• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II AKIBAT HUKUM DARI PEMBATALAN AKTA PERJANJIAN

A. Karakteristik Tentang Wanprestasi

Suatu perjanjian dapat terlaksana dengan baik apabila para pihak telah memenuhi prestasinya masing-masing seperti yang telah diperjanjikan tanpa ada pihak yang dirugikan. Tetapi adakalanya perjanjian tersebut tidak terlaksana dengan baik karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh salah satu pihak. Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk memberikan ganti rugi, sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut. Tindakan wanprestasi ini dapat terjadi karena :43

(1) Kesengajaan; (2) Kelalaian;

(3) Tanpa kesalahan (tanpa kesengajaan atau kelalaian).

Akan tetapi berbeda dengan hukum pidana atau hukum tentang perbuatan melawan hukum, hukum kontrak tidak begitu membedakan apakah suatu kontrak tidak dilaksanakan karena adanya suatu unsur kesalahan dari para pihak atau tidak. Akibatnya umumnya tetap sama, yakni pemberian ganti rugi dengan perhitungan- perhitungan tertentu. Kecuali tidak dilaksanakan kontrak tersebut karena alasan-

43

alasan force majeure, yang umumnya membebaskan pihak yang tidak memenuhi prestasi (untuk sementara atau untuk selama-lamanya).

Disamping itu, apabila seseorang telah tidak melaksanakan prestasinya sesuai ketentuan dalam kontrak, maka pada umumnya (dengan beberapa pengecualian) tidak dengan sendirinya dia telah melakukan wanprestasi. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak atau dalam undang-undang, maka wanprestasinya si debitur resmi terjadi setelah debitur dinyatakan lalai oleh kreditur (ingebrehstelling) yakni dengan dikeluarkannya “akta lalai”.44

Dalam setiap persetujuan yang dibuat oleh pihak pada prinsipnya adalah menghendaki agar para pihak melaksanakan prestasinya sebagaimana mestinya. Apabila para pihak tidak melaksanakan sesuai dengan disepakati maka dikatakan ia telah wanprestasi. Istilah wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang berarti prestasi yang buruk atau prestasi yang dilakukan tidak selayaknya.45

Wanprestasi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan somasi. Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara PT. TNC dengan PT. Moratel.

Dalam restatement of the law of contracts ( Amerika Serikat ), wanprestasi ataubreach of contractsdibedakan menjadi dua macam , yaitu :46

1. total breachts, artinya pelaksanaan kontrak tidak mungkin dilaksanakan,

44

Ibid, hal.29

45Olga tentang Wanprestasi, http://olga260991.wordpress.com, diakseskan tanggal 22 Mei

2011

2. partial breachts, artinya pelaksanaan perjanjian masih mungkin untuk dilaksanakan.

Seorang debitur baru dapat dikatakan wanprestasi apabila ia telah diberikan somasi oleh kreditur atau juru sita. Somasi itu minimal telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh kreditur atau juru sita. Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka kreditur berhak membawa persoalan itu ke Pengadilan. Dan pengadilanlah yang akan memutuskan, apakah debitur wanprestasi atau tidak.47

Hal-hal yang termasuk kategori lalai : jika tidak terpenuhi kewajiban sama sekali, jika memenuhi sebagian kewajiban, jika memenuhi kewajiban akan tetapi terlambat memenuhinya. Perikatan adalah berbuat/memberikan sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Sumber perikatan berasal dari perikatan itu sendiri dan KUHPerdata pasal 1233. Jika salah satu pihak menyimpang (wanprestasi) maka bisa mendapatkan perlindungan atas dasar pasal 1243 KUHPerdata tentang penggantian biaya,rugi, dan bunga karena tidak terpenuhinya suatu perikatan. Dalam menyelesaikan sengketa bisa melalui pengadilan atau diluar pengadilan. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi atau berbuat hal tertentu untuk menjamin hal tersebut tidak akan terulang kembali. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan dengan mengajukan gugat.48

47Ibid, hal. 99

48http://id.shvoong.com/law-and-politics/contract-law/2031120-faktor-penyebab-terjadinya-

Yang dimaksud dengan wanprestasi adalah tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagai mana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak- pihak tertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.49

Wanprestasi menurut Wirjono Prodjodikoro adalah “Ketiadaan suatu prestasi, sedangkan prestasi dalam Hukum Perjanjian berarti suatu hal yang harus dilaksanakan sebagai isi dari suatu perjanjian”.50

Menurut Subekti seorang debitur dapat dikatakan wanprestasi “apabila ia tidak memenuhi kewajibannya atau terlambat memenuhinya dan tidak seperti yang diperjanjikan”.51

Selanjutnya M. Yahya Harapan mengemukakan tentang wanprestasi sebagai : Pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya. Dengan demikian seorang debitur disebut dan berada dalam keadaan wanprestasi apabila dia dalam melakukan pelaksanaan perjanjian telah lalai sehingga terlambat dari jadwal yang ditentukan atau dalam melaksanakan prestasi tidak menurut sepatutnya.52

Wanprestasi artinya ingkar janji atau tidak memenuhi janji yang disepakati dalam perjanjian. Tidak dipenuhinya perjanjian membawa konsekuensi dari pihak lawan janji..53 Dalam perjanjian untuk tidak melakukan suatu perbuatan tertentu,

49Munir Fuady,Op.Cit, hal. 87 50Wirjono Prodjodikoro,Op.Cit, hal.44 51Subekti,Op.Cit, hal.147

52

M. Yahya Harahap,Op.Cit, hal.60

53Satriani, subjek-hukum-a-pengertian-menerangkan-aspek-hokum-dalam-ekonomi-akan-

sulit-jika-tidak-terlebih-dahulu-diperkenalkan-posisi http://satrianiupa, .blog.com, diakseskan tanggal 20 Mei 2011

apabila debitur melakukannya berarti ia melanggar perjanjian. Sedangkan dalam perjanjian unuk menyerahkan sesuatu barang atau untuk melakukan suatu perbuatan, apabila barang tidak diserahkan atau perbuatan tidak dilakukan dapat dikatakan bahwa debitur telah melakukan wanprestasi.

Tata cara menentukan seorang debitur telah melakukan wanprestasi atau melalaikan kewajibannya dapat dilihat dalam Pasal 1238 KUHPerdata :

Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang akan harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan.

Wanprestasi merupakan suatu kesanggupan yang dilakukan oleh satu pihak. Dimana pihak yang dinyatakan wanprestasi itu tidak melaksanakan sesuatu sebagaimana yang telah diperjanjikan. Termasuk juga dalam kategori wanprestasi, bila prestasi yang dilaksanakan terlambat dari yang diperjanjikan.

Menurut Subekti ada tiga alasan yang dapat membebaskan debitur dari hukuman karena dianggap melakukan wanprestasi, yaitu sebagai berikut :

a. mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa (overmachtatauforce majeur) b. mengajukan bahwa si berpiutang (kreditur) sendiri juga telah lalai (exeptio non

adimpleti contractus)

c. mengajukan bahwa kreditur telah melepaskan haknya untuk menuntut ganti rugi (pelepasan hak).54

Wanprestasi seorang debitur dapat berupa 4 macam, yaitu:

1. Tidak sanggup untuk melaksanakan kewajibannya untuk membayar

2. Melaksanakan kewajiban untuk membayar, tetapi tidak sesuai dengan yang dijanjikan

3. Melaksanakan kewajibannya, tetapi terlambat membayar

4. Melakukan sesuatu yang tidak boleh dilakukan dalam perjanjian

Hukuman atau akibat yang harus diterima oleh debitur apabila ia tidak melaksanakan kewajibannya, yaitu:

1. Membayar kerugian yang diderita oleh pihak kreditur atau dengan singkat dapat dikatakan ganti-rugi

2. Pembatalan perjanjian

3. Peralihan pembayaran oleh pihak lain(dipindahtangankan)

4. Membayar biaya perkara apabila penyelesaian perkara dilaksanakan di muka hakim.

Terdapat dua kemungkinan alasan mengapa tidak dipenuhi atau dilaksanakan kewajiban itu oleh pihak yang berhutang yaitu:

1. karena kesalahan debitur, baik karena kesalahan maupun karena kelalaian

2. karena keadaan memaksa (force majeure), jadi diluar kemampuan debitur tidak bersalah.55

Mengenai keadaan memaksa yang merupakan keadaan dimana seorang debitur terhalang untuk melaksanakan prestasinya karena keadaan atau peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada debitur, sementara si debitur tersebut tidak dalam keadaan beritikad baik. Hal ini diatur dalam Pasal 1244 KUHPerdata dan Pasal 1245 KUHPerdata. Kedua pasal ini dimaksudkan untuk membebaskan debitur dari kewajiban mengganti kerugian akibat suatu peristiwa yang tidak disengaja dan tidak dapat dipertanggung jawabkan padanya sehingga menyebabkan perjanjian itu tidak dapat dilaksanakan.

Tindakan wanprestasi membawa konsekuesi terhadap timbulnya hak pihak yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk menuntut

55http://mrprayzholic.blogspot.com/2011/04/wanprestasi.html diakseskan tanggal 21 Mei

ganti rugi. Sehingga oleh hukum diharapkan tidak ada satu pihak pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut.56

Tindakan wanprestasi ini dapat terjadi karena :57

1. tidak memenuhi kewajibannya, karena sengaja atau tidak karena nilai 2. terlambat memenuhi kewajibannya

3. memenuhi kewajibannya tetapi seperti apa yang telah diperjanjikan

Oleh karena itu wanprestasi mempunyai akibat-akibat yang begitu penting, maka harus ditentukan lebih dahulu apakah debitur benar telah melakukan wanprestasi. Untuk mengetahui hal ini, maka harus dilihat isi dari suatu perjanjian yang telah disepakati, baru dapat diketahui debitur telah melakukan wanprestasi apabila ia tidak memenuhi kewajiban atau terlambat memenuhi atau memenuhi tetapi tidak seperti diperjanjikan.58

Adapun akibat hukum yang timbul jika salah satu pihak wanpresasi adalah yakni apabila seorang debitur lalai dalam melaksanakan isi perjanjian, maka kreditur dapat menuntut :

a. Minta agar perjanjian dilaksanakan b. Minta ganti kerugian

c. Minta perjanjian dilaksanakan dengan ganti kerugian

56

Sri Hartati Samhadi , ”Itikad baik dalam kebebasan berkontrak, http://training- ethos.blogspot .com, di akses tanggal 27 Juni 2011.

57Ibid

Didalam praktek apabila terjadi wanprestasi dalam perjanjian pemborongan maka pemberi kerja biasanya akan terlebih dahulu memberikan teguran agara pemborong memenui kewajibannya sebagaimana yang telah diperjanjiakan dalam jangka waktu yang layak.59

Jika pemborong tidak dapat menyelesaikan pekerjaan menurut waktu yang ditetapkan atau menyerahkan pekerjaan dengan tidak baik, maka atas gugatan dari si pemberi tugas hakim dapat memutuskan perjanjian tersebut sebagian atau seluruhnya beserta segala akibatnya. Yang dimaksudkan dengan pemutusan perjanjian disini adalah pemutusan untuk waktu yang akan datang dalam arti bahwa mengenai pekerjaan yang telah diselesaikan/dikerjakan akan tetap dibayar, namun atas pekerjaan yang belum dikerjakan itu yang diputuskan.60

Dengan adanya pemutusan perjanjian demikian perikatan bukan berhenti sama sekali seperti seolah-olah tidak pernah terjadi perikatan sama sekali, dan wajib dipulihkan ke keadaan semula melainkan dalam keadaan tersebut diatas si pemberi tugas dapat menyuruh orang lain untuk menyelesaikan pemborongan itu, sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Atau jika telah terlanjur dibayar kepada pemborong atas biaya yang harus ditanggung oleh si pemborong sesuai dengan pembayaran yang telah diterima.

59Djumaildji,Hukum Bangunan,(Jakarta : Rineka Cipta, 1996), hal. 17 60Sri Soedewi Masjun Sofwan,Op.Cit, hal. 82

Faktor-faktor yang menyebabkan pelaksanaan perjanjian kerjasama antara PT. TNC dengan PT. Moratel tidak berjalan dengan baik dan menimbulkan keterlambatan dari PT. TNC adalah:61

a) Adanya kenaikan harga bangunan b) Adanyaforce majoure.

Dalam hal kenaikan harga bangunan pada pasal 20(1) jelas disebutkan bahwa kenaikan bahan-bahan bangunan ditanggung sepenuhnya oleh pihak kedua (pemborong) dikarenakan bahan baku akan disediakan oleh PT. Moratel sehingga seharusnya PT. Moratel telah memperkirakan untuk menghitung kenaikan harga bahan baku pada saat tahap Pra kontrak.

Sedangkan adanya keadaan yang diluar kehendaknya (force majeure) yaitu curah hujan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan longsor dibeberapa titik yang telah dikerjakan, dalam hal ini sebaiknya dikembalikan pada ketentuan BW Buku III tentang perikatan pasal 1244 dan 1245yang berbunyi

Debitur harus dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga. bila ia tak dapat membuktikan bahwa tidak dilaksanakannya perikatan itu atau tidak tepatnya waktu dalam melaksanakan perikatan itu disebabkan oleh sesuatu hal yang tak terduga, yang tak dapat dipertanggungkan kepadanya. walaupun tidak ada itikat buruk kepadanya.(1244)

61 Wawancara penulis dengan Ahmad Siregar, Jabatan VP. Legal Affair di PT. Telemedia

Tidak ada penggantian biaya. kerugian dan bunga. bila karena keadaan memaksa atau karena hal yang terjadi secara kebetulan, debitur terhalang untuk memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau melakukan suatu perbuatan yang terlarang baginya.(1245)

Serta pasal 11(1) dalam perjanjian ini yang menyebutkan tentang keadaan memaksa (force majeure) diantaranya yaitu, Bencana Alam meliputi : Gempa Bumi, Tanah longsor dan Banjir. Maka dari itu seharusnya pemerintah daerah bisa memaklumi dan menerima kenyataan keterlambatan ini dikarenakan tanah yang telah dan sedang dikerjakan longsor dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi, yang diluar pihak kedua. Dalam hal ini seharusnya diadakan perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai bunyi pasal 10(2) tentang perubahan jangka waktu pelaksanaan yang dapat diubah apabila terjadiforce majeure.

Karena telah terjadi keterlambatan dalam hal penyerahan pekerjaan sesuai yang telah ditentukan dalam batas waktu pelaksanaan PT. Moratel telah meminta kepada PT. TNC untuk meminta perpanjangan waktu namun permohonan tersebut tidak diterima dengan alasan adanya surat edaran, karena habisnya masa tahun anggaran itulah sehingga perpanjangan waktu pekerjaan yang diminta tidak dapat dikabulkan. Dan PT. TNC telah menganggap keterlambatan penyerahan pekerjaan sebagai wanprestasi dan mekanisme penyelesaiaannya dikembalikan pada perjanjian.62

62 Wawancara penulis dengan Ahmad Siregar, Jabatan VP. Legal Affair di PT. Telemedia

B. Akibat Hukum Salah Satu Pihak Yang Melakukan Wanprestasi Dalam