• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Mahasiswa dan Organisasi Kampus

Dalam dokumen Involusi Pendidikan (Halaman 53-59)

Mahasiswa sejatinya adalah status sebagai pelajar yang menambah pengetahuan secara formal di bangku perkuliahan, namun dalam kenyataannya mahasiswa tidak hanya menimba ilmu di ruang perkuliahan melainkan juga ikut pada beberapa bentuk kegiatan lainnya yang terdapat di kampus.

Organisasi kampus yang berada dibawah pengawasan pihak biro rektor (lihat keputusan rektor/Tata Letak Ormawa) merupakan organisasi yang diizinkan untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan hobi dan aspirasi mahasiswa, organisasi internal kampus pada umumnya terdiri dari organisasi mahasiswa pada

tingkatan jurusan/departemen, organisasi mahasiswa tingkatan fakultas, organisasi mahasiswa tingkat kampus.

Selain organisasi tersebut, terdapat organisasi yang mewadahi aspirasi dan hobi mahasiswa, seperti organisasi mahasiswa berdasarkan hobi olahraga, organisasi diskusi mahasiswa dan lain sebagainya. Pada perkembangannya terdapat organisasi mahasiswa yang bersifat eksternal, dalam artian organisasi mahasiswa tersbut tidak berafiliasi kepada biro rektor melainkan organisasi luar kampus yang dibawa ke dalam kampus.

Pada kenyataannya organisasi eksternal kampus sedikit banyaknya mempengaruhi kehidupan mahasiswa, dari sekedar ikut berpartisipasi pasif hingga aktif dan turut serta dalam kepengurusan inti organisasi eksternal kampus. Dalam penelitian ini terdapat kasus mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi eksternal kampus dan menyebabkan mahasiswa terambat dalam menyelesaikan masa studi sebagaimana yang disyaratkan kepada diri mahasiswa berdasarkan keputusan pihak kampus.

Berkaitan dengan organisasi eksternal kampus, terdapat beragam alasan mahasiswa mengikut kegiatan organisasi eksternal kampus, seperti pendapat Amir (24 tahun) yang terdaftar sebagai anggota organisasi eksternal kampus yang bergerak dalam konteks politik praktis :

“Aku ikut organisasi ini awalnya biar kenal senior, alumni dan meluaskan jaringan juga … setelah sekian lama aku ikuti ternyata organisasi ini memberikan peluang yang besar dalam mendapatkan pekerjaan seperti cerita para senior dan alumni yang ikut organisasi ini juga”.

Pendapat Amir tersebut menyiratkan bahwa kondisi dan peluang pekerjaan yang ditawarkan ketika mengikuti organisasi eskternal kampus menjadi faktor penarik bagi mahasiswa untuk mengikuti beragam kegiatan organisasi eksternal kampus tersebut, selain itu terdapat juga pendapat lain dari Angga (24 tahun) yang mengatakan bahwa :

“Aku ikut ini (organisasi eksternal kampus) karena kulihat di televisi mereka keren dan berjiwa perjuangan … ikut ini juga untuk menjdikan diriku jadi aktivis kampus yang sadar dan peduli dengan keadaan hidup sekitar, daripada status mahasiswa tapi buta terhadap kehidupan sekitar ?”.

Alasan yang dikemukakan tersebut menggambarkan faktor penyebab mahasiswa mengikuti kegiatan organisasi eksternal kampus sebagai alasan yang personal, dalam artian mahasiswa tersebut membutuhkan proses eksistensi bagi dirinya dalam kehidupan kampus di luar kegiatan akademik seperti lazimnya mahasiswa lainnya.

Waktu mahasiswa yang tersita dengan mengikuti kegiatan organisasi eksternal kampus juga memberi dampak pada lamanya masa studi mahasiswa tersebut yang berimbas pada kelulusan mahasiswa tersebut.

Organisasi eksternal kampus yang bermain dalam konteks politik praktis menjadi magnet yang tidak dapat dipungkiri menarik minat mahasiswa untuk mengikutinya, selain sebagai mahasiswa yang bergelut dengan teori maka kegiatan organisasi eksternal kampus dianggap sebagai bagian dari aktualisasi teori yang mereka peroleh dari bangku perkuliahan.

Permasalahan utama dari mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa eksternal kampus adalah penggunaan waktu yang tidak efisien dari mahasiswa

tersebut dan juga kesadaran diri mahasiswa bahwa dengan status mahasiswa mereka mengemban tugas untuk mencari dan menambah ilmu pengetahuan mereka sesuai dengan minat dan jurusan mereka. Kondisi ini terkadang disalahartikan sebagai bentuk perlawanan mahasiswa terhadap sistem (politik, pendidikan, ekonomis, sosial, dan lain-lain) walaupun mahasiswa tersebut secara sadar atau tidak sudah turut dalam kegiatan politik praktis.

Menariknya, keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan organisasi eksternal kampus dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti :

1. Ajakan senior, 2. Pengaruh teman, 3. Kemauan diri sendiri,

4. Alasan lain (mencakup; eksistensi pribadi, bernilai, dll).

Beberapa hal yang menjadi alasan mahasiswa mengikuti kegiatan organisasi eksternal kampus menggambarkan posisi rentan mahasiswa dalam menentukan antara mengikuti kegiatan perkuliahan dengan mengikuti kegiatan organisasi eksternal kampus.

Sejatinya kegiatan organisasi mahasiswa eksternal kampus berupaya untuk dapat menghubungkan antara mahasiswa – aspirasi – kuliah, namun pada kenyataannya hal ini sedikit menyimpang dimana kegiatan organisasi mahasiswa eksternal kampus lebih mendominasi waktu mahasiswa.

Salah seorang informan bernama Budi (23 tahun) mengatakan : “Sering kulihat anak-anak organisasi eksternal kampus ini cuman nongkrong-nongkrong gak jelas di kantin, dari pagi sampe kantin tutup pun masih disitu orang tu … gak jelas kadang yang dibahas orang itu, kadang bahas politik, bahas

demon, bahas mahasiswa apatis terhadap keadaan sekitar tapi mereka gak bisa kasi contoh juga. Ke kampus pake baju kaos, celana koyak, selop jepang, kalo ditanya politik cepat kali nyambarnya tapi waktu diajak kuliah hilang entah kemana”.

Pendapat dari Budi memberikan pandangan lain mengenai keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan organisasi eksternal kampus dimana mereka yang tidak ikut serta dalam kegiatan organisasi eksternal kampus justru memberikan pandangan negatif kepada mereka yang turut serta, hal ini dikarenakan mahasiswa yang ikutserta dalam kegiatan organisasi eksternal kampus yang diharapkan dapat memberikan warna lain dalam kehidupan kampus justru menjadi golongan mahasiswa yang diberi cap sebagai “tukang nongkrong”, “tukang cakap” yang tak memberi pengaruh baik kepada mahasiswa lainnya.

Keberadaan mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi eksternal kampus dalam kehidupan akademik kampus secara luas dianggap sebagai golongan mahasiswa “lama tamat”, mahasiswa “tukang demon” yang tingkat kehadiran didalam perkuliahan sangat sedikit dibandingkan dengan tingkat keikutsertaan mereka dalam kegiatan organisasi.

Angga (24 tahun) yang ikut dalam organisasi eksternal kampus menuturkan bahwa :

“Tiap hari datang ke kampus jumpa kawan ya diskusi lah, kadang dari pagi sampe sore kami bahas tentang permasalahan sekarang ini … mahasiswa lain sudah malas untuk berjuang taunya cuman datang, duduk, pulang”.

Perbedaan pendapat antara mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan organisasi dengan yang tidak memberikan gambaran kehidupan kampus yang fluktuatif, keadaan ini menjadikan kampus sebagai tempat tarik-menarik

kepentingan antara mahasiswa yang ikut organisasi dan mahasiswa yang tidak ikut organisasi.

Pihak dekanat sebagai pemegang regulasi kampus tingkat fakultas juga dianggap tidak dapat menyelesaikan permasalahan di antara dua kubu ini, pihak dekanat dianggap sibuk dengan beragam urusan administratif kampus dan juga dituduh “meng-anak emas kan” mahasiswa yang ikut organisasi dengan beragam alasan.

Andri (24 tahun) mengatakan bahwa :

“Sudah sering itu mahasiswa yang ikut organisasi eksternal kampus kayak organisasi XXXX menjadi anak emas, karena dosen, senior, alumni mereka dekat dengan pihak kampus dari tingkat departemen, fakultas sampe rektorat … kadang ada juga mahasiswa yang kita anggap sudah layak DO (drop out) karena jarang masuk, evaluasi nilai gak cukup justru selamat gak pernah dapat peringatan, belum lagi masalah beasiswa, orang-orang tu aja yang dapat, jadi gak heran kalo liat mahasiswa ikut organisasi eksternal kampus kesan kayak dia yang punya kampus ini”.

Sikap mahasiswa yang saling berbeda pendapat dalam menyikapi mahasiswa yang ikut dalam kegiatan organisasi eksternal kampus justru menimbulkan permasalahan tersendiri, mahasiswa bersifat apatis terhadap kondisi kampus yang berimbas pada lamanya masa studi mahasiswa dan lamanya mahasiswa menyelesaikan pekuliahan.

Gambar 5 : mahasiswa dan organisasi kampus Sumber dokumen pribadi

Dalam dokumen Involusi Pendidikan (Halaman 53-59)

Dokumen terkait