• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Perhiasan Perak Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar beserta Kaitannya dengan Sasaran Konsumen dan Strategi Manajemen Perusahaan

Pengkajian rupaan perhiasan perak yang dihasilkan oleh seorang desainer dalam bentuk perusahaan bisnis lebih lanjut menciptakan sebuah hubungan yang saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen yang lain. Desainer dalam hal ini tampil sebagai filter dengan pengambilan keputusan yang salah satunya didasari berdasarkan pengalaman personalnya, baik sebagai desainer maupun sebagai pebisnis dalam menggulirkan laju roda perusahaannya. Beripjak dari kenyataan itulah dalam sub-bab ini yang pertama akan dibahas adalah latar belakang Suarti dan Runi beserta perusahaannya dalam bentuk tabel di bawah ini.

Tabel IV.25. Latar belakang desainer beserta keterangan perihal perusahaan perhiasannya

Keterangan Desak Nyoman Suarti Runi Palar

Tempat tanggal lahir

Bali, 27 Mei 1958 Yogyakarta, 26 Mei 1946

Awal bersentuhan dengan kesenian

Tarian tradisional Bali Tarian tradisional Jawa

Pendidikan formal terakhir

New York University, Jewelry design ITT, Bandung, program studi tekstil Delapan kali studi banding

Pendidikan informal

-

Dua kali praktek kerja

Nama perusahaan Suarti Collection di bawah C.V. Suarti RUNA Jewelry dibawah CV RUNA

Logo perusahaan

Tahun berdiri 1990 1976

Bandung

Kantor pusat Bali

Bali

Sistem perusahaan Keluarga Keluarga

Sistem produksi Elaborasi teknik konvensional dengan manual dengan sistem roda berjalan

Elaborasi teknik konvensional dengan manual dengan sistem roda berjalan

Filigree Filigree

Granulasi Granulasi

Oksidasi Oksidasi

Cetakan masinal (casting) Cetakan masinal (casting) Repoussé dan chasing

Teknik pembuatan

Anyaman

aplikasi ketukan palu (aplikasi ketukan palu teksture)

Perhiasan Perhiasan

Peralatan rumah tangga Peralatan rumah tangga

Produk

Hadiah Hadiah

Fokus pasar Amerika dan Inggris Jepang

Menengah ke atas Menengah ke atas

Turis lokal dan internasional

Sasaran konsumen

Turis lokal dan internasional

Perempuan karir Membangun kerjasama dengan TV media Pameran perhiasan

Gerai perhiasan

Sistem pemasaran

produk Gerai perhiasan

Museum RUNA House of Design Partai besar (whole sale) Partai besar (whole sale)

Sistem penjualan

Satuan (retail) Satuan (retail)

Tabel di atas menunjukkan beberapa kesamaan dan perbedaan antara Suarti dan Runi Palar. Kesamaan pertama tampak bahwa keduanya berasal dari dua kota yang hingga kini masih kental dengan seni budaya masyarakat pramoderen setempat. Kesamaan selanjutnya tampak dari pemilihan tari tradisional setempat sebagai langkah awal dalam bersentuhan dengan dunia seni. Kendati sama-sama berangkat dari tarian tradisional, namun perbedaan karakteristik yang menafasi kedua tarian tradisional tersebut lebih lanjut mempengaruhi penggayaan rupa desain perhiasannya di kemudian hari.

Kekentalan budaya lokal setempat diimbangi keduanya dengan pemahaman perkembangan dunia dewasa ini, baik melalui pendidikan formal maupun perpindahan domisili. Jika Suarti mengenyam pendidikan di New York University dengan kuliah mayor desain perhiasan, Runi sempat duduk di ITT, Bandung pada awal tahun 1970-an dimana pada periode tersebut atmosfer kesenian Bandung sedang menunjukkan kecenderungan ke arah seni moderen di Barat. Pengaruh perkembangan seni moderen Barat juga banyak diterima Runi melalui suaminya, Adriaan Palar yang merupakan lulusan desainer interior FSRD ITB, Bandung. Kedua desainer tersebut memperoleh referensi baru selain kebudayaan lokal yang telah mendarah daging semenjak kecil berupa perkembangan moderen, baik dari segi perupaan, teknis pembuatan hingga strategi pemasaran.

Kendati Suarti sempat menetap di New York dan Singapura bersama suaminya Peter Luce, sebagian besar hidupnya lebih banyak dilalui di Bali hingga kini, sedangkan Runi Palar sejak duduk di perguruan tinggi lebih banyak menetap di Bandung dan Bali. Jika Runi banyak mendapatkan referensi seni moderen yang dielaborasikan dengan seni pramoderen Indonesia melalui Adriaan Palar, Peter Luce banyak membantu Suarti dari segi manajemen perusahaan. Peter Luce melihat bahwa penggayaan rupa desain Suarti banyak diminati oleh masyarakat Amerika dan Inggris sehingga mereka memfokuskan pasarnya di kedua daerah tersebut. Luasnya benua Amerika dan Inggris beserta jarak antara keduanya dengan Bali sebagai kantor pusat mengantarkan C.V. Suarti pada strategi pemasaran yang memfokuskan kerjasama dengan tivi media belanja setempat.

Di sisi lain, Runi dan Adriaan melihat potensi Jepang sebagai sasaran konsumen yang sesuai dengan penggayaan rupa perhiasan mereka. Penghargaan Jepang yang tinggi terhadap segala produk yang dihasilkan manual, apresiasi yang besar terhadap kualitas material dan teknis, kecintaan mereka pada detail dan kesederhaan dianggap Runi dan Adriaan sejalan dengan penggayaan rupa perhiasan mereka. Jika Suarti lebih mengutamakan pada kerjasama dengan tivi media belanja setempat, Runi lebih menekankan pada pameran perhiasan di Jepang.

Keputusan ini dilakukan mengingat mahalnya modal yang harus disediakan bila menyewa gerai khusus di Jepang. Keuntungan lain dari mengikuti pelbagai pameran perhiasan ini juga memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan pertama adalah konsep pameran yang

merupakan perkumpulan sesuatu yang sejenis mempermudah Runi membaca perkembangan desain dunia yang lebih lanjut menjadi referensi sekaligus pemacu untuk melahirkan desain yang berbeda. Keuntungan lainnya adalah konsumen yang datang adalah mereka yang benar-benar menyukai perhiasan sehingga selain konsumen tersebut dapat lanjut melihat perbedaan desain Runi dengan desain perhiasan lainnya, kondisi psikologis konsumen ketika datang ke sebuah pameran yang sesekali menyebabkan keinginan yang lebih besar untuk membeli daripada datang ke sebuah gerai tetap.

Konsekuensi melakukan strategi pemasaran dengan fokus pada pameran adalah keharusan adanya pameran untuk menunjukkan konsistensi dan kontinuitas. Menyikapi hal tersebut, Runi secara berkelanjutan berpameran di Jepang secara khusus dan negara lain secara umum. Sekarang ini sedikitnya sekali dalam sebulan Runi berpameran di Jepang.7

Perbedaan pengalaman personal, fokus negara pemasaran, karakteristik sasaran konsumen serta penekanan pada strategi pemasaran mengantarkan karakteristik dan penggayaan rupa yang berbeda pula pada perhiasan perak mereka. Karakteristik perhiasan perak Suarti lebih cenderung klasik dengan sentuhan moderen, mewah, tegas, dinamis dan ekspresif, sedangkan Runi palar lebih cenderung pada karakteristik perupaan yang kontemporer dengan seni budaya klasik Indonesia yang dikembangkan, elegan, sederhana, detail, ringan, lembut, feminin dan dinamis. Di bawah ini karakteristik perupaan beserta penggayaan rupa perhiasan mereka akan dipaparakan dalam bentuk tabel IV.26. berikut.

7

Tabel IV.26. Persamaan dan perbedaan karakter perupaan perhiasan Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar beserta penggayaan rupanya

Penggayaan rupa Karakter

perupaan Desak Nyoman Suarti Runi Palar

Komposisi simetris Komposisi simetris

Komposisi kosentris (keunggulan pusat) Komposisi kosentris (keunggulan pusat) Bentuk dasar yang masif dan penuh ragam hias Bentuk dasar yang masif

Kecenderungan menstilasi ragam hias masyarakat pramoderen Indonesia

Melakukan stilasi ragam hias masyarakat pramoderen Indoensia dnegan frekuensi lebih sedikit dibanding Suarti

Repetisi Repetisi

Aplikasi pola dua, tiga, lima dan sembilan Aplikasi pola dua, tiga, lima dan sembilan Penggunaan teknik jawan (granulasi), filigree

(bun), oksidas dan pemotongan cabochon untuk batu

Penggunaan teknik granulasi, filigree, oksidasi, dan pemotongan cabochon untuk batu

Aplikasi anyaman, rantai tulang naga, rantai tali air

-

Klasik Indonesia

Kesan mewah, penuh dan agung -

Melakukan komposisi simetris dengan aksen, namun lebih jarang dibanding Runi

Komposisi simetris dengan aksen Memberi aksen pada komposisi kosentris,

namun lebih jarang dibanding Runi

Komposisi kosentris dengan aksen, terkadang sirkular

Pengembangan granulasi sebagai bangun imajiner dan efek rupa tertentu, namun lebih jarang dibanding Runi

Pengembangan granulasi sebagai bangun imajiner dan efek rupa tertentu

Pemotongan facet untuk batu Pemotongan facet untuk batu Elaborasi penggayaan pramoderen di Barat (art

nouveau) dengan perupaan klasik Indonesia

Elaborasi penggayaan klasik Indonesia dengan prinsip perhiasan kontemporer

Penggunaan enamel -

Penggunaan material ekonomis sebagai material tambahan pada perak

Penggunaan material ekonomis sebagai material tambahan pada perak

Aplikasi teknik pembuatan cetak masinal untuk rangka

Aplikasi teknik pembuatan cetak masinal untuk rangka

Penonjolan struktur perhiasan, namun lebih jarang dibanding Runi

Penonjolan struktur perhiasan Bentuk cenderung masif tanpa rongga, hanya

beberapa yang menghadirkan komposisi ruang dengan menghadirkan rongga kosong

Komposisi ruang dengan menghadirkan rongga kosong dan isi

Pencahayaan yang kuat, baik perak maupun tekstur pada material tambahan, namun lebih jarang dibanding Runi

Pencahayaan yang kuat, baik perak maupun tekstur pada material tambahan

Repetisi dengan aksen, namun jauh lebih jarang dibanding Runi

Repetisi dengan aksen Abstraksi dari benda alam, namun lebih jarang

dibanding Runi

Abstraksi dari benda alam, seperti bunga, sulur-suluran, fauna

Sistem menjuntai (dangle earring), engsel dan jepit pada anting

Sistem jepit pada anting - Penggunaan rantai Omega

- Elaborasi filigree dan perupaan wire jewelry - Repetisi dengan aksen

- Pengutamaan fungsi melalui inovasi brooche-pendant

- Pengaruh seni moderen seperti formalisme, surealisme dan fungsionalisme

Moderen

- Penggayaan desain yang sederhana, ringan dan detail

Tabel IV.26. Persamaan dan perbedaan karakter perupaan perhiasan Desak Nyoman Suarti dan Runi Palar beserta penggayaan rupanya (lanjutan)

Penggayaan rupa Karakter

perupaan Desak Nyoman Suarti Runi Palar

Garis-garis organis dari stilasi ragam hias Garis-garis organis dari stilasi ragam hias, namun lebih jarang dibanding Suarti

Aplikasi filigree dan granulasi Aplikasi filigree dan granulasi Kontras antara warna lembut mutiara dengan

batu berpotongan facet yang memiliki intensitas warna yang tinggi

Warna mutiara yang lembut

Pemilihan satu jenis batu yang memiliki intensitas warna yang tinggi

Pemilihan satu jenis batu yang memiliki intensitas warna yang tinggi

Bentuk dasar yang organis Bentuk dasar yang organis Pemilihan batu berwarna ungu tua dari

kecubung

Pemilihan batu berwarna ungu tua dari kecubung

- Ukuran perhiasan cenderung kecil Lebih jarang menghadirkan komposisi ruang

dibanding Runi

Komposisi ruang yang menghadirkan kesan ringan, lembut dan feminin

Feminin

- Bentuk bervolume yang menonjolkan kesan feminin dari aplikasi repoussé dan chasing Bentuk dasar yang masif Bentuk dasar yang masif, namun diperlembut

dengan gaya desain yang sederhana Aplikasi elemen dekoratif yang cenderung

penuh

- Penggunaan batuan mulia, semi mulia dan mutiara dalam jumlah yang cukup besar, serta penggabungan lebih dari satu jenis batu

Penggabungan lebih dari satu jenis batu, namun biasanya berukuran kecil dan tampil sebagai aksen

Kontras melalui aplikasi oksidasi Kontras melalui aplikasi oksidasi, namun lebih jarang dibanding Runi

Bentuk dasar yang bersudut Bentuk dasar yang bersudut, namun lebih jarang dibanding Suarti

Aplikasi rantai kalung tulang naga, tali air dan borobudur

Aplikasi rantai Omega yang ramping, stabil, masif dan polos berkilau

Aksen lapis emas -

Aplikasi anyaman perak -

Tegas

Ukuran perhiasan yang cenderung besar - Aplikasi filigree dan granulasi Aplikasi filigree dan granulasi Penggunaan bentuk dasar dan garis yang

organis

Penggunaan bentuk dasar dan garis yang organis

Aplikasi sesuatu yang menjuntai dan bergerak dinamis pada kalung, bros dan anting

Aplikasi sesuatu yang menjuntai dan bergerak dinamis pada kalung dan bros

Sistem gandeng pada kalung Sistem gandeng pada kalung Sistem gandeng (dangle earring dan engsel)

pada anting

Sistem gandeng pada bros

Dinamis

- Repetisi dengan aksen yang berirama

Tabel di atas menunjukkan bahwa meskipun keduanya sama-sama menunjukkan karakteristik yang sedikit banyak sama, namun perbedaan intensitas dan kadar karakteristik diantaranya mengantarkan pada pencitraan yang berbeda. Suarti yang lebih menonjolkan unsur klasik secara eksplisit dengan lebih sedikit unsur moderen mengantarkannya pada pencitraan yang klasik dengan sentuhan moderen. Selain itu, besarnya karakteristik perupaan klasik pada perhiasan Suarti mengantarkannya pada pencitran perhiasan yang mewah, dinamis, tegas dan ekspresif. Pencitraan tegas, dinamis

dan ekspresif ini baik langsung maupun tidak langsung merupakan pengaruh dari karakter tari tradisional Bali pada perupaan perhiasannya.

Gambar IV.69. Desain perhiasan Suarti yang representatif. Desain bros ini kerap tampil merepresentasikan logo C.V. Suarti. Bros ini merupakan stilasi dari padma (teratai) dengan 16 kelopak dengan dua variasi ukuran. Kelopak bunga pada bros dengan komposisi simetris kosentris ini mengarah ke seluruh penjuru mata angin. Berdasarkan penuturan pak Made, bros yang masih dalam tahap pengerjaan ini nantinya akan dihiasi dengan bebatuan mulia yang warnanya disesuaikan dengan pola Nawasanga.

Sumber: Dokumentasi Penulis

Di sisi lain, Runi Palar lebih cenderung yang mengelaborasikan prinsip seni budaya pramoderen Indonesia dengan prinsip seni moderen dan kontemporer mengantarkan pada pencitraan perhiasan yang kontemporer. Lebih lanjut, penekanannya pada fungsionalime yang mengutamakan kenyamanan ketika dikenakan (ergonomi) dan pemaksimalan fungsi (brooche-pendant) juga mengantarkannya pada pencitraan yang sederhana, detail, lembut, feminin dan elegan. Pencitraan ini merupakan refleksi dari elaborasi pelbagai pengalaman Runi Palar, mulai dari tarian tradisional Bali serta pengaruh seni moderen dan kontemporer baik dari lingkungan pendidikan formal-informal maupun dari Adriaan Palar sebagai seseorang yang paling dekat dengannya.

Gambar IV.70. Kalung perak yang merupakan abstraksi dari tulang rusuk manusia merupakan salah satu karya yang representatif. Kalung dengan penonjolan struktur dan komposisi ruang ini menggunakan bentuk asimetris dengan aplikasi komposisi bulir perak yang menghadirkan efek perupaan retak.