• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Perusahaan yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Tanggung Jawab Sosial

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.4. Karakteristik Perusahaan yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Tanggung Jawab Sosial

Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Karakteristik perusahaan merupakan prediktor luas pengungkapan Sitepu (2009) Dalam penelitian ini, karakteristik perusahaan yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial adalah leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, profil perusahaan dan ukuran dewan komisaris.

2.1.4.1. Leverage

Leverage adalah penggunaan sumber daya memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham (Herdiani, 2012). Perusahaan yang mempunyai proporsi hutang lebih besar, maka perusahaan dengan leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya (Indriani, 2011). Leverage operasi merupakan meningkatknya sumbangan biaya produksi tetap terhadap total biaya operasi pada berbagai tingkat penjualan.

Rasio ini merupakan struktur yang menyangkut struktur keuangan perusahaan. Struktur keuangan merupakan bagaimana

23 perusahaan mendanai aktivitasnya. Aktivitas perusahaan ditandai dengan modal pemegang saham dan hutang jangka pendek.

Variabel leverage dalam penelitian ini menggunakan Debt Equity Ratio (DER). Adapun jenis-jenis leverage antara lain (Kasmir, 2010):

1. Debt to Equity Ratio (DER) 2. Debt to Aset Ratio

3. Long Term Debt to Equity Ratio 4. Times Interst Earned

5. Fixed Change Coverage

Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal seperti itu lebih tinggi

2.1.4.2. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham (Sitepu, 2009). Semakin tinggi tingkat profitabilitas dari perusahaan, maka semakin besar pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Variabel profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Aset (ROA).

Tanpa adanya keuntungan (profit), perusahaan akan kesulitanuntuk menarik modal dari luar. Dalam melakukan analisis pada perusahaan, bisa dilakukan dengan menganalisis laporan

24 keuangan perusahaan, dengan menggunakan anaisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas terdiri atas dua, yaitu:

a. Rasio profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan. b. Rasio profitabilitas yang berkaitan dengan investasi.

Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:

a. Untuk menghitung atau mengukur laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

b. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

c. Untuk mengukur produktifitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri maupun modal pinjaman.

d. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang

e. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri atau tujuan lainnya.

f. Untuk menilai laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Berdasarkan teori legistimasi, argumen dalam hubungan profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial adalah saat perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan menganggap tidak perlu melaporkan hasil kinerja perusahaannya karena akan mengganggu informasi pada kesuksesan keuangan perusahaan. Sedangkan, pada tingkat profitabilitas rendah,

25 perusahaan berharap para pengguna laporan keuangan akan membaca ”good news” kinerja perusahaan.

2.1.4.3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan variabel penduga yang banyak digunakan untuk menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Semakin besar ukuran perusahan yang dimiliki perusahaan berarti semakin besar aktiva yang bisa dijadikan jaminan untuk memperoleh utang sehingga struktur modal akan meningkat. Hal ini berkaitan dengan teori agresi,dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut (Safitri, 2011).

Skala ukuran perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan mereka. Maka, perusahaan besar akan mengungkapkan informasi sosial atau tanggung jawab sosial lebih banyak daripada perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar merupakan entitas bisnis yang tidak lepas dari resiko tekanan politis yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil.

Ukuran perusahaan diatur dalam UU RI NO.20 Tahun 2008. Peraturan tersebut menjelaskan 4 jenis ukuran perusahaan yang dapat dinilai dari jumlah penjualan dan asset yang dimiliki

26 oleh perusahaan. Empat jenis ukuran perusahaan sesuai dengan UU RI NO.20 Tahun 2008 antara lain (Indriani, 2011):

a. Perusahaan dengan usaha ukuran mikro, yaitu memiliki kekayaan bersih ≤ Rp50.000.000,- ( tidak termasuk tanah dan bangunan) dan memiliki jumlah penjualan ≤ Rp. 300.000.000,-.

b. Perusahaan dengan usaha ukuran kecil, yaitu memiliki kekayaan bersih Rp. 50.000.000,- sampai Rp. 500.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp. 300.000.000,- sampai dengan Rp. 2.500.000.000,-.

c. Perusahaan dengan usaha ukuran menengah, yaitu memiliki kekayaan bersih Rp. 500.000.000,- sampai Rp. 10.000.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah penjualan Rp. 2.500.000.000,- sampai dengan Rp.50.000.000.000,-.

d. Perusahaan dengan usaha ukuran besar, yaitu memiliki kekayaan bersih ≥ Rp. 10.000.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan) serta memiliki jumlah penjualan ≥ Rp. 50.000.000.000,-.

Dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut (Sitepu, 2011). Perusahaan lebih yang besar pengaruhnya terhadap masyarakat akan memiliki pemegang saham yang mungkin memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan danlaporan tahunan akan digunakan untuk menyebarkan informasi tentang tanggung jawab sosial tersebut. 2.1.4.4. Profil Perusahaan

Profil adalah salah satu perbedaan karakteristik yang digunakan untuk menguji pengungkapan sosial. Profil ini terdiri dari dua jenis yaitu high-profile dan low-profile. Perusahan

high-27 profil sebagai perusahaan yang memiliki consumer visibility, yang memiliki tingkat resiko politik dan kompetisi yang tinggi (Adikara, 2011). Profil yang high-profile memiliki kecenderung lebih banyak dalam melakukan pengungkapan sosial daripada industri yang low-profile. (Adikara, 2011)

Menurut (Yulfaida, 2012) dalam menyatakan bahwa kegiatan ekonomi perusahaan yang memodifikasi lingkungan, seperti industri pertambangan lebih banyak mengungkapkan informasi tentang dampak lingkungan mereka dibanding perusahaan jenis industri lain.

2.1.4.5. Ukuran Dewan Komisaris

Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, semakin besar jumlah anggota dewan komisaris maka akan semakin mudah untuk mengendalikan dan monitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dewan komisaris merupakan wakil shareholder didalam suatu entitas yang berbadan hukum perseroan terbatas. Selain sebagai wakil shareholder, dewan komisaris memiliki tugas untuk mengawasi, memberikan pengarahan pada pengelola perusahaan yang dilaksanakan oleh manajemen (direksi), dan bertanggung-jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan, serta menyelenggarakan pengendalian intern perusahaan.

Dokumen terkait