BAB II BIOGRAFI IBNU TAIMIYYAH
C. Karya-Karya
Karya-karya Ibnu Taimiyyah ini banyak sekali, yang meliputi sebagai berikut:
Karya-kaya yang bersifat umum adalah sebagai berikut:
1. Majmu’ Rasa’il Ibn Taimiyyah, terdiri dari sembilan buah risalah dalam berbagai ukuran, diterbitkan k.l. pada tahun 1323.
2. Majmu’at al-Rasa’il al-Kubra, 2 volume: volume yang pertama terdiri dari dua belas risalah dan volume yang kedua terdiri dari tujuh belas risalah, k.l. pada tahun 1323.
3. Majmu’at al-Rasa’il wal-Masa’il, terdiri dari lima volume, semuanya terdiri dari dua puluh dua risalah, k.l. pada tahun 1341/1349.
4. Majmu’at Khams Rasa’il, k.l. pada tahun 1930.
5. Majmu’at al-Fatawa, lima volume: terdiri dari beberapa ratus keputusan-keputusan Ibnu Taimiyyah, k.l. pada tahun 1326.
22 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara; Ajaran Sejarah dan Islam, (Jakarta: UI- Press, 2003), h. 80-81.
19
6. Al-Ikhtiyarat al-Ilmiyah, di akhir Fatawa volume ke-3, merupakan sekumpulan keputusan-keputusan Ibnu Taimiyyah tidak sependapat dengan ahli-ahli hukum yang lain, k.l. pada tahun 1329.
7. Tafsir Ibnu Taimiyyah, Matba’ Qayyimah, berisi tentang semua komentar-komentarnya mengenai al-Qur’an dari berbagai ri ala dan karya-karyanya yang lain, Bombay 1374 Hijriyyah/1954 Masehi.
Karya-karya besarnya adalah sebagai berikut:
8. Al-Sarim al-Maslul ala syatim al-Rasul. Pada tahun 693 sekretaris Amir Assaf yang beragama Kristen mengatakan sesuatu yang menghina Nabi Muhammad sehingga membangkitkan amarah rakyat timbullah perbantahan perbantahan mengenai hukuman apakah yang seharusnya ditimpakan kepada dirinya. Ibnu Taimiyyah menulis masalah ini dalam sebuah buku penting yang mendapat sambutan hangat, Landb, -Br.35, Damaskus, Z. 49, 48, 5, damadzade 548, CI, 327, diterbitkan di Hyderabad pada tahun 1322.
9. Minhaj al-Sunnah al-Nabawiyah fi Naqd Kalam al-Syi’ah wal-Qadariyah, Buku ini ditulis Ibnu Taimiyyah sebagai jawabannya terhadap karya Jamaluddin al-Muthahhar al-Hilli yang berjudul Minhaj al-Karama fi Ma’rifat al-Imamah. Karya ini ditulis oleh Jamaluddin kira-kira pada tahun 712-716 Hijriah untuk mengambil hati dan mempengaruhi Uljaytu Khudabandah, emperor Mongol di Persia dan
20
Irak. Minhaj as-Sunnah ditulis Ibnu Taimiyyah untuk membendung melua nya fa am Syi’a di Negeri-negeri Islam sebelah Timur: terdiri dari 4 volume, Bulaq, 1321/1322.
10. Kitab an-Nubuwwah, sebuah pembahasan yang sangat kritis dan filosofis mengenai kenabian, sihir, keajaiban-keajaiban, dan hal-hal yang serba rahasia. Diterbitkan k.l. pada tahun 1346.
11. Tafsir al-Kawakib, sebermula terdiri dari 100 bagian. Hingga saat ini baru 44 bagian yang dapat ditemukan dan disimpan di Damaskus.
‘Um, 13, 151.
Ketika dipenjarakan di Cairo, Ibnu Taimiyyah menulis komentar-komentar al-Qur’an yang emuanya berjumla 40 volume. Semuanya tidak ditemukan tetapi pernah disebutkan oleh Ibnu Batutah.
Karya-karya kecilnya adalah mengenai al-Qur’an ebagai berikut:
1. Al-Risalah al-Ubudiyah ila Tafsir Qawlihi Ta’ala: Ya ayyuha’nnas u’budu Rabbakum Ilkh (S.2,19) di dalam Majmu’ 1323, no.1 1340, II, 1/65. Di dalam risalah ini Ibnu Taimiyyah menjelaskan arti ibadah secara detail, dan membahas apakah keseluruhan agama termasuk ke dalam ibadah atau tidak. Beliau pun membahas arti dari ubudiyah (keteklukan kepada Allah).
2. Al-Fatawa al-Hamawiyah, di sini dibahas sifat-sifat Allah seperti yang dinyatakan oleh beberapa ayat al-Qur’an. Ayat-ayat ini dan beberapa hadits mengenai hal serupa dipertanyakan kepada Ibnu Taimiyyah.
21
Ketika Ibnu Taimiyyah memberikan jawabannya dalam bentuk tertulis beliau mendapat serangan-serangan yang keras, hal ini disebabkan karena beliau tidak menyetujui pendapat-pendapat yang salah dari kebanyakan para tokoh yang cerdik dan pandai pada masa itu.
3. Tafsir al-Mu’awwadzatayn, di dalam Mjm. 1323, II, no.10.
4. Fasl fi Qawlihi Ta’ala: Qul ya Ibadi Ikh (S. 39, 53), volume V. 1169, 2.
5. Ajawibah ‘Ala As’ilah Waradat ‘Alayhi fi Fadha’il surah al-Fatihah wal Ikhlas wa Ba’d Masa’il Musykilah. Tafsir Surah al-Ikhlas, k.l. pada tahun 1323.
6. Tafsir Surah al-Nur, pada margin Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an dari al-Iji al-Safawi (S.203), 11th., Delhi, 1316, k.l. pada tahun 1343.
7. Tafsir surah al-Kautsar di dalam Rasa’il al-Muniriyah, k.l. pada tahun 1343, no. 10.
8. Al-Kalam ala Qawlihi Ta’ala di dalam Hadzani Lasahirani (S.
20, 66), Damaskus,(S.36,99,14)Mengenai Hadits:
1. Arba’un Haditsan Riwayat Syaikh al-I lam Ibn Taimiyya ‘an Arba’in min Kibar Masyaikhi, C. nkt. Salafiyah, w. yr.
2. Arba’un Haditsan Riwayat Ibn Taimiyyah Takhrij Aminuddin al-Wani, k.l. pada tahun 1341.
Di sini untuk setiap hadits Ibnu Taimiyyah memberikan sejarah lengkapnya dan menyebutkan nama penuh beserta silsilah gurunya Muhammad Aminuddin al-Wani.
22
3. Al-Abdal al-‘Awali, terdiri dari 31 buah hadits dari perawi-perawi yang sudah tua sekali, yaitu Ghaylaniyah, a. Bakr. M. b. Ali b. lbr (meninggal pada tahun 359 Hijriah/ 969 Masehi) dan satu buah hadits dari fawa’id al-Muzakki (meninggal pada tahun 362 Hijriah/ 972 Masehi), ditulis sebelum tahun 682 Hijriah/ 1203 Masehi, Bankipur, V.
2, 462.
4. Su’al fi Masyhad al-Husayn ayna Huwafi’l shahih wa ila Ayna Humila Ra’suhu wa Jawabuhu (merupakan sebuah otograf), Damaskus, Z. 25, 49, 3.1 C. w. yr.
5. R. fi Syarh Hadits Abu Dzarr, C21, 119. k.l. pada tahun 1324, di dalam Khams Rasa’il Nadirah.
6. R. fi Syarh Hadits al-Nuzul (sebuah ikhtiar di dalam karya Ibnu Qayyim yang berjudul Midarij al-salikin). Di dalam risalah ini ia membahas dari pada nuzul dan menyangkal penafsiran-penafsiran yang masih diragukan kebenarannya dari mazhab-mazhab.
7. Syarh Hadits Unzila ‘i-Qur’an ‘Ala Sab’at Ahruf di dalam Khams Rasa’il Nadirah, k.l. pada tahun 1907.
8. Fi’al al-Nabiya’.
9. Al-Azahir wa’l-Mulah fi jumlat Ahadits fi Fada’il al-Salawat wal-Ayyam al-Sab’ah wa Layaliha.
10. R. fi’l-Ajwibah ‘an Ahadits al-Qussas
11. Al-Jawami’ fi’l-Siyasah al-Ilahiyah wa’l-Inabah al-Nabawiyah, Bombay, 1306.
23
Polemik-polemik yang menentang para sufi:
1. Syarh Kalimat ‘Aq.al-Kilani fi Kitab Futuh al-Ghayb, Leipzig, 223.
2. Ahl al-Suffah wa Abatil ba’d al-Mutasawwiyah fihim wa fil-Awliya wa Asnafihim wad-Da’awi fihim, di dalam Mjm, k.l. pada tahun 1341,25/26.
3. Munazarat al-Alaniyah li-dajajilah al-Bata’ihiyah al-Rifa’iyah.
Rifa’iya adala golongan ufi yang terkenal pada aman Ibnu Taimiyyah.
4. Libas al-Futuwwah wal-Khiraq Indal Mutasawwifah wa Masa’il Ukhra Fasyat Fihim.
5. R. ila ‘l-Arifbillah al-syaikh Nasaruddin al-Manbiji.
Merupakan serangan terhadap konsep para Sufi mengenai tauhid, ekstase (syukur), dan persatuan manusia dengan Allah (ittihad).
6. Al-Sufiyah wal-Fuqara.
Sebuah kritik terhadap berbagai tahap perjalanan spiritual menurut konsep para Sufi.
Polemik-polemik menentang para filosof:
1. Al-Radd ala Falsafat b.Rusyd al-Hafid, di bagian belakang dari Falsafat al-Qadhi, diterbitkan kurang lebih pada tahun 1328. Merupakan kumpulan dan penyusunan kembali dari argumentasi-argumentasi Ibnu
24
Taimiyyah yang menentang Ibnu Rusyd di dalam bukunya yang berjudul Dar’ ta’arud al-Aql wal-Naql.
2. Fima dakarahu ‘l-Razi fil-Arbain fi Mas’alat al-shifat al-ikhtiyariyah, Leipzing, 875 ii; Damaskus Z.36,29,16.
3. Nasihat al-Iman fi Radd ala Mantiq al-Yunan, rekapitulasi oleh Suyuti;
Jahd Qarihah fi Tajrid Nashihah, Leiden 2419, Radd ala al-Mantiqiyin, tujuan utama buku ini adalah untuk membersihkan pikiran orang-orang dari ide bahwa pengetahuan yang sejati hanya dapat dicapai melalui logika. Di dalam buku ini Ibnu Taimiyyah dengan jelas sekali mengemukakan perbedaan dasar di antara filsafat Islam dengan Yunani dan membuktikan keunggulan yang pertama di antara keduanya.
4. Qa’idah Jalilah fit-Tawassul wal-Wasilah.
Dalam buku ini Ibnu Taimiyyah membalas tiga buah masalah: a) Apakah kita boleh bersumpah demi yang selain dari pada Allah. b) Apakah dalam berdzikir kita boleh menyebut nama Allah yang lain dari pada al-a ma’ al-Husna? c) Apakah dapat dibenarkan suatu tradisi dimana seseorang yang sedang sholat yang memohon bantuan dari seseorang nabi yang bukan Muhammad. Berlin 2088; k.l. pada tahun 1327. Damaskus, 1331, k.l. pada tahun 1348.
5. Fi sujud al-Qur’an, Berlin 3570
6. Fatawa sehubungan dengan sebuah pertanyaan terbuka yang diajukan kepadanya di Mesir pada tahun 708 Hijriah/ 1308 Masehi mengenai
25
berbagai hal di dalam pelaksanaan sholat, maka Ibnu Taimiyyah menjawabnya dengan cara membuat kitab ini.
7. Fi Sujud al-sahwi. Di sini dikatakannya bahwa seseorang yang lupa berapa kalikah ia telah bersujud di dalam sholatnya harus bersujud dua kali untuk menebus kesalahan yang mungkin dilakukannya itu.
8. Fi awqat al-Nahy wal-Niza’fi da’wat al-Ashab wa ghayriha. Sebuah diskusi mengenai menghentikan atau menunda sholat.
9. Mas’alat al-Dziyarah (Dziyarat al-Qubur wal-Istinjad bil Maqbur) ditulis pada tahun 710 Hijriah/ 1310 Masehi, Munc. 885,2; Damaskus, Z. 35,99,8, edisi M. Abdul al-Raziq Hamzah k.l. pada tahun 1323.
10. Pembelaan Ibnu Taimiyyah terhadap serangan-serangan terhadap tulisannya, Munch. 885,7.
11. R.Bab al-Taharah, Leiden, 1835.
12. Ushul al-Fiqh, Berlin 4592.
13. Al-Musawwadah fil-Ushul, Damaskus, ‘Um.57,3,4.
14. I’tibar al-Niyah fil-Nikah, Berlin 4665.
15. Iqamat al-Dhalil fi Ibtal al-Tahlil, Leiden, 1883, di dalam Mjm.
Penyangkalan terhadap sebuah kesimpulan hokum bahwa seorang wanita yang ditalak tiga dapat kawin dengan suaminya yang semula apabila ia secara resmi telah kawin dengan lelaki lain dan diceraikan belum sempat hubungan seksual.
16. Al-Siyasah al-Syar’iyah fi Islah al-Ra’i wal-Ra’iyah, Berlin. Okt, 2553: Paris, 2443/2444: Damaskus, Z.83.
26
Sebuah risalah kecil mengenai tugas dan kewajiban pemimpin dan rakyat, memenuhi amanah, realisasi dan pembagian zakat, pelaksanaan keadilan dan hudud (hukuman-hukuman terhadap kejahatan-kejahatan di dalam al-Qur’an).
17. Pedoman Islam Bernegara, penerjemah K.H. Firdaus A.N., Jakarta.
1989. Dibuku ini Ibnu Taimiyyah menjelaskan tentang, menunaikan amanah, masalah harta, hudud dan hak-hak manusia, dan sepintas riwayat hidup Ibnu Taimiyyah.
18. Majmu’ al-Fatawa. Dikitab ini Ibnu Taimiyyah menjelaskan fatwa-fatwanya tentang memerangi pemberontakan, hukum murtad, pengadilan Negeri, sumpah dan nadzar, makanan halal dan haram, lebih tepatnya kumpulan fatwanya tentang Aqidah, Fiqih, Tafsir, Hadits, Ushul Fiqih, dan lain sebagainya).
19. Muwafaqah Shahih al-Manqul li Sharih al-Ma’qul (tentang kedudukan nash Al-Qur‟an dan A -Sunnah, kaitan dengan akal-logika).
20. Al-Jawab al-Shahih Lima Baddal Din al-Masih (Tentang bentahan terhadap keyakinan orang Nasrani).
21. Minhaj Sunnah Nabawiyah fi Raad ‘ala Syi’ah wa al-Qadariyah (tentang benta an ter adap Syi‟a dan Qadariya ) sebanyak 4 jilid.
22. Al-Qawa’id al-Nuranniyah al-Fiqhiyah (Tentang kaidah-kaidah Fiqih).
27
23. Al-Qa-‘idah al-Jalilah fi Tassawul wa al-Wasilah (tentang hukum dan kaidah bertasawul dalam berdoa).
Ishlah al-Ra’I Warra’iyah (tentang tatanan bernegara dan bermasyarakat dalam Islam).23