• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KARTU KREDIT

D. Macam-macam Kartu Kredit

Kegiatan pembiayaan melalui kartu kredit melibatkan 3 (tiga) pihak yang utama yakni pemegang kartu kredit (card holder) sebagai pembeli, Bank penerbit kartu kredit/ perusahaan pembiayaan sebagai penerbit (issuer) dan perusahaan dagang/ pedagang (merchant) sebagai penjual. Sebelum pemaparan lebih lanjut mengenai macam-macam kartu kredit, alangkah lebih baik jika mengetahui beberapa keuntungan dan kerugian penggunaan kartu kredit bagi masing-masing pihak. Keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari adalah sebagai berikut:77

1. Bagi pemegang kartu (card holder)

a. Kemudahan dalam memperoleh uang tunai setiap saat melalui ATM di berbagai tempat yang strategis sehingga memudahkan untuk memenuhi keperluan uang tunai yang mendadak

b. Memberikan kesan bonafiditas sehingga memberikan kebanggan tersendiri

c. Selain itu, menurut Dahlan Siamat keuntungan lain dari penggunaan kartu kredit adalah :

1) Lebih aman dan praktis karena tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah yang besar;

77

2) Leluasa, karena kartu kredit telah diterima sebagai alat pembayaran hampir di seluruh kota di seluruh dunia. Contohnya visa dan master card.

3) Sistem pembayaran yang fleksibel. Pembayaran atas tagihan dapat diangsur (credit card) atau beberapa kartu (charge card);

4) Program merchandising, yaitu memiliki kesempatan membeli barang-barang dengan mengangsur tanpa bunga;

5) Fasilitas-fasilitas lain seperti bantuan perjalanan terutama ke luar negeri, misalnya referensi, informasi dokter, rumah sakit, bantuan hukum;

6) Asuransi perlindungan pembelian barang yang diberikan secara otomatis.

d. Risiko kehilangan kartu dan pencurian uang lebih rendah karena jikalau kartu hilang, pemilik kartu dapat segera menghubungi issuer untuk memblokir kartu. Kartu yang telah diblokir tidak lagi dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran pada merchant.78

2. Bagi penerbit kartu kredit a. Memperoleh uang pangkal

b. Memperoleh iuran tahunan anggota c. Discount dari merchant

d. Pendapatan bunga atas sisa tagihan yang belum dibayar dan bunga atas pelanggaran batas maksimum kredit

78

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta, 2006, hlm. 260

e. Pembayaran denda atas keterlambatan atau penunggakan pembayaran 3. Bagi penjual (merchant)

a. Keamanan lebih terjamin karena merchant tidak menerima/ menyimpan uang tunai hasil penjualan atau risiko kehilangan dan pencurian uang lebih rendah karena pembayaran oleh pembeli tidak dilakukan dengan uang tunai

b. Pembayaran atas hasil penjualan dijamin penerbit sepanjang merchant memenuhi prosedur dan ketentuan yang ditetapkan oleh issuer

c. Dapat meningkatkan turnover atau omzet penjualan d. Mengurangi beban dan menyederhanakan pembukuan

e. Mencegah larinya nasabah ke pesaing lainnya yang memberi fasilitas kemudahan berbelanja dengan menerima kartu

Selain keuntungan-keuntungan yang telah dipaparkan diatas, penggunaan kartu kredit juga mengandung risiko yaitu berupa kerugian yang tidak hanya dialami oleh pemegang kartu tetapi juga bagi penerbit (issuer). Kerugian dimaksud antara lain :79

1. Bagi bank dan lembaga pembiayaan

Penagihan yang sulit dilakukan jika nasabah yang berbelanja atau mengambil uang tunai melakukan pembayaran yang tidak tepat waktu/ macet karena biasanya persetujuan penerbitan kartu kredit tanpa jaminan benda-benda sebagaimana layaknya kredit.

79

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya edisi revisi, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm. 346

2. Bagi nasabah pemegang kartu

a. Cenderung agak boros dalam berbelanja, hal ini karena nasabah merasa tidak mengeluakan uang tunai untuk berbelanja

b. Pembebanan biaya tambahan yang dilakukan oleh merchant c. Adanya limit yang diberikan terkadang terlalu kecil

Ada berbagai macam kartu kredit yang diterbitkan oleh bank penerbit. Berbagai macam kartu kredit ini bisa dipilih untuk digunakan sesuai dengan kebutuhannya karena masing-masing kartu kredit ini memiliki keunggulan dan kekurangan. Oleh karena itu, nasabah bank selaku konsumen kartu kredit diharapkan mampu memilih jenis kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Adapun macam-macam kartu kredit dapat diklasifikasikan sebagai berikut:80

1. Berdasarkan Fungsinya a. Credit Card

Credit Card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang/ jasa dengan sistem pembayaran dilakukan oleh pemegang kartu untuk melunasi penagihan yang terjadi atas dirinya kepada penerbit dapat dilakukan sekaligus atau dengan cicilan sejumlah minimum tertentu pada saat jatuh tempo.81

80

Sunaryo, Op. Cit., hlm. 124

81

Johannes Ibrahim, Op. Cit , hlm. 14

Apabila pembayaran dilakukan dengan cicilan, maka jumlah cicilan tersebut dihitung dari nilai saldo tagihan

ditambah bunga bulanan. Hal ini mirip dengan mencicil kredit pada Bank. Keterlambatan pembayaran mengakibatkan pengenaan denda (late charge).82

b. Charge Card

Credit Card dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai, baik langsung melalui meja kasir bank (bank counter) pada kantor bank yang bersangkutan meupun melalui mesin kas otomatis/ ATM (Automated Teller Machine) yang mempunyai logo atau nama yang sama dengan kartu kredit yang dimiliki. Kartu kredit jenis ini adalah kartu kredit yang paling banyak digunakan, misalnya visa card dan master card.

Charge card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang dan jasa dimana sistem pembayaran dilakukan oleh pemegang kartu untuk melunasi semua tagihan secara sekaligus pada saat jatuh tempo.83 Kartu kredit jenis ini memiliki sifat penundaan pembayaran yang jika tidak dibayar penuh, maka pemegang kartu akan dikenakan denda (charge)84 dan tidak dapat dicicil85. Pembayaran dilakukan paling lambat pada tanggal jatuh tempo setiap bulan yang sebelumnya telah ditetapkan oleh Bank Penerbit. Contoh charge card yang telah digunakan di Indonesia adalah BCA card, Hero Master, Dinner’s Club.86

82

Sunaryo, Op. Cit., hlm. 125

83

Johannes Ibrahim, Loc. Cit. 84

Ibid. 85

Kasmir, Op. Cit., hlm. 342

86

c. Debit Card

Merupakan kartu kredit yang pembayaran atas penagihan nasabah dilakukan dengan pendebitan secara langsung atas saldo rekening yang ada di Bank dimana pada saat melakukan transaksi.87 Mekanisme pembayaran debit card dilakukan dengan cara pemegang kartu menyerahkan kartu debetnya pada kasir di counter penjualan. Kemudian dengan menggunakan alat elektronik yang on line dengan Bank, saldo rekening pemegang kartu akan didebet sebesar nilai transaksi dan mengkredit rekening merchant/ pedagang.88 Debit card dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai melalui meja kasir bank (Bank Counter) maupun melalui Mesin Kas Otomatis (ATM) dan berfungsi sebagai Cash Card.89

d. Cash Card

Cash Card adalah jenis kartu kredit yang sangat berbeda dengan Credit Card dan Charge Card dan sebenarnya bukan kartu kredit melainkan kartu tunai yang terbuat dari plastik.Cash Card adalah kartu yang digunakan oleh pemegang kartu untuk menarik uang tunai, baik langsung melalui kasir bank maupun melalui Mesin Kas Otomatis (ATM) Bank tertentu yang tersebar di tempat strategis seperti di supermarket, hotel, perkantoran.disamping pelayanan penarikan uang tunai, cash card melalui Mesin Kas Otomatis (ATM), dapat pula meminta informasi saldo rekening, lengkap dengan tanggal dan nomor yang dapat dilihat langsung melalui layar monbitor, kemudian print out sebagai bukti. Selain itu, pemegang kartu dapat pula melalukan transfer antar rekening electronic funds transfer (EFT). 90

Cash card mempunyai pelayanan yang cepat, praktis dan aman dan berfungsi sama seperti debit card yaitu menjadi alat pembayaran dalam

87

Johannes Ibrahim, Op. Cit., hlm. 15

88 Ibid. 89

Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Segi Hukum Lembaga Keuangan Dan Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 274

90 Ibid.

transaksi jual beli barang/jasa secara tunai tanpa menggunakan uang tunai, melainkan dengan cara mendebet (mengurangi) secara langsung saldo rekening simpanan pemegang kartu dan pada waktu yang sama mengkredit (menambah) rekening penjual pada bank penerbit sejumlah nilai transaksi.91 2. Berdasarkan Wilayah Berlakunya

Dilihat dari wilayah berlakunya, kartu kredit dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Kartu Kredit Nasional

Kartu Kredit Nasional merupakan kartu kredit yang hanya berlaku dan dapat digunakan sebagai alat pembayarandi suatu wilayah Negara tertentu saja, misalnya wilayah Indonesia. Contohnya BCA Card.92

b. Kartu Kredit Internasional

Kartu Kredit Internasional merupakan kartu kredit yang berlaku yang dilakukan lintas negara atau dapat digunakan sebagai alat pembayaran di seluruh negara atau secara internasional/ mancanegara. Contohnya adalah kartu kredit American Express, Visa Card dan Master Card.93

91

Sunaryo, Op. Cit., hlm. 126

92

Ibid., hlm. 128

93

Kasmir, Loc. Cit.

Berikut ini adalah karakteristik kartu kredit :

Gambar 1 : Kartu Kredit Tampak dari Depan

Sumber : Internet94

1. Chip pada kartu kredit yang selalu diletakkan di bagian depan sisi kartu. Chip ini telah ditambahkan serbagai aplikasi yang dapat mengenkripsi data sehingga data dapat tersimpan lebih aman.

Keterangan :

95

2. Nomor kartu yang terdiri dari 16 digit

Gambar 2 : Kartu Kredit Tampak dari Belakang

Sumber : Internet96 94 95

R. Serfianto D.P., Iswi Hariyani, Cita Yustisia Serfiani, Op. Cit., hlm. 127

96

diakses pada tanggal 22 Juni 2012

Keterangan :

1. Magnetic stripe yang masih dapat digunakan jika kartu kredit tersebut digunakan untuk bertransaksi di luar negeri.

2. Signature panel adalah tempat pembubuhan tanda tangan pemilik kartu pada kartu kredit yang dimiliki.

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH SEBAGAI KONSUMEN KARTU KREDIT

A. Kedudukan Hukum Nasabah sebagai Konsumen Kartu Kredit Nasabah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah :97

1. Orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank (dalam hal keuangan);

2. Orang yang menjadi tanggungan asuransi

Menurut Kamus Perbankan, nasabah memiliki arti sebagai orang atau badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank. Selain itu, nasabah juga merupakan orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank.

Menurut Wikipedia, nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, baik itu untuk keperluannya sendiri maupun sebagai perantara bagi keperluan pihak lain.

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Berdasarkan UU Perbankan, nasabah dapat dibagi menjadi dua yakni nasabah penyimpan/ nasabah kreditur dan nasabah peminjam/ nasabah debitur. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Nasabah debitur adalah nasabah yang

97

memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

Berdasarkan Pasal 2 angka 2 PBI No 7/7/PBI/2005 jo No 10/10/PBI/2008 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah, nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan (walk-in customer).

Dalam praktek perbankan, dikenal tiga macam nasabah.98

Dari beberapa pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa nasabah merupakan konsumen dari pelayanan jasa perbankan karena nasabah adalah pihak yang menggunakan produk-produk pelayanan jasa perbankan.

Pertama, nasabah deposan yakni nasabah yang menyimpan dananya pada suatu bank, misalnya dalam bentuk deposito atau tabungan lainnya. Kedua, nasabah yang memanfaatkan fasilitas kredit perbankan, misalnya kredit usaha kecil, kredit pemilikan rumah (KPR) dan lain sebagainya. Ketiga, nasabah yang melakukan transaksi dengan pihak lain melalui bank (walk-in customer), misalnya transaksi antara importir dan eksportir.

99

98

Ibid., hlm. 27

99

Lukman Santoso AZ, Op. Cit., hlm. 83

Dengan kata lain, dengan digunakannya produk-produk pelayanan jasa perbankan yang salah satunya adalah kartu kredit, maka nasabah yang menggunakan kartu kredit disebut juga sebagai konsumen kartu kredit. Nasabah bank menurut Pasal 1 angka 2 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah juga konsumen, yaitu setiap pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik untuk

kepentingan diri sendiri, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Nasabah bank sebagaimana dikaitkan dengan kedudukannya sebagai subjek hukum dapat berupa orang dan badan hukum.100

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

Nasabah bank sebagai orang dapat terbagi menjadi orang yang dewasa dan orang yang belum dewasa. Perjanjian yang dibuat antara bank dan nasabah yang belum dewasa telah memiliki konsekuensi hukum yang berbeda yang diakibatkannya. Konsekuensi tersebut ialah bahwa perjanjian itu tidak memenuhi persyaratan sahnya perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata yaitu syarat perjanjian itu dilaksanakan oleh pihak yang cakap untuk membuat perjanjian.

Pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan ada empat syarat sahnya suatu perjanjian, yaitu :

2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian 3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Dalam hukum perdata apabila suatu perjanjian dilakukan oleh pihak yang belum dewasa maka perjanjian itu tidak memenuhi persyaratan subjektif yang berakibat perjanjian dapat dibatalkan. Artinya, perjanjian itu dapat dibatalkan oleh pihak yang dapat mewakili anak yang belum dewasa yaitu orangtua atau walinya melalui gugatan pembatalan. Dengan kata lain, apabila orangtua dari anak tersebut tidak mengajukan gugatan pembatalan, maka perjanjian tetap sah dan mengikat.

100

Nasabah yang telah dewasa diperbolehkan untuk nasabah kredit atau giro. Hal ini dikarenakan dalam hal pemberian kredit dan/ atau pembukaan rekening giro mempunyai risiko bank yang sangat besar.

Nasabah berupa badan hukum perlu memperhatikan aspek legalitas badan hukum tersebut serta kewenangan bertindak dari pihak yang berhubungan dengan bank.101

B. Hubungan Hukum antara Nasabah, Bank dan Merchant

Dalam hubungan hukum perbankan, bank memiliki peran utama dalam sistem keuangan di sebuah negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Berbagai jasa bidang perbankan seperti kegiatan perkreditan terdapat dua pihak yang terlibat yakni pengguna layanan bank (masyarakat) dan penyelenggara bank (pihak bank). Dalam kaitannya dengan pelayanan jasa perbankan yakni kartu kredit, bank tidak dapat melakukan pelayanannya terhadap nasabah tanpa melibatkan pihak penjual/ pedagang/ merchant. Penggunaan kartu kredit setidaknya harus melibatkan tiga pihak, yakni bank sebagai penerbit kartu kredit, nasabah sebagai konsumen kartu kredit dan merchant sebagai pihak yang menerima pembayaran dari transaksi barang/ jasa oleh konsumen kartu kredit. Ketiga pihak ini memiliki hubungan hukum yang berbeda yang akan dipaparkan sebagai berikut :

101

1. Hubungan Hukum antara Nasabah dengan Bank

Suatu bank hanya bisa melakukan kegiatan dan mengembangkan banknya apabila masyarakat percaya untuk menyimpan uangnya pada produk-produk perbankan yang ada pada bank tersebut. Berdasarkan unsur kepercayaan itulah bank dapat memobilisasi dana dari masyarakat untuk kemudian ditempatkan pada banknya dan selanjutnya bank akan memberikan jasa-jasa di bidang perbankan (dikenal sebagai fungsi intermediasi perbankan). Bank dalam mengembangkan usahanya tentu saja melibatkan nasabah bank.

Hubungan antara nasabah dan bank didasarkan pada dua unsur yang saling terkait, yakni hukum dan kepercayaan. Hubungan hukum yang lazim antara bank dan nasabah adalah hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana dan hubungan hukum antara bank dan nasabah debitur.102

Hubungan hukum tersebut terjadi karena adanya perjanjian antara bank dan pemegang kartu yang formatnya telah disiapkan oleh pihak bank yang biasanya tertuang dalam perjanjian baku. Perjanjian yang dimaksud adalah Dalam kaitannya dengan kartu kredit, nasabah yang dimaksud adalah nasabah dalam arti luas yang dapat dipahami sebagai konsumen di bidang perbankan yakni sebagai konsumen atau disebut dengan pemegang kartu kredit (cardholder). Bank yang diwakili oleh card centre yaitu sebagai pihak dalam struktur organisasi bank bank yang bertindak untuk dan atas nama bank dalam memberikan pelayanan kartu kredit memiliki hubungan hukum dengan pemegang kartu kredit.

102

perjanjian penerbitan kartu kredit. Perjanjian penerbitan kartu kredit ini adalah persetujuan antara bank sebagai penerbit dan pemegang kartu kredit sebagai pihak peminjam uang.103 Perjanjian antara bank penerbit kartu kredit dengan pemilik kartu ini meliputi :104

a. Perjanjian Umum

1) kartu adalah milik penerbit dan tidak dapat dipindahtangankan 2) keadaan yang mewajibkan pengembalian kartu kepada penerbit 3) masa berlaku kartu dan cara perpanjangan

4) bertanggungjawab terhadap penerbit bila merchant menolak pembayaran dengan kartu milik pemilik kartu

5) tagihan atas kartu suplemen adalah tanggung jawab pemegang kartu utama

6) hak penerbit untuk melakukan pendebitan langsung atas rekening simpanan pemilik kartu

7) hak pemblokiran kartu oleh penerbit atas dasar keadaan tertentu apabila pemilik kartu melanggar perjanjian, pemilik kartu pailit, pemilik kartu meninggal, dan lain-lain

8) hak penerbit untuk bertukar informasi dengan lembaga lain tentang pemilik kartu

9) batas maksimum kredit b. Pembayaran Tagihan

1) kewajiban pemilik kartu untuk menandatangani slip pembelian pada merchant

2) saat/ waktu/ periode pengiriman laporan tagihan oleh penerbit

3) kewajiban pemilik kartu melakukan pembayaran minimum pada jangka waktu tertentu setelah laporan tagihan dikirim oleh penerbit 4) kewajiban pemilik kartu untuk memberitahukan adanya kesalahan

tagihan pada jangka waktu tertentu setelah laporan tagihan dikirim oleh penerbit

5) jumlah pembayaran minimum

6) hak penerbit untuk menggunakan jasa pihak ketiga dalam penagihan c. Bunga

1) bunga atas sisa tagihan yang belum dibayar 2) bunga atas pelanggaran limit kredit

d. Biaya

1) uang pangkal 2) iuran tahunan

3) biaya administrasi apabila ada keterlambatan pembayaran tagihan e. Transaksi dalam valas

103

Sunaryo, Loc. Cit 104

1) mata uang penagihan atas transaksi dalam valuta asing 2) dasar kurs untuk penagihan atas transaksi dalam valuta asing 3) biaya administrasi atas kehilangan kartu

f. Lain-lain

1) kewajiban pemilik kartu apabila terjadi kehilangan kartu 2) jaminan pelunasan dari harta kekayaan pemilik kartu 3) kewajiban pemilik kartu yang bukan WNI

2. Hubungan Hukum antara Bank dengan Merchant

Tidak berbeda jauh dengan hubungan hukum antara penerbit dan pemilik kartu, hubungan hukum antara bank dan merchant juga timbul karena adanya perjanjian antara bank dan merchant. Hanya saja, pada perjanjian ini kedua belah pihak membuat perjanjian tidak berdasarkan perjanjian baku melainkan berdasar atas asas kebebasan berkontrak. Adapun perjanjian antara penerbit dan merchant berisi hal-hal sebagai berikut :105

a. Hak penerbit 1) imprinter106

2) jaminan bahwa penjualan dengan kartu tidak lebih besar daripada harga penjualan tunai

dan slip adalah milik penerbit 3) slip penolakan yang diserahkan oleh merchant 4) diskon pembayaran penerbit kepada merchant 5) pemotongan rekening merchant untuk pajak

6) pemotongan rekening merchant untuk refund (pengembalian/ pembayaran kembali)kepada pemilik kartu

b. Hak merchant

1) hak merchant untuk menerima pembayaran dengan berbagai merek kartu kredit tertentu

2) jangka waktu penagihan pembayaran oleh merchant kepada penerbit 3) cara pembayaran oleh penerbit kepada merchant

c. Kewajiban merchant

1) kewajiban merchant untuk memeriksa keabsahan kartu yang digunakan untuk pembayaran

2) kewajiban merchant untuk menggunakan slip penjualan tertentu

105

Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, Op. Cit., hlm. 260

106

Imprinter adalah pemindai yang dapat memberikan tanda pada lembaran yang telah dipindai yang dipasangkan dengan perangkat lunak. Diakses dari

3) kewajiban merchant untuk meminta tanda tangan pemilik kartu pada slip

4) kewajiban merchant untuk memeriksa keabsahan tanda tangan pengguna kartu

5) kewajiban merchant untuk memberikan salinan slip bagi pemilik kartu

3. Hubungan Hukum antara Nasabah dengan Merchant

Hubungan hukum yang terjadi antara nasabah pengguna kartu kredit adalah adalah hubungan hukum yang bersifat isidental dan sementara dan terjadi pada saat pengguna kartu melakukan transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu kredit atas pembelian sejumlah barang dan/ atau penggunaan jasa milik merchant.107 Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan transaksi pembayaran adalah :108

a. Pemegang kartu kredit wajib menunjukkan kartu kredit dan menandatangani slip penjualan/ bukti transaksi yang dikeluarkan oleh merchant

b. Merchant wajib meminta tanda tangan pemegang kartu pada slip penjualan/ bukti transaksi atas pembelian dan/ atau penggunaan sejumlah barang dan/ atau jasa oleh pemilik kartu

c. Merchant wajib menyerahkan barang yang telah dibayarkan oleh pemegang kartu kredit

Secara umum, hubungan hukum yang melibatkan ketiga pihak ini yakni nasabah selaku konsumen kartu kredit, bank penerbit dan pembayar, dan

107

Trias Palupi Kurianingrum, “Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau dari Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2008, hlm. 172

108

pedagang/ penjual/ merchant terlihat pada penggunaan kartu kredit khususnya pada sebelum, saat, dan sesudah melakukan transaksi (mekanisme tagihan dalam transaksi kartu kredit) yang digambarkan melalui skema berikut ini :

Bagan di bawah ini menunjukkan transaksi.109 Bank Penerbit/ Issuer Bank

Statement Tagihan (100%)

tagihan

Perjanjian Perjanjian

Pembayaran cicilan dan bunga

Pembayaran dikurangi discount

Pemegang Kartu/ Transaksi Kartu Pemegang Barang

Cardholder Barang/ Jasa Jasa/Merchant

Keterangan :

Prosedur transaksi dalam mekanisme dalam transaksi kartu kredit melibatkan tiga pihak, yakni bank penerbit kartu kredit, pemegang/ pemilik kartu (cardholder) dan pedagang (merchant). Adapun mekanismenya yakni sebagai berikut :110

a) Bank menerbitkan kartu kredit setelah nasabah mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank dalam perjanjian penerbitan kartu kredit.

109

Johannes Ibrahim, Op. Cit., hal. 25

110

b) Pemegang kartu kredit melakukan transaksi pembelian barang dan/ atau jasa pada merchant dengan menunjukkan kartu kredit. Kemudian merchant akan memeriksa secara seksama keaslian dari kartu kredit yang bersangkutan. Setelah pemeriksaan oleh merchant selanjutnya pemegang kartu kredit menandatangani struk atau faktur pembelian.

c) Merchant akan menyerahkan tagihan yang telah ditandatangani pemegang kartu kepada bank penerbit untuk menagih pembayaran atas transaksi penjualan tersebut. Selanjutnya, bank penerbit membayar sejumlah nilai transaksi.

d) Setelah tenggang waktu tertentu atau tanggal jatuh tempo seperti yang dituangkan dalam perjanjian, bank penerbit akan menagih kepada pemegang kartu sejumlah nilai transaksi.

Dokumen terkait