PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SD
COKROAMINOTO 02 MANADO
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam
Pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Oleh :
ANGGRAINI DUNGGIO
NIM : 10.2.4.O48INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Sekolah adalah lembaga yang bersifat kompleks dan unik. Bersifat kompleks
karena sekolah sebagai organisasi dan dalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu
sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan sifat unik,
menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki cirri-ciri yang tertentu yang
tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Cirri-ciri yang menempatkan sekolah
memiliki karakter tersendiri, di mana terjadi proses belajar mengajar, tempat
terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia.
Karena sifatnya yang kompleks dan unik tersebutlah, sekolah sebagai
organisasi memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Kebehasilah sekolah adalah
keberhasilan kepala sekolah.
Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keadaan sekolah
sebagai organisasi yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan
peranankepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab untuk
pemimpin sekolah. Studi keberhasilan kepala sekolah menunjukkan bahwa kepala
sekolah adalah seorang yang menentukan titik pusat dan irama suatu sekolah. Bahkan
keberhasilan kepala sekolah. Beberapa di antara kepala sekolah dilukiskan sebagai
orang yang memiliki harapan tinggi bagi para staf dan para siswa.
Berdasarkan hasil studi di atas, menunjukkan betapa penting peranan kepala
sekolah dalam menggerakkan kehidupan sekolah menjapai tujuan. Ada dua hal yang
perlu diperhatikan dalam rumusan tersebut yaitu sebagai berikut1:
a. Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi kekuatan
penggerak kehidupan sekolah.
b. Kepala sekoah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi
keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian kepada staf dan siswa.
Kepala sekolah berperan penting dalam mewujudkan visi pendidikan. Dalam
hal ini, kepala sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas praktik
pengajaran dan pencapaian belajar peserta didik di sekolah. Kepala sekolah
melaksanakan fungsi kepemimpinan, yang melibatkan pendidik dan tenaga
kependidikan lainnya, dalam rangka menggambarkan arah pendidikan kependidikan
sekolah dimasa yang akan datang, mengembankan pencapaian kualitas sekolah yang
diharapkan, memelihara fokus perhatian terhadap proses pengajaran dan
pembelajarannya2
11
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permaslahannya,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) h. 82
2
Pendidikan mempunyai peran yang sangat besar dan sekaligus merupakan
sumber daya yang sangat penting. Khususnya bagi negara yang sedang berkembang.
Berdasarkan uraian di atas maka sebagai salah satu jalan keluar yang paling baik
untuk mengatasi hal tersebut adalah melalui jalan pendidikan karena pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan
pendidikan akan membantu membentuk kepribadian dimasa yang akan datang dan
sekaligus juga mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional.3
Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam pembukaan Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II
pasal 2 dan 3, yang berbunyi sebagai berikut:
1. Pasal 2: Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan serta bertanggung jawab4
Setiap pendidik dituntut untuk senantiasa berupaya menyadarkan anak didik,
bahwa ia lahir ke dunia tidaklah sia-sia dan bukan untuk bermain-main belaka, akan
3http:// Stitaqwa.blogspot.com. diakases 11 Desember 2014
tetapi, ia mengemban tugas dan misi Ilahi sebagai hamba Allah SWT di bumi. Ia
harus sanggup mengelola dirinya dan alam semesta serta seluruh penghuninya, agar
selalu menjaga keserasian dan keharmonisan, sepanjang keadilan Allah SWT.
Dalam Q. S. Adz-Dzariyat/51:56 kepadaku” (Q. S. Adz-Dzariyat/51:56). 5
Di era globalisasi ini, pendidikan agama Islam berperan penting dalam
membangun karakter peserta didik di sekolah. Disebabkan pendidikan agama Islam
bertujuan menjadikan manusia berahlak mulia. Oleh karena itu pendidikan agama
Islam haruslah berkualitas, akan tetapi mutu Pendidikan Agama Islam yang ada di
sekolah-sekolah tidaklah sama, disebabkan beberapa faktor, diantaranya: fasilitas,
alat, tenaga pendidik, lingkungan sekolah dan lain sebagainya. Kesemuanya itu
saling berpengaruh dalam proses belajar-mengajar di sekolah.6
Alat: Yang dimaksud faktor alat (alat pendidikan), adalah segala usaha atau
tindakan dengan sengaja yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. alat
pendidikan ini merupakan masalah yang esensial dalam pendidikan, karena itu perlu
5Suroso Abdussalam, Arah Dan Asas Pendidikan Islam, (Cet, 1; CV Sukses Publishing:
Bekasi Barat, 2011), h. 118
dilakukan upaya untuk menyediakan alat-alat tersebut. Yang dikatagorikan sebagai
alat pendidikan adalah sesuatu yang dapat memenuhi tercapainya tujuan pendidikan
yaitu sarana, prasarana dan kurikulum.7
Dan jika di sekolah terdapat buku-buku pelajaran, alat peraga dan Media
pembelajaran sangatlah membantu proses belajar mengajar karena guru menjadi
mudah untuk mentransferkan ilmu kepada siswa. Tetapi jika sekolah tidak
tersedianya sarana dan prasarana atau media penunjang lainnya. Pasti siswa akan
kesulitan untuk menerima pelajaran dengan sempurna.
Tenaga pendidik atau guru merupakan faktor yang terpenting dalam
membangun mutu Pendidikan Agama Islam. Karena berhasil atau tidak berhasilnya
siswa tergantung dari guru yang mengajarkanya, guru PAI harus berpotensi di bidang
Pendidikan Agama Islam dan memiliki ahlak yang mulia. Sebab guru akan menjadi
contoh bagi siswanya. Tetapi jika sebaliknya guru tidak berpotensi di bidang
Pendidikan Agama Islam dan tidak memiliki akhlak yang tidak mulia, maka mutu
Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut akan berdampak kurang baik.
Lingkungan sekolah: bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
mutu Pendidikan agama Islam. Jika di sekolah minoritas siswa yang beragama
muslim. Maka sekolah tersebut akan selalu mengadakan kegiatan-kegiatan yang
bersifat kerohanian. Hal ini menyebabkan siswa yang beragama Islam akan diikut
sertakan dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu siswa akan terbiasa oleh
7
budaya agama lain. Dan bagaimana dengan mutu pendidikan agama Islam pasti akan
mempengaruhi psikologis siswa.
Ketiga Komponen-komponen tersebut sering kita temui di sekolah-sekolah.
Hal ini merupakan kendala-kendala dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana
dengan masa depan peserta didik ke masa yang akan datang. Dan ini juga menjadi
tanggung jawab kepala sekolah sebagai mediator dan motivator dan indikator
sekolah.
Menyadari bahwa pentingnya pengaruh peran kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam. Untuk itu penulis tertarik untuk
meneliti di sekolah SD Cokroaminoto 02 Manado, sekolah tersebut seluruh siswanya
beragama Islam, akan tetapi tidak ada guru khusus bidang studi PAI, dan hanya wali
kelaslah yang mengajarkan bidang studi PAI. Apalagi masalah mengenai siswa
yang memiliki ahlak yang kurang baik yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan
agama Islam, begitu pula faktor lingkungan sekolah yang tidak kondusif untuk siswa
melakukan kegiatan belajar di sekolah. Masalah-masalah tersebut dapat berpengaruh
dalam proses pembelajaran. Hal ini akan berdampak pada mutu pendidikan agama
Islam yang ada di SD Cokroaminoto 02 Manado.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan formasi judul ”Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
B. Rumusan Dan Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pokok
permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana peran kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam kelas V di SD Cokroaminoto 02
Manado
1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
agama Islam?
2. Apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan mutu pendidikan agama
Islam?
Selanjutnya yang menjadi batasan masalah pada penelitian skripsi ini adalah
meliputi “Peran kepala seklah dalam menigkatkan mutu pendidikan agama Islam
kelas V di SD Cokroaminoto 02 Manado”.
C. Pengertian Judul
Untuk menyamakan persepsi dalam konsep ini, maka penulis ingin
menjelaskan istilah yang digunakan dalam skripsi ini yang berjudul “Peran
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama
Islam.
1. Peran: sesuatu yang dimiliki oleh orang yang memiliki kedudukan dalam
masyarakat8.
8Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Ed, Jakarta: Modern
2. Kepemimpinan: orang yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk
memimpin organisasi atau diterima menjadi pemimpin dalam situasi tertentu9.
3. Mutu: ukuran baik buruk suatu benda, taraf atau derajat (pengetahuan,
kepandaian dan sebagainya) 10.
4. Pendidikan Agama Islam: merupakan suatu proses penataan individual dan
sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk dan taat kepada Islam dan
menerapkannya secara sempurna dalam kehidupan individual dan
masyarakat11.
D. Tujuan dan kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Dalam melakukan penelitian mengenai peran kepemimpinan kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam, memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut:
a) Untuk mendeskripsikan, peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam
b) Untuk mendeskripsikan kendala- kendala dalam peningkatan mutu
pendidikan agama Islam.
2. Kegunaan Penelitian
9
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Cet. 1; Jakarta: PT Ciputat Press, 2005), hal. 85
10Peter Salim, op. cit., h. 1016
Adapun penelitian ini memiliki beberapa kegunaan yaitu:
a. Kegunaan Teoritis:
1) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan Islam
dan menambah wawasan pengetahuan mengenai kepemimpinan
kepala sekolah,
2) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan teori kepemimpinan
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam
b. Kegunaan praktis,
1. Bagi Penulis
Kegunaan praktis yang berkaitan dengan usaha kepala sekolah dalam
peningkatan mutu pendidikan agama Islam akan memberikan
pemahaman mengenai kepemimpinan kepala sekolah untuk
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam secara efektif dan
efisien.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
a) Sebagai bahan masukan untuk membangun kualitas lembaga
pendidikan yangtermasuk kepala sekolah dan para tenaga
pendidik
b) Dapat menjadi bahan pertimbangan agar bisa diterapkan dalam
dunia pendidikans
a) Sebagai reverensi dalam ilmu pendidikan Islam sehingga dapat
menambah wawasan
b) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
kepala sekolah SD cokroaminoto 02 Manado, khususnya dalam
meningkatkan mutu pendidikan agama Islam yang ada di SD
cokroaminoto 02 Manado.
4. Bagi Peneliti Berikutnya
a) Dapat dijadikan sebagai reverensi terhadap peneliti dibidang
menejemen pendidikan Islam
b) Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
bagi calon peneliti dan selanjutnya dapat dikaji pada maslah yang
BAB II
LANDASAN TEORISTIK
A. Peranan Kepala Sekolah
1. Pengertian Kepala Sekolah
Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah. Karena dia sebagai pemimpin di lembaganya, maka
dia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan, dia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu meihat adanya
masa depan dalam kehidupan globalisasi yang lebih baik.12
Di negara maju, kepala sekolah mendapat sebutan bermacam-macam. Ada
yang menyebut guru kepala (head teacher atau head master), kepala sekolah
(principal), kepala sekolah yang mengajar (teacing principal), kepala sekolah
pensupervisi (supervising principal), direktur (director), administrator
(administrator), pemimpin pendidikan educationnalleadership.13 Penyebutan yang
berbeda ini, menurut Mantja14 disebabkan adanya Kriteria yang mempersyaratkan
kompetensi professional kepala sekolah. Sebagai administrator, kepala sekolah harus
mampu mendayagunakan sumber yang tersedia secara optimal. Sebagai manajer
12
Marno, Islam by Manajement and Leadership, (Cet ke 1:Lintas Pustaka: Juli 2007), h. 54
13
Arifin Anwar, Ilmu Komunikasi sebuah pengantar ringkas, (Jakarta; Rajawali Press: 1998), h. 44-45
14
kepala sekolah harus mampu bekerjasama dan melalui orang lain dalam organisasi
sekolah.
pendidikan sebagai superviser kepala sekolah harus mampu membantu guru
meningkatkan kapasitasnya untuk membelajarkan murid secara optimal15.
Kepala sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala
sekolah diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah
lembaga. Sekolah merupakan sebuah lembaga yang merupakan tempat menerima
dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai
seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah
dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya
interaksi antara guru memberikan pelajaran dan murid menerima pelajaran16.
Berdasarkan pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa kepala sekolah
adalah seorang yang memiliki kedudukan yang tinggi dalam suatu organisasi sekolah
yang didalamnya terdpat kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pendidikan.
1. Peranan Kepala Sekolah
Adapun Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional terdapat tujuh peran
utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3)
15
Ibid, h. 55
16
administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim
kerja; dan (7) wirausahawan.17
Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidik): seorang pendidik harus mampu
menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai yaitu:18
a) Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia.
b) Moral, hal-hal yang berkaitan ajaran baik buruk mengenai perbuatan, sikap,
dan keajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti dan
kesusilaan
c) Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan
dan penampilan manusia secara lahiriah
d) Artistik, hal-hal yang berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan
keindahan.
Memahami kata pendidik tidak cukup dengan berpegang konotasi yang
terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus dipelajari keterkaitannya
dengan makna pendidikan, sasaran pendidikan, bagaimana strategi pendidikan itu
dilaksanakan.
Arti atau definisi pendidikan secara leksikal dapat digali dari dari beberapa
sumber, antara lain sebagai berikut:
17Departemen Pendidikan Nasional, Thn. 2006 hal. 8
18Wahjosumiddjo, kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasaslahannya ,
Pendidik adalah orang mendidik sedangkan mendidik diartikan memberikan
latihan, ajaran, pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga
pendidikan dapat diartikan proses pengubah sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan latihan.
Kepala Sekolah sebagai Manajer: Dalam organisasi pendidikan seperti
sekolah yang akan sangat memerlukan manajemen untuk mengatur kerja sama yang
terjadi agar dapat berjalan dengan baik dalam pencapaian tujuan, untuk itu
pengolaannya mesti berjalan secara sistematis melalui tahapan-tahapan dengan
diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan mewujudkan suatu
keterpaduan dalam prosesnya.19
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan
mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh
sumbar daya organisasi dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan .
a) Perencanaan
Seorang muslim hendaklah membuat perencanaan. Pada hakekatnya pikiran
agama dibangun atas dasar perencanaan masa depan. Di dalam agama seseorang
harus memanfaatkan masa kini demi masa esoknya, dari hidupnya untuk matinya dari
dunia untuk akhirat. Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas
manajerial pada setiap organisasi. Karena itu, perencanaan akan menentukan adanya
perbedaan kinerja satu organisasi deengan organisasi lain dalam pelaksanaan rencana
untuk mencapai tujuan.20
b) Pengorganisasian
Organisasi adalah kerja sama atau lebih dalam suatu keadaan yang
terkoordinir untuk mencapai hasil yang diinginkan. Untuk melangsungkan
fungsi organisasi ada beberapa prinsip dalam rancangan manajemennya,
yaitu: 21
1) Kesatuan perintah 2) Rentang pengawasan 3) Pembagian kerja 4) Departementalisasi
Pengorganisasian segala sumber daya untuk mengoptimalkan kemampuan
masing-masing pribadi hingga terwujud kerja sama dalam mencapai tujuan
melalui pelaksanaan rencana.
c) Pengawasan
Pengawasan merupakan proses pengamatan atau memonitor kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan berjalan sesuai rencana untuk
mencapai tujuan.
d) Kepemimpinan
Berkaitan dengan sifat-sifat peminpin yan terpuji, dapat dicontoh dari sifat
Rasulullah SAW dalam pemimpin umatnya. Dalam rangka menggerakkan orang
20
Ibid, h. 61
21
lain untuk mau bekerja atau mengikuti secara suka rela, maka para pemimpin
atau manager harus memiliki satu hal yang paling penting yaitu adanya
keteladanan.
Sofyan Syafri mengemukakan bahwa manajemen Islam diartikan sebagai
suatu ilmu manajemen yang berisi sruktur teori yang menyeluruh dan konsisten serta
dapat dipertahankan dari empirisnya yang didasari pada jiwa dan prinsip-prisip Islam.
Manajemen Islam ialah penerapan berbagai prinsip Islam dalam mengelola organisai
untuk kebaikan dan kemajuan manusia. Berdasarkan pernyataan di atas, perlu
dipahami bahwa Islam telah mengatur segala sesuatu yang harus manusia kerjakan
sebagai seorang pemimpin22.
Dalam setiap organisasi bertujuan menghasilkan mutu pendidikan yang
berkualitas, dari sudut pandang pendidikan Islam. Tujuan dari pendidikan Islam
adalah membentuk moral yang tingggi, karena pendidikan moral merupakan jiwa
pendidikan Islam23.
Menurut penulis sorang pemimpin hendaklah mencontoh perilaku Nabi
Muhammad SAW. Dalam bermasyarakat, Karena beliau memiliki ahlak yang mulia
serta mampu memimpin umat islam menjadi Agama yang lebih unggul dari
agama-agama yang lain.
22
Ibid, h. 186
23
Q. S Ash- Shaff / 61: 09. yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musryik benci”24
1. Kepala Sekolah Sebagai Administratif
Kegiatan administratif sekolah merupakan bagian dari unit pelaksana teknis
penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi pendidikan di sekolah. Informasi
administratif sekolah penting untuk dikelola sebagai basis pelayanan dan bahan
pengambilan keputusan bagi kepala sekolah25.
Semakin lengkap dan akurat data yang terhimpun, maka pelayanan yang
diberikan akan semakin mudah, keputusan yang diambil semakin tepat. Untuk
mewujudkan sistem informasi dan administratif sekolah yang efektif, efisien, dan
handal, kepala sekolah perlu mengendalikan program administratif sekolah dengan
baik. Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin). yaitu seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya
24
Al-Qur‟an dan Terjemehannya, Republik Indonesia Departemen Agama, (Bandung: Fokus Media, 2010)
24
Euis Karwati, Op. cit., h.37
25
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan standar pengelolaan satuan
pendidikan26.
Peran kepala sekolah adalah sebagai orang yang memiliki kepribadian,
manajer, wirausahawan, supervisior, dan sosialis (orang yang berjiwa sosial) setiap
kepala sekolah memiliki akhlak mulia bagi komunitas di sekolah. Sedangkan peran
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan ditentukan oleh berbagai
elemen dan unsur yang ada dalam pendidikan27.
Kepala dan wakil kepala sekolah memilki kemampuan memimpin yaitu
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati,
dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai
dengan standar pengelolaan satuan pendidikan.28
Menurut penulis kepala sekolah memiliki peranan yang penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus memiliki
keterampilan, keahlian, dan kecakapan dalam bertindak, dan mampu bersosialisasi
dengan siapapun.
Salah satu sumber etika yang fundamental adalah agama. Islam sebagai
pedoman hidup yang terdiri dari sistem akidah, syariah, dan akhlak dapat melandasi
26
Suroso Adbussalam, Arah Dan Asas Pendidikan Islam, (Cet. 1; Bekasi Barat : Sukses Publising, Juni 2011 ). h. 192
27
Husnaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Cet. 2; Jakarta: April 2010), h. 279
28
perilaku setiap manager yang konsisten dengan Islam sebagai pandangan dan
pedoman hidupnya.
Menurut Al-Faruqi, esensi Islam dalam tauhid atau pengesahan Tuhan,
tindakan yang menegaskan Allah sebagai yang Esa, pencipta yang mutlak, dan
transenden, penguasa segala yang ada. 29
Menurut penulis. seorang pemimpin haruslah mengetahui ilmu-ilmu agama
yang dianutnya dan memiliki iman kuat, serta takut kepada Tuhan yang Maha Esa.
Agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik. Karena banyak orang yang
berpendidikan yang tinggi, tetapi tidak beriman sehingga keputusan atau
perbuatannya hanya mementingkan dirinya sendiri dan merugikan orang lain.
B. Kompetensi dan Tugas Pokok Kepala Sekolah
1. Kompetensi kepala sekolah adalah sebagai berikut:30
a. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian kepala sekolah dapat dilihat dari kepribadian kepala
sekolah yang menyangkut ahlaknya yang mulia, dan tradisi akhlak mulia, menjadi
teladan bagi komunitas di sekolah, memiliki integritas kepribadian sebagai
pemimpin, memiliki keinginan yang kuat dalam mengembangkan diri sebagai kepala
sekolah. Beberapa kompetensi kepribadian kepala sekolah menurut Sagala adalah:31
1) Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin
29Syafaruddin, op. cit., h. 177
30
Euis Karwati, op. Cit., h. 117
31
2) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
3) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
4) Mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam
pekerjaan sebagai kepala sekolah
b. Kompetensi Manajerial
Kompetensi manajerial kepala sekolah dapat dilihat dari kemampuan dalam
menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat perencanaan, pengembangan
organisasi sekolah sesuai dengan kebutuhan, kepemimpinan sekolah dalam rangka
pendayagunaan sumber daya secara optimal. Mengelola perubahan dan
pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang efektif, menciptakan
budaya dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi pembalajaran peserta
didik, mengelola guru dan staf dalam rangka memperdayagunaan sumber daya
manusia secara optimal, mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
Mengelola hubungan sekolah dengan masyarakatdalam rangka pencarian ide,
sumber belajar dan pembiayaan sekolah, mengelola pesera didik dalam rangka
penerimaan peserta didik baru, penempatan dan pengembangan kpasitas peserta
didik, mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
arah dan tujuan pendidikan nasional, mengelola keuangan sekolah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel, trasparan dan efisien, mengelola ketatausahaan
sekolah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah, mengelola unit layanan khusus
sekolah, mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program
dan pengambilan keputusan, memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi
peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah, melakukan monitoring, evaluasi,
dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat
serta merencanakan tindak lanjutnya.
Kepala sekolah perlu memiliki kompetensi manajerial meliputi:
a) Kemampuan menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai tingkat
b) Mampu mengembangkan organisasi sekolah sesuai kebutuhans
c) Mampu memimpin guru dan staf dalam rangka pendayagunaan SDM secara
optimal
d) Mampu mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan SDM secara
optima
e) Mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah
c. Kompetensi kewirausahaan
Kompetensi kewirausahaan merupakan kemampuan kepala sekolah
mewujudkan aspirasi kehidupan mandiri yang dicirikan dengan kepribadian
yang kuat, bermental wirausaha. Sedangkan jika ingin sukses dalam
mengembangkan program kewirausahaan di sekolah, maka kepala sekolah,
tenaga kependidikan baik guru maupun non guru dan peserta didik harus bisa
secara bersama memahami dan mengembangkan sikap kewirausahaan sesuai
dengan tugas masing-masing. Kewirausahaan dicirikan dengan:
2) Sikap mental 3) Kepekaan 4) Keterampilan 5) Kemampuan
d. Kompetensi Supervisi
Kompetensi supervisi kepala sekolah dapat dilihat dari merencanakan
program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,
melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik yang tepat dan menindaklanjuti hasil supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.
Kepala sekolah harus mempunyai kemampuan supervisi dan mengaudit
kinerja guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada di lingkungan sekolah
kemampuan supervisi meliputi:
1) Kemampuan melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik
yang tepat
2) Kemampuan melakukan monitoring, evaluasi, dan pelapran program
pendidikan sesuai dengan prosdur yang tepat.
e. Kompetensi Sosial
kompetensi sosial adalah kemampuan seseorang dalam berkomunikasi,
bergaul, bekerja sama, dan member kepada orang lain. Dan dapat didefinisikan
sebagai beriku32:
32
1) Kemampuan seorang untuk berinterkasi dan komunikasi teman
sejaatuntuk meningkatkan kemampuan professional
2) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungssi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan.
3) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun
kelmpok
2. Tugas Pokok Kepala Sekolah .
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. untuk itu kepala sekolah harus mengetahui
tugas-tugas yang ia laksanakan. Tugas kepala sekolah adalah33:
a. Saluran Komunikasi
kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah
yang dipimpinnya segala informasi yang berkaitan dengan pengelenggaraan
pendidikan di sekolah harus selalu terpadu oleh kepala sekolah.
b. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang
dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, peserta
didik, staf, dan orang tua peserta didik tidak dapat dilepaskan dari tanggung
jawab kepala sekolah
c. Kemampuan Menghadapi Persoalan
33
Dengan waktu dan sumber yang terbatas, kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala
sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara tepat serta dapat
memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dan sekolah
d. Berpikir Analistik Dan Konsepsional
Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis,
kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible.
e. Sebagai Mediator Atau Juru Menengah
Dalam ligkungan sekolah sebagai suatu organnisasi, di dalamnya terdiri dari
manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa
menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam
konflik tersebut.
f. Sebagai Politisi
Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui
pendekatan persuasif dan kesepakatan. Peran polotisi kepala sekolah dapat
berkembang secara efektif, apabila:
1. Dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap
kewajiban masing-masing
2. Terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3,
dan sebagainya.
3. Terciptanya kerjasama dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam
g. Sebagai Diplomat
Dalam berbagai macam pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi
sekolah yang dipimpinnya.
h. Mengambil Keputusan Sulit
Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa adanya masalah.
Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan
kesulitan –kesulitan. Dan apabila terjadi kepala sekolah diharapkan berperan
sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.
Menurut penulis tugas pokok kepala sekolah adalah memiliki semangat untuk
belajar dan mau mentranferkan pembelajaran kepada seluruh anggota sekolah dalam
rangka meningkatkan kinerja sekolah.
C. Peningkatan Mutu Pendidikan
1. Mutu Pendidikan di Sekolah
Mutu merupakan sebuah filosofis dan metodologis yang membantu institusi
untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi
tekana-tekanan eksternal yang berlebihan. Mutu mengandung makna derajat keunggulan
suatu produk atau hasil kerja, baik berupa barang dan jasa. Sedangkan dalam dunia
pendidikan barang dan jasa bermakna dapat dilihat dan tidak dapat dilihat.
Mutu berkaitan dengan baik buruknya suatu benda, kadar, atau derajat.
barang maupun jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Berkaitan dengan hal tersebut, mutu
pendidikan dapat dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada pendidikan dan hasil
pendidikan. proses pendidikan yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan
terlibat dalam prosespendidikan itu sendiri. Faktor-faktor dalam proses pendidikan
dalah berbagai input, seperti bahan ajar, metodologi, saran sekolah, dukungan
administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana
kondusif.34
Mutu pendidikan menurut Ace suryadi dan Dasim Budimansyah jika ingin
ditinggkatkan dan dikembangkan ke arah yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pengguna hasil pendidikan, maka mutu pendidikan diukur berdasarkan
tingkatannya dengan kriteria yang berbeda dalam melakukan pengukurannya.35
Upaya peninggkatan mutu dalam bidang pendidikan di fokuskan kepada mutu
dalam proses pendidikan. inti dari proses pendidikan adalah pembelajaran peserta
didik. Proses pembelajaran ini mencakup sejumlah unsur utama yang mendasar yang
membentuk mutu pembelajaran. Unsur-unsur tersebut adalah tujuan pembelajaran, isi
kurikulum, guru, rarana dan prasarana, dana, manajemen dan evaluasi. Tujuan
34
Ibid, h. 15
penting yang diperlukan dalam peningkatan mutu adalah ketetapan dan
kejelasannya.36
Beberapa ahli melihat mutu penddikan dari tiga perspektif, yaitu perspektif
ekonomi, sosiologi,dan administrsi pendidikan37.
a. Ekonomi
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mempunyai kontribusi
tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi. Lulusan pendidikan secara langsung
dapat memenuhi angkatan kerja diberbagai sektor ekonomi. Dengan bekerjanya
lulusan pendidikan, pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang..
b. Sosiologi
Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yag bermanfaat terhadap seluruh
masyarakat. Dilihat dari berbagai kebutuhan masyarakat, seperti mobilitas sosial,
perkembangan budaya, pertumbuhan kesejahteraan dan pembebasan kebodohan.
Sedangkan menurut perspektif pendidikan itu sendiri, mutu pendidikan dilihat
dari sisi pelaksanaan proses belajar mengajar dan dari segi kemampuan lulusan
dalam hal memecahkan masalah dan berfikir kritis. Untuk sampai kepada konsep
ini maka mutu dapat dikaji baik dari segi proses maupun lulusan sebagai output
pendidikan. Mutu pendidikan mengacu pada proses pendidikan dan hasil
pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu terlibat berbagai input
seperti bahan ajar (kognitif, afektif, atau psikomotorik), metodologi (bervariasi
36Ibid, h. 51
37
sesuai kemampuan guru), sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana
prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
c. Administrasi Pendidikan
Peningkatan mutu sekolah melalui manajemen mutu adalah proses
pengkoordinasian sumber daya yang ada di sekolah melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam meningkatkan mutu yang
diharapkan dari sekolah baik dari proses yang ingin dilaksanakan di sekolah
maupun dari ukuran atau karakteristik lulusan yang ingin dicapai oleh sekolah
Tabel 2.1
Perspektif Mutu Pendidikan
Adminis- trasi pendidikan
Perspektif Mutu Pendidikan
2. Indikator Mutu Pendidikan
a. Sekolah
Bagaimana pendekatan sekolah terhadap kepemimpinan pendidikan dan
sasaran sekolah, pegembangan komunitas professional, dan penciptaan
suatu iklim yang meminimalisasi masalah kedisiplinanserta memotivasi
keunggulan akademik yang mempengaruhi mutu sekolah dan
pengetahuan peserta ddik.
b. Guru
Mutu sekolah meningkat ketika guru memiliki keterampilan akademik
yang tinggi, memiiki beberapa tahun pengalaman mengajar, mengajar
sesuai bidangnya sebagaimana mereka dilatih, dan terlibat dalam program
induksi yang bermutu tinggi serta pengembangan professional.
c. Ruang kelas
Untuk memahami keefektifan ruang kelas, maka diperlukan pemahaman
tentang isi kurikulum, pegagogi, materi pelajaran dan peralatan sekolah
yang digunakan.
Beberapa indikator dalam mengukur mutu pendidikan agar tercipta sekolah
yang efektif disajikan dalam tabel berikut ini,
Tabel 2.2
Mutu pendidikan dalam menciptakan sekolah yang efektif
Menurut penulis untuk menciptakan mutu pendidikan di sekolah harus ada
dukungan setiap sumber daya yang ada di sekolah dan masyarakat seperti kepala
sekolah, guru, siswa, pemerintah dan orang tua agar program-program yang
dicanangkan dapat berjalan dengan sesuai yang di cita-citakan.
Dan yang paling penting adalah peranan dan dukungan dari kepala sekolah, sebagai
pemimpin organisasi sekolah sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
D. Karakteristik pendidikan Agama Islam
1. Karekteristik Pendidikan Agama Islam
Islam tidak tidak terdapat sistem pendidikan yang baku, melainkan hanya
terdapat nilai-nilai moral dan etis yang seharusnya mewarnai sitem pendidikan
tersebut. Berbagai komponen yang terdapat dalam suatu sistem pendidikan tersebut,
seperti dasar pendidikan, tujuan, kurukulum, metode, pola, hubungan guru dan murid
dan lain sebagainya harus didasarkan pada nilai-nilai moral dan etis ajaran Islam. Hal Keadaan atau
Pemimpin yang efektif Lama waktu belajar
Tata tertib dan disiplin Kemampuan mengajar Variasi dalam strategi mengajar Pengorganisasian
kurikulum
Fleksibilitas dan otonomi Frekuensi tugas yang dibawa ke rumah Penghargaan dan insentif Lamanya peserta didik,
tanaga pengajar berada dalam sekolah
inilah yang selanjutnya menjadi ciri khas yang membedakan antara pendidikan yang
Islami dengan pendidikan yang tidak Islami. Lebih jauh lagi berbagai komponen yang
terdapat dalam ajaran Islam ini dapat dikemukakan sebagai berikut. 38
a. Dasar pendidkan yang Islami
Dalam struktur ajaran Islam, tauhid merupakan hal yang amat fundamental dan
mendsasari segala aspek kehidupan para penganutnya, tak terkecualinya aspek
pendidikan. Dalam kaitan ini seluruh pakar sependapat bahwa dasar pendidikan Islam
adalah tauhid. Melalui dasar ini dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut.
1. Kesatuan kehidupan. Bagi manusia ini berarti bahwa kehidupan duniawi
menyatu dengan kehidupan ukhrawi ditentukan oleh amal duniawinya.
2. Kesatuan ilmu. Tidak ada pemisahan antara ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu
umum.
3. Kesatuan iman dan rasio. Karena masing dibutuhkan dan
masing-masing mempunyai wilayahnya sehingga harus saling melengkapi.
4. Kesatuan agama. Agama yang dibawa oleh para Nabi kesemuanya dari Allah
SWT, prinsip-prisip pokoknya menyangkut akidah, syari‟ah, dan ahlak tetap
sama dari zaman dahulu sampai sekarang.
5. Kesatuan kepribadian manusia. Mereka semua diciptakan dari tanah dan Ruh
Ilahi.
6. Kesatuan individu dan masyarakat. Masing-masing harus saling menunjang.
38
Dengan dasar tauhid ini, maka pendidikan yang dikembangkan oleh Islam tidak akan
mengarah kepada kesatuan dengan Tuhan, manusia dan alam semesta.
Menurut penulis pendidikan yang islami dimulai dari pengenalan akidah
karena akidah adalah ajaran tentang keimanan ke-Esaan Allah SWT, (akidah
jamaknya akaid ).
Pengertian iman secara luas ialah keyakinan keyakinan penuh yang
dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan.39
Dan juga menanamkan pendidikan ahlak Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Arab akhlaq, bentuk jamak kata khuluq atau al-khuluq, yang
secara etimologis (bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yang menyelediki asal
usul kata serta perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna).40
Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia.
Karena itu, selain dengan akidah, akhlak tidak dapat diceraipisahkan dengan
syari‟ah. 41
b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Yang Islami
Sejalan dengan dasar pendidikan sebagaimana tersebut di atas, maka fungsi
pendidikan yang Islami harus berfungsi sebagai penyiapan kader-kader khalifah
dalam rangka membangun kerajaan dunia yang makmur, dinamis, hamonis, dan
39
Abu Ahmadi, Dasar-Dasar P endidikan Agama Islam (Cet. Ke IV ; PT. Bumi Aksara,Jakarta: 2004), h. 98
40Ibid, h. 346
41
lestari sebagaimana yang diisyarakatkan oleh Allah. Dengan demikian pendidikan
Islam mestinya. adalah pendidikan yang paling ideal.
karena kita hanya berwawasan kehidupan secara utuh dan multi dimensional.
Tidak hanya berorientasi untuk membuat dunia menjadi sejahtera dan gagat gempita,
tetapi juga mengajarkan bahwa dunia sebagai ladang, sekaligus sebagai ujian untuk
dapat lebih baik di akhirat. Dengan demikian, pendidikan yang Islami mengemban
misi melahirkan manusia yang tidak hanya memanfaatkan persediaan alam, tetapi
juga manusia yang mau bersyukur kepada yang membuat manusia dan alam,
memperlakukan manusia sebagai khalifah dan memperlakukan alam tidak hanya
sebagai objek semata, tetapi juga sebagai komponen intergral dari sistem
kehidupan. 42
c. Metode Pendidikan Yang Islami
Sejalan dengan dasar dan fungsi pendidikan yang Islami sebagaimana yang
disebutkan di atas, maka metode pendidikan yang Islami bertolak dari pandangan
yang melihat manusia sebagai sasaran pendidikan sebagai makhluk yang dimuliakan
Tuhan, memiliki perbedaan dari segi kapasitas intelektual, bakat dan kecenderungan,
memiliki sifat-sifat yang positif dan sifat-sifat yang negatif, keterbatasan, dan
seterusnya.
Pendidikan yang Islami akan memperlakukan sasaran didiknya secara adil,
bijaksana, demokratis, sabar, pemaaf, manusia dan seterusnya. Dengan pandangan
yang demikian, maka pendidikan yang dialami akan menerapkan metode pendidikan
yang manusiawi, menyenangkan dan menggairahkan anak didik. Namun sayangnya
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa metode pendidikan yang diterapkan oleh
para guru di kelas-kelas belum dapat menumbuhkan bakat, potensi dan gairah anak
didik secara optimal.43
d. Kurikulum Pendidikan Yang Islami
Sejalan dengan dasar, fungsi dan metode pendidikan yang sebagaimana yang
tersebut di atas, maka kurikulum pendidikan yang Islmi juga harus dirancang
berdasarkan konsep tauhid dalam hubungannya dengan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Dengan prinsip ini, maka berbagai pengetahuan, yakni pengetahuan agama,
pengetahuan sosial, pengetahuan alam, pengetahuan filsafat dan pengetahuan khusus
yang langsung diperoleh manusia dari Tuhan melalui proses penyucian diri (tazkiyah
al-nafs), pada dasarnya dari Tuhan. Dengan dasar ini, maka akan terjadi integrasi
antara berbagai pengetahuan tersebut dan seluruhnya diarahkan untuk semakin
mendekatkan diri kepada Tuhan. 44
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, tampak bahwa pendidikan yang Islami
adalah pendidikan yang mendasarkan pada pandangan kesatuan, dan mengarah
kepada terwujudnya keadaan masyarakat.
43Ibid, h. 185
44
Menurut penulis, pendidikan yang Islami memiliki nilai-nilai yang berbudi
pekerti luhur dan mengantarkan manusia menjadi manusia yang berahlak mulia. Dan
juga bisa mengatasi masalah-masalah yang akan dihadapi manusia dalam kehidupan
sehari-hari. Dan juga manusia bisa mengadari bahwa kehidupan di dunia hanyalah
sementara, untuk itu manusia harus menjadikan Al-Qur‟am sebagai pedoman.
Sebagaiman firman Allah Q.S Al-Jaatsiyah: 20
Al-Qur‟an adalah petunjuk umat Islam di muka bumi ini karena isi kandungan
yang ada di dalam terdapat nilai-nilai kemanusian dan hukum-hukum Allah yang
akan membawa manusia kepada kesempurnaan, Jika anak di tanamkan dari usia dini
tentang agama, maka anak tidak akan terpengaruh dengan budaya-budaya asing
yang akan merusak moral dan mental anak. Dan pastinya sikap anak yang baik dari
lingkungan keluarga akan dibawa ke sekolah. Karena banyak anak-anak yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Pendekatan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan pada bab-bab sebelumnya,
maka pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Bersifat kualitatif karena penelitian ini berakar pada latar belakang alamiah
sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, menganalisis data
secara induktif, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil45
Pendekatan ini dilakukan dalam situasi yang wajar (Natural Setting), metode
ini lebih berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan penghayatan.
Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa
interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif penelitian
sendiri. Hal ini disebabkan penelitian dilakukan penulis sangat relevan dengan ciri
khas penelitian kualitatif yakni menggunakan metode penelitian deskriptif. 46
Metode kualitatif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang, tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
45
Lecxy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2001), h. 4
46
47
Selanjutnya menurut Bogarta bahwa: Menganalisis gejala-gejala sosial budaya dari
masyarakat, sehingga diperoleh data tentang pola interaksi yang berlaku yang
diinteraksikan secara dialogi atau dianalisis dengan teori objektif. Sehingga penelitian
kualitatif sebagai paradigma, akan memperhatikan aspek metodologis, realitas
objektif, dan analisis teori objektifnya. Epistemologi meliputi pula cara-cara
mempelajari kualitas dari kehidupan sehari-hari, bentuk-bentuk tindakan dalam
kehidupan, ungkapan atau cerita yang merupakan tanda atau simbol, berbagai
keadaan, dan pengertian atau perasaan dari realitas. 48
Penulis menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini berusaha
memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai peran kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan agama Islam di SD Cokroaminoto. Pertanyaan
tersebut memerlukan jawaban yang bersifat deskriptif yang menggambarkan fakta
tentang masalah yang diselidiki, kemudian diikuti dengan interpretasi secara
maksimal atas berbagai temuan yang penulis temukan di lapangan
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama beberapa bulan dimulai pada bulan
Nopember 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Berlokasi di sekolah SD
Cokroaminoto 02 Manado, beralamatkan kelurahan karame,lingkungan IV
kecamatan singkil, Manado.
47
Edgar. F Borgatta, Encylopedia of Sosiology, (New York: Macmilan Publishing:1992), h. 1577-1579
48
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung oleh
penulis terhadap proses pendidikan tidak hanya itu saja, data juga didapatkan dari
hasil wawancara secara langsung dengan kepala sekolah SD Cokroaminoto 02
Manado, beserta guru-guru di sekolah tersebut.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, digunakan
beberapa teknik pengumpulan data yaitu:
1. Observasi (pengamatan Langsung)
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian
melalui pengamatan dan pengindraan49. Alat pengumpulan datanya disebut panduan
observasi. Observasi menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap
suatu benda, kondisi, situasi, proses atau perilaku.
Dalam penelitian ini penulis mengadakan pengamatan langsung pada sproses
pendidikan dan keadaan sekolah SD Tjokroaminoto
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi
yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab.
49Djam‟an Satoro,
Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin
mengeksporasi informasi secara holistic dan jelas dari informan50.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu biasa berbentuk
tulisan-tulisan, gambar-gambar atau karya-karya monumental seseorang, yaitu
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi. Dalam
penelitian kualitatif studi dokumentasi merupakan pelengkap dari metode observasi
dan wawancara51.
E. Teknik Analisa Data
Setelah mendapatkan data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Menganalisis merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh orang yang
meneliti, tapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian.
Proses analisa deskriptif dalam studi ini menggunakan instrumen analisis
induktif. Induktif merupakan langkah analisis data di mana penelitian akan
benar-benar membenamkan dirinya dalam rincian dan hal-hal spesifik dari data dengan
menjajaki persoalan-persoalan yang benar-benar terbuka.52 Penelitian dengan
pendekatan kualitatif, teknik analisa data dilakukan secara bersamaan dengan
50Djam‟an Satoro, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Alfabeta; maret 2011: Bandung), h. 105
51
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Bandung; Alfabeta, 2008), h. 329
52
pengumpulan data, sedikitnya ada tiga prosedur analisis data yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman yang dilakukan secara interaktif.53
1. Reduksi data (data reduction)
Upaya peneliti mereduksi data54 yaitu memilah data mana yang menjadi
objek formil dari teori yang digunakan untuk membeda fenomena itu.
2. Penyajian data (data display)
Pada langkah ini peneliti menyajikan data yang telah direduksi ke dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.
3. Verification
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi kesimpulan awal
ditemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti
baru yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Akan tetapi, bila ternyata kesimpulan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang kuat, valid, dan konsisten pada saat peneliti melakukan tahap
pengumpulan data selanjutnya, maka kesimpulan itu merupakan yang kredibel.
53
Sugiono, op. cit., h. 218
54 Moh. Kasiram, metodologi penelitian kualitatif-kuantitatif,(Malang: UIN-Maliki
F . Pengecekan Keabsahan Data
Data yang telah terkumpul untuk selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan dan
pengecekan keabsahan data dengan cara yaitu55:
1. Kredibilitas (derajat kepercayaan)
Hal ini membuktikan apa yang diamati oleh peneliti sesuai dengan
kenyataan yang terjadi dilapangan. Untuk itulah maka peneliti melakukan
penelitian dengan mengikuti beberapa cara yang mengacu pada uji validitas,
agar kebenaran hasil penelitian dapat dipercaya yaitu dengan:
a. Pengamatan yang terus menerus. Dengan penulis melakukan penelitian
dengan waktu yang cukup lama, maka pengamatan juga dapat dilakukan
secara terus-menerus dan kemudian peneliti dapat mengamati secara lebih
cermat, terinci dan akurat.
b. Trianggulasi. Dilakukan dalam rangka mengecek kebenaran dengan
membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain.
c. Membicarakan dengan teman sejawat. Penulis melakukan diskusi dengan
teman sejawat di kampus berkaitan dengan prosedur penelitian, cara
memasuki lapangan, cara mengamati informasi, dan cara menganalisa
data.
d. Menggunakan bahan referensi untuk dapat memperlihatkan kebenaran
data maka penulis menggunakan hasil kamera foto.
55
e. Mengadakan memberchek. Dalam hal ini penulis mengkonfirmasikan
kepada informan yang pernah diwawancari mengenai data dan informasi
yang diberikannya saat wawancara. Hal ini dimaksudkan jika sekiranya
terdapat kekeliruan terhadap data dan informasi dapat diperbaiki ataupun
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Peran Kepala sekolah dalam meningkatkan Mutu PAI
Pendidikan memiliiki peran yang sangat strategis, karena pendidikan
menentukan kualitas sumber daya manusia. Peran strategis pendidikan tersebut
melibatkan tenaga kependidikan. Tenaga kependidikan mempunyai peran dalam
pembentuan pengetahuan, keterampilan dan karakter peserta didik. Oleh karena itu,
tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan tugasnya secara
professional, sehingga menghasilkan kualitas peserta didik yang bermutu.
ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan
kepala sekolah sebagai pimpinan.
Kepala sekolah merupakan pejabat profesional yang ada dalam organisasi
sekolah, yang bertugas untuk mengatur semua sumber daya sekolah dan bekerjasama
dengan guru-guru, staf, dan pegawai lainnya dalam mendidik peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah, pengembangan
yang professional akan mengetahui kebutuhan dunia pendidikan serta kebutuhan
sekolah secara spesifik. 56
proses pendidikan yang bermutu ditentukan oleh berbagai elemen dan unsur
yang ada dalam pendidikan. Elemen dan unsur tersebut membentuk apa yang disebut
dengan sistem pendidikan, di mana sistem pendidikan tersebut akan sangat
berhubungan dengan proses pendidikan yang dilaksanakan.
Kepala sekolah sebagai edukator: sebagai pendidik kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesional tenaga kependidikan.
Menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga
sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta
melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving
class, dan pengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas di atas
normal.57
SSSSKepala sekolah sebagai pemimpin: kepala sekolah sebagai pemimpin
harus memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kempuan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendeligasikan tugas.
berdasarkan wawancara penulis dengan kepala sekolah
56
Euis Karmawati, Kinerja dan Profesionalisme Kepala sekolah, (Cet. 1; Bandung: Alfabeta CV, 2013), h. 83.
57
Secara profesional kepala sekolah memiliki tugas- sebagai berikut:
1. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah
yang dipimpinnya,
2. Kepala sekolah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang
dilakukan oleh guru, staf, dan pegawai lainnya yang ada di sekolah
3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas, kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan,
4. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional
5. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah
6. Kepala sekolah adalah seorang politisi
7. Kepala sekolah adalah seorang diplomat
8. Kepala sekolah harus mampu mengambil keputusan-keputusan sulit.
Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah selaku pemimpin, dapat
dilihat dari pernyataan kepala sekolah dari hasil wawancara berikut ini:
penulis menanyakan: bagaimana peranan ibu untuk meningkatkan mutu PAI yang ada
di sekolah ini?
Kepala sekolah mengatakan :
„‟Yang saya lakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan agama Islam yaitu : sekolah kami selalu menbuat kegiatan hari-hari besar Islam, dan melibatkan siswa dalam kegiatan tersebut, dan saya sedang berusaha untuk mencarikan guru bidang studi pendidikan agama Islam karena, sekarang tidak ada guru bidang studi PAI. Sehigga terkadangpun saya mengajarkan pelajaran pendidkan agama kepada anak-anak58.
58
Dari penjelasan di atas penulis menguraikan bahwa, kepala sekolah selalu
melibatkan siswa dalam kegiatan–kegiatan keagamaan. Ini menjadi salah satu faktor
dalam meninggkatkan mutu siswa dalam bidang keagamaan. Dan juga kepala sekolah
ternyata ingin mengangkat guru khusus bidang studi PAI
Penulis juga mewawancarai salah satu guru SD Cokroaminoto yang bernama
Husen Karim, S.Pd unuk menggali informasi mengenai usaha-usaha yang dilakukan
kepala sekolah dari sudut pendang guru-gurunya dalam menigkatkan mutu
pendidikan agama Islam
Husen Karim, S.Pd guru wali kelas V. Ia mengatakan:
“Mengenai meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. Kepala sekolah selalu mengikut sertakan siswa untuk mengikuti pesantren kilat, tazkir mingguan dan juga mengikut sertakan siswa dalam perlombaan-perlombaan dibidang Pendidikan Agama Islam. kepala sekolah selalu berpartisipasi dalam kegiatan yang dicanangkan oleh pengawas PAI dan Kelompok Kerja Guru (KKG), dan sayapun selalu ditunjuk kepala sekolah utuk menghadiri pertemuan rapat guru-guru agama Islam. karena sekarang ini tidak ada guru PAI di sekolah kami”59
Pada wawancara di atas, dapat analisi bahwa perhatian kepala sekolah
terhadap siswa cukup besar, dengan mengaktifkan guru dan muridnya di dalam
program-program kerohanian, walaupun tidak ada guru khusus PAI kepala sekolah
menunjuk salah satu guru sebagai wakil untuk menghadiri pertemuan KKG. Agar
supaya sekolah SD Cokroaminoto 02 Manado akan berkembang dalam bidang PAI.
59
Penulis juga mewawancarai salah satu orang tua murid yang bernama ibu
Lina, orang tua dari siswa yang duduk di kelas lima, untuk mengetahui lebih jelas
mengenai kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin dari sudut pandang
masyarakat,
Penulis menanyakan Menurut ibu bagaimana dengan kepeminpinan kepala sekolah
di sekolah ini?
Ia mengatakan :
Kepala sekolah sangat baik, dan orangnya tegas dalam bertindak Dan dia juga baik terhadap siswa60
Berdasarkan hasil wawancara di atas peran kepala sekolah untuk
meningkatkan mutu PAI ialah Kepala sekolah akan mencarikan guru pendidikan
agama Islam. Dan kepala sekolah terkadang mengajarkan Pelajaran pendidikan
agama Islam kepada siswa. Iapun selalu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang
mengembangkan potensi siswa, agar siswa bisa menambah wawasan tentang ilmu
agama Islam. Apa yang dilakukan kepala sekolah sangat membantu siswa dalam
proses pembelajaran. Walaupun beliau sudah berumur 62 tahun tetapi, beliau masih
aktif dalam mengajar padahal kepala sekolah SD Cokroaminoto sudah pensiun tetapi
masih menjadi kepala sekolah karena, belum ada yang menggantikannya.
Terhadap sumber daya yang ada di sekolah, kepala sekolah selalu
memperlakukan mereka dengan tegas, dan memperlakukan dengan keramahan
kepada guru-gurunya, begitupun dengan tamu yang datang.
60
Penuliis mewawancarai salah satu guru kelas VI ibu Linda Moha S. Pd.
Selaku bendahara sekolah, penuis menanyakan pernahkan ada terjadi kesalah
fahaman ibu dengan kepala sekolah mengenai administrasi sekolah?
Ibu linda S. Pd menjawab.
“Selama saya menjadi bendahara sekaligus operator sekolah, memang ssekali terjadi sedilkit masalah. Tetapi kepala sekolah tidak memarahi saya secara langsung, yang dia lakukan adalah menegur dan menanyakan apa penyebab kesalahan yang saya lakukan.”61
Dari hasil wawncara di atas penulis menyimpulkan bahwa jika, terjadi masalah
kepala sekolah tidak langsung mengambil keputusan, karena dia mencari tau terlebih
dahulu masalah tersebut.
2. Kendala-kendala dalam meningkatkan mutu PAI
Peningkatan kualitas pengelolaan sekolah tidak hanya bergantung pada
kebijakan pemerintah, namun bergantung pula pada partisipasi dari semua lapisan
masyarakat sebagai stakeholders utama dalam sistem pendidikan nasional. Sistem
pendidikan nasional mengharuskan adanya hubungan interdepedensi antar komponen
stakeholders pendidikan, yang melibatkan62
1. Masyarakat lokal
Ada anggapan pendidikan hanya tanggung jawab pemerintah, sehingga
desentralisasi pendidikan belum dimaknai oleh masyarakat sebagai
pengembangan kemajuan pendidikan
61
Hasil wawancara, dengan ibu Linda Moha S. Pd , bendahara sekolah di SD Cokroaminoto, pada tanggal 14 Januari 2015
62
2. Orang tua
Selalu beranggapan sekolah sebagai tempat pendidikan, sehngga kurang
serius memperhatikan kemajuan anak, baik secara behavior maupun
psikologis
3. Peserta didik
Belum sepenuhnya peserta didik dari berbagai tingkatan yang tertampung,
sehingga, berdampak pada jumlah anak putus sekolah karena biaya tinggi
dan juga kurang didukung oleh faktor pendekatan pisik dan pendekatan
psikis.
4. Negara
Dari segi material bahwa Negara belum menempatkan pos khusus untuk
pendidikan, dan kesannya dana pendidikan disediakan secara tambal sulam,
jelas kita akan mengetahui apa hasil pendidikan dengan dana terbatas
bukankah dalam pendidikan perlu perbaikan berkelanjutan dan dukungan
dana untuk riset dan pengembangan.
5. Pengelola Profesi Pendidikan
Cenderung menyelenggarakan pendidikan bukan motif mencerdaskan tetapi
pendidikan terkesan mahal, sementara pendidikan formal yang disediakan
Negara sangat terbatas menampung peserta didik.
Kerjasama dan dorongan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan akan
tercapainya tujuan yang diharapkan. Diera yang serba teknologi ini, banyak
pendidik untuk menyelamatkan generasi setelah Nabi Muhammad. Agar tercapai
manusia yang berakhlak mulia.
Kepala sekolah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan agama
Islam di SD cokroaminoto 02 ini terlihat dari usaha-usaha yang beliau lakukan. Akan
tetapi ada saja yang menjadi faktor penghambat dalam meningkatkannya
Penulis mewawancarai kepala sekolah untuk mengetahui apa saja yang
menjadi kendala-kendala di SD Cokroaminoto, sehingga dapat mempengaruhi
peningkatan mutu PAI.
Penulis menanyakan menurut ibu apa yang menjadi kendala dalam usaha untuk
meningkatkan mutu PAI?
Menurut saya kendalanya yang pertama tidak ada guru PAI, sehingga wali kelaslah yang mengajar. Kedua faktor lingkungan rata-rata siswa tinggal di lingkungan yang buruk sehingga sifat buruk merekapun dibawa ke sekolah. Dan rata-rata orang tua siswa sibuk bekerja pekerjaan mereka banyak yang pedagang sehingga anak-anak dibiarkan dirumah. Belum lagi dengan keadaan lingkungan sekolah ini yang hampir setiap tahun banjir. Sehingga alat peraga sebagai bahan belajar yang mereka gunakan banyak yang rusak. Dan anak-anak banyak diliburkan otomatis pengaruh terhadap proses belajar-mengajar.63
Penulis mewawancarai juga guru kelas VI, yang bernama ibu Linda Moha
untuk lebih mengetahui apa saja kendala guru kelas untuk mengajakan bidang studi
PAI, karena ibu Linda tidak berkompetensi dibidang PAI.
Penulis menanyakan menurut ibu apa kendala ibu dalam mengajar PAI?
Ibu Linda Moha, S.Pd menjawab:
63
Kesulitan saya dalam mengajar PAI, siswa banyak tidak bisa membaca Al-Qur-an, dan mengenai materinyapun saya kesulitan untuk mengembangkannya. Saya berharap ada guru Pendidikan Agama Islam di sekolah ini, Sehingga saya tidak lagi mengajarkan PAI kepada siswa64.
Penulis menanyakan kembali, mengapa tidak disuruh saja siswa untuk mengaji di
tempat pengajian ?
Ibu Linda moha, S.Pd menjawab:
Saya sudah menyuruh mereka tetapi, mereka susah untuk di suruh orang tua merekapun hanya membiarkanya,namun ada juga anak yang sudah tau mengaji.
Penulis menguraikan dari hasil wawancara di atas ternyata faktor siswa sangat
berpengaruh dalam proses pembelajaran, siswa yang belum bisa mengaji akan
memperhambat guru untuk mengajar. Sedangkan dasar pendidikan Islam adalah
Al-Qur‟an. Dan bagaimana dengan orang yang tidak tahu tentang Ilmu Al-Qur-an
B. Pembahasan Penelitian
1. Peran Kepala sekolah dalam meningkatkan Mutu PAI
kepala sekolah berkewajiban menciptakan hubungan yang sebaik-baiknya
dengan para guru, staf, dan siswa, sebab esensi kepemimpinan adalah kepengikutan
peran kepala sekolah sebagai pejabat formal, secara singkat dapat disimpulkan
sebagai berikut:65
64
Hasil wawancara dengan guru kelas VI SD cokroaminoto 02 Manado ibu Linda Moha, S.Pd, pada tanggal 15 Januari 2015
65
Wahjosumiddjo, kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasaslahannya , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) h. 88-89.