• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.4. Karakteristik Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, pembahasan karaketristik responden sangat diperlukan. Hal-hal yang mencakup dalam karakteristik responden meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja dan tingkat pendidikan. Responden dalam penelitian kali ini berjumlah 35 orang, yang terdiri dari 5 orang responden tingkat Manajer untuk memperoleh hasil dari pengukuran Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) dan 30 orang karyawan biasa untuk pengukuran Kemampuan Kerja Pribadi (KKP).

4.4.1. Jenis Kelamin

Apabila ditinjau dari karakteristik jenis kelamin responden, seluruh karyawan Departemen Seismic Data Acquisition PT. Elnusa Geosains memiliki jenis kelamin laki-laki. Hasil persentase jenis kelamin karyawan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram Jenis Kelamin

Jenis kelamin laki-laki sebesar 100 % dikarenakan kegiatan operasional dari bidang pekerjaan Departemen Seismic Data Acquisition berada di lapangan yang membutuhkan tenaga ekstra untuk dapat mengopersikan peralatan-peralatan berat yang berhubungan dengan kegiatan kerja, mengendarai kendaraan besar sejenis traktor serta melakukan pengeboran dan interpretasi data hasil survey yang didapat dari pengopersian alat-alat di atas.

4.4.2. Tingkat Pendidikan

Karakteristik selanjutnya adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan sangat memengaruhi terhadap kualitas kerja karyawan itu sendiri. Pada Gambar 4 dapat dilihat, sebagian besar karyawan Departemen Seismic Data Acquisition memiliki taraf pendidikan Sarjana. Hal tersebut dapat memperlihatkan bahwa karyawan telah memenuhi persyaratan kerja yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu syarat pendidikan minimum Sarjana walaupun pada kenyataanya masih terdapat karyawan dengan pendidikan terakir SMU, yaitu sebesar 2,85 %. Hal tersebut terjadi karena responden adalah karyawan lama yang telah memulai karirnya dari bawah, sehingga posisi karyawan tersebut di perusahaan dipengaruhi oleh prestasi kerja dan loyalitas terhadap perusahaan.

Gambar 4. Diagram Tingkat Pendidikan 4.4.3. Usia

Faktor usia merupakan karakteristik yang perlu dilakukan, hal tersebut dikarenakan adanya hubungan antara usia dengan produktifitas dan kemampuan responden untuk menyerap pengetahuan dan informasi yang berkaitannya dengan pekerjaannya. Pada Gambar 5 dapat dilihat sebaran usia dari responden.

2,86%

97,14%

SLTA S1/S2/S3

Gambar 5. Diagram Usia

Mayoritas responden berusia 30-39 tahun, yaitu dengan jumlah persentase sebesar 45.7 %. Sedangkan untuk sebaran usia 19-29 tahun adalah sebesar 31%. Setelah itu, berturut-turut di bawahnya adalah untuk sebaran usia 40-49 tahun dan 50-59 tahun sebesar 20% dan 2.85%.

4.4.4. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja responden turut dianalisis yang bertujuan untuk mengetahui pengalaman kerja mereka di perusahaan tersebut. Pada Gambar 6 dapat dilihat pengelaman kerja responden yang tersebar dalam lima kelompok, dan persentase meyoritas responden adalah sebanyak 13 orang dengan nilai persentase sebesar 37,14% yang memiliki pengalaman bekerja selama 1-5 tahun. Sisanya adalah responden dengan nilai persentase sebesar 34,28% yang memiliki pengalaman kerja sebanyak 6-10 tahun, 22,85% responden yang mamiliki pengalaman kerja 11-15 tahun dan persentase responden sebesar 2,85% yang memiliki pengalaman kerja 16-20 tahun dan > 20 tahun.

31,43% 45,71% 20% 2,86% 19-29 Tahun 30-39 Tahun 40-49 Tahun 50-59 Tahun

Gambar 6. Diagram Lama Bekerja

4. 5. Pelatihan Karyawan

4.5.1. Pelaksanaan Pelatihan Karyawan di Perusahaan

PT. Elnusa Geosains sangat mengedepankan pengembangan sumberdaya manusianya yang meliputi personal quality (attitude dan behaviour), skill (keahlian), knowledge (pengetahuan) yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan jabatannya melalui pelatihan yang diberikan kepada karyawan.

Divisi Human Resources diberi kewenangan penuh dalam mengelola pelatihan seluruh karyawan PT. Elnusa Geosains baik dari segi program pelatihan, waktu dan tempat pelatihan, hingga anggaran biaya yang nantinya akan diajukan ke Divisi Keuangan Perusahaan.

Jenis pelatihan yang diterapkan di PT. Elnusa Geosains antara lain pelatihan on the job training dimana karyawan diberi pelatihan langsung di tempat kerjanya yang dibimbing oleh senior atau Kepala Proyek dari karyawan tersebut dan pelatihan off the job training dimana karyawan mengikuti pelatihan di luar tempat kerjanya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan yang dapat mendukung pekerjaan dari karyawan tersebut. Dalam penerapan pelatihan off the job training, karyawan yang mengikuti pelatihan sebelumnya akan diusulkan oleh atasannya langsung kepada Divisi Human Resources melalui form kebutuhan pelatihan karyawan yang bertujuan agar Divisi Human Resources dapat merancang matrik kebutuhan pelatihan

37,14% 34,29% 22,86% 2,86% 2,86% 1-5 Tahun 6-10 Tahun 11-15 Tahun 16-20 Tahun >20 Tahun

> 20 tahun 11-15 Tahun 6-10 Tahun 1-5 Tahun kerja 5 4 3 2 1 0 C ount > 4 Kali 4 kali 3 Kali 2 Kali 1 Kali frekueensi Bar Chart

karyawan yang meliputi materi pelatihan, jenis pelatihan, waktu dan tempat pelatihan, serta anggaran yang diperlukan dalam pelaksanaan pelatihan.

4.5.2. Intensitas Pelatihan Karyawan

Berdasarkan hasil Crosstab antara lama bekerja dengan frekuensi karyawan dalam mengikuti pelatihan, terlihat bahwa karyawan dengan rentang lama bekerja 1-5 tahun adalah kelompok karyawan yang intensitasnya tertinggi dalam mengikuti pelatihan (43,3%) dan yang paling sedikit mengikuti pelatihan adalah karyawan dengan rentang lama bekerja > 20 tahun (3,3%) (Lampiran 10). Sedangkan jika ditinjau dari frekuensi pelatihan yang pernah diikuti, pelatihan sebanyak tiga kali memiliki persentase paling tinggi, yaitu sebesar 30% (Gambar 7).

Gambar 7. Diagram Crosstab Lama Bekerja dengan Intensitas Pelatihan

4.5.3. Motivasi Utama Karyawan Mengikuti Pelatihan

Masing-masing karyawan pada Departemen Seismic Data Acquisition Elnusa Geosains memiliki motivasi yang berbeda terhadap tujuan utama mereka mengikuti pelatihan yang diadakan perusahaan. Motivasi utama karyawan dalam mengikuti pelatihan adalah sebagai pengembangan kemampuan kerja, sebagai sarana meningkatkan produktivitas kerja, untuk memperluas wawasan dan pengetahuan

43,3% 40% 13,3% 3,3% 26,7% 23,3% 30% 10% 10%

kerja, untuk pengembangan karir dan sebagai solusi dalam menyesuaikan dan memenuhi tuntutan persyaratan dari pekerjaan atau tugas. Berdasarkan Gambar 8 dapat kita lihat jumlah karyawan berdasarkan motivasi utama mereka dalam mengikuti pelatihan di perusahaan.

Gambar 8. Diagram Motivasi Karyawan Mengikuti Pelatihan Jika dilihat dari pengalaman kerja, karyawan yang memiliki lama bekerja sekitar 1-5 tahun memiliki motivasi mengikuti pelatihan yang bervariasi. Sebagian besar motivasi karyawan pada kelompok rentang bekerja tersebut dalam mengikuti pelatihan adalah untuk pengembangan kemampuan kerja dan meningkatkan produktifitas kerja dengan nilai persentase masing-masing 16,7%. Sedangkan karyawan dengan rentang lama bekerja 6-10 tahun memiliki motivasi utama dalam mengikuti pelatihan adalah untuk pengembangan kemampuan kerja yang juga memiliki nilai persentase sebesar 16,7%. Selanjutnya pada rentang lama bekerja 11-15 tahun, motivasi karyawan yang terbesar dalam mengikuti pelatihan adalah untuk

36,67% 26,67% 10% 13,33% 13,33% Pengembangan Kemampuan Kerja Meningkatkan produktifitas kerja

memperluas wawasan dan pengetahuan

pengembangan karir

Menyesuaikan dan memenuhi tuntutan persyaratan dari pekerjaan atau tugas

>20 Tahun 11-15 tahun 6-10 tahun 1-5 tahun Pengalaman 5 4 3 2 1 0 Co unt memenuhi Tuntututan dan Persyaratan dari Pekerjaan Pengembangan Karir memperluas Wawasan dan Pengetahuan Meningkatkan Produktifitas Kerja Pengembangan Kemampuan Kerja Motivasi Bar Chart

meningkatkan produktivitas kerja dan memenuhi tuntutan dan persyaratn pekerjaan yang masing-masing bernilai 6,7%. Berikutnya pada rentang lama bekerja >20 tahun, hanya terdapat satu jenis motivasi yang paling mendominasi yaitu sebagai pengembangan kemampuan kerja yang memiliki nilai persenatase sebesar 3,3% (Lampiran 11). Sedangkan jika dilihat dari subjek motivasi, pengembangan kemampuan kerja memiliki nilai persentase paling besar, yaitu 36,6% (Gambar 9).

4.5.4. Manfaat Pelatihan dalam Keseharian Kerja Karyawan

Pelatihan yang telah dilakukan oleh responden dirasakan memiliki manfaat yang berbeda-beda, terkait hubungannya dalam keseharian kerja karyawan. Manfaat pelatihan yang telah dilakukan oleh karyawan adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja, untuk

16,6% 16,6% 16,6% 3,3% 3,3% 6,7% 10% 3,3% 6,7% 6,7% 3,3% (36,6%) (26,7%) (10%) (13,3%) (13,3%)

Gambar 9. Diagram Crosstab Lama Bekerja dengan Motivasi Mengikuti Pelatihan

menunjang dan membantu pelaksanaan tugas, dan untuk memecahkan masalah seputar pekerjaan.

1. Pelatihan Sebagai Sarana Meningkatkan Kemampuan Kerja

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari kuesioner ini, sebanyak 10% responden menyatakan “sangat setuju” terhadap pernyataan yang menyebutkan bahwa pelatihan mampu meningkatkan kemampuan kerja. Kemudian, terdapat persentase responden sebesar 46.67% yang menyatakan “setuju”. Sedangkan sisanya, terdapat 23.33% dan 20% responden yang menyatakan “cukup setuju” dan “kurang setuju” terhadap pernyataan tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelatihan memang dirasakan karyawan mampu meningkatkan kemampuan mereka dalam keseharian kerja (Gambar 10).

Gambar 10. Pelatihan Sebagai Sarana Meningkatkan Kemampuan Kerja

2. Pelatihan Sebagai Sarana untuk Menunjang dan Membantu Pelaksanaan Tugas

Untuk jenis pertanyaan berikutnya, yaitu apakah pelatihan yang telah diberikan mampu menunjang dan membantu pelaksanaan kerja, maka mayoritas responden yaitu sebesar 56.67%

10% 46,67% 23% 20% Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju

menyatakan persetujuannya. Hal ini membuktikan bahwa pelatihan mampu memberikan pengaruh-pengaruh positif dalam menunjang dan membantu pelaksanaan tugas. Kemudian terdapat persentase responden sebesar 23.33% yang menyatakan “cukup setuju” dengan pernyataan itu, dan sisanya yaitu persentase responden sebesar 16.67% dan 3.33% yang menyatakan “sangat setuju” dan “kurang setuju”. Dilihat dari mayoritas persentase responden yang mengemukakan persetujuannya, maka dapat disimpulkan bahwa karyawan menganggap pelatihan sebagai sarana untuk menunjang dan membantu pelaksanaan tugas (Gambar 11).

Gambar 11. Diagram Pelatihan Sebagai Sarana dalam Membantu dan Menunjang Pelaksanaan Tugas

3. Pelatihan Sebagai Sarana Memecahkan Masalah Seputar Pekerjaan Sementara itu, dari hasil kuesioner juga bisa diketahui

bahwa terdapat jumlah persentase responden sebesar 46.67% yang menyatakan “setuju” bahwa pelatihan mampu memecahkan masalah seputar pekerjaan. Kemudian sebesar 26.67% responden menyatakan “sangat setuju” dengan pernyataan tersebut. Lalu sisanya, hanya 16.67% serta 10% yang menyatakan “cukup setuju” dan “kurang setuju”. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa

16,67% 56,67% 23,33% 3,33% Sangat Setuju Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju

mayoritas responden menyetujui statement perihal peran serta pelatihan sebagai sarana untuk semecahkan masalah yang timbul seputar pekerjaan (Gambar 12)

Gambar 12. Diagram Pelatihan Sebagai Sarana Memecahkan Masalah Seputar Pekerjaan

Dokumen terkait