• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usia Responden

KUISIONER KEPADA KPU KAB/KOTA

19. Kasubag Teknis Dan Hupmas : Hendrawati Saliko, SH, MM

20. Staf Bagian Teknis dan Hupmas : Rifat Yusuf, A.Md 21. Staf Bagian Teknis dan Hupmas : Mohamad Hasan 22. Staf Bagian Teknis dan Hupmas : Ramin Hunow

Aniki. S. Suleman, S.Sos, M.Si : Bismillahirrahmanirrahim, Ass. Wr.Wb. yang kami Hormati Ibu Maspa anggota KPU selaku divisi Sosialisasi, Pak DR. Razak Umar selaku konsultan, Ketua dan Anggota KPU Kab/Kota. Serta Pejabat Eselon III dan IV dilingkungan KPU Se-Provinsi Gorontalo yang saya hormati. Sebagaimana pertemuan kita kali ini, dimana kita akan melihat hasil survey tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Umum Tahun 2014, baik untuk pemilu legislatif maupun pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Khusus saya atas nama Komisi Pemilihan umum Provinsi Gorontalo mengucapkan terima kasih banyak kepada teman-teman saya yang telah membantu dalam melakukan survey. Bapak-bapak saudara-saudara sekalian, sebagaimana kita selalu publikasikan bahwa ada satu keberhasilan dari KPU Provinsi yang diangkat ditingkat nasional, salah satunya adalah tingkat partisipasi pemilih di Provinsi Gorontalo itu tinggi, maka pada hari ini ada beberapa hal yang akan disampaikan oleh Pak DR Razak dan Ibu Maspa, dimana hari ini penyerahan kuisioner yang akan dilakukan oleh teman-teman KPU Kab/Kota selaku surveyor didalam melaksanakan pengambilan data atau sampel terhadap riset partisipasi pemilih. Untuk itu sebelum acara dibuka, kami menyampaikan kesediaan kepada Ketua KPU Provinsi Gorontalo dalam hal ini diwakili oleh Anggota KPU Provinsi Gorontalo yakni Ibu Maspa Mantulangi selaku Divisi Sosialisasi untuk menyampaikan arahan –arahan atau penjelasan

terhadap pelaksanaan riset partisipasi pemilih di KPU Kab/Kota Se-Provinsi Gorontalo. Kepada ibu dipersilahkan. Terima kasih, wassalam alaikum, wr.wb.

Maspa Mantulangi, S.Ag, M.Pdi : Bismillahirrahmanirrahim, As.Al.Wr.Wb. yang saya hormati, Ibu Selvi Katili sebagai Anggota KPU Provinsi Gorontalo, yang saya Hormati Pejabat Eselon III dan Eselon IV yang hadir pada saat ini, Bapak Ibu Anggota KPU Kab/Kota Divisi Sosialisasi dan para Kepala Sub Bagian Kab/Kota, lebih khusus yang saya hormati rekan saya Pak DR Razak. Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Swt, karena dengan izin dan kuasa-Nyalah sehingga kita masih sempat bertemu pada hari ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, para keluarga, sahabatnya dan insya Allah akan sampai kepada kita sekalian. Bapak Ibu yang saya hormati, menindaklanjuti pertemuan kita kurang lebih sebulan yang lalu, tentang riset pendidikan pemilih khususnya di KPU Provinsi Gorontalo, yang melibatkan juga teman-teman dari KPU Kabupaten/Kota, pada saat itu juga saya menyampaikan bahwa akan ada satu kali pertemuan dan mengundang Bapak Ibu sekalian yang membidangi Divisi Sosialisasi atau diwakili oleh ketuanya atau yang lain karena ada urusan penting tapi bukan berarti bahwa riset ini tidak dilakukan, atau maksudnya divisinya tidak bertanggung jawab terhadap riset ini. Tetapi perlu diketahui dan dipahami bahwa di KPU Kabupaten yang pada hari ini melakukan Pilkada itu banyak pekerjaan yang tidak boleh ditinggalkan, sehingga kami memaklumi walaupun ada yang mewakili. Perlu juga kami

sampaikan bahwa Pak DR Razak ini kami sudah kontak tentang kesiapan dari pada penelitian dari kuisioner dan kesiapan teman-teman melakukan pengambilan data dimasing-masing KPU Kab/Kota, yakni melibatkan sampai ketingkat desa sesuai dengan sampel yang akan disampaikan oleh Pak DR Razak. Nanti insya Alah kita akan melihat seperti apa dan mekanismenya juga seperti apa yang dilakukan oleh Pak DR Razak sebagai tenaga ahli / pendamping pada Riset kita ini. Beliau akan memaparkan sampel – sampel yang sudah diambil datanya dari kami, selanjutnya metodenya seperti apa pada saat kita memberikan kuisioner sekaligus mungkin ada metode wawancara yang akan diselipkan, yang selanjutnya tentang pengisian data. Sehingganya data yang akan kembali itu bukan lagi data mentah, tetapi sudah ada skornya didalam, jadi kami tinggal merekap atau menghitung prosentase itu dari masing-masing kuisioner yang disampaikan. Olehnya mungkin mengapa kami meminta kepada KPU Kab / Kota untuk membawa laptop, sehingganya nanti akan disampaikan tata cara menghitungnya dan dimasukkan pada format pengisiannya. Saya kira mungkin ini yang dapat saya sampaikan, selanjutnya saya serahkan kepada DR. Razak, sehingga mungkin ini lebih dimaksimalkan pekerjaan riset yang akan dilakukan oleh KPU Kab / Kota. Terimakasih.

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Bismillahirrahmanirrahim As. Wr. Wb. Bapak Ibu

kami ucapkan terima kasih sudah bersama-sama lagi disini, menindaklanjuti meeting kita kemarin , bulan yang lalu. Ada beberapa hal yang kita tindak lanjuti, pertama adalah meping sampel, kemudian yang berikut untuk distribusi kuisionernya. Beberapa

pertanyaan dan diskusi yang kemarin saya sudah rekap, lalu kemudian dilakukan perbaikan dibeberpa teks dan kuisioner yang nanti kita edarkan bersama. Hanya yang kendala kami adalah pemilihan desa yang menjadi sampel itu agar sesuai dengan kaidah ilmiah yang sama-sama kita yakini, dan kemudian nantipun orang melakukan hal yang sama dengan metodologi yang sama, mudah-mudahan tidak jauh berbeda. Ujung tombak dari riset ini adalah pada keakuratan pengambilan sampel seperti yang kami sampaikan pada pertemuan awal, layaknya kita minum kopi terus kopi itu diaduk secara baik dan cukup akurat, mudah-mudahan satu sendok kopi sudah bisa mewakili satu cerek kopi. Logikanya adalah ketika kita cukup akurat dan cukup cermat memilih sampel, terutama distribusi sampel disetiap kecamatan dan desa, mudah-mudahan itu dapat mewakili populasi pemilih yang sudah kita sasar. Bapak Ibu ada beberapa kabupaten yang kami kirim formnya, kebebetulan kita sudah kirim lewat email. Nah hasilnya yang seperti ditampilkan di layar ini, dimana Bapak Ibu kami butuh informasi misalnya untuk Kabupaten Bone Bolango, nah data yang kami sadurkan di sini adalah data yang kami peroleh dari Sekretariat KPU Provinsi. Di Kab. Bone Bolango ini ada beberapa kecamatan, lalu breakdown kecamatan itu, dimana ada desa, lalu disana ada DPT. Nah kami ingin informasi yang pertama kolom jumlah TPS perdesa itu, kemudian kode geografi. Nah kode geografi ini menjadi penting, sebab kode geografi itu ada empat kategori. Misalnya Padengo, kalau Padengo itu jadi ibu kota kecamatan maka Bapak Ibu tulis kode satu. Kalau padengo itu termasuk pemekaran itu diberi kode pada kolom geografi itu

dua. Wilayah padengo ini berada dijalan trans sulawesi maupun jalan trans Provinsi dan Kabupaten atau diwilayah pusaran kota di beri kode tiga. Kalau padengo ini berada diwilayah terpencil / pedalaman seperti halnya Pinogu dan sebagainya maka diberi kode empat. Ini menjadi penting karena kami akan menstrukturisasi pengambilan sampel berdasarkan kategori ini. Agar kemudian pemilihan sampel desa itu tidak terdistribusi hanya diwilayah Ibu Kota , hanya diwilayah mewakili pemekaran, hanya diwilayah jalan trans, dan hanya diwilayah terpencil. Metode ini kami pilih sebab pengalaman Tahun 2005, ketika kami melakukan survey di Bone Bolango, alhamdulillah sampel yang kita ambil itu sampel desa-desa dan kelurahan berada di jalan trans Bone Bolango, lalu kemudian diwilayah terluar dari jalan trans. Hasil survey kami dengan hasil aktual KPU, padahal hasil survey itu masi jedah satu bulan itu erornya tidak sampai 3 %. Keakurantannya mendekati sisi akurasinya. Nah kami berharap kalau kita disini insyaallah bisa merefresentasikan bahwa sebenarnya bahwa rakyat dikabupaten Bone Bolango cukup toleran dengan money politik. Ini merupakan contoh, nah mungkin kita minta waktu beberapa menit, 20 menit atau 10 menit untuk mengisi kode ini dulu, lalu kemudian kami akan masukkan yang didatabase kami, lalu kita melakukan acak distribusi sampel. Dari situ kemudian kita bisa menyampaikan, misalnya kabila pemilih 15.000, dia dapat jatah sampel berapa, misalnya dia dapat jatah disini untuk Kota Gorontalo itu dia dapat jatah sampel kurang lebih 451 sampel, nah sampel ini tersebar dimana saja. nah ini sesuai dengan isian ini. Sambil menunggu isian Bapak Ibu kami akan berdiskusi

lebih lanjut dengan teman – teman komisioner terutama dengan Ibu Maspa, terutama untuk distribusi tentang presentase erornya. Bapak Ibu dengan sampel level provinsi yang erornya 2 %, sebenarnya sampel yang dibutuhkan teman – teman Provinsi itu hanya 2492 resposponden , nah kalau 2492 responden ini kita distribusi ke Kab / Kota komposisinya kurang lebih seperti ini , dimana pemilih terbanyak itu ada di Kabupten gorontalo, dan ada beberapa dapil, kurang lebih distribusinya sampel provinsi dikabupaten Gorontalo kurang lebih butuh 452 dan sebagian itu 252 . tapi nanti hanya teman-teman Kabupaten / Kota hanya berpatokan disini, konsekuensinya adalah eror di Kab/Kota menjadi besar. Karenanya kita negosiasi disini adalah negosiasinya distandar eror saja. Nah kalau misalnya kita lihat Kota Gorontalo, sampel provinsi itu hanya 422 sampel responden, tetapi kita lebihkan dia kurang lebih 29 responden. Karena bisa saja ada sampel yang tidak tercapai, sehingga kita beri jatah 451 responden, atau 4,7 % erornya. Nah kalau kota punya kepentingan yang besar, tidak mau eror 4,7 %, saya minta eror 3 %. Ok kita akan simulasi sekarang. Kota kita masukan eror 3 %, kita lihat sampelnya dapat berapa, 1102 sehingga ini tergantung di anggan karena negosiasi ada disini, kalau anggarannya hanya 500, itu konsekuensi erornya tinggi. Nah biasanya murah dan mahalnya sebuah survey, negosiasinya ada disini. Nanti kalau ada survey yang murah sebaiknya tidak usah dipercaya. Diragukan karena konsekuensinya pasti mendapat eror yang tinggi. Baiklah ini Bapak Ibu Kabupaten Gorntalo dapat 3 %. Karena kita butuh 880 responden. Nah respondennya itu seperti 1107. Dia ada 19 kecamatan, karena ini mau Pilkada.nah

untuk Pilkada-pilkada ini erornya kita kurangi, supaya ini untuk kepentingan teman-teman di KPU Kab / Kota. Pohuwato 4 % dapat responden 621, tapi terserah Bapak ibu oleh sehingga itu kita sepakati dulu disini. Baik yang mau Pilkada atau Non Pilkada, negosiasinya gampang aja bu. Apabila Bapak Ibu merasakan bahwa hai itu agak berat, saya akan naikan erornya. Bisa langsung ketahuan sehingganya nanti kita distribusi ke Kecamatan-kecamatan dan desa. Baiklah kota 3 %, tinggi skali pak, logika mengapa tinggi skali adalah misalnya ternyata kinerja Walikota ini dinilai oleh 50 responden memilih tidak puas, kalau erornya 3 % berarti hasil aktualnya bisa 53 %. Atau bisa 47 %itu rilnya. Jadi kalaupun hasil aktualnya bisa mencapai 53 % atau 47 %. Jadi erornya itu plus minus. Sehingga itu kita negosiasinya disini. negosiasinya ingat, satu; ketersediaan dana, kedua; survey dibulan puasa, ketiga; tetap dana juga. Nanti kalau sedikit sampelnya, kita harus disiplin itu saja taruhannya.

Fadlianto Koem, S.Ag : Begini Pak, yang kita pakai ini standar provinsi atau

standar Kab / Kota. Itu yang perlu dipertegas dulu. Karena kalau memang dasar hitungannya dari Kab / Kota maka standarisasi yang ada di Provinsi otomatis akan meningkat presentas erornya. Yang berikut saya kaget, kita akan turun dibulan Ramadhan, dimana pada bulan ramadan ini akan ada variable interpending yang mungkin bisa mempengaruhi hal-hal yang tidak bisa kita hindari. Itu mungkin perlu dipertimbangkan Pak DR Razak.

Maspa Mantulangi, S.Ag, M.Pdi : Baik bagi Kab / Kota yang mau melakukan pada saat

puasa atau bukan bulan puasa itu bisa

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Untuk pelaporannya kira-kira itu persiapan pelaksanaannya maju di bulan Juni Juli. Berarti

setelah bulan Puasa bisa. Untuk KPU Provinsi itu Agustus-November . Bapak Ibu karena Kab / Kota diminta laporan masing-masing, sehingganya tolong dipertimbangkan ketercukupan sampel. Nah kalau ini apa yang menjadi pertanyaan Pak Fadli tadi kalau kita mengambil ini sampel yang dibutuhkan oleh provinsi komposisi Kab / kotanya adalah seperti yang ada dalam layar ini. Dia tinggal 2492. Atau posisi standar erornya 2 %. Ketika nanti angka 422 dan sebagainya ini dikonversi ke sampel Kab / Kota. Maka Kab / kota ini otomatis sampelnya akan membesar. Menjadi 4 s/d 5 %. Agar kemudian Kab / Kota memperoleh refresentasi sampel yang baik, sebaiknya jangan berpatokan disampel Provinsi. Sebaiknya dilebihkan. Oleh sebab itu disini kami skenariokan ada yang 3 %, jadi ini selisih lebih. Nah yang dibutuhkan oleh teman-teman diprovinsi hanya yang disini. karenanya negosiasi ini tinggal dipresentasi, coba Bone Bolango, kita simulasi 3 %, dapatnya 1100. Tapi masih lebih tinggi provinsi hanya 2 %. Coba kalau sama-sama dengan Provinsi 2100. Jadi konsekuensinya beda tipis. Kalau kita simulasi 3 %, trus kita konversi ke provinsi ini kemukinan hasilnya 1,20 % . Eror. Kalau kita rata-ratakan seluruh Kab / Kota 3 %, dapatnya kan 6000, kemudian kita konversi ke distribusi sampel Provinsi. 6000 itu ekivalennya adalah itu hasilnya 1, 20 %. Jadi semakin tinggi sampel teman-teman Kab / Kota, semakin mengecil eror di Provinsi. Logikanya begitu. Provinsi itu hanya terbantu dari pekerjaan Kab / Kota.

Fadlianto Koem, S.Ag : Kalau pelaporannya Ke KPU Provinsi, jadi skalian

saja KPU Provinsi Melaporkan ke KPU RI. Dan saya melihat ini laporan riset jadi 2, laporan riset kab / kota dan laporan riset KPU Provinsi.

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Kita hanya beririsan sampel, jadi sampel yang

digunakan oleh KPU Kab / Kota itu akan menjadi sampel Provinsi. Jadi sehingga itu sampel Kab / Kota menjadi bagian sampel Provinsi. tapi laporannya masing-masing, tapi ketika rekap diprovinsi kami hanya memberi kode desa-desa, itu yang kami ambil menjadi presentase sampel.

Maspa Mantulangi, S.ag, M.Pdi : Jadi sampel ini menjadi tanggung jawaban teman –

teman yang melakukan riset di Kab / Kota. Laporannya sudah akan kelihatan, itu kan tidak sama laporannya. Itu akan terhimpun di KPU. Nah KPU Kab / Kota dengan hasil riset itu akan bisa dilihat oleh Pak Razak, mana yang lebih dominan dari 5 tema yang ada dalam kuisioner. Sehingganya saya sampaikan tadi sama Pak Aniki bahwa kesepakatan kita kemarin itu kita yang membuat kuisioner kemudian disebarkan ke KPU Kab / Kota. Kalau kita merujuk diaturan itu artinya KPU Kab / Kota yang membuat sendiri. Sehingganya apa yang disampaikan

oleh Pak Razak tadi bahwa

mempertanggungjawabkan sesuai dengan jumlah hasil riset. Kami juga sudah menyusun jadwalnya sesuai tahapan karena publikasi terakhir itu pada bulan agustus. Kami juga melaporkan ini sampai pada bulan september ke KPU RI. Kalaupun teman – teman berkeinginan untuk tidak turun pada bulan puasa berarti bekerja keras pada bulan juli akhir. Pasca lebaran. Adapun tawaran kami kita juga turun bulan puasa tetapi jangan full, misalnya kita turun di safari ramadhan, atau pada kuliah subuh dengan sampel yang telah ditentukan . kalau umpamoneya kelipatan 100, nanti kita lihat didatanya. Yaitu data dimasing –masing TPS. Kan itu sudah jelas datanya. Persoalannya kemudian kalau KPU yang lagi pilkada

itu agak gampang. Yang masalahnya adalah KPU yang tidak Pilkada. Melihat lagi dan mengkroscek lagi didesa. Yang berikut adalah ketersediaan anggaran, karena saya tau persis ada anggaran yang untuk riset itu yang sudah di revisi. Contohnya KPU Kota. Nah itu yang tadi disampaikan oleh Pak Razak, apakah ketersediaan anggaran ini bisa mengakumulasi semua jumlah responden yang akan kita sebarkan kuisioner tersebut. Jadi terserah Bapak Ibu sekalian, kalaupun kita akan sama ratakan seluruh hasil erornya itu 3 % dimasing-masing KPU Kab / Kota maka akan seperti itu hasilnya. Tapi saya sepakat dengan apa juga yang dilakukan oleh KPU Gorut kemarin dimana semakin tinggi sampelnya, maka akurasi datanya itu bagus. Jadi tingkat erornya rendah dan lebih bagus bagus hasil risetnya. Dari pada sampelnya sedikit lebih fatal lagi bila hasil erornya tinggi. Oleh sebab itu saya sepakat kalau yang disampaikan oleh Pak Razak , apakah kita sudah sepakat 3 % erornya masing – masing KPU Kab / Kota. Atau dari kabupaten yang lain menginginkan lebih banyak sampelnya.

Fadlianto Koem, S.Ag : Begini Ibu Maspa apabila kita melihat sesuai aturan

ini yang saya pertimbangkan, kalau gorut insyaalah bisa ya. analisisnya mudah tidak terfokus diprovinsi. Pemikiran kita adalah kita hanya melaporkan laporan rekap, kemudian Provinsi yang akan menganalisis data dan Provinsi yang akan melahirkan hasil penelitian. Nah kalau laporannya ada dua, berarti kita melakukan rekapitulasi data kita provinsi, disisi lain Kab / Kota kita juga harus melakukan analisis data berdasarkan hasil penelitian.

Maspa Mantuilangi, S.ag, M.Pdi : Pak Razak bisakah data yang sudah terhimpun di

hasinya itu kan harus dimasukkan di format datanya, jadi kan tidak dilihat, tetapi yang menganalisisnya itu provinsi dan dikembalikan ke KPU Kab / Kota. Dari data itu masing – masing Kab /Kota itu ada , dan dari data itu mereka sudah sampaikan disitu, maksudnya sudah ada Format itu di Kab / Kota, nah itu kan sudah bisa terbaca, setelah di akumulasi oleh KPU Provinsi, jadi kesimpulannya bahwa di Kab / kota ini hasilnya seperti ini.

Fadlianto Koem, S.Ag : Bukan saya mempersulit ya. Tapi ini logikanya untuk

memenuhi tuntutan sesuai SE itu ketika KPU Kab / Kota juga akan melakukan .analisis data, karena dalam pemikiran kita itu kita hanya menyampaikan rekap ke Provinsi. Dan nantinya Provinsi yang akan mengolah data dan menganalisis data atau menyampaikan laporan presentasi yang ada diseluruh Kab / Kota. Apabila dibuat seperti ini untuk KPU Kab / Kota menyampaikan laporan tersendiri itu artinya bahwa kita juga punya analisis dan penelitian laporan tersendiri. Persoalannya Ibu Maspa ketika kita mau ini, jelas nggak mungkin dari kita. Karena tidak tercukup data kita. yang saya pertanyakan disini adalah ketika kita menyampaikan laporan tersndiri. Bisa tidak kita melakukan rekapitulasi kemudian Provinsi yang akan mengolah dan menganalisis serta menyampaikan hasil penelitian. Karena tidak mungkin hasil akumulasi provinsi itu di breakdown lagi di KPU Kab / Kota

Maspa Mantuilangi, S.ag, M.Pdi : Saya mau tanya apakah di KPU Kab / Kota itu ada

biaya untuk swakelola. ada tidak pembiayaan untuk pihak ke tiga. yaitu swakelola, yang jelas jasa itu kalau tidak salah itu 3,6 juta. Saya ada tawaran bisa tidak seperti apa yang saya tawarkan ke pak razak tadi , dimana kuisioner tetap kepada Bapak / ibu

sekalian untuk pengadaan ATK dan lain sebagainya itu ada, nah untuk pengolahan dta yang terakhir atau hasil riset yang anggaran jasa sama Bapak / ibu sekalian itu kita kumpul, tapi dalam pertanggung jawabannya itu adalah jasa, tetapi untuk laporannya / olah data itu kita serahkan sama Pak razak semua. Sehingga terakhir hasil risetnya merupakan hasil kelola dari pihak ketiga. Dlam DIPA itu ada namoneya jasa Profesi. Bisa tidak Bapak Ibu sekalian kalaupun disepakati jasa profesi itu kita alihkan semua ke Pak razak, tetapi Pak Razak itu yang akan mengolah datanya, jadi hasil olah data nanti akan disampaikan oleh pak Razak kemasing – masing KPU Kab / kota. Supaya teman-teman tidak disibukkan lagi siapa yang akan mengolah data kita nanti. Kalau kita melihat DIPA yang ada anggaran jasa profesi Bapak Ibu lebih tinggi dari kami. Nah bisa kita masukkan dalam tim tenaga akhli. Jadi diambil dari profesi jasa lainnya. Nah disepakati saja disitu, nanti pembicaraan kami nanti dengan Pak razak. Yang beda itu Pohuwato dan Bone bolango, karena disana ada Pilot project itu beda juga dengan riset. Jadi ambil anggaran pada riset bukan Pilot project

Aniki S. Suleman, S. Sos, M.Si : Kalau di POK itu kan pusat pendidikan penmilih,

terus ada yang namanya satu untuk Pilot project dan satunya untuk riset. Tapi dia satu Mata anggaran.

Maspa Mantuilangi, S.ag, M.Pdi : mengenai kota itu nanti dibicarakan dengan Pak

Sekretaris, kira-kira itu seperti apa.

MoH. Gandhi : Itu total 27. Ada pokja dan jasa lainnya.

DR Razak Umar, S.Ag, M.Pd : Bapak Ibu sebelum melakukan survey kita perhatikan dalam layar ini, mulai dari desa, nanti ada kategori berapa jumlah TPSnya, kemudian penduduk dapilnya berapa, serta informasi kondisi geografis.

Contohnya begini Bapak ibu misalnya Kabila bone itu dapat data 20 responden, ini nanti dia tersebar dibeberapa desa. Desa apa saja. Kami akan melihat konfigurasi berdasarkan informasi dikolom geografi, takutnya kami apabila bapak ibu sendiri yang memilih, ini nantinya mau tidak mau kita akan berkonsentrasi pada satu kategori. misalnya Bapak Ibu hanya memilih dijalan tras semua, padahal masih ada desa-desa yang terpencil yang harus disurvey. Lalu yang berikut bapak ibu kami ingatkan mohon diliat dalam survey biasanya kita ada suverviser tahap

Dokumen terkait