• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOGRAFI DAN KARYA ANDREA HIRATA

C. Karya-karya Andrea Hirata

Buku pertama yang ditulis adalah buku ilmiah beijudul The Science o f Business, yang merupakan adaptasi dari thesis S2-nya di Sheffield Hallam University, tempatnya menuntut ilmu. Buku itu ditulis tahun 2003, berisi tentang teori Ekonomi dalam perspektif Telekomimikasi. Buku yang sangat matematis dan grafikal dalam menganalisa soal ekonomi telekomunikasi dari aspek teori ekonomi mikro, sehingga memang dikhususkan bagi kalangan tertentu saja. Tesis itu telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia yang diterbitkan ITB dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Buku itu semacam kewajiban moral kepada Uni Eropa, lembaga yang memberi beasiswa kuliah di Sorbonne [Prancis] dan Sheffield [Inggris].

Adapun karya sastra terkenal yang dibuat oleh Andrea Hirata yakni Tetralogi Laskar Pelangi, terdiri dari 4 buah buku yang ceritanya masih berkaitan. Keempat judul novel tersebut adalah:

5 Triyanto Triwikromo, Andrea Hirata: Kita dalam Krisis Keteladanan, 17 Februari 2009, (online), (http://lavar.suaramerdeka.com/. diakses 24 Mei 2009)

1. Laskar Pelartgi.

Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada tahun 2005. Buku ini telah berkembang bukan hanya sebagai bacaan sastra, namun sebagai referensi ilmiah. Novel ini banyak dirujuk untuk penulisan skripsi, tesis, dan telah diseminarkan oleh birokrat untuk menyusun rekomendasi kebijakan pendidikan.6 Laskar Pelangi

termasuk novel yang ada di jajaran best seller untuk tahun 2006-2007, bahkan mendapat julukan The M ost Pow erful Book 2007.

Selain mendapat apresiasi tinggi terhadap novel tersebut, Laskar Pelangi

juga diadaptasi menjadi sebuah film yang juga mendapat sambutan hangat '4

para penggemar film. Laskar Pelangi merupakan produksi ke-9 Miles Films dan Mizan Production. Dalam film ini M ira Lesmana menjadi produser dan penulisan naskahnya ditulis oleh Salman Aristo.

Film ini dibintangi 10 anak asli Belitong yang berperan sebagai anggota

Laskar Pelangi dan akrtis dan aktor Indonesia, di antaranya Cut Mini, Ikranagara, Tora Sudiro, Slamet Rahaijo, Mathias Muchus, Rieke Diah Pitaloka, Lukman Sardi, Alex Komang, dan Jajang C N oer.7

2. Sang Pemimpi.

Sang Pem im pi merupakan Buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi

yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Juli tahun 2006.

6 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, cet.Ke-17, Bentang pustaka, Yogyakarta, 2008, him. 533. 7 Eko Hendrawan Sofyan, Andrea Hirata Takjub Film Laskar Pelangi, Senin, 22 September 2008, (Online), (http:www.kompas.com/read/xml/2008/09/22/20302997/andrea.hirata.takiub.film-laskar.pelangi, diakses 24 Mei 2009).

3. Edensor.

Buku ketiga dari tatralogi Laskar Pelangi yang beijudul Edensor yang diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Mei tahun 2007, dan masuk nominasi penghargaan nasional sastra KLA (K hatulistiw a Literary Award)

tahun 2007.

4. M aryamah Karpov.

M aryamah Karpov adalah novel keempat karya Andrea Hirata yang dirilis pada tanggal 28 November 2008, dan baru beredar secara resmi mulai tanggal 29 November 2008 lalu. M aryamah K arpov merupakan buku terakhir dari tetralogi Laskar pelangi dan terdiri dari 2 buku, bagian pertamanya dengan sub judul “Mimpi-pimpi Lintang”. Launching buku ini mendapatkan

expose yang cukup besar dari media massa dan mendapat perhatian yang cukup besar dan mendapat perhatian banyak dari khalayak pecinta buku terutama oleh penggemar tetralogi Laskar Pelangi. Bahkan ada beberapa pihak yang menganggap antusiasme terhadap perilisan buku Andrea Hirata sebagai JK Rowling- nya Indonesia.

Namun, di tengah ketenarannya setelah tetralogi Laskar Pelangi

teijual lebih dari 1 ju ta eksemplar, dan filmnya pun digemari para sineas, justru Andrea memutuskan berhenti menulis. Mengapa? Pemyataan ini dikemukakannya pada saat wawancara dengan wartawan harian Suara Merdeka pada tanggal 17 Februari 2009 sebagai berikut:

“Mengapa harus berhenti menulis pada saat nama Anda menjulang dan novel Laskar Pelangi difilmkan oleh M ira Lesmana dan Riri Riza, produser dan sutradara penting Indonesia?”

“Setelah selesai menulis tetralogi Laskar Pelangi kesulitan terbesar yang dihadapi temyata saya harus mendapatkan pembaca Indonesia yang sangat personal, sentimental, dan cenderung emosional. Saya setuju dengan pendapat yang menyatakan, ”You are w hat yo u w rite ”

(Anda adalah apa yang anda tulis), but in term o f capacity, not in term o f integrity. Saya cape berhadapan dengan orang-orang yang membaca

Laskar Pelangi dan menyangka saya sebagai seorang alim. Saya keberatan terhadap orang-orang yang memprofil saya sebagai alim ulama atau orang baik. Hal itu menimbulkan perasaan tidak nyaman. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa saya mulai malas menulis novel lagi. Hal kedua yang menjadi alasan saya ingin berhenti menulis adalah pembajakan. Sudah jutaan eksemplar buku saya dibajak. Hal ketiga berkait dengan pemahaman pembaca atas beberapa hal, misalnya mengenai film. Sebagian besar pembaca tidak setuju

Laskar Pelangi difilmkan.

Mereka punya film sendiri di dalam kepalanya dan tidak mau film itu menjadi rusak karena interpretasi para sineas. Mereka tidak menyadari betapa yang dinamakan adaptasi itu adalah penyesuaian. Mereka selalu menganggap film itu harus sama dengan bukunya. Saya justru tidak setuju. Jika film harus sama dengan buku, buat apa bikin film? Saya lebih setuju jik a sineas berbakat sekelas Riri Riza dan M ira Lesmana memperkaya buku itu. Harap diketahui, keputusan saya untuk memfilmkan Laskar Pelangi membutuhkan waktu panjang. Bukan sekadar keputusan komersial. Jika hanya ingin mendapatkan miliaran rupiah dalam waktu cepat, karya ini dulu sudah saya berikan kepada salah seorang produser yang tertarik dan menawar.

Saat ini Andrea tetap memutuskan berhenti menulis. Sebenamya ada tiga buku yang sudah siap ditulis. Ketiga buku itu: tentang biografi Bu Muslimah, peijuangan perempuan perampok Melayu, dan sepakbola. Buku-buku ini beride nakal dan liar yang memungkinkan Andrea tak kehabisan kata untuk menjadikannya sebagai karya-karya tebal. Namun, kutukan pembaca yang menyiksa, telah menjadikannya memutuskan break, berhenti menulis, apa pun risikonya.8

8 Triyanto Triwikromo, Andrea Hirata: Kita dalam Krisis Keteladanan, 17 Februari 2009, (Online), (http://lavar.suaramerdeka.com/. diakses 24 Mei 2009)

D. R ingkasan C erita T etralogi

Laskar Pelangi

Novel pertama yang beijudul Laskar Pelangi ini bercerita tentang kehidupan 10 anak dan keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sekolah Muhaxnmadiyah di pulau Belitong yang penuh keterbatasan. Mereka adalah: a. Ikal,

b. Lintang; Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara,

c. Sahara; N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani Fadillah, d. Mahar; Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin A warn,

e. A Kiong (Chau Chin Kiong); Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman, f. Syahdan; Syahdan N oor Aziz bin Syahari N oor Aziz,

g. Kucai; Mukharam Kucai Khairani, h. Bore kaka Samson,

i. Trapani; Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari, j . Harun; Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan.

Cerita ini teijadi di sebuah pulau kecil di selat Karimata, tepamya desa Gantong, Gantung, Belitung Timur, yang menjadi panggung dari sebuah kisah tentang 10 anggota laskar pelangi dan lika-liku kehidupan mereka. Mereka bersekolah dan belajar pada kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Keterbatasan yang ada bukan membuat mereka putus asa, tetapi malah membuat mereka terpacu untuk dapat melakukan sesuatu yang lebih baik. Kesepuluh anak itu, kemudian diberi nama “Laskar P ela n g f'

Selain karena kesepuluh anak itu gemar bertengger di atas pohon filiciu m 9

dan melihat pelangi di kala hujan reda, pemberian itu juga mengandung arti-yang barn mereka pahami kemudian-bahwa mereka adalah pejuang yang akan menghias langit seindah pelangi.

Bermula dengan kekhawatiran Bu Mus karena sekolah Muhammadiyah tempat ia mengabdi terancam akan dibubarkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan lantaran muridnya sedikit, apabila hingga pukul 11.00 tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak, maka riwayat sekolah itu berakhir di hari pertama ketika anak-anak baru SD Muhammadiyah berebut gembira karena masuk sekolah. Ironis sekali. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, Sang Kepala Sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

9 (Filicium decipiens jern tree, pohon kere/Kiara/kerai payung;Ki Sabun); pohon yang termasuk familia Sapindaceae, disebut Ki Sabun karena seluruh bagian tubuhnya mengandung saponin

atau zat kimia yang menjadi salah satu bahan dasar sabun. Pohon peneduh ini termasuk salah satu jenis pohon yang dapat mengurangi polusi udara sampai 67 %)

Mereka, Laskar Pelangi-n am a yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi-pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Kejeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama.

Bu Mus dan Pak Harfan, dua guru yang telah menghidupkan sekolah Muhammadiyah. Dengan keterbatasan materi, mereka menjelaskan berbagai pelajaran juga mengenai makna hidup. Keterbatasan justru membuat Bu Mus dan Pak Harfan semakin kreatif dalam mengajar. Ketika anak-anak mengeluhkan sekolah mereka jelek, Bu Mus tak banyak bicara. Ia hanya menunjukkan sebuah gambar sel penjara yang sempit dan gelap. Lalu ia menjelaskan bahwa gambar tersebut adalah penjara yang pemah didiami Presiden Soekamo ketika ia ditahan. Tapi di dalam penjara tersebut, beliau tidak kehilangan akal untuk belajar dan menulis buku. Begitu strategi yang dipakai Bu Mus berhasil, sehingga tidak ada lagi keluhan dari mulut anak-anak. Semangat mereka pun juga tak pem ah padam. Mereka tetap bersemangat belajar meskipun sekolah yang mereka tempati jika malam hari dijadikan kandang kambing. Dialah satu-satunya guru yang mengajamya sejak SD hingga SMP, sembilan tahun, dengan sabar, ikhlas, dan penuh motivasi. Bekal pendidikan Bu Mus menjadi dinamisator yang menggerakkan semangat Andrea berkobar-kobar, menyala-nyala, meraih cita-cita, dari sekoah reyot di pedalaman Belitong, hingga universitas terbaik di Paris.

Obsesi putra Melayu pedalaman untuk meraih pendidikan tertinggi.10 Begitu pula Pak Harfan, ia mampu membuat anak-anak merasa rindu akan cerita-cerita epiknya saat pelajaran Tarikh Islam. Dengan semangat dan penuh ekspresi, Pak Harfan bercerita mengenai kisah-kisah di zaman Rasul. Tanpa bantuan LCD atau media televisi seperti yang sering ada di sekolah-sekolah saat ini. Sesungguhnya, strategi yang digunakan Bu Mus dan Pak Harfan untuk mendidik anak-anak sekolah Muhammadiyah tersebut sangatlah sederhana, yaitu kasih sayang yang ikhlas. Bu Mus dan Pak Harfan tak pem ah merasa keberatan mendidik mereka walaupun upahnya hanya 15 kg beras setiap bulan. Itulah yang membuat mereka begitu disayang dan dihormati oleh murid-muridnya.

Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang bequang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, pembaca bahkan bisa merasakan semangat sepuluh Laskar Pelangi.

Andrea Hirata juga menyajikan sebuah ketimpangan sosial yang teijadi di Pulau Belitong. Buku ini menceritakan bagaimana tembok tinggi dibangun untuk memisahkan pemukiman miskin dan pemukiman kaya. Bagaimana sekolah PN begitu mewah, sedangkan sekolah swasta sekelas Muhammadiyah begitu merana. Selain itu bagaimana kampung-kampung di Belitong selalu gelap di malam hari karena listrik yang terbatas, berbeda sekali bila dibandingkan dengan pemukiman

para petinggi PN Tim ah-yang bukan penduduk asli Belitong-yang mewah dan terang benderang. Pulau Belitong yang menjadi setting novel Laskar pelangi

adalah saksi dari bangun dan jatunya sebuah rezim kapitalisme yang dibuat pemerintah. Hal tersebut tergambar jelas dalaxn novel ini, di mana Andrea Hirata dengan lugas menggambarkan kiprah PN Timah di Belitong dan kehancurannya pada tahun 1987. Belitong, ju g a menjadi saksi atas jatuh-bangunnya sebelas anggota Laskar Pelangi sekaligus Bu Mus dan pak Harfan dalam menghadapi cobaan hidup, dan mengejar cita-cita. Kemudian, nasib berbicara, setelah manusia berusaha sekeras mungkin demi sebuah cita-cita, dan demi sebuah mimpi.

Dalam buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi, yakni Sang Pem im pi,

Andrea mengeksplorasi hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Ikal dan Arai. Dalam Sang Pem im pi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa- masa SMA. Tiga tokoh utamanya Ikal, Arai, dan si Kuda. Ikal-alter egonya Andrea Hirata, Arai-saudara jauh yang yatim piatu yang disebut “Simpai Keramat” karena anggota keluarga terakhir yang masih hidup dan akhimya menjadi saudara angkat dan Jimbron-seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya (mati?) dalam kisah persahabatan yang teijalin dari kecil sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Bukan Main, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Bersekolah di pagi hari dan bekeija sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari, dari ketagihan mereka nonton film panas di bioskop dan akhimya ketahuan guru mengaji mereka, perpisahan Jimbron dengan Ikal dan Arai yang akan meneruskan kuliah di Jakarta yang akhimya membuat mereka berdua terpisah tetapi tetap akan bertemu di Perancis.

Dalam buku Sang Pemimpi, Andrea menarikkan imajinasi dan melantunkan stambul mimpi-mimpi dua anak Melayu kampung: Ikal dan Arai.

Sang Pem im pi adalah sebuah lantunan kisah kehidupan yang mempesona dan membuat percaya pada kekuatan mimpi, tenaga cinta, pengorbanan, dan membuat pembaca percaya kepada adanya Allah SWT. Novel ini membawa pembaca menerobos sudut-sudut pemikiran dimana pembaca akan menemukan pandangan tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap sekaligus kesedihan yang mengharu biru.

Tampak komikal pada awalnya, selayaknya kenakalan remaja biasa, tapi kemudian lambat laun kisah dan karakter dalam buku ini akan menguasai pembaca. Potret-potret kecil yang menawan akan menghentakkan pada rasa humor yang halus namun memiliki efek filosofis yang meresonansi. Karena arti peijuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani Ikal dan Arai akan menuntun pada keanggunan dan daya tarik agar pembaca dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar dapat menolak semua keputusasaan dan ketidakberdayaan diri sendiri.

“Mungkin setamat SMA kita hanya akan mendulang timah atau menjadi kuli, tapi di sini Kal, di sekolah ini, kita tak kan pemah mendahului nasib kita!”.Mendahului nasib! Dua kata yang menjawab kekeliruanku memaknai arah hidupku. Pesimistis tak lebih dari sikap takabur mendahului nasib. “Kita lakukan yang terbaik di sini!! Dan kita akan berkelana menjelajahi Eropa sampai ke Afrika!! Kita akan sekolah ke Prancis!! Kita akan menginjakkan kaki di altar suci almamater Sorbonne! Apapun yang teijadi”.11

Berbeda dengan setting cerita Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, Edensor

mengambil setting di luar negeri. Tokoh utamanya, Deal dan Arai mendapat

beasiswa dari Uni Eropa untuk kuliah S2 di Perancis. Andrea tetap menulis kisah ironi menjadi parodi dan menertawakan kesedihan dengan balutan pandangan intelegensia tentang culture shock ketika kedua tokoh utama tersebut yang berasal dari pedalaxnan Melayu di Pulau Belitong tiba-tiba berada di Paris. Mimpi-mimpi untuk menjelajah Eropa sampai Afrika, dan pencarian akan cinta sejati menjadi motivasi penjelajahan mereka dari bekunya musim dingin di daratan Rusia di Eropa sampai panas kering gurun Sahara.

Novel ini juga bercerita tentang keberanian bermimpi kekuatan cinta, pencarian diri sendiri, dan penaklukkan-penaklukan yang gagah berani. Novel ini juga menjadi semacam penggenapan atas mimpi-mimpi sebagaimana yang tersimpul dal am kutipan ini: ’’Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi- mimpi itu,” sekaligus sebagai penggenapan atas berbagai kegalauan dan penantian hidup para tokohnya. Edensor juga menjadi penggenapan atas ”dosa-dosa masa lalu” seperti yang akan pembaca temui pada bab ”Enam Belas Tahun Menunggu”.12 Anak miskin dari Belitong menuju Perancis dan menjadi anggota dari Universitas dunia, Universitas de Paris, Sorbonne, Perancis. Edensor tidak menyajikan bahasa sastra nan tinggi dengan bergelimangan simbol dan ilustrasi.

Edensor beijalan lurus dalam setiap pengertiannya, tak bermaksud untuk menyajikan kiasan-kiasan penuh makna. Edensor jelas memberi kita semangat untuk membuat peta jalan nasib kita sendiri, menentukan sendiri apa yang akan kita lakukan dan membayangkan sendiri apa yang akan teijadi. Kegagalan menjadi bagian peijalanan hidup menuju keberhasilan. Sebagaimana dalam kutipan kalimat:

’’Semua telah kami rasakan, dal am kemenangan manis, yang gilang gemilang dan kekalahan getir yang paling memalukan, tapi tak selangkah pun kami mundur, tak pemah. Kami jatuh, bangkit, jatuh lagi, dan bangkit lagi”.13

Selain mimpi-mimpi yang mengikat erat tetralogi ini, satu lagi tema besar dalam buku ini adalah pencarian jati din yang tersimpul dalam pencarian sebuah cinta pertama, Njoo Xian Ling. Cinta pertama sebenamya terasa klise, cinta pertama adalah tema yang luar biasa. Pencarian atas Njoo Xian Liang telah membawa Ikal dan Arai menyeberangi daratan Siberia, dan memberi pengalaman tak terkira sebagai seorang backpacker. Salah satunya adalah terlunta-lunta dan hanya bertahan hidup dengan memakan dedaunan di pinggir jalan. Kedua tokoh itu akhimya menembus Zaire di A fiika dalam pencarian cinta pertama. Di tempat inilah pencarian itu menemukan makna baru.

“Jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenamya kita telah menemukan apa yang telah kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan yang hams dihadapi, sepahit apapun keadaannya.14

Dalam buku keempat, yakni M aryamah Karpov Andrea mengisahkan Arai, Lintang, A Ling dan beberapa pertanyaan yang belum tejawab di 3 buku terdahulu. Dalam buku ini menceritakan tentang keberanian dan keteguhan hati telah membawa Ikal pada banyak tempat dan peristiwa. Sudut-sudut dunia telah dia kunjungi, dengan sepenuh hati, ikal rela berlayar mengunjungi pulau “Bantuan” atau lebih dikenal sebagai tempat para lanun berkumpul dan bersembunyi dari polisi. Ikal bersusah payah ke pulau itu hanya untuk bertemu A Ling, ia tidak peduli akan nyawanya.

13 Ibid., him. 280. w Ibid, him. 268

Novel ini tetap bercerita dengan sihir-sihir yang berupa kata-kata, yang akan membawa pada kisah-kisah yang menakjubkan sekaligus mengharukan. Andrea berkisah tentang perempuan dari satu sudut yang amat jarang diekspos penulis Indonesia. M aryamah Karpov menyihir dan membuat setiap pembaca mampu melahap lembar demi lembar tanpa kuasa berhenti.

Secara umum, buku ini menceritakan hidup Deal setelah pulang menuntut ilmu dari luar negeri. Pengangguran bertitel S2 di lingkungan “terbelakang” yang tidak memiliki kesempatan dan ruang untuk mengamalkan ilmunya dan kemudian menjadi bulan-bulanan pencarian cinta pertamanya, A Ling. Setelah menyusuri pelosok Eropa dan Afrika tanpa berhasil menemukan A Ling dalam buku

Edensor, dalam buku ini Ikal harus beijuang keras melakukan persiapan berbulan- bulan dan menempuh bahaya untuk menuju suatu tempat yang dia yakini merupakan tempat yang akan mempertemukannya dengan A Ling. Pada akhir cerita M aryamah Karpov, Deal berhasil menemukan tokoh A Ling dan mereka kabur dari rumah untuk mewujudkan impian mereka berumah tangga.

M aryamah Karpov adalah karya terakhir Andrea dalam tetralogi Laskar Pelangi. Dengan tetraloginya itu, Andrea menyajikan sebuah cultural literary non-fiction, yaitu sebuah karya non-fiksi yang digarap secara sastra berdasarkan pendekatan budaya.15

15 Gangsar Sukrisno, Maryamah Karpov (Laskar Pelangi) Non-Fiksi!, Sabtu, 17-01-2009, (Online), (http://abasrin.wordpress.eom/2009/01/17/marvamah-karpov-non-fiksi. diakses 24 Mei 2009).

BAB III

Dokumen terkait