BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah karakteristik perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Mitra Sejati Medan yang terdiri dari umur dan masa kerja. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Gambaran Karakteristik Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010
Karakteristik Perawat Jumlah
(n) Persentase (%) Umur a 22 - 28 Tahun 25 41,7 b 28 - 38 Tahun 35 58,3 Total 60 100 Masa Kerja a 1 - 5 Tahun 43 71,7 b 6 - 10 Tahun 17 28,3 Total 60 100
Berdasarkan Tabel 4.1. diketahui bahwa mayoritas responden berusia antara 28-38 tahun yaitu sebanya 35 orang (58,3%), dengan masa kerja mayoritas antara 1 – 5 tahun yaitu sebanyak 43 orang (71,7%).
4.3 Budaya Organisasi
Budaya organisasi dalam penelitian ini didasarkan pada 4 (empat) indikator yaitu (1) keterlibatan, (2) penyesuain, (3) konsistensi dan (4) misi organisasi.
4.3.1. Keterlibatan
Variabel keterlibatan didasarkan pada skala ordinal dari 10 (sepuluh) indikator dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil penelitian seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Keterlibatan pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010
SS S KS TS S
TS Keterlibatan
n % n % n % n % n % Mempunyai peran yang jelas dalam
pelayanan keperawatan 0 0,0 9 15,0 12 20,0 14 23,3 25 41,7
Ikut serta secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan 9 15,0 10 16,7 5 8,3 21 35,0 15 25,0 Didasari pada tugas masing-masing 3 5,0 11 18,3 10 16,7 19 31,7 17 28,3 Perawat bekerja secara “tim work” 10 16,7 13 21,7 3 5,0 20 33,3 14 23,3 Perawat bekerja menjadi mitra bagi
pasien dan keluarga 10 16,7 4 6,7 25 41,7 16 26,7 5 8,3
Keterlibatan keluarga tetap diperhatikan untuk membantu intervensi keperawatan
3 5,0 19 31,7 9 15,0 15 25,0 14 23,3 Penerapan nilai-nilai dalam bekerja
sebagai budaya di lingkungan RS 10 16,7 11 18,3 12 20,0 24 40,0 3 5,0 Bekerja sesuai dengan SOP 0 0,0 18 30,0 11 18,3 16 26,7 15 25,0 Cara bekerja sangat fleksibel,
mudah untuk menerima perubahan 11 18,3 8 13,3 6 10,0 24 40,0 11 18,3 Saran-saran dari pasien digunakan
sebagai dasar untuk melakukan perubahan 8 13,3 5 8,3 34 56,7 3 5,0 10 16,7
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa berdasarkan indikator keterlibatan diketahui mayoritas responden yaitu 25 orang (41,7%) menilai sangat tidak setuju jika perawat harus mempunyai peran yang jelas dalam pelayanan keperawatan, mayoritas responden menilai tidak setuju yaitu sebanyak 21 orang (35,0%) bahwa perawat ikut serta secara langsung dalam memberikan dalam asuhan keperawatan. Selain itu mayoritas responden juga menilai bahwa pelaksanaan tugas perawat harus didasari pada tugas masing – masing yaitu sebanyak 19 orang (31,7%), dan mayoritas responden juga masih menilai tidak setuju bahwa penerapan nilai-nilai budaya dalam bekerja sebagai budaya di lingkungan rumah sakit. Namun mayoritas ada yang menilai bahwa bekerja di rumah sakit sesuai dengan SOP yaitu sebanyak 18 orang (30,0%).
Berdasarkan keseluruhan skoring pada indikator variabel keterlibatan diketahui dengan uji kolmogorov smirnov variabel keterlibatan tidak terdistribusi normal, sehingga ditetapkan batas nilai kategorisasi variabel adalah median yaitu skor 27, sehingga variabel keterlibatan dikategorikan menjadi baik (jika skor ≥ 27), dan kurang (jika skor <27). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Keterlibatan pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010
Keterlibatan Jumlah (n) Persentase (%) a Baik 24 40,0 b Kurang 36 60,0 Total 60 100
Tabel 4.3. di atas menunjukkan bahwa keterlibatan responden dalam pelayanan asuhan keperawatan mayoritas kurang yaitu sebanyak 36 responden (60,0%) dibandingkan responden dengan keterlibatan yang baik yaitu sebanyak 24 orang (40,0%)
4.3.2. Penyesuaian
Variabel penyesuaian juga didasarkan pada indikator variabel penyesuaian dari 10 (sepuluh) pertanyaan dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Keseluruhan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Penyesuaian pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010 S S S KS TS S TS Penyesuaian n % n % n % n % n %
Setiap perawat melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk melakukan perubahan
0 0,0 5 8,3 19 31,7 15 25,0 21 35,0 Inovasi dalam pelayanan
dalam peningkatan kualitas pelayanan Strategi peningkatan kompetensi perawat bermanfat bagi RS dalam hadapi kompetensi pelayanan kesehatan
3 5,0 9 15,0 3 5,0 39 65,0 6 10,0
Pelayanan keperawatan tetap
mengacu pada tujuan organisasi 6 10,0 6 10,0 23 38,3 24 40,0 1 1,7 Setiap perawat percaya bahwa
dirinya memberi dampak positif pada pelayanan
8 13,3 7 11,7 29 48,3 13 21,7 3 5,0 Visi dan misi ruangan disinergiskan
dengan visi dan misi rumah sakit 2 3,3 13 21,7 19 31,7 13 21,7 13 21,7 Kerja tim banyak dipergunakan
dalam pelayanan keperawatan. 9 15,0 6 10,0 7 11,7 35 58,3 3 5,0 Kerja tim merupakan metode
penugasan dalam bekerja 0 0,0 24 40,0 12 20,0 13 21,7 11 18,3 Pelayanan keperawatan adalah
sesuatu yang sudah terorganisir mencapai tujuan
8 13,3 6 10,0 3 5,0 34 56,7 9 15,0 Kualitas pelayanan keperawatan
wujud kerja perawat secara profesional 0 0,0 4 6,7 24 40,0 17 28,3 15 25,0
Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai sangat tidak setuju bahwa setiap perawat melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk melakukan perubahan yaitu sebanyak 21 orang (35,0%), mayoritas juga sangat tidak setuju jika inovasi dalam pelayanan keperawatan merupakan unsur yang penting diperhatikan dalam peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit yaitu sebanyak 21 orang (35,0%).
Selain itu mayoritas responden menilai tidak setuju bahwa Strategi peningkatan kompetensi perawat bermanfat bagi RS dalam hadapi kompetensi pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 39 orang (65,0%), dan mayoritas juga tidak setuju jika kerja sama tim banyak dipergunakan dalam pelayanan keperawatan yaitu sebanyak 35 orang (58,3%), sedangkan responden yang menilai setuju mayoritas bahwa kerja tim merupakan metode penugasan dalam bekerja.
Berdasarkan keseluruhan skoring pada indikator variabel penyesuaian diketahui dengan uji kolmogorov smirnov variabel penyesuaian tidak terdistribusi normal, sehingga ditetapkan batas nilai kategorisasi variabel adalah median yaitu skor 23, sehingga variabel keterlibatan dikategorikan menjadi baik (jika skor ≥ 23), dan kurang (jika skor <23). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Variabel Penyesuaian pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010
Penyesuaian Jumlah (n) Persentase (%) a Baik 25 41,7 b Kurang 35 58,3 Total 60 100
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa penyesuaian responden mayoritas termasuk kategori kurang yaitu sebanyak 35 orang (58,3%) dibandingkan dengan responden dengan penyesuaian yang baik yaitu sebanyak 25 orang (41,7%).
4.3.3 Konsistensi
Variabel konsistensi juga didasarkan pada skala ordinal dari 10 (sepuluh) indikator dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Konsistensi pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010
SS S KS TS S TS Konsistensi
n % n % n % n % n %
Terdapat SOP yang jelas dan
konsisten dalam memberikan pelayanan 3 5,0 5 8,3 19 31,7 25 41,7 8 13,3 Nilai etik merupakan pedoman
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
5 8,3 11 18,3 21 35,0 11 18,3 12 20,0 Pedoman dalam melaksanakan
pelayanan dibuat secara tertulis. 6 10,0 28 46,7 6 10,0 4 6,7 16 26,7 Pengembangan hal baru dalam
pelayanan keperawatan dilakukan terus menerus.
7 11,7 11 18,3 16 26,7 10 16,7 16 26,7 Upaya untuk melakukan perubahan
akan mendapat reaksi penolakan dari pegawai.
15 25,0 7 11,7 15 25,0 15 25,0 8 13,3 Perlu memperhatikan sikap kehati-
hatian dalam tindakan keperawatan 10 16,7 9 15,0 12 20,0 15 25,0 14 23,3 Penting ketahui keluhan pelanggan
melalui kontak langsung 11 18,3 12 20,0 15 25,0 18 30,0 4 6,7 Adanya misi sebagai pedoman
perawat dalam bekerja. 3 5,0 17 28,3 16 26,7 11 18,3 13 21,7
Perawat bekerja sesuai tugasnya & tidak mencampuri pekerjaan lain tanpa diminta
10 16,7 7 11,7 6 10,0 30 50,0 7 11,7 Perawat tetap menciptakan
hubungan yang harmonis sesama sejawat 1 1,7 29 48,3 15 25,0 10 16,7 5 8,3
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak setuju bahwa dalam pelayanan terdapat SOP yang jelas yaitu sebanyak 25 orang (41,7%), mayoritas menilai kurang setuju jika nilai etik dijadikan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pasien, mayoritas responden setuju jika pedoman pelayanan dibuat secara tertulis, yaitu sebanyak 28 orang (46,7%), dan mayoritas responden menyatakan tidak seuju jika perawat bekerja sesuai tugasnya dan tidak mencampuri pekerjaan lain tanpa diminta yaitu sebanyak 30 orang (50,0%). Selain itu mayoritas perawat menyatakan setuju jika dalam pelayanan keperawatan perlu
diciptakan hubungan yang baik dan harmoni sesama teman sejawat yaitu sebanyak 29 orang (48,3%).
Berdasarkan keseluruhan skoring pada indikator variabel konsistensi diketahui dengan uji kolmogorov smirnov variabel konsistensi juga tidak terdistribusi normal, sehingga ditetapkan batas nilai kategorisasi variabel adalah median yaitu skor 27, sehingga variabel keterlibatan dikategorikan menjadi baik (jika skor ≥27), dan kurang (jika skor <27). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Variabel Penyesuaian Konsistensi pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010 Konsistensi Jumlah (n) Persentase (%) a Baik 31 51,7 b Kurang 29 48,3 Total 60 100
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa konsistensi perawat di ruang rawat inap dalam pelayanan keperawatan termasuk kategori baik yaitu sebanyak 31 orang (51,7%) dibandingkan konsistensi yang kurang yaitu sebanyak 29 orang (48,3%).
4.3.4. Misi Organisasi
Variabel misi organisasi merupakan indikator lain dari budaya organisasi juga didasarkan pada skala ordinal dari 7 (tujuh) indikator dengan alternatif jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Misi Organisasi pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010
SS S KS TS S
TS Misi Organisasi
N % n % n % n % n %
Misi RS merupakan dasar utama kualitas pelaksanaan pelayanan keperawatan.
5 8,3 11 18,3 18 30,0 10 16,7 16 26,7 Pelayanan keperawatan dijabarkan
sesuai dengan misi dan motto rumah sakit 14 23,3 6 10,0 17 28,3 15 25,0 8 13,3 Misi RS penting dipahami oleh
perawat 10 16,7 8 13,3 11 18,3 17 28,3 14 23,3
Sikap dalam pelayanan keperawatan sesuai motto RS dan etika keperawatan
10 16,7 11 18,3 18 30,0 17 28,3 4 6,7 Arah dan tujuan RS dijadikan
sebagai filosofi untuk pelayanan keperawatan
3 5,0 9 15,0 18 30,0 10 16,7 20 33,3 Meningkatkan pemahaman &
penjabaran visi misi dalam pelayanan keperawatan
10 16,7 6 10,0 6 10,0 32 53,3 6 10,0 Visi rumah sakit menjadikan
motivasi bagi pegawai dalam bekerja. 14 23,3 6 10,0 11 18,3 15 25,0 14 23,3
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menilai kurang setuju jika misi RS dijadikan sebagai dasar utama dalam kualitas pelaksanaan pelayanan keperawatan yaitu sebanyak 18 orang (30,0%), mayoritas juga menilai kurang setuju jika pelayanan keperawatan dijabarkan dari misi dan moto rumah sakit, mayoritas responden menilai tidak setuju jika misi rumah sakit perlu dipahami oleh perawat yaitu sebanyak 17 orang (28,3%), demikian juga dengan penilaian sikap perawat harus mengacu pada motto rumah sakit. Selain itu responden yang menilai setuju hanya berkaitan dengan visi rumah sakit yang dijadikan motivasi dalam bekerja yaitu sebanyak 14 orang (23,3%).
Berdasarkan keseluruhan skoring pada indikator variabel misi organisasi diketahui dengan uji kolmogorov smirnov variabel misi organisasi juga tidak terdistribusi normal, sehingga ditetapkan batas nilai kategorisasi variabel adalah median yaitu skor 18, sehingga variabel keterlibatan dikategorikan menjadi baik (jika skor ≥ 18), dan kurang (jika skor <18). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Variabel Misi Organisasi pada Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2010
Misi Organisasi Jumlah
(n) Persentase (%) a Baik 26 43,3 b Kurang 34 56,7 Total 60 100
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa penilaian perawat tentang misi organisasi mayoritas termasuk kurang yaitu sebanyak 34 orang (56,7%) dibandingkan responden yang menilai baik yaitu sebanyak 26 orang (43,3%)