan: orang yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk

memimpin organisasi atau diterima menjadi pemimpin dalam situasi tertentu9.

3. Mutu: ukuran baik buruk suatu benda, taraf atau derajat (pengetahuan,

kepandaian dan sebagainya) 10.

4. Pendidikan Agama Islam: merupakan suatu proses penataan individual dan

sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk dan taat kepada Islam dan

menerapkannya secara sempurna dalam kehidupan individual dan

masyarakat11.

D. Tujuan dan kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Dalam melakukan penelitian mengenai peran kepemimpinan kepala sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, memiliki beberapa tujuan

sebagai berikut:

a) Untuk mendeskripsikan, peran kepemimpinan kepala sekolah dalam

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam

b) Untuk mendeskripsikan kendala- kendala dalam peningkatan mutu

pendidikan agama Islam.

2. Kegunaan Penelitian

9

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: PT Ciputat Press, 2005), hal. 85

10Peter Salim, op. cit., h. 1016

(10)

Adapun penelitian ini memiliki beberapa kegunaan yaitu:

a. Kegunaan Teoritis:

1) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan Islam

dan menambah wawasan pengetahuan mengenai kepemimpinan

kepala sekolah,

2) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan teori kepemimpinan

kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam

b. Kegunaan praktis,

1. Bagi Penulis

Kegunaan praktis yang berkaitan dengan usaha kepala sekolah dalam

peningkatan mutu pendidikan agama Islam akan memberikan

pemahaman mengenai kepemimpinan kepala sekolah untuk

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam secara efektif dan

efisien.

2. Bagi Lembaga Pendidikan

a) Sebagai bahan masukan untuk membangun kualitas lembaga

pendidikan yangtermasuk kepala sekolah dan para tenaga

pendidik

b) Dapat menjadi bahan pertimbangan agar bisa diterapkan dalam

dunia pendidikans

(11)

a) Sebagai reverensi dalam ilmu pendidikan Islam sehingga dapat

menambah wawasan

b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada

kepala sekolah SD cokroaminoto 02 Manado, khususnya dalam

meningkatkan mutu pendidikan agama Islam yang ada di SD

cokroaminoto 02 Manado.

4. Bagi Peneliti Berikutnya

a) Dapat dijadikan sebagai reverensi terhadap peneliti dibidang

menejemen pendidikan Islam

b) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi

bagi calon peneliti dan selanjutnya dapat dikaji pada maslah yang

(12)

BAB II

LANDASAN TEORISTIK

A. Peranan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepala Sekolah

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada

kepemimpinan kepala sekolah. Karena dia sebagai pemimpin di lembaganya, maka

dia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu meihat adanya

masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik.12

Di negara maju, kepala sekolah mendapat sebutan bermacam-macam. Ada

yang menyebut guru kepala (head teacher atau head master), kepala sekolah

(principal), kepala sekolah yang mengajar (teacing principal), kepala sekolah

pensupervisi (supervising principal), direktur (director), administrator

(administrator), pemimpin pendidikan educationnalleadership.13 Penyebutan yang

berbeda ini, menurut Mantja14 disebabkan adanya Kriteria yang mempersyaratkan

kompetensi professional kepala sekolah. Sebagai administrator, kepala sekolah harus

mampu mendayagunakan sumber yang tersedia secara optimal. Sebagai manajer

12

Marno, Islam by Manajement and Leadership, (Cet ke 1:Lintas Pustaka: Juli 2007), h. 54

13

Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi sebuah pengantar ringkas, (Jakarta; Rajawali Press: 1998), h. 44-45

14

(13)

kepala sekolah harus mampu bekerjasama dan melalui orang lain dalam organisasi

sekolah.

pendidikan sebagai superviser kepala sekolah harus mampu membantu guru

meningkatkan kapasitasnya untuk membelajarkan murid secara optimal15.

Kepala sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala

sekolah diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah

lembaga. Sekolah merupakan sebuah lembaga yang merupakan tempat menerima

dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai

seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah

dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya

interaksi antara guru memberikan pelajaran dan murid menerima pelajaran16.

Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa kepala sekolah

adalah seorang yang memiliki kedudukan yang tinggi dalam suatu organisasi sekolah

yang didalamnya terdpat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pendidikan.

1. Peranan Kepala Sekolah

Adapun Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional terdapat tujuh peran

utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3)

15

Ibid, h. 55

16

(14)

administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim

kerja; dan (7) wirausahawan.17

Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik): seorang pendidik harus mampu

menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai yaitu:18

a) Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.

b) Moral, hal-hal yang berkaitan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap,

dan keajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti dan

kesusilaan

c) Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan

dan penampilan manusia secara lahiriah

d) Artistik, hal-hal yang berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan

keindahan.

Memahami kata pendidik tidak cukup dengan berpegang konotasi yang

terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya

dengan makna pendidikan, sasaran pendidikan, bagaimana strategi pendidikan itu

dilaksanakan.

Arti atau definisi pendidikan secara leksikal dapat digali dari dari beberapa

sumber, antara lain sebagai berikut:

17Departemen Pendidikan Nasional, Thn. 2006 hal. 8

18Wahjosumiddjo, kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasaslahannya ,

(15)

Pendidik adalah orang mendidik sedangkan mendidik diartikan memberikan

latihan, ajaran, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga

pendidikan dapat diartikan proses pengubah sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan latihan.

Kepala Sekolah sebagai Manajer: Dalam organisasi pendidikan seperti

sekolah yang akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur kerja sama yang

terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu

pengolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan

diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan mewujudkan suatu

keterpaduan dalam prosesnya.19

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan

mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh

sumbar daya organisasi dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan .

a) Perencanaan

Seorang muslim hendaklah membuat perencanaan. Pada hakekatnya pikiran

agama dibangun atas dasar perencanaan masa depan. Di dalam agama seseorang

harus memanfaatkan masa kini demi masa esoknya, dari hidupnya untuk matinya dari

dunia untuk akhirat. Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas

manajerial pada setiap organisasi. Karena itu, perencanaan akan menentukan adanya

(16)

perbedaan kinerja satu organisasi deengan organisasi lain dalam pelaksanaan rencana

untuk mencapai tujuan.20

b) Pengorganisasian

Organisasi adalah kerja sama atau lebih dalam suatu keadaan yang

terkoordinir untuk mencapai hasil yang diinginkan. Untuk melangsungkan

fungsi organisasi ada beberapa prinsip dalam rancangan manajemennya,

yaitu: 21

1) Kesatuan perintah 2) Rentang pengawasan 3) Pembagian kerja 4) Departementalisasi

Pengorganisasian segala sumber daya untuk mengoptimalkan kemampuan

masing-masing pribadi hingga terwujud kerja sama dalam mencapai tujuan

melalui pelaksanaan rencana.

c) Pengawasan

Pengawasan merupakan proses pengamatan atau memonitor kegiatan

organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan berjalan sesuai rencana untuk

mencapai tujuan.

d) Kepemimpinan

Berkaitan dengan sifat-sifat peminpin yan terpuji, dapat dicontoh dari sifat

Rasulullah SAW dalam pemimpin umatnya. Dalam rangka menggerakkan orang

20

Ibid, h. 61

21

(17)

lain untuk mau bekerja atau mengikuti secara suka rela, maka para pemimpin

atau manager harus memiliki satu hal yang paling penting yaitu adanya

keteladanan.

Sofyan Syafri mengemukakan bahwa manajemen Islam diartikan sebagai

suatu ilmu manajemen yang berisi sruktur teori yang menyeluruh dan konsisten serta

dapat dipertahankan dari empirisnya yang didasari pada jiwa dan prinsip-prisip Islam.

Manajemen Islam ialah penerapan berbagai prinsip Islam dalam mengelola organisai

untuk kebaikan dan kemajuan manusia. Berdasarkan pernyataan di atas, perlu

dipahami bahwa Islam telah mengatur segala sesuatu yang harus manusia kerjakan

sebagai seorang pemimpin22.

Dalam setiap organisasi bertujuan menghasilkan mutu pendidikan yang

berkualitas, dari sudut pandang pendidikan Islam. Tujuan dari pendidikan Islam

adalah membentuk moral yang tingggi, karena pendidikan moral merupakan jiwa

pendidikan Islam23.

Menurut penulis sorang pemimpin hendaklah mencontoh perilaku Nabi

Muhammad SAW. Dalam bermasyarakat, Karena beliau memiliki ahlak yang mulia

serta mampu memimpin umat islam menjadi Agama yang lebih unggul dari

agama-agama yang lain.

22

Ibid, h. 186

23

(18)

Q. S Ash- Shaff / 61: 09. yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musryik benci”24

1. Kepala Sekolah Sebagai Administratif

Kegiatan administratif sekolah merupakan bagian dari unit pelaksana teknis

penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. Informasi

administratif sekolah penting untuk dikelola sebagai basis pelayanan dan bahan

pengambilan keputusan bagi kepala sekolah25.

Semakin lengkap dan akurat data yang terhimpun, maka pelayanan yang

diberikan akan semakin mudah, keputusan yang diambil semakin tepat. Untuk

mewujudkan sistem informasi dan administratif sekolah yang efektif, efisien, dan

handal, kepala sekolah perlu mengendalikan program administratif sekolah dengan

baik. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin). yaitu seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya

24

Al-Qur‟an dan Terjemehannya, Republik Indonesia Departemen Agama, (Bandung: Fokus Media, 2010)

24

Euis Karwati, Op. cit., h.37

25

(19)

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan satuan

pendidikan26.

Peran kepala sekolah adalah sebagai orang yang memiliki kepribadian,

manajer, wirausahawan, supervisior, dan sosialis (orang yang berjiwa sosial) setiap

kepala sekolah memiliki akhlak mulia bagi komunitas di sekolah. Sedangkan peran

kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh berbagai

elemen dan unsur yang ada dalam pendidikan27.

Kepala dan wakil kepala sekolah memilki kemampuan memimpin yaitu

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati,

dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai

dengan standar pengelolaan satuan pendidikan.28

Menurut penulis kepala sekolah memiliki peranan yang penting dalam

meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki

keterampilan, keahlian, dan kecakapan dalam bertindak, dan mampu bersosialisasi

dengan siapapun.

Salah satu sumber etika yang fundamental adalah agama. Islam sebagai

pedoman hidup yang terdiri dari sistem akidah, syariah, dan akhlak dapat melandasi

26

Suroso Adbussalam, Arah Dan Asas Pendidikan Islam, (Cet. 1; Bekasi Barat : Sukses Publising, Juni 2011 ). h. 192

27

Husnaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Cet. 2; Jakarta: April 2010), h. 279

28

(20)

perilaku setiap manager yang konsisten dengan Islam sebagai pandangan dan

pedoman hidupnya.

Menurut Al-Faruqi, esensi Islam dalam tauhid atau pengesahan Tuhan,

tindakan yang menegaskan Allah sebagai yang Esa, pencipta yang mutlak, dan

transenden, penguasa segala yang ada. 29

Menurut penulis. seorang pemimpin haruslah mengetahui ilmu-ilmu agama

yang dianutnya dan memiliki iman kuat, serta takut kepada Tuhan yang Maha Esa.

Agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Karena banyak orang yang

berpendidikan yang tinggi, tetapi tidak beriman sehingga keputusan atau

perbuatannya hanya mementingkan dirinya sendiri dan merugikan orang lain.

B. Kompetensi dan Tugas Pokok Kepala Sekolah

1. Kompetensi kepala sekolah adalah sebagai berikut:30

a. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian kepala sekolah dapat dilihat dari kepribadian kepala

sekolah yang menyangkut ahlaknya yang mulia, dan tradisi akhlak mulia, menjadi

teladan bagi komunitas di sekolah, memiliki integritas kepribadian sebagai

pemimpin, memiliki keinginan yang kuat dalam mengembangkan diri sebagai kepala

sekolah. Beberapa kompetensi kepribadian kepala sekolah menurut Sagala adalah:31

1) Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin

29Syafaruddin, op. cit., h. 177

30

Euis Karwati, op. Cit., h. 117

31

(21)

2) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri

3) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi

4) Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam

pekerjaan sebagai kepala sekolah

b. Kompetensi Manajerial

Kompetensi manajerial kepala sekolah dapat dilihat dari kemampuan dalam

menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat perencanaan, pengembangan

organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, kepemimpinan sekolah dalam rangka

pendayagunaan sumber daya secara optimal. Mengelola perubahan dan

pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif, menciptakan

budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembalajaran peserta

didik, mengelola guru dan staf dalam rangka memperdayagunaan sumber daya

manusia secara optimal, mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka

pendayagunaan secara optimal.

Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakatdalam rangka pencarian ide,

sumber belajar dan pembiayaan sekolah, mengelola pesera didik dalam rangka

penerimaan peserta didik baru, penempatan dan pengembangan kpasitas peserta

didik, mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan

arah dan tujuan pendidikan nasional, mengelola keuangan sekolah sesuai dengan

prinsip pengelolaan yang akuntabel, trasparan dan efisien, mengelola ketatausahaan

sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah, mengelola unit layanan khusus

(22)

sekolah, mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program

dan pengambilan keputusan, memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi

peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah, melakukan monitoring, evaluasi,

dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat

serta merencanakan tindak lanjutnya.

Kepala sekolah perlu memiliki kompetensi manajerial meliputi:

a) Kemampuan menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat

b) Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai kebutuhans

c) Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan SDM secara

optimal

d) Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan SDM secara

optima

e) Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah

c. Kompetensi kewirausahaan

Kompetensi kewirausahaan merupakan kemampuan kepala sekolah

mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri yang dicirikan dengan kepribadian

yang kuat, bermental wirausaha. Sedangkan jika ingin sukses dalam

mengembangkan program kewirausahaan di sekolah, maka kepala sekolah,

tenaga kependidikan baik guru maupun non guru dan peserta didik harus bisa

secara bersama memahami dan mengembangkan sikap kewirausahaan sesuai

dengan tugas masing-masing. Kewirausahaan dicirikan dengan:

(23)

2) Sikap mental 3) Kepekaan 4) Keterampilan 5) Kemampuan

d. Kompetensi Supervisi

Kompetensi supervisi kepala sekolah dapat dilihat dari merencanakan

program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,

melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan

pendekatan dan teknik yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi

akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Kepala sekolah harus mempunyai kemampuan supervisi dan mengaudit

kinerja guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada di lingkungan sekolah

kemampuan supervisi meliputi:

1) Kemampuan melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik

yang tepat

2) Kemampuan melakukan monitoring, evaluasi, dan pelapran program

pendidikan sesuai dengan prosdur yang tepat.

e. Kompetensi Sosial

kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi,

bergaul, bekerja sama, dan member kepada orang lain. Dan dapat didefinisikan

sebagai beriku32:

32

(24)

1) Kemampuan seorang untuk berinterkasi dan komunikasi teman

sejaatuntuk meningkatkan kemampuan professional

2) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungssi-fungsi setiap

lembaga kemasyarakatan.

3) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun

kelmpok

2. Tugas Pokok Kepala Sekolah .

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan dalam

meningkatkan kualitas pendidikan. untuk itu kepala sekolah harus mengetahui

tugas-tugas yang ia laksanakan. Tugas kepala sekolah adalah33:

a. Saluran Komunikasi

kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah

yang dipimpinnya segala informasi yang berkaitan dengan pengelenggaraan

pendidikan di sekolah harus selalu terpadu oleh kepala sekolah.

b. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan

Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang

dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, peserta

didik, staf, dan orang tua peserta didik tidak dapat dilepaskan dari tanggung

jawab kepala sekolah

c. Kemampuan Menghadapi Persoalan

33

(25)

Dengan waktu dan sumber yang terbatas, kepala sekolah harus mampu

menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala

sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara tepat serta dapat

memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dan sekolah

d. Berpikir Analistik Dan Konsepsional

Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis,

kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible.

e. Sebagai Mediator Atau Juru Menengah

Dalam ligkungan sekolah sebagai suatu organnisasi, di dalamnya terdiri dari

manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa

menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam

konflik tersebut.

f. Sebagai Politisi

Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui

pendekatan persuasif dan kesepakatan. Peran polotisi kepala sekolah dapat

berkembang secara efektif, apabila:

1. Dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap

kewajiban masing-masing

2. Terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3,

dan sebagainya.

3. Terciptanya kerjasama dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam

(26)

g. Sebagai Diplomat

Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi

sekolah yang dipimpinnya.

h. Mengambil Keputusan Sulit

Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa adanya masalah.

Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan

kesulitan –kesulitan. Dan apabila terjadi kepala sekolah diharapkan berperan

sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.

Menurut penulis tugas pokok kepala sekolah adalah memiliki semangat untuk

belajar dan mau mentranferkan pembelajaran kepada seluruh anggota sekolah dalam

rangka meningkatkan kinerja sekolah.

C. Peningkatan Mutu Pendidikan

1. Mutu Pendidikan di Sekolah

Mutu merupakan sebuah filosofis dan metodologis yang membantu institusi

untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi

tekana-tekanan eksternal yang berlebihan. Mutu mengandung makna derajat keunggulan

suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. Sedangkan dalam dunia

pendidikan barang dan jasa bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat.

Mutu berkaitan dengan baik buruknya suatu benda, kadar, atau derajat.

(27)

barang maupun jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan

kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Berkaitan dengan hal tersebut, mutu

pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada pendidikan dan hasil

pendidikan. proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan

terlibat dalam prosespendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan

dalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, saran sekolah, dukungan

administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana

kondusif.34

Mutu pendidikan menurut Ace suryadi dan Dasim Budimansyah jika ingin

ditinggkatkan dan dikembangkan ke arah yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan

masyarakat pengguna hasil pendidikan, maka mutu pendidikan diukur berdasarkan

tingkatannya dengan kriteria yang berbeda dalam melakukan pengukurannya.35

Upaya peninggkatan mutu dalam bidang pendidikan di fokuskan kepada mutu

dalam proses pendidikan. inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta

didik. Proses pembelajaran ini mencakup sejumlah unsur utama yang mendasar yang

membentuk mutu pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah tujuan pembelajaran, isi

kurikulum, guru, rarana dan prasarana, dana, manajemen dan evaluasi. Tujuan

34

Ibid, h. 15

(28)

penting yang diperlukan dalam peningkatan mutu adalah ketetapan dan

kejelasannya.36

Beberapa ahli melihat mutu penddikan dari tiga perspektif, yaitu perspektif

ekonomi, sosiologi,dan administrsi pendidikan37.

a. Ekonomi

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mempunyai kontribusi

tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. Lulusan pendidikan secara langsung

dapat memenuhi angkatan kerja diberbagai sektor ekonomi. Dengan bekerjanya

lulusan pendidikan, pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang..

b. Sosiologi

Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yag bermanfaat terhadap seluruh

masyarakat. Dilihat dari berbagai kebutuhan masyarakat, seperti mobilitas sosial,

perkembangan budaya, pertumbuhan kesejahteraan dan pembebasan kebodohan.

Sedangkan menurut perspektif pendidikan itu sendiri, mutu pendidikan dilihat

dari sisi pelaksanaan proses belajar mengajar dan dari segi kemampuan lulusan

dalam hal memecahkan masalah dan berfikir kritis. Untuk sampai kepada konsep

ini maka mutu dapat dikaji baik dari segi proses maupun lulusan sebagai output

pendidikan. Mutu pendidikan mengacu pada proses pendidikan dan hasil

pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input

seperti bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi

36Ibid, h. 51

37

(29)

sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana

prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.

c. Administrasi Pendidikan

Peningkatan mutu sekolah melalui manajemen mutu adalah proses

pengkoordinasian sumber daya yang ada di sekolah melalui proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam meningkatkan mutu yang

diharapkan dari sekolah baik dari proses yang ingin dilaksanakan di sekolah

maupun dari ukuran atau karakteristik lulusan yang ingin dicapai oleh sekolah

Tabel 2.1

Perspektif Mutu Pendidikan

Adminis- trasi pendidikan

Perspektif Mutu Pendidikan

(30)

2. Indikator Mutu Pendidikan

a. Sekolah

Bagaimana pendekatan sekolah terhadap kepemimpinan pendidikan dan

sasaran sekolah, pegembangan komunitas professional, dan penciptaan

suatu iklim yang meminimalisasi masalah kedisiplinanserta memotivasi

keunggulan akademik yang mempengaruhi mutu sekolah dan

pengetahuan peserta ddik.

b. Guru

Mutu sekolah meningkat ketika guru memiliki keterampilan akademik

yang tinggi, memiiki beberapa tahun pengalaman mengajar, mengajar

sesuai bidangnya sebagaimana mereka dilatih, dan terlibat dalam program

induksi yang bermutu tinggi serta pengembangan professional.

c. Ruang kelas

Untuk memahami keefektifan ruang kelas, maka diperlukan pemahaman

tentang isi kurikulum, pegagogi, materi pelajaran dan peralatan sekolah

yang digunakan.

Beberapa indikator dalam mengukur mutu pendidikan agar tercipta sekolah

yang efektif disajikan dalam tabel berikut ini,

(31)

Tabel 2.2

Mutu pendidikan dalam menciptakan sekolah yang efektif

Menurut penulis untuk menciptakan mutu pendidikan di sekolah harus ada

dukungan setiap sumber daya yang ada di sekolah dan masyarakat seperti kepala

sekolah, guru, siswa, pemerintah dan orang tua agar program-program yang

dicanangkan dapat berjalan dengan sesuai yang di cita-citakan.

Dan yang paling penting adalah peranan dan dukungan dari kepala sekolah, sebagai

pemimpin organisasi sekolah sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan mutu

pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.

D. Karakteristik pendidikan Agama Islam

1. Karekteristik Pendidikan Agama Islam

Islam tidak tidak terdapat sistem pendidikan yang baku, melainkan hanya

terdapat nilai-nilai moral dan etis yang seharusnya mewarnai sitem pendidikan

tersebut. Berbagai komponen yang terdapat dalam suatu sistem pendidikan tersebut,

seperti dasar pendidikan, tujuan, kurukulum, metode, pola, hubungan guru dan murid

dan lain sebagainya harus didasarkan pada nilai-nilai moral dan etis ajaran Islam. Hal Keadaan atau

Pemimpin yang efektif Lama waktu belajar

Tata tertib dan disiplin Kemampuan mengajar Variasi dalam strategi mengajar Pengorganisasian

kurikulum

Fleksibilitas dan otonomi Frekuensi tugas yang dibawa ke rumah Penghargaan dan insentif Lamanya peserta didik,

tanaga pengajar berada dalam sekolah

(32)

inilah yang selanjutnya menjadi ciri khas yang membedakan antara pendidikan yang

Islami dengan pendidikan yang tidak Islami. Lebih jauh lagi berbagai komponen yang

terdapat dalam ajaran Islam ini dapat dikemukakan sebagai berikut. 38

a. Dasar pendidkan yang Islami

Dalam struktur ajaran Islam, tauhid merupakan hal yang amat fundamental dan

mendsasari segala aspek kehidupan para penganutnya, tak terkecualinya aspek

pendidikan. Dalam kaitan ini seluruh pakar sependapat bahwa dasar pendidikan Islam

adalah tauhid. Melalui dasar ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut.

1. Kesatuan kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi

menyatu dengan kehidupan ukhrawi ditentukan oleh amal duniawinya.

2. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu

umum.

3. Kesatuan iman dan rasio. Karena masing dibutuhkan dan

masing-masing mempunyai wilayahnya sehingga harus saling melengkapi.

4. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para Nabi kesemuanya dari Allah

SWT, prinsip-prisip pokoknya menyangkut akidah, syari‟ah, dan ahlak tetap

sama dari zaman dahulu sampai sekarang.

5. Kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan Ruh

Ilahi.

6. Kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling menunjang.

38

(33)

Dengan dasar tauhid ini, maka pendidikan yang dikembangkan oleh Islam tidak akan

mengarah kepada kesatuan dengan Tuhan, manusia dan alam semesta.

Menurut penulis pendidikan yang islami dimulai dari pengenalan akidah

karena akidah adalah ajaran tentang keimanan ke-Esaan Allah SWT, (akidah

jamaknya akaid ).

Pengertian iman secara luas ialah keyakinan keyakinan penuh yang

dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan.39

Dan juga menanamkan pendidikan ahlak Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia

berasal dari bahasa Arab akhlaq, bentuk jamak kata khuluq atau al-khuluq, yang

secara etimologis (bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yang menyelediki asal

usul kata serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna).40

Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia.

Karena itu, selain dengan akidah, akhlak tidak dapat diceraipisahkan dengan

syari‟ah. 41

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Yang Islami

Sejalan dengan dasar pendidikan sebagaimana tersebut di atas, maka fungsi

pendidikan yang Islami harus berfungsi sebagai penyiapan kader-kader khalifah

dalam rangka membangun kerajaan dunia yang makmur, dinamis, hamonis, dan

39

Abu Ahmadi, Dasar-Dasar P endidikan Agama Islam (Cet. Ke IV ; PT. Bumi Aksara,Jakarta: 2004), h. 98

40Ibid, h. 346

41

(34)

lestari sebagaimana yang diisyarakatkan oleh Allah. Dengan demikian pendidikan

Islam mestinya. adalah pendidikan yang paling ideal.

karena kita hanya berwawasan kehidupan secara utuh dan multi dimensional.

Tidak hanya berorientasi untuk membuat dunia menjadi sejahtera dan gagat gempita,

tetapi juga mengajarkan bahwa dunia sebagai ladang, sekaligus sebagai ujian untuk

dapat lebih baik di akhirat. Dengan demikian, pendidikan yang Islami mengemban

misi melahirkan manusia yang tidak hanya memanfaatkan persediaan alam, tetapi

juga manusia yang mau bersyukur kepada yang membuat manusia dan alam,

memperlakukan manusia sebagai khalifah dan memperlakukan alam tidak hanya

sebagai objek semata, tetapi juga sebagai komponen intergral dari sistem

kehidupan. 42

c. Metode Pendidikan Yang Islami

Sejalan dengan dasar dan fungsi pendidikan yang Islami sebagaimana yang

disebutkan di atas, maka metode pendidikan yang Islami bertolak dari pandangan

yang melihat manusia sebagai sasaran pendidikan sebagai makhluk yang dimuliakan

Tuhan, memiliki perbedaan dari segi kapasitas intelektual, bakat dan kecenderungan,

memiliki sifat-sifat yang positif dan sifat-sifat yang negatif, keterbatasan, dan

seterusnya.

Pendidikan yang Islami akan memperlakukan sasaran didiknya secara adil,

bijaksana, demokratis, sabar, pemaaf, manusia dan seterusnya. Dengan pandangan

(35)

yang demikian, maka pendidikan yang dialami akan menerapkan metode pendidikan

yang manusiawi, menyenangkan dan menggairahkan anak didik. Namun sayangnya

kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa metode pendidikan yang diterapkan oleh

para guru di kelas-kelas belum dapat menumbuhkan bakat, potensi dan gairah anak

didik secara optimal.43

d. Kurikulum Pendidikan Yang Islami

Sejalan dengan dasar, fungsi dan metode pendidikan yang sebagaimana yang

tersebut di atas, maka kurikulum pendidikan yang Islmi juga harus dirancang

berdasarkan konsep tauhid dalam hubungannya dengan pengembangan ilmu

pengetahuan.

Dengan prinsip ini, maka berbagai pengetahuan, yakni pengetahuan agama,

pengetahuan sosial, pengetahuan alam, pengetahuan filsafat dan pengetahuan khusus

yang langsung diperoleh manusia dari Tuhan melalui proses penyucian diri (tazkiyah

al-nafs), pada dasarnya dari Tuhan. Dengan dasar ini, maka akan terjadi integrasi

antara berbagai pengetahuan tersebut dan seluruhnya diarahkan untuk semakin

mendekatkan diri kepada Tuhan. 44

Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, tampak bahwa pendidikan yang Islami

adalah pendidikan yang mendasarkan pada pandangan kesatuan, dan mengarah

kepada terwujudnya keadaan masyarakat.

43Ibid, h. 185

44

(36)

Menurut penulis, pendidikan yang Islami memiliki nilai-nilai yang berbudi

pekerti luhur dan mengantarkan manusia menjadi manusia yang berahlak mulia. Dan

juga bisa mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi manusia dalam kehidupan

sehari-hari. Dan juga manusia bisa mengadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah

sementara, untuk itu manusia harus menjadikan Al-Qur‟am sebagai pedoman.

Sebagaiman firman Allah Q.S Al-Jaatsiyah: 20



Al-Qur‟an adalah petunjuk umat Islam di muka bumi ini karena isi kandungan

yang ada di dalam terdapat nilai-nilai kemanusian dan hukum-hukum Allah yang

akan membawa manusia kepada kesempurnaan, Jika anak di tanamkan dari usia dini

tentang agama, maka anak tidak akan terpengaruh dengan budaya-budaya asing

yang akan merusak moral dan mental anak. Dan pastinya sikap anak yang baik dari

lingkungan keluarga akan dibawa ke sekolah. Karena banyak anak-anak yang

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Pendekatan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,

maka pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Bersifat kualitatif karena penelitian ini berakar pada latar belakang alamiah

sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, menganalisis data

secara induktif, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil45

Pendekatan ini dilakukan dalam situasi yang wajar (Natural Setting), metode

ini lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan.

Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa

interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif penelitian

sendiri. Hal ini disebabkan penelitian dilakukan penulis sangat relevan dengan ciri

khas penelitian kualitatif yakni menggunakan metode penelitian deskriptif. 46

Metode kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang, tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

45

Lecxy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001), h. 4

46

(38)

47

Selanjutnya menurut Bogarta bahwa: Menganalisis gejala-gejala sosial budaya dari

masyarakat, sehingga diperoleh data tentang pola interaksi yang berlaku yang

diinteraksikan secara dialogi atau dianalisis dengan teori objektif. Sehingga penelitian

kualitatif sebagai paradigma, akan memperhatikan aspek metodologis, realitas

objektif, dan analisis teori objektifnya. Epistemologi meliputi pula cara-cara

mempelajari kualitas dari kehidupan sehari-hari, bentuk-bentuk tindakan dalam

kehidupan, ungkapan atau cerita yang merupakan tanda atau simbol, berbagai

keadaan, dan pengertian atau perasaan dari realitas. 48

Penulis menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini berusaha

memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai peran kepala sekolah

dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SD Cokroaminoto. Pertanyaan

tersebut memerlukan jawaban yang bersifat deskriptif yang menggambarkan fakta

tentang masalah yang diselidiki, kemudian diikuti dengan interpretasi secara

maksimal atas berbagai temuan yang penulis temukan di lapangan

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama beberapa bulan dimulai pada bulan

Nopember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Berlokasi di sekolah SD

Cokroaminoto 02 Manado, beralamatkan kelurahan karame,lingkungan IV

kecamatan singkil, Manado.

47

Edgar. F Borgatta, Encylopedia of Sosiology, (New York: Macmilan Publishing:1992), h. 1577-1579

48

(39)

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung oleh

penulis terhadap proses pendidikan tidak hanya itu saja, data juga didapatkan dari

hasil wawancara secara langsung dengan kepala sekolah SD Cokroaminoto 02

Manado, beserta guru-guru di sekolah tersebut.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan

beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Observasi (pengamatan Langsung)

Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan pengindraan49. Alat pengumpulan datanya disebut panduan

observasi. Observasi menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap

suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku.

Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan langsung pada sproses

pendidikan dan keadaan sekolah SD Tjokroaminoto

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi

yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.

49Djam‟an Satoro,

(40)

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin

mengeksporasi informasi secara holistic dan jelas dari informan50.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu biasa berbentuk

tulisan-tulisan, gambar-gambar atau karya-karya monumental seseorang, yaitu

berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi. Dalam

penelitian kualitatif studi dokumentasi merupakan pelengkap dari metode observasi

dan wawancara51.

E. Teknik Analisa Data

Setelah mendapatkan data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya

adalah menganalisis data. Menganalisis merupakan suatu cara yang digunakan untuk

menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang

meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian.

Proses analisa deskriptif dalam studi ini menggunakan instrumen analisis

induktif. Induktif merupakan langkah analisis data di mana penelitian akan

benar-benar membenamkan dirinya dalam rincian dan hal-hal spesifik dari data dengan

menjajaki persoalan-persoalan yang benar-benar terbuka.52 Penelitian dengan

pendekatan kualitatif, teknik analisa data dilakukan secara bersamaan dengan

50Djam‟an Satoro, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Alfabeta; maret 2011: Bandung), h. 105

51

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Bandung; Alfabeta, 2008), h. 329

52

(41)

pengumpulan data, sedikitnya ada tiga prosedur analisis data yang dikemukakan oleh

Miles dan Huberman yang dilakukan secara interaktif.53

1. Reduksi data (data reduction)

Upaya peneliti mereduksi data54 yaitu memilah data mana yang menjadi

objek formil dari teori yang digunakan untuk membeda fenomena itu.

2. Penyajian data (data display)

Pada langkah ini peneliti menyajikan data yang telah direduksi ke dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif.

3. Verification

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi kesimpulan awal

ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti

baru yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Akan tetapi, bila ternyata kesimpulan pada tahap awal didukung oleh

bukti-bukti yang kuat, valid, dan konsisten pada saat peneliti melakukan tahap

pengumpulan data selanjutnya, maka kesimpulan itu merupakan yang kredibel.

53

Sugiono, op. cit., h. 218

54 Moh. Kasiram, metodologi penelitian kualitatif-kuantitatif,(Malang: UIN-Maliki

(42)

F . Pengecekan Keabsahan Data

Data yang telah terkumpul untuk selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan dan

pengecekan keabsahan data dengan cara yaitu55:

1. Kredibilitas (derajat kepercayaan)

Hal ini membuktikan apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan

kenyataan yang terjadi dilapangan. Untuk itulah maka peneliti melakukan

penelitian dengan mengikuti beberapa cara yang mengacu pada uji validitas,

agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu dengan:

a. Pengamatan yang terus menerus. Dengan penulis melakukan penelitian

dengan waktu yang cukup lama, maka pengamatan juga dapat dilakukan

secara terus-menerus dan kemudian peneliti dapat mengamati secara lebih

cermat, terinci dan akurat.

b. Trianggulasi. Dilakukan dalam rangka mengecek kebenaran dengan

membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain.

c. Membicarakan dengan teman sejawat. Penulis melakukan diskusi dengan

teman sejawat di kampus berkaitan dengan prosedur penelitian, cara

memasuki lapangan, cara mengamati informasi, dan cara menganalisa

data.

d. Menggunakan bahan referensi untuk dapat memperlihatkan kebenaran

data maka penulis menggunakan hasil kamera foto.

55

(43)

e. Mengadakan memberchek. Dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan

kepada informan yang pernah diwawancari mengenai data dan informasi

yang diberikannya saat wawancara. Hal ini dimaksudkan jika sekiranya

terdapat kekeliruan terhadap data dan informasi dapat diperbaiki ataupun

(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Peran Kepala sekolah dalam meningkatkan Mutu PAI

Pendidikan memiliiki peran yang sangat strategis, karena pendidikan

menentukan kualitas sumber daya manusia. Peran strategis pendidikan tersebut

melibatkan tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan mempunyai peran dalam

pembentuan pengetahuan, keterampilan dan karakter peserta didik. Oleh karena itu,

tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan tugasnya secara

professional, sehingga menghasilkan kualitas peserta didik yang bermutu.

ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan

kepala sekolah sebagai pimpinan.

Kepala sekolah merupakan pejabat profesional yang ada dalam organisasi

sekolah, yang bertugas untuk mengatur semua sumber daya sekolah dan bekerjasama

dengan guru-guru, staf, dan pegawai lainnya dalam mendidik peserta didik untuk

mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah, pengembangan

(45)

yang professional akan mengetahui kebutuhan dunia pendidikan serta kebutuhan

sekolah secara spesifik. 56

proses pendidikan yang bermutu ditentukan oleh berbagai elemen dan unsur

yang ada dalam pendidikan. Elemen dan unsur tersebut membentuk apa yang disebut

dengan sistem pendidikan, di mana sistem pendidikan tersebut akan sangat

berhubungan dengan proses pendidikan yang dilaksanakan.

Kepala sekolah sebagai edukator: sebagai pendidik kepala sekolah harus

memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesional tenaga kependidikan.

Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga

sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta

melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving

class, dan pengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas

normal.57

SSSSKepala sekolah sebagai pemimpin: kepala sekolah sebagai pemimpin

harus memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kempuan tenaga

kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendeligasikan tugas.

berdasarkan wawancara penulis dengan kepala sekolah

56

Euis Karmawati, Kinerja dan Profesionalisme Kepala sekolah, (Cet. 1; Bandung: Alfabeta CV, 2013), h. 83.

57

(46)

Secara profesional kepala sekolah memiliki tugas- sebagai berikut:

1. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah

yang dipimpinnya,

2. Kepala sekolah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang

dilakukan oleh guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada di sekolah

3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas, kepala sekolah harus mampu

menghadapi berbagai persoalan,

4. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional

5. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah

6. Kepala sekolah adalah seorang politisi

7. Kepala sekolah adalah seorang diplomat

8. Kepala sekolah harus mampu mengambil keputusan-keputusan sulit.

Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah selaku pemimpin, dapat

dilihat dari pernyataan kepala sekolah dari hasil wawancara berikut ini:

penulis menanyakan: bagaimana peranan ibu untuk meningkatkan mutu PAI yang ada

di sekolah ini?

Kepala sekolah mengatakan :

„‟Yang saya lakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam yaitu : sekolah kami selalu menbuat kegiatan hari-hari besar Islam, dan melibatkan siswa dalam kegiatan tersebut, dan saya sedang berusaha untuk mencarikan guru bidang studi pendidikan agama Islam karena, sekarang tidak ada guru bidang studi PAI. Sehigga terkadangpun saya mengajarkan pelajaran pendidkan agama kepada anak-anak58.

58

(47)

Dari penjelasan di atas penulis menguraikan bahwa, kepala sekolah selalu

melibatkan siswa dalam kegiatan–kegiatan keagamaan. Ini menjadi salah satu faktor

dalam meninggkatkan mutu siswa dalam bidang keagamaan. Dan juga kepala sekolah

ternyata ingin mengangkat guru khusus bidang studi PAI

Penulis juga mewawancarai salah satu guru SD Cokroaminoto yang bernama

Husen Karim, S.Pd unuk menggali informasi mengenai usaha-usaha yang dilakukan

kepala sekolah dari sudut pendang guru-gurunya dalam menigkatkan mutu

pendidikan agama Islam

Husen Karim, S.Pd guru wali kelas V. Ia mengatakan:

“Mengenai meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. Kepala sekolah selalu mengikut sertakan siswa untuk mengikuti pesantren kilat, tazkir mingguan dan juga mengikut sertakan siswa dalam perlombaan-perlombaan dibidang Pendidikan Agama Islam. kepala sekolah selalu berpartisipasi dalam kegiatan yang dicanangkan oleh pengawas PAI dan Kelompok Kerja Guru (KKG), dan sayapun selalu ditunjuk kepala sekolah utuk menghadiri pertemuan rapat guru-guru agama Islam. karena sekarang ini tidak ada guru PAI di sekolah kami”59

Pada wawancara di atas, dapat analisi bahwa perhatian kepala sekolah

terhadap siswa cukup besar, dengan mengaktifkan guru dan muridnya di dalam

program-program kerohanian, walaupun tidak ada guru khusus PAI kepala sekolah

menunjuk salah satu guru sebagai wakil untuk menghadiri pertemuan KKG. Agar

supaya sekolah SD Cokroaminoto 02 Manado akan berkembang dalam bidang PAI.

59

(48)

Penulis juga mewawancarai salah satu orang tua murid yang bernama ibu

Lina, orang tua dari siswa yang duduk di kelas lima, untuk mengetahui lebih jelas

mengenai kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin dari sudut pandang

masyarakat,

Penulis menanyakan Menurut ibu bagaimana dengan kepeminpinan kepala sekolah

di sekolah ini?

Ia mengatakan :

Kepala sekolah sangat baik, dan orangnya tegas dalam bertindak Dan dia juga baik terhadap siswa60

Berdasarkan hasil wawancara di atas peran kepala sekolah untuk

meningkatkan mutu PAI ialah Kepala sekolah akan mencarikan guru pendidikan

agama Islam. Dan kepala sekolah terkadang mengajarkan Pelajaran pendidikan

agama Islam kepada siswa. Iapun selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang

mengembangkan potensi siswa, agar siswa bisa menambah wawasan tentang ilmu

agama Islam. Apa yang dilakukan kepala sekolah sangat membantu siswa dalam

proses pembelajaran. Walaupun beliau sudah berumur 62 tahun tetapi, beliau masih

aktif dalam mengajar padahal kepala sekolah SD Cokroaminoto sudah pensiun tetapi

masih menjadi kepala sekolah karena, belum ada yang menggantikannya.

Terhadap sumber daya yang ada di sekolah, kepala sekolah selalu

memperlakukan mereka dengan tegas, dan memperlakukan dengan keramahan

kepada guru-gurunya, begitupun dengan tamu yang datang.

60

(49)

Penuliis mewawancarai salah satu guru kelas VI ibu Linda Moha S. Pd.

Selaku bendahara sekolah, penuis menanyakan pernahkan ada terjadi kesalah

fahaman ibu dengan kepala sekolah mengenai administrasi sekolah?

Ibu linda S. Pd menjawab.

“Selama saya menjadi bendahara sekaligus operator sekolah, memang ssekali terjadi sedilkit masalah. Tetapi kepala sekolah tidak memarahi saya secara langsung, yang dia lakukan adalah menegur dan menanyakan apa penyebab kesalahan yang saya lakukan.”61

Dari hasil wawncara di atas penulis menyimpulkan bahwa jika, terjadi masalah

kepala sekolah tidak langsung mengambil keputusan, karena dia mencari tau terlebih

dahulu masalah tersebut.

2. Kendala-kendala dalam meningkatkan mutu PAI

Peningkatan kualitas pengelolaan sekolah tidak hanya bergantung pada

kebijakan pemerintah, namun bergantung pula pada partisipasi dari semua lapisan

masyarakat sebagai stakeholders utama dalam sistem pendidikan nasional. Sistem

pendidikan nasional mengharuskan adanya hubungan interdepedensi antar komponen

stakeholders pendidikan, yang melibatkan62

1. Masyarakat lokal

Ada anggapan pendidikan hanya tanggung jawab pemerintah, sehingga

desentralisasi pendidikan belum dimaknai oleh masyarakat sebagai

pengembangan kemajuan pendidikan

61

Hasil wawancara, dengan ibu Linda Moha S. Pd , bendahara sekolah di SD Cokroaminoto, pada tanggal 14 Januari 2015

62

(50)

2. Orang tua

Selalu beranggapan sekolah sebagai tempat pendidikan, sehngga kurang

serius memperhatikan kemajuan anak, baik secara behavior maupun

psikologis

3. Peserta didik

Belum sepenuhnya peserta didik dari berbagai tingkatan yang tertampung,

sehingga, berdampak pada jumlah anak putus sekolah karena biaya tinggi

dan juga kurang didukung oleh faktor pendekatan pisik dan pendekatan

psikis.

4. Negara

Dari segi material bahwa Negara belum menempatkan pos khusus untuk

pendidikan, dan kesannya dana pendidikan disediakan secara tambal sulam,

jelas kita akan mengetahui apa hasil pendidikan dengan dana terbatas

bukankah dalam pendidikan perlu perbaikan berkelanjutan dan dukungan

dana untuk riset dan pengembangan.

5. Pengelola Profesi Pendidikan

Cenderung menyelenggarakan pendidikan bukan motif mencerdaskan tetapi

pendidikan terkesan mahal, sementara pendidikan formal yang disediakan

Negara sangat terbatas menampung peserta didik.

Kerjasama dan dorongan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan akan

tercapainya tujuan yang diharapkan. Diera yang serba teknologi ini, banyak

(51)

pendidik untuk menyelamatkan generasi setelah Nabi Muhammad. Agar tercapai

manusia yang berakhlak mulia.

Kepala sekolah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan agama

Islam di SD cokroaminoto 02 ini terlihat dari usaha-usaha yang beliau lakukan. Akan

tetapi ada saja yang menjadi faktor penghambat dalam meningkatkannya

Penulis mewawancarai kepala sekolah untuk mengetahui apa saja yang

menjadi kendala-kendala di SD Cokroaminoto, sehingga dapat mempengaruhi

peningkatan mutu PAI.

Penulis menanyakan menurut ibu apa yang menjadi kendala dalam usaha untuk

meningkatkan mutu PAI?

Menurut saya kendalanya yang pertama tidak ada guru PAI, sehingga wali kelaslah yang mengajar. Kedua faktor lingkungan rata-rata siswa tinggal di lingkungan yang buruk sehingga sifat buruk merekapun dibawa ke sekolah. Dan rata-rata orang tua siswa sibuk bekerja pekerjaan mereka banyak yang pedagang sehingga anak-anak dibiarkan dirumah. Belum lagi dengan keadaan lingkungan sekolah ini yang hampir setiap tahun banjir. Sehingga alat peraga sebagai bahan belajar yang mereka gunakan banyak yang rusak. Dan anak-anak banyak diliburkan otomatis pengaruh terhadap proses belajar-mengajar.63

Penulis mewawancarai juga guru kelas VI, yang bernama ibu Linda Moha

untuk lebih mengetahui apa saja kendala guru kelas untuk mengajakan bidang studi

PAI, karena ibu Linda tidak berkompetensi dibidang PAI.

Penulis menanyakan menurut ibu apa kendala ibu dalam mengajar PAI?

Ibu Linda Moha, S.Pd menjawab:

63

(52)

Kesulitan saya dalam mengajar PAI, siswa banyak tidak bisa membaca Al-Qur-an, dan mengenai materinyapun saya kesulitan untuk mengembangkannya. Saya berharap ada guru Pendidikan Agama Islam di sekolah ini, Sehingga saya tidak lagi mengajarkan PAI kepada siswa64.

Penulis menanyakan kembali, mengapa tidak disuruh saja siswa untuk mengaji di

tempat pengajian ?

Ibu Linda moha, S.Pd menjawab:

Saya sudah menyuruh mereka tetapi, mereka susah untuk di suruh orang tua merekapun hanya membiarkanya,namun ada juga anak yang sudah tau mengaji.

Penulis menguraikan dari hasil wawancara di atas ternyata faktor siswa sangat

berpengaruh dalam proses pembelajaran, siswa yang belum bisa mengaji akan

memperhambat guru untuk mengajar. Sedangkan dasar pendidikan Islam adalah

Al-Qur‟an. Dan bagaimana dengan orang yang tidak tahu tentang Ilmu Al-Qur-an

B. Pembahasan Penelitian

1. Peran Kepala sekolah dalam meningkatkan Mutu PAI

kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya

dengan para guru, staf, dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan

peran kepala sekolah sebagai pejabat formal, secara singkat dapat disimpulkan

sebagai berikut:65

64

Hasil wawancara dengan guru kelas VI SD cokroaminoto 02 Manado ibu Linda Moha, S.Pd, pada tanggal 15 Januari 2015

65

Wahjosumiddjo, kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasaslahannya , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) h. 88-89.

Gambar

Tabel  2.1 Perspektif Mutu Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pelelangan Umum, maka dengan ini diumumkan pemenang pelelangan umum untuk pekedaan sebagaimana berikut:. Nomor

I Pembangunan gedung kantor Belanja Modal Pengadaan Gedung Kantor Rp. 94.000.0fi1,fi) APBD Bengkulu (Kab.) Selatan Rehab Gedung.. Kantor Camat

TO IMPROVE PERFORMANCE RACKET PJKR STUDENTS FIFTH. SEMESTER INTHE YEAR2Ol

Hubungan antara Minat Belajar, Dukungan Sosial, dengan Motivasi Belajar Siswa Yang Tidak Naik Kelas …………. Hubungan antara Minat Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa Yang

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk

Hasil kajian secara puratanya mendapati pelajar-pelajar yang mempelajari mata pelajaran Lukisan Kejuruteraan dalam kajian ini hanya 55 orang (42.3%) pelajar yang mempunyai tahap

Model ini akan membawa siswa ke dalam rasa ingin tahu yang tinggi, menumbuhkembangkan kemampuan intelektual dalam berfikir induktif, kemampuan meneliti, kemampuan

7.2.1 Tuliskan jumlah kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat (*)yang sesuai dengan bidang keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang