• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

RUANG KELAS WINA

11. Kartu penuntun deskripsi

a. Hakikat kartu penuntun deskripsi

Kartu penuntun deskripsi adalah tuntunan berupa kata kunci atau potongan frase/kalimat yang akan dikembangkan menjadi kalimat deskripsi yang hidup. Alat tersebut membantu siswa berlatih memuluskan mengalirnya kalimat deskripsi yang akan ditulis siswa.

Salah satu kelemahan mendasar menulis deskripsi adalah ketidakmampuan siswa merasakan apa yang akan ditulis dan detail sehingga deskripsi tidak hidup. Padahal deskripsi merupakan penggambaran pengalaman penulis. Hal ini merupakan problem sepanjang sejarah pembelajaran menulis deskripsi bagi siswa yang harus dicarikan jalan keluar. Pembelajaran yang menggunakan penuntun deskripsi akan menjadi solusi efektif karena dengan strategi ini siswa akan mengalami pengolahan rasa, pengayaan konsep yang akan dikembangkan dan latihan penguasaan detail yang hasus dideskripsikan dengan utuh. Hal ini menjadi kekuatan utama teknik pembelajaran menulis deskripsi dengan memafaatkan penuntun deskripsi .

Penuntun deskripsi pada hakikatnya adalah upaya memuluskan mengalirnya kalimat deskripsi diberikan tuntunan berupa

43

kata kunci atau potongan frase/kalimat yang akan dikembangkan menjadi kalimat deskripsi melalui penuntun despkripsi. Dengan demikian, hal-hal yang perlu dideskripsikan tidak ada yang terlampaui bahkan dapat menjadi alur dalam tulisan. Dengan teknik ini siswa akan berlatih dengan mudah merasakan, melancarkan imajinasi dan pikiran, serta mencermati secara detail hal yang harus dideskripsikan serta berbagai pilihan kata yang hidup sehingga dapat menulis deskripsi dengan baik.

b. Rancangan pembelajaran

Mengoptimalkan proses dan hasil pembelajaran dengan menggunakan, penuntun deskripsi, dalam pembelajaran menulis deskripsi, harus dirancang dengan matang sehingga segala unsur pembelajaran dapat berfungsi secara optimal untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Merancang pembelajaran menggunakan penuntun deskripsi dalam pembelajaran menulis deskripsi pada dasarnya tetap menggunakan rambu-rambu rancangan pembelajaran secara umum.

Hanya saja, perlu perhatian secara cermat dalam penentuan dan perancangan penuntun deskripsi dengan segala perangkatnya dan segala teknik pelaksanaannya. Hakikat pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan penuntun deskripsi, adalah memberikan penuntun deskripsi berupa kata, frase atau kalimat kunci yang menuntun siswa mengembangkan pikiran kreatif siswa membangun kalimat deskripsi yang hidup berdasakan objek yang ditulis.

44

Contoh: Penggunaan Penuntun Deskripsi

Diasumsikan sebuah tulisan deskripsi utuh yang akan dikembangkan melalui identifikasi lengkap. Detail mengenai deskripsi itu, dibuatkan kata, frase atau kalimat kunci sebagai penuntun untuk dikembangkan.

Lengkapilah kata , frase, atau kalimat kunci di bawah ini menjadi sebuah deskripsi yang hidup dan buatlah sebuah paragraf yang deskriptif secara lengkap berdasarkan

penuntun yang telah dilengkapi!

Gedung pertunjukan seolah-olah menjadi saksi keluarbiasaan penarari bugis yang masih belia...

Irama musik pengiring ...

...gemulai tangannya...

Kerlingan matanya ...

Hentakan kainya. ...

Warna warni kostum... bahan ...

Kerlip lampu...histeris penonton

45

Melengkapi penuntun di atas, kata kunci sebagai penuntun deskripsi dapat ditempatkan pada awal,di tegah, atau di akhir kalimat disesuaikan dengan keinginan yang akan diungkapkan siswa. Untuk melakukan pengembangan contoh tulisan deskripsi di atas harus menggunakan kejadian yang sesungguhnya atau nyata. Oleh karena itu bisa menggunakan rekaman video pementasan tari kalau tidak ada pementasan langsung. Jadi, pilihan objek yang harus ditulis siswa harus dipertimbangkan kemungkinan untuk dijangkau, misalnya deskripsi alam, lalu lintas, laut, permainan sepak bola, dan sebagainya sesuai dengan tema yang ditetapkan dalam silabus.

Setelah dimanfaatkan penuntun yang diisi itu sebagai respon kuat terhadap objek, maka ditulislah dalam lembaran di bawahnya sebagai paragraf utuh.

c. Pelaksanaan/proses pembelajaran

Pembelajaran menulis deskripsi dengan menggunakan, penuntun deskripsi, dilakukan tiga tahap sebagaimana yang dijelaskan terdahulu. Setiap selesai satu tahap dilakukan pengetesan untuk melihat perkembangan. Untuk lebih jelasnya, kegiatan pembelajaran diuraikan sebagai berikut.

1. Siswa dibagikan penuntun deskripsi secara perorangan atau berpasangan yang telah disiapkan.

2. Siswa mengamati objek yang disyaratkan dalam penuntun (dapat berupa kegiatan langsung maupun visualisasinya)

46

3. Siswa mengisi penuntun deskripsi berdasarkan objek/kegiatan yang diamati secara individu.

4. Siswa membuat deskripsi berdasakan isian dalam penuntun secara individu.

5. Setelah selesai, kartu penuntun ditukar secara bergiliran dan dibaca siswa lain. Dengan demikian siswa akan membaca seluruh karya temannya sebagai bentuk apresiasi dan belajar dari karya temannya.

6. Siswa memberi komentar terhadap deskripsi yang paling baik menurut mereka.

7. Siswa melakukan revisi berdasarkan pengalaman membaca karya temannya.

8. Refleksi hasil kegiatan siswa

9. Setelah tahap selesai, guru memberikan tugas sebagai tindak lanjut berupa mengarang deskripsi sebagai bentuk keterpaduan menggunakan ketiga tahap tersebut berupa mengarang yang menggunakan tulisan deskripsi secara utuh sesuai dengan kurikulum, misalnya menulis cerita, laporan perjalanan, atau reportase.

10. Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran ini dilakukan terhdap dua hal, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil belajar, sebagaimana uraian berikut.

47

a. Penilaian proses

Penilaian proses belajar dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan melakukan pengamatan terhadap beberapa aspek, yaitu:

1) Sikap antusias.

2) Partisipasi dalam kegiatan.

3) Kerja sama

4) Hasil kerja/prakarsa berupa hasil deskripsi.

Untuk penilaian proses setiap aspek dibuatkan deskriptor atau rambu-rambu penilaiannya dan dapat menggunakan format pengamatan berikut.

Format Pengamatan

No Nama Siswa SKOR ASPEK Jumlah Skor

Nilai

A B C D

1.

2.

3.

Dst

Catatan:

a. Setiap aspek diberi bobot 1-5

b. Penentuan nilai menggunakan rumus: n/Nx10, 10.

b. Penilaian hasil belajar

48

Menggunakan, penuntun deskripsi, pada hakikatnya menuntut hasil dalam bentuk sebuah karangan deskripsi. Oleh karena itu, aspek penilaian menggunakan penilaian mengarang pada umumnya dengan penekanan pada kemampuan mendeskpsikan objek. Lebih jelasnya dapat dinilai aspek yaitu kelengkapan data/objek yang dideskripsikan, ketajaman deskrsi, penggunaan bahasa yang meliputi; pilihan kata, kalimat efektif, kepaduan paragraf, logika penyampaian, ejaan, dan tanda baca .

Contoh format penilaian sebagai berikut.

Format Penilaian Karangan

No Aspek Penilaian Skor Nilai Akhir

1.

49

Setelah proses belajar berlangsung beberapa kali (sesuai program pembelajaran) dilakukan penilaian hasil belajar. Tes tersebut dilakukan dengan menekankan pada kemampuan menyusun karangan deskripsi Jadi, tes tidak dalam bentuk proses pembelajaran, melainkan menekankan pada kemapuan menulis. Adapun penentuan nilai, tetap mengacu pada teknik penilaian yang menggunakan rumus Nilai: n/Nx100, dengan rentang nilai 1-100.

Dokumen terkait