• Tidak ada hasil yang ditemukan

karunia Anda sebenarnya sudah menunggu sekarang juga. Bukakan pintu dan ijinkan ia masuk

Dalam dokumen 7 Bab Gratis Manual Sukses Total eBook (Halaman 56-61)

Tuhan ingin kita semua kaya. Bayangkan, Dia menciptakan dunia dengan segala keindahannya ini. Untuk apa semua itu bila semua makhluknya miskin sehingga tidak bisa menikmati semua keajaiban alam tersebut? Untuk apa menciptakan semua bunga liar nan indah di pinggir jalan, bila tidak satu jiwa pun ingat untuk berhenti & mengagumi keindahannya karena mereka terlalu sibuk berputar-putar mencari arah perjalanan dan jalan yang aman.

Jadi, untuk menikmati semua kesuksesan hidup yang telah dirancang Tuhan dengan jagad raya-Nya yang elok ini, Anda harus mau dan mampu mengenali karunia yang diberikan-Nya, lalu dengan tangan terbuka menerima semua itu.

Ketidakmampuan Anda melakukan ini, yang berakibat pada tertolaknya karunia Tuhan yang diberikan kepada Anda, adalah sumber dari

kehidupan penuh masalah dan perjuangan yang Anda alami, yang bisa saja tidak perlu terjadi seandainya Anda terbuka dengan apapun bentuk karunia dan pertolongan Tuhan.

Meski Anda mengatakan Anda ingin kaya, sukses dan bahagia, tetapi bila Anda gagal mengenali dan menerima pertolongan Tuhan, Anda tidak akan bisa kaya.

Bagaimana mengenali pertolongan Tuhan ini adalah salah satu skill hidup sukses yang akan kita pelajari di kelas ini.

Sebagai ilustrasi, mari saya ceritakan satu kisah yang saya kutip (dengan modifikasi) dari buku berjudul "I am Rich Beyond My Wildest Dreams. I

am. I am. I am.", karya Tom Pauley dan Penelope Pauley.

Sebuah kisah tentang seorang manusia yang tidak mampu mengenali karunia dan pertolongan Tuhan dalam hidupnya, sehingga dia tidak bisa merasakan kebaikan hidup yang dia cari.

Konon ada seorang lelaki yang sedang terjebak banjir di rumahnya. Air sudah mulai meninggi dan dia terpaksa duduk di teras rumahnya. Datanglah sebuah perahu karet Tim SAR menghampirinya. "Mari Pak, naik ke perahu ini. Air masih terus meninggi, lho." ajak si anggota Tim SAR tersebut.

Si lelaki yang dikenal sangat taat beragama tersebut, menjawab, "Tidak terima kasih. Tuhan akan melindungiku. Aku menunggu bantuan-Nya." Maka perahu penolong pun pergi meninggalkannya, dan konsentrasi menolong orang lain yang bersedia ditolong.

Beberapa jam kemudian, si lelaki ini terpaksa mengungsi ke teras lantai dua rumahnya, karena air yang makin meninggi. Kali ini, lelaki ini melihat sebuah perahu karet kosong terapung dan hanyut menuju ke arahnya. Dia bisa saja menggapai perahu tersebut, naik ke atasnya dan

menggunakannya untuk menyelamatkan diri, tetapi dia tetap teguh dengan keyakinannya bahwa Tuhan akan mengirimkan bantuannya. "Belum tentu juga aku bisa selamat naik ke perahu karet itu. Kalau nanti aku tidak bisa mengemudikannya, atau perahunya terbalik, toh sama saja. Tidak, ah. Aku tunggu saja pertolongan Tuhan," pikirnya sambil membiarkan perahu karet tersebut terhanyut menjauh.

Hanya sejam kemudian, si lelaki yang masih juga menunggu pertolongan Tuhan ini, terpaksa mengungsi naik ke atap rumahnya. Banjir kali ini benar-benar besar dan menenggelamkan apapun. Sebuah helikopter SAR mendatangi si lelaki ini dan menawarkan bantuannya dengan

melemparkan tangga tali.

Tetapi sekali lagi, dia menolak bantuan yang diberikan tersebut. "Tidak usah. Terima kasih. Tuhan akan melindungiku." teriaknya kepada pilot helikopter. Maka helikopter itupun menjauh dan meninggalkan lelaki ini, yang akhirnya meninggal tenggelam tidak lama kemudian karena banjir yang terus meninggi.

Sesudah si lelaki meninggal, dia berkesempatan bertemu dan berdialog sebentar dengan Tuhan. Pada saat itu, dia tidak membuang waktu, langsung dia tanyakan apa yang mengganjal di benaknya.

"Tuhan, seumur hidupku aku telah patuh menjalankan perintahMu. Aku menyembahMu dengan ketaatan yang tinggi. Aku hanya beriman dan mengabdikan diri kepadaMu."

Tuhan membenarkan pernyataan lelaki ini, "Ya betul. Kamu sudah menjadi hamba-Ku yang taat sejauh ini."

"Lalu kenapa, Tuhan," lanjut lelaki tersebut, "kenapa Kau biarkan aku mati tenggelam dalam banjir mengerikan tersebut? Kau kan tahu, mati dengan cara tersebut sama sekali tidak asyik, Tuhan."

Tuhan menggeleng dan berkata, "Sebenarnya, Aku tidak membiarkanmu mati tenggelam begitu saja. Aku mencoba menolongmu. Karena itu Aku kirimkan 2 perahu karet dan satu helikopter SAR. Apalagi yang kau inginkan?"

Moral dari cerita ini sangat penting untuk Anda pahami, walau ini hanyalah sebuah cerita rekaan.

Ada banyak sekali manusia yang punya bayangan dalam pikiran mereka akan seperti apa bentuk pertolongan Tuhan yang mereka harapkan itu. Mereka begitu terikat dengan keinginan mereka sendiri, sehingga tidak mampu mengenali pertolongan yang sebenarnya telah dikirimkan Tuhan tetapi dalam bentuk yang berbeda dari yang dibayangkannya.

Banyak sekali contoh seperti ini dalam kehidupan. Sebagaimana akan Anda coba kenali dalam tugas berikut ini.

Berikut beberapa contoh skenario karunia yang tidak dikenali. Mudah-mudahan Anda mampu mengenali polanya dan belajar untuk tidak mengulang kesalahan yang sama yang akan menghalangi Anda dari menerima karunia dan pertolongan Tuhan, hanya karena bentuknya berbeda dari yang Anda pikirkan.

1. Seseorang gagal terus menerus dalam sebuah jenis bisnis yang ditempuhnya. Benar-benar sering sial. Tetapi dia maju terus, pantang menyerah, dan akhirnya, walaupun seret dan dengan hasil yang pas-pasan saja, dia berhasil memiliki usaha yang sudah diupayakannya tersebut. Silahkan evaluasi, di mana kira-kira letak kegagalan dia dalam menerima karunia atau mengenali pertolongan Tuhan.

2. Orangtua memaksa anaknya untuk menempuh jalur pendidikan sebagaimana remaja lain umumnya. Dengan sekuat tenaga mereka mengupayakan agar anak tersebut mampu menempuh pendidikan yang mereka inginkan itu dengan hasil baik. Mereka menginginkan anaknya menjadi seorang akademisi dan semua usaha mereka tempuh untuk ini. Les sana, kursus sini, bahkan pergi ke "orang pintar", agar si anak bisa lulus dengan nilai baik.

Si anak tidak menikmati semua ini karena dia secara akademis tidak terlalu kuat. Dia seorang yang lebih kuat intelegensia kinestetiknya dan bercita-cita menjadi penulis komik, bukan seorang akademisi brilian yang menempuh pendidikan sampai S3. Silahkan analisa, di mana kira-kira letak kegagalan si orangtua dalam menerima karunia Tuhan.

3. Seorang sarjana yang masih menganggur tidak menyerah dalam

mengirimkan puluhan surat lamaran kerja ke mana-mana. Tidak juga ada panggilan. Seorang kerabat menawarkan modal untuk membuka usaha sendiri, tetapi dia tidak berani menerimanya. Dia takut gagal kalau

berbisnis dan memilih langkah yang lebih aman, yaitu mencari pekerjaan, walau tidak juga ia dapatkan. Silahkan ditelaah, di mana ketidakmampuan si pemuda dalam menerima karunia Tuhan.

4. Selanjutnya, silahkan Anda menengok ke kehidupan Anda sendiri, dan merefleksikan saat-saat di mana Anda juga tidak mengenali karunia dan pertolongan Tuhan, karena pikiran Anda sudah diarahkan sepenuhnya oleh gambaran Anda sendiri. Silahkan tuliskan hasil renungan Anda tersebut.

Menerima karunia adalah langkah super penting Anda untuk bisa hidup sukses, makmur dan sejahtera. Walau Anda telah memintanya, bila Anda tidak mampu menerima apa yang telah dikirimkan-Nya, tidak akan ada karunia yang bisa mendatangi Anda.

Tuhan Maha Baik, Maha Sempurna, maka semua pemberian-Nya adalah sebuah bentuk karunia, walau awalnya tidak terlihat seperti harapan Anda. Tetapi kita tahu Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu untuk sebuah kesia-siaan. Semua yang diberikan-Nya pada kita memiliki peran, fungsi dan tujuannya masing-masing, dan karena itulah kita sebut

pemberian Tuhan ini sebagai karunia. Anda harus belajar menerima apapun karunia yang diberikan-Nya ini, dan belajar mengenalinya sebagai sebuah bentuk pertolongan-Nya.

Dalam dokumen 7 Bab Gratis Manual Sukses Total eBook (Halaman 56-61)