• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 100 responden yang berasal dari Institut Pertanian Bogor. Sampel diambil berdasarkan pada teknink convinience, dimana peneliti diberikan kebebasan untuk memilih sampel yang mereka temui. Pada penelitian ini karakteristik diolah dengan menggunakan tabulasi silang dimana asal fakultas merupakan karakteristik yang akan dibandingkan dengan karakteristik yang lainnya, yaitu jenis kelamin, besar pengeluaran, alasan mengkonsumsi teh dalam kemasan, seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan, dimana

membeli teh dalam kemasan, kapan mengkonsumsi teh dalam kemasan, dan pada kesempatan apa meminum teh dalam kemasan.

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil pengolahan kuesioner yang telah dibagikan kepada para responeden diperoleh sebanyak 62 responden wanita, sedangkan pria sebanyak 38 responden. Dimana dengan pengolahan tabulasi silang didapatkan mayoritas responden adalah mahasiswa wanita yang berasal dari FEM. Hal ini dikarenakan jumlah mahasiswa wanita FEM cukup banyak dengan persentase sebesar 67% dari seluruh mahasiswa FEM yang berjumlah 2108. Berikut hasil tabulasi silang antar asal fakultas dan jenis kelamin.

Tabel 6. Tabulasi silang antara asal fakultas dan jenis kelamin

Asal fakultas Jenis kelamin Total

Pria Wanita FAPERTA 7 8 15 FKH 0 1 1 FPIK 0 6 6 FAPET 2 4 6 FAHUTAN 3 4 7 FATETA 5 4 9 FMIPA 11 12 23 FEM 8 14 22 FEMA 2 9 11 Total 38 62 100

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran

Hasil pengolahan dengan menggunakan tabulasi silang menunjukkan bahwa mayoritas responden FMIPA berpengeluaran sebesar Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 dengan jumlah responden sebanyak 18 mahasiswa. Diikuti mahasisswa FEM dengan pengeluaran yang sama sebanyak 13 mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa belum memiliki pemasukan sehingga mereka masih bergantung kepada mahasiswa. Hasil tabulasi silang berdasarkan asal fakultas dan jumlah pengeluaran per bulan dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 7.

Tabel 7. Tabulasi silang antara asal fakultas dan jumlah pengeluaran per bulan Asal fakultas Pengeluaran Total <500.000 500.001- 1.000.000 1.000.001- 1.500.000 1.500.001- 2.000.000 >2.000.000 FAPERTA 4 9 2 0 0 15 FKH 0 1 0 0 0 1 FPIK 0 6 0 0 0 6 FAPET 0 4 1 1 0 6 FAHUTAN 1 6 0 0 0 7 FATETA 1 6 2 0 0 9 FMIPA 1 18 4 0 0 23 FEM 2 13 6 1 0 22 FEMA 0 8 3 0 0 11 Total 9 71 18 2 0 100

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Alasan Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan Siap Minum

Mayoritas responden yang berasal dari FMIPA mengatakan alasan mereka meminum teh dalam kemasan adalah karena kepraktisannya sebanyak 11 responden. Hal ini mengindikasikan bahwasanya mahasiswa cenderung tidak ingin repot saat meminum teh. Tabel 8 menjelaskan secara lengkap tentang menjelaskan lebih rinci tentang tabulasi silang antara asal fakultas dan alasan mengkonsumsi teh dalam kemasan siap minum.

Tabel 8. Tabulasi silang antara asal fakultas dan alasan mengkonsumsi teh dalam kemasan siap minum

Asal fakultas Alasan Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan Total Gaya hidup Ke- segaran Ke- biasaan

Praktis Rasa yang enak Terpengaruh iklan Lain- nya FAPERTA 1 3 1 5 3 0 2 15 FKH 0 0 0 0 1 0 0 1 FPIK 0 1 0 2 3 0 0 6 FAPET 0 1 0 2 1 2 0 6 FAHUTAN 0 3 0 2 1 0 1 7 FATETA 0 3 0 3 2 0 1 9 FMIPA 0 7 1 11 4 0 0 23 FEM 0 9 0 10 3 0 0 22 FEMA 0 3 0 5 2 0 1 11 Total 1 30 2 40 20 2 5 100

4.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Seberapa Sering Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan Siap Minum

Dari hasil pengolahan tabulasi silang didapatkan mayoritas mahasiswa FEM menjawab kurang dari 3 kali per minggu sebanyak 16 mahasiswa. Hal ini dikarenakan mahasiswa IPB mayoritas memiliki pengeluaran dengan kategori menengah kebawah, yaitu diantara Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000, sehingga mereka lebih memilih membelanjakan uang mereka untuk pengeluaran yang lebih penting lainnya seperti foto copy, biaya kepanitiaan dan makan sehari-hari. Tabel 9 menerangkan lebih lengkap menjelaskan lebih rinci tentang tabulasi silang antara asal fakultas dan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan siap minum.

Tabel 9. Tabulasi silang antara asal fakultas dan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan

Asal fakultas Seberapa Sering Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan (per minggu)

Total

< 3 kali 3-4 kali 5-6 kali > 6 kali

FAPERTA 8 6 0 1 15 FKH 1 0 0 0 1 FPIK 5 1 0 0 6 FAPET 1 4 1 0 6 FAHUTAN 5 1 0 1 7 FATETA 6 1 1 1 9 FMIPA 11 8 4 0 23 FEM 16 6 0 0 22 FEMA 8 3 0 0 11 Total 61 30 6 3 100

4.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Membeli Teh Dalam Kemasan Siap Minum

Dari kuesioner yang dibagikan didapat mayoritas mahasiswa FEM membeli teh dalam kemasan di pedagang kaki lima/warung sebanyak 12 mahasiswa diikuti oleh mahasiswa FMIPA yang juga membeli di pedagang kaki lima/warung dan mahasiswa FAPERTA yang membeli di minimarket dengan jumlah mahasiswa sebnyak 7 orang. Hal ini mengindikasikan bahwamahasiswa IPB lebih cenderung membeli teh dalam kemasan di pedagang kaki lima/warung. Tabel 10 menjelaskan lebih rinci tentang

tabulasi silang antara asal fakultas dan tempat membeli teh dalam kemasan siap minum.

Tabel 10. Tabulasi silang antara asal fakultas dan tempat membeli teh dalam kemasan siap minum

Asal fakultas Tempat Membeli Teh Dalam Kemasan Total Supermarket Minimarket Pedagang kaki lima Asongan Liainnya

FAPERTA 2 7 6 0 0 15 FKH 0 1 0 0 0 1 FPIK 1 1 4 0 0 6 FAPET 0 4 2 0 0 6 FAHUTAN 1 4 1 1 0 7 FATETA 2 1 4 0 2 9 FMIPA 9 6 7 1 0 23 FEM 4 6 12 0 0 22 FEMA 3 6 2 0 0 11 Total 22 36 38 2 2 100

4.3.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Minum Teh Dalam Kemasan Siap Minum

Mayoritas mahasiswa FMIPA menjawab siang hari sebagai waktu mereka minum teh dalam kemasan dengan jumlah responden sebesar 15 mahasiswa diikuti mahasiswa FEM yang juga menjawab pada siang hari dengan responden sebanyak 13 orang dan mahasiswa FAPERTA sebanyak 8 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa udara siang hari di Bogor saat ini cenderung panas dan mereka meminum teh dalam kemasan untuk mendapatkan kesegarannya dan menghilangkan dahaga. Tabel 11 menjelaskan lebih rinci tentang tabulasi silang antara asal fakultas dan tempat membeli teh dalam kemasan siap minum

Tabel 11. Tabulasi silang antara asal fakultas dan waktu minum teh dalam kemasan siap minum

Asal fakultas Waktu Minum Teh Dalam Kemasan Total Pagi hari Siang hari Sore hari Malam hari Tidak

tentu FAPERTA 0 8 0 0 7 15 FKH 0 1 0 0 0 1 FPIK 0 3 0 0 3 6 FAPET 0 3 0 1 2 6 FAHUTAN 0 4 0 0 3 7

Lanjutan Tabel 11. FATETA 1 4 1 0 3 9 FMIPA 0 15 1 0 7 23 FEM 0 13 0 1 8 22 FEMA 0 6 0 0 5 11 Total 1 57 2 2 38 100

4.3.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pada Kesempatan Apa Minum Teh Dalam Kemasan Siap Minum

Dari hasil pengolahan karakteristik responden dengan meggunakan tabulasi silang didapatkan mayoritas mahasiswa FMIPA menjawab pada saat haus dengan jumlah responden sebanyak 11 mahasiswa diikuti mahasiswa FAPERTA dengan jawaban yang sama sebanyak 8 mahasiswa dan mahasiswa FEM sebanyak 7 mahasiswa. Hal ini dikarenakan pada siang hari yang kedaaan cuaca saat itu cenderung panas dan tingkat dehidarasi manusia pada saat tersebut cenderung dapat meningkat. Tabel 12 menjelaskan lebih lengkap tentang karakteristik responden berdasarkan pada kesempatan apa meminumteh dalam kemasan siap minum.

Tabel 12. Tabulasi silang antara asal fakultas dan pada kesempatan apa meminum teh dalam kemasan siap minum

Asal fakultas Pada Kesempatan Apa Minum Teh Dalam Kemasan Total Saat santai Sehabis makan Saat kerjakan tugas Saat haus Saat jalan- jalan Lain- nya FAPERTA 1 2 1 8 2 1 15 FKH 1 0 0 0 0 0 1 FPIK 3 0 0 2 1 0 6 FAPET 1 1 1 2 1 1 6 FAHUTAN 1 2 0 3 1 1 7 FATETA 3 0 1 3 1 1 9 FMIPA 5 5 0 11 2 2 23 FEM 1 6 1 7 6 3 22 FEMA 3 4 1 2 0 0 11 Total 19 20 5 38 14 9 100 4.4. Tabulasi Silang

Setelah melakukan analisis deskriptif mengenai karakteristik responden maka selanjutnya tabulasi silang antara masing-masing karakteristik responden yang satu

dengan karakteristik responden yang lainnya. Pada tabulasi silang yang diolah dengan menggunkan SPSS dapat dilihat hubungan antar karakteristik dengan melihat nilai chi-square. Bila nilai chi-square hitung lebih besar daripada chi- square tabel maka dapat di katakan tolak Ho, dimana Ho adalah tidak ada hubungan

antara baris dan kolom. Selain hubungan karakteristik antara baris dan kolom dapat dilihat melalui nilai Asymp. Sig. (2-sided) dimana bila nilai chi-square test

menampilkan hasil kurang dari 0,05 maka asumsi ditolak yang artinya ada hubungan antara baris dan kolom.

Pengolahan tabulasi silang pada penelitian ini hanya dilakukan pada beberapa karakteristik konsumen yang dianggap mempengaruhi penetapan strategi perusahaan untuk ke depannya.

4.4.1. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dan Waktu Minum Teh Dalam Kemasan

Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan waktu minum teh dalam kemasan menunjukan bahwa didapat nilai chi-square sebesar 0,02 yang berarti bahwa jenis kelamin ada hubungan dengan waktu minum teh dalam kemasan. Mayoritas responden wanita membeli teh dalam kemasan saat siang hari hal ini mengindikasikan bahwa wanita lebih cenderung cepat haus pada saat siang hari. Sementara responden berjenis kelamin pria mayoritas menjawab tidak tentu dalam meminum teh dalam kemasan. Hal ini mengindikasikan bahwa pria lebih fleksibel pada waktu meminum teh dalam kemasan. Sehingga mereka tidak memiliki waktu khusus untuk meminum teh dalam kemasan. Secara lengkap hasil tabulasi silang antara jenis kelamin dan waktu minum teh dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Tabulasi silang antara jenis kelamin dan waktu minum teh dalam kemasan

Jenis Kelamin

Waktu Minum Total

Pagi Hari Siang Hari Sore Hari Malam Hari Tidak Tentu

Pria 0 14 1 1 22 38

Wanita 1 43 1 1 16 62

4.4.2. Tabulasi Silang antara Alasan Konsumsi dan Seberapa Sering Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan

Tabulasi silang antara alasan konsumsi dengan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan menunjukan bahwa didapat nilai chi- square sebesar 0,00 yang berarti bahwa alasan mengkonsumsi ada hubungan dengan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan. Dari hasil pengolahan didapatkan mayoritas responden menjawab alasan mereka meminum teh dalam kemasan karena kepraktisan dan meminum teh dalam kemasan sebanyak kurang dari 3 kali perminggu. Selain itu mayoritas responden yang mengkonsumsi teh dalam kemasan karena kesegaran dan rasa yang enak juga mengkonsumsi teh dalam kemasan sebanyak kurang dari 3 kali perminggu. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi teh dalam kemasan pada kalangan mahasiswa khususnya di IPB masih tergolong rendah. Disamping itu terdapat responden yang menjawab alasan mengkonsusmsi teh dalam kemasan sebagai gaya hidup meminum teh tersebut sebanyak 6 kali perminggu. Hal ini dikarenakan meminum teh dalam kemasan sudah menjadi kebiasaan bagi responden tersebut. Sehingga bila tidak meminum teh dalam kemasan walaupun hanya sehari maka mereka akan merasa ada yang kurang dalam hidup mereka. Responden yang meminum teh dalam kemasan karena terpengaruh oleh iklan meminum teh dalam kemasan sebanyak 3-4 kali perminggu. Hal ini dikarenakan mereka terpengaruh oleh kelebihan, seperti teh yang memiliki rasa buah ataupun rasa madu, dan khasiat yang ditampilkan oleh iklan teh dalam kemasan dimana mereka dapat menghilangkan haus dengan meminum teh tersebut. Secara lengkap hasil tabulasi silang antara alasan konsumsi dan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Tabulasi silang antara alasan konsumsi dan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan

Alasan Konsumsi

Seberapa Sering Mengkonsumsi Total < 3 kali/minggu 3-4 kali/minggu 5-6 kali/minggu >6 kali/minggu

Gaya hidup 0 0 0 1 1 Kesegaran 20 9 1 0 30 Kebiasaan 1 1 0 0 2 Praktis 27 10 3 0 40 Rasa enak 9 7 2 2 20 Iklan 0 2 0 0 2 Lainnya 4 1 0 0 5 Total 61 30 6 3 100

4.4.3. Tabulasi Silang antara Tempat Membeli dan Waktu Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan

Tabulasi silang antara tempat membeli dengan kapan mengkonsumsi teh dalam kemasan menunjukan bahwa didapat nilai chi-square sebesar 0,03 yang berarti bahwa tempat membeli ada hubungan dengan waktu minum teh dalam kemasan. Pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden menjawab membeli teh dalam kemasan di pedagang kaki lima dan minimarket pada saat siang hari, hal ini dikarenakan mahasiswa membeli teh dalam kemasan ketika mereka baru pulang dari kegiatan di kampus saat siang hari dimana keadaan cuaca saat itu cenderung kearah panas dan dapat membuat dehidrasi dengan cepat terjadi. Mayoritas responden yang membeli teh dalam kemasan di supermarket menjawab minum teh dalam kemasan juga pada siang hari. Hal ini mengindikasikan bahwa responden membeli teh dalam kemasan ketika sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan pada saat siang hari, sehingga ketika haus mereka membeli teh dalam kemasan di supermarket. Mayoritas responden yang membeli teh dalam kemasan di pedagang asongan pada waktu tidak tentu. Hal ini dikarenakan pedagang asongan tidak memiliki areal penjualan yang tetap, sehingga responden yang membeli teh dalam kemasan tergantung kapan mereka bertemu dengan pedagang asongan tersebut. Secara lengkap hasil tabulasi silang antara jenis kelamin dan waktu minum teh dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Tabulasi silang antara tempat membeli dan waktu minum teh dalam kemasan

Tempat Membeli

Waktu Mengkonsumsi Total

Pagi hari Siang hari

Sore hari Malam hari Tidak tentu

Supermarket 1 11 1 0 9 22 Minimarket 0 19 0 1 16 36 Warung 0 26 0 1 11 38 Asongan 0 0 0 0 2 2 Lainnya 0 1 1 0 0 2 Total 1 57 2 2 38 100

4.4.4. Tabulasi Silang antara Waktu Mengkonsumsi dan Pada Kesempatan Apa Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan

Tabulasi silang antara waktu mengkonsumsi dengan pada kesempatan apa mengkonsumsi teh dalam kemasan menunjukan bahwa didapat nilai chi- square sebesar 0,011 yang berarti bahwa waktu mengkonsumsi ada hubungan dengan pada kesempatan apa mengkonsumsi teh dalam kemasan. Pada penelitian ini didapatkan mayoritas responden menjawab mengkonsumsi teh dalam kemasan pada saat siang hari ketika haus, hal ini dikarenakan pada siang hari cenderung lebih panas sehingga dapat menyebabkan konsumen merasa lebih cepat haus. Sedangkan responden yang mengonsumsi teh dalam kemasan pada pagi hari memilih menjawab saat santai, hal ini dikarenakan responden meminum teh dalam kemasan pada saat sarapan yang notabenenya merupakan waktu santai sebelum memulai aktifitas. Sedangkan responden yang menjawab tidak tentu sebagai waktu meminum teh dalam kemasan mayoritas memilih pada saat haus. Hal ini membuktikan bahwa teh dalam kemasan sudah menjadi pilihan utama masyarakat sebagai minuman penghilang dahaga. Responden yang menjawab waktu minum teh dalam kemasan pada sore hari mayoritas menjawab meminum teh dalam kemasan pada saat mengerjakan tugas. Hal ini dikarenakan sore hari merupakan waktu yang sering digunakan para mahasiswa sebagai waktu untuk mengerjakan tugas. Secara lengkap hasil tabulasi silang antara jenis kelamin dan waktu minum teh dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Tabulasi silang antara waktu mengkonsumsi dan pada kesempatam apa mengkonsumsi teh dalam kemasan

Waktu konsumsi

Pada Kesempatan Apa Total

Saat santai Sehabis makan Mengerjakan tugas Saat haus Saat jalan- jalan Lainnya Pagi hari 1 0 0 0 0 0 1 Siang hari 10 10 3 27 5 0 57 Sore hari 0 0 9 0 1 1 2 Malam hari 0 0 1 0 1 0 2 Tidak tentu 8 10 1 11 2 3 38 Total 19 20 5 38 9 4 100

Dokumen terkait