• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Posisi

Dalam dokumen IMPLEMENTASI KETENTUAN HUKUM PIDANA SEBA (Halaman 113-125)

BAB IV IMPLEMENTASI KETENTUAN HUKUM PIDANA

A. Kasus Posisi

1. Perkara Pidana No. 54/Pid.B/2003/PN.Mdn.

Liston Panjaitan baru membuka usaha pembuatan bakso ikan dirumahnya di Jalan Pintu Padang No. 4 Medan, dan mempunyai 2 (dua) orang karyawan yang bertugas untuk membuat bakso ikan yaitu Kwang Yu als Kenny als Afu dan Waty. Liston Panjaitan tidak mengetahui bagaimana cara pencampuran membuat bakso ikan oleh karenanya yang membuat dan membeli bahan serta campurannya adalah Kwang Yu als. Kenny als. Afu. Selain itu tugas Kwang Yu adalah memasarkan bakso ikan ke pasar-pasar. Bakso ikan dibuat dari bahan-bahan antara lain ikan basah parang-parang, tepung OT, tepung BM, Dolphin garam meja beryodium, Ajinomoto dan menggunakan pengse untuk mengenyalkan bakso.

Atas informasi masyarakat tentang adanya pembuatan bakso dengan menggunakan borax maka pada tanggal 09 Oktober 2002 sekira pukul 13.00 Pihak Kepolisian melakukan penggrebekan terhadap tempat pembuatan bakso milik Liston Panjaitan dan mendapati Kwang Yu als. Kenny tertangkap tangan sedang mengaduk-ngaduk bahan-bahan pembuat bakso ikan dan selanjutnya anggota polisi yang melakukan penggrebekan menangkap Kwang Yu als. Kenny dan menyita satu bungkus bakso ikan dan bahan-bahan pembuatan bakso ikan antara lain 1 (satu) bungkus plastik tepung OT, 1 (satu) bungkus plastik tepung

BM, 1 (satu) bungkus plastik tepung kanji, 1 (satu) bungkus plastik soda roti dan 1 (satu) bungkus plastik Dolphin garam meja beryodium.

Setelah melakukan penangkapan terhadap Kwang Yu als. Kenny kemudian pihak kepolisian membawa bakso ikan ke BBPOM Medan untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Hasil penelitian BBPOM menyatakan bakso ikan tersebut mengandung bahan kimia Borax.

Berdasarkan keterangan petugas BBPOM menyatakan bahwa borax tidak termasuk dalam kategori bahan tambahan pangan/makanan serta berbahaya jika di konsumsi secara terus menerus bagi manusia. Pihak Kepolisian memberikan keterangan bahwa belum pernah ada laporan adanya korban yang meninggal atau sakit akibat mengkonsumsi bakso tersebut.

DAKWAAN DAN TUNTUTAN

Jaksa penuntut umum mengajukan Kwang Yu als. Kenny sebagai terdakwa di persidangan Pengadilan Negeri Medan, yang didakwa telah

melakukan perbuatan pidana “Pada tanggal 09 Oktober 2002 bertempat di Jalan

Pintu Padang No. 4 Medan atau setidak-tidaknya di suatu tempat masih di termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, terdakwa menggunakan bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan berupa borax yang melampaui ambang batas maksimal yang ditetapkan.

Jaksa penuntut umum dalam surat dakwaannya menyebutkan bahwa terdakwa Kwang Yu als. Kenny dalam melakukan pekerjaannya telah membuat bakso ikan dengan menggunakan bahan-bahan yang terdiri dari ikan basah parang-parang, tepung OT, tepung BM, Dolphin garam meja beryodium,

ajinomoto dan borax sebagai bahan tambahan yang dilarang dan selanjutnya di campur pada saat pencampuran sebelum di bentuk menjadi bakso ikan. Bahan borax tersebut bukan merupakan bahan tambahan pangan/makanan dan berbahaya apabila terus menerus di konsumsi. Jaksa penuntut umum dalam surat dakwaan tunggal telah mendakwa Kwang Yu als. Kenny melakukan perbuatan pidana Pasal 10 (1) Jo. 55 b UURI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan Jo. Pasal 3 (1) Bab III Permenkes No. 722 Tahun 1988.

Jaksa penuntut umum menuntut agar Pengadilan Negeri :

- Menyatakan terdakwa bersalah melakukan tindak pidana menggunakan bahan yang dilarang dalam dakwaan pasal 10 (1) Jo. 55 UURI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan Jo. Pasal 3 (1) Bab III Permenkes No. 722 Tahun 1988.

- Menjatuhkan pidana atas terhadap Kwang Yu als. Kenny karenanya dengan pidana penjara 2 (dua) tahun penjara dikurangi selama terdakwa dalam masa tahanan dengan perintah supaya terdakwa tetap ditahan. - Menyatakan barang bukti dirampas untuk dimusnahkan

- Menetapkan supaya terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 500 (lima ratus rupiah).

Penasehat hukum terdakwa Porman Naibahao S.H mengajukan pembelaannya yang pada pokoknya :

- Menyatakan terdakwa tidak terbukti melanggar tindak pidana yang didakwakan.

- Menetapkan segala barang bukti agar dikembalikan kepada pemiliknya Liston Panjaitan.

- Merehabilitasi nama baik terdakwa Kwang Yu als. Kenny. - Membebankan biaya-biaya perkara kepada negara.

PENGADILAN NEGERI

Hakim pertama yang mengadili perkara ini dalam putusan perkara ini mempertimbangkan yang pokoknya sebagai berikut :

Bahwa unsur barangsiapa dapat dilihat bahwa terdakwa dipersidangan pada pokoknya membenarkan keseluruhan identitas yang tercantum dalam dakwaan penuntut umum adalah benar diri terdakwa, dan keseluruhan saksi-saksi pada pokoknya telah menerangkan bahwa yang dimaksud dengan Kwang Yu als. Kenny als. Afu adalah diri terdakwa.

Bahwa unsur dengan sengaja menggunakan bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan atau menggunakan tambahan pangan secara melampaui ambang batas maksimal yang ditentukan.

Dari keterangan para saksi maupun terdakwa, terbukti terdakwa menggunakan bahan tambahan yang dilarang sebagai bahan pangan dengan mencampur borax dalam pembuatan bakso ikan, saksi dari pihak kepolisian yang melakukan penggrebekan menangkap tangan terdakwa sedang mencampur bahan-bahan pembuat bakso ikan dengan borax sebelum membentuknya menjadi bakso ikan. Namun terdakwa dalam persidangan terdakwa menerangkan bahwa bakso ikan yang yang disita polisi tidak dibuat olehnya tetapi oleh karyawan lain yang bernama Waty, namun penyangkalan tersebut bertentangan dengan BAP terdakwa

di penyidik, sementara terdakwa tidak dapat menjelaskan ataupun mengajukan alat bukti lainnya yang dapat membenarkan penyangkalan tersebut. Unsur bahan tambahan yang dilarang sebagai bahan tambahan pangan/makanan dapat dilihat dari keterangan saksi ahli dari BBPOM Medan yang menerangkan bahwa setelah diteliti oleh BBPOM Medan terbukti bakso ikan yang disita oleh polisi positif mengandung borax dan bahwa borax tidak dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan/makanan dan dilarang oleh Permenkes.

Dengan demikian unsur dengan sengaja menggunakan bahan yang dilarang sebagai bahan tambahan pangan/makanan telah terbukti, karena itu terdakwa harus dipersalahkan melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan terdakwa harus dijatuhi pidana.

Hal-hal yang memberatkan terdakwa antara lain : - Perbuatan terdakwa dapat merugikan orang lain.

- Terdakwa berbelit-belit dalam memberikan keterangan. Hal-hal yang meringankan terdakwa antara lain :

- Terdakwa bersikap sopan di Pengadilan.

- Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak mengulangi lagi.

- Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga yang masih memerlukan nafkah darinya.

- Perbuatan terdakwa belum menimbulkan korban bagi orang lain.

Setelah Majelis Hakim mempertimbangkan hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa, akhirnya Majelis Hakim memberikan putusan sebagai berikut :

MENGADILI

- Menyatakan terdakwa Kwang Yu als Kenny als Afu terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja menggunakan bahan yang dilarang sebagai bahan tambahan pangan.

- Menghukum terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun penjara.

- Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

- Memerintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan - Menetapkan barang bukti dirampas untuk dimusnahkan.

- Membebankan kepada terdakwa untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp. 1.000 (seribu rupiah).

2. Perkara Pidana No. 1.805/Pid.B/2005/PN.Mdn.

Jonny Parulian Panjaitan SE adalah seorang wiraswasta dalam bidang usaha penjualan pupuk untuk petani. Jonny Parulian telah membeli DO (delevery order) Pupuk Urea Merk PT. Pupuk Iskandar Muda berlebel subsidi pemerintah dari PT. Sentani, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT. Pertani, PT. Gresik Cipta Sejahtera.

Pupuk bersubsidi yang dibeli oleh Jonny Parulian perkilogramnya berharga Rp. 1.350,-(seribu tiga ratus rupiah). Selanjutnya dengan menggunakan DO pupuk tersebut, Jonny mengambil pupuk urea dari PT. Pupuk Iskandar Muda (pupuk bersubsisi pemerintah) di gudang pupuk PT. Iskandar Muda yang terletak

di Komplek KIM II Mabar, kemudian pupuk tersebut diangkut ke gudang di Jalan Pulau Buton No. 99 Komplek KIM II Mabar.

Sesampainya di gudang tersebut Jonny Parulian menyuruh karyawannya untuk mengganti karung pupuk urea bersubsidi produksi PT. Iskandar Muda dengan karung pupuk urea non subsidi merk Pusri. Kemudian Jonny Parulian menjual pupuk tersebut kepada konsumen dengan harga Rp. 1.700,- (seribu tujuh ratus) s/d 1.800,- (seribu delapan ratus) perkilogramnya.

Perbuatan ini telah dilakukan oleh Jonny Parulian sejak Bulan Oktober 2004 sampai tanggal 17 Maret 2005 saat pihak Kepolisian Daerah Sumatera Utara melakukan penangkapan dan penyitaan terhadap barang bukti berupa :

- 1.178 (seribu seratus tujuh puluh delapan) zak Pupuk Urea PT. Pupuk Iskandar Muda (pupuk bersubsidi pemerintah).

- 424 (empat ratus dua puluh empat) Zak pupuk Urea yang sudah menggunakan karung PT. Pusri

- 6 (enam) bal karung kosong merk PT. Pusri

- 1 (satu) buah buku catatan pembukuan pemasukan dan pengeluaran pupuk urea.

- 4 (empat) buah mesin penjahit karung plastik

- 527 (lima ratus dua puluh tujuh) lembar karung plastik dengan merk pupuk urea PT. Pusri

- 16 (enam belas) rol benang jahit karung plastik - 1 (satu) gulungan kabel listrik.

- 50 (lima puluh) lembar karung bekas pupuk urea PT. Pupuk Iskandar Muda.

- 1 (satu) lembar DO PT. Gresik Cipta Sejahtera No. 485/GCS/Urea/03/2005 tanggal 07 Maret 2005.

- 66 (enam puluh enam) lembar surat timbangan pembongkaran/pemasukan pupuk urea ke gudang no. 99 PT. Mitra Jaya Kencana Indah

- 36 (tiga puluh enam) lembar bon pengantar barang. - 11 (sebelas) lembar surat jalan/pengantar barang - 5 (lima) lembar kartu persediaan barang

- 3 (tiga) lembar DO ke PT. Mitra Jaya Kencana Indah Medan

- 1 (satu) lembar DO pupuk urea CV. Dago Utama No. 01/DU/05 tanggal 23 Februari 2005.

- 2 (dua) set Surat Pengeluaran Pupuk Urea Kantong (SPPUK) dari kantor PT. Pupuk Iskandar Muda No. 1939/SPPUK/III/2005 tangal 17 Maret 2005 dan No. 19329/SPPUK/III/2005 tanggal 17 Maret 2005.

Jonny Parulian menggunakan karung pupuk urea non subsidi PT. Pusri yang di cetak pada PT. Sri Intan Kaplas tanpa izin dari PT. Pupuk Sriwijaya selaku pemegang merk pupuk dagang PT. Pusri dan bukan merupakan karung pupuk urea PT. Pusri.

Saksi dari PT. Pusri menjelaskan bahwa antara karung pupuk urea non subsidi yang dicetak Jonny Parulian mempunyai persamaan dan perbedaan dengan karung pupuk yang diproduksi oleh PT. Pupuk Sriwijaya sendiri. Sehingga hal ini

dapat menyesatkan konsumen/petani karena konsumen/petani tidak mengetahui mana yang palsu dan mana yang asli.

Akibat perbuatan Jonny Parulian, konsumen/petani telah dirugikan karena harus membeli pupuk dengan harga yang lebih mahal yaitu Rp. 1.800 (seribu delapan ratus rupiah) perkilogramnya karena tidak bersubsidi, padahal pupuk yang dibeli para petani merupakan pupuk urea yang disubsidi pemerintah dengan harga yang lebih murah yaitu Rp. 1.350 (seribu tiga ratus lima puluh rupiah) perkilogramnya.

DAKWAAN DAN TUNTUTAN

Jaksa penuntut umum mengajukan Jonny Parulian Panjaitan sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Medan dengan dakwaan alternatif melakukan perbuatan pidana sebagai berikut :

Kesatu : Pasal 62 ayat (1) UURI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Telah memperdagangkan barang yaitu pupuk urea yang tidak sesuai dengan kondisi, jaminan sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan yaitu bersubsidi pemerintah terhadap barang dan/atau jasa.

Kedua : Pasal 91 UURI No. 15 Tahun 2001 tentang Merk.

Dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan merk yang sama pada pokoknya dan terdaftar yaitu merk pupuk urea milik PT. Pusri untuk barang dan/atau jasa sejenis yang diperdagangkan.

Jaksa penuntut umum menuntut agar Pengadilan Negeri Medan :

- Menyatakan terdakwa Jonny Parulian Panjaitan SE bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 62 ayat (1) UURI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dalam surat dakwaan kesatu. - Menjatuhkan pidana atas nama terdakwa Jonny Parulian Panjaitan SE dengan pidana penjara selama 3 (tiga) tahun, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara.

- Menyatakan barang bukti :

1. 1.178 zak pupuk urea Iskandar Muda bersubsidi

2. 424 zak pupuk urea yang menggunakan karung plastik Pusri 3. 6 bal karung plastik kosong merk Pusri

masing-masing dirampas untuk negara

4. 1 buah buku pemasukan dan pengeluaran barang 5. 4 buah mesin penjahit karung plastik

6. 527 karung plastik kosong merk Pusri 7. 16 rol benang jahit plastik

8. 1 gulungan kabel listrik

9. 50 karung bekas pupuk urea bersubsidi PIM

masing-masing dirampas untuk dimusnahkan

10.1 lembar DO dari PT. Gresik Cipta

11.66 lembar surat timbang pengeluaran pupuk 12.65 surat timbang pembongkaran pupuk masuk 13.36 lembar bon pengantar barang

14.11 lembar surat jalan

15.5 lembar kartu persediaan barang 16.3 lembar DO Jaya Kencana

17.1 lembar DO pupuk urea CV. Dago Utama 18.2 lembar surat pengeluaran urea kantong

19.1 lembar karung pupuk urea non subsidi merk Pusri 20.3 buah klise cetakan karung plastik merk Pusri

masing-masing dilampirkan dalam berkas perkara

- Menetapkan agar terdakwa dibebani biaya perkara sebesar Rp. 5.000 (lima ribu rupiah)

Baik terdakwa atau penasehat hukumnya dalam pembelaannya menyatakan bahwa terdakwa menyesal atas perbuatannya serta mohon keringanan hukuman dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dikemudian hari. PENGADILAN NEGERI

Hakim pertama yang mengadili perkara ini dalam putusannya atas perkara ini mempertimbangkan yang pokoknya sebagai berikut :

Bahwa terdakwa diajukan dipersidangan oleh jaksa penuntut umum dengan surat dakwaan yang berbentuk alternatif/pilihan maka majelis hakim memilih dan mempertimbangkan dakwaan pertama sebagai dasar bagi penuntut umum menuntut terdakwa tersebut, dimana terdakwa diancam melakukan tindak pidana melanggar Pasal 62 ayat (1) UURI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan unsur-unsur sebagai berikut :

1. Barangsiapa ;

2. memperdagangkan barang yang tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan, atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.

Berdasarkan fakta-fakta hukum yang terdapat di persidangan jika dihubungkan dengan unsur-unsur Pasal 62 ayat (1) UURI No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen sebagaimana dimaksud dalam surat dakwaan kesatu Penuntut umum, majelis hakim berkesimpulan bahwa fakta-fakta tersebut telah memenuhi semua unsur dakwaan, oleh karena itu terdakwa haruslah dihukum yang setimpal dengan perbuatannya.

Akhirnya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan memberi putusan sebagai berikut :

MENGADILI

1. Menyatakan terdakwa Jonny Parulian Panjaitan SE telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana memperdagangkan barang yang tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.

2. Menjatuhkan pidana terhadap Jonny Parulian Panjaitan SE oleh karenanya dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan.

3. Menetapkan barang bukti berupa :

- 424 zak pupuk urea yang menggunakan karung plastik PT Pusri, 6 bal karung plastik kosong merk Pusri, 4 buah mesin penjahit karung plastik masing-masing dirampas untuk negara.

- 1 buah buku pemasukan dan pengeluaran barang dilampirkan dalam berkas perkara

- 527 karung plastik kosong merk Pusri 16 rol benang jahit karung plastik, 1 gulungan kabel listrik, 50 karung bekas pupuk urea bersubsidi PIM, 1 lembar DO dari PT. Gresik Cipta, 66 lembar surat timbang pembongkaran pupuk masuk, 36 bon pengantar barang, 11 lembar surat jalan, 5 lembar kartu persediaan barang, 3 lembar DO Jaya Kencana, 1 lembar DO pupuk urea CV. Dago Utama, 2 lembar surat pengeluaran urea kantong, 1 lembar karung pupuk urea non subsidi merk Pusri, 3 buah klise cetakan karung plastik merk Pusri masing-masing dirampas untuk dimusnahkan.

4. Memerintahkan agar Terdakwa ditahan.

5. Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

Dalam dokumen IMPLEMENTASI KETENTUAN HUKUM PIDANA SEBA (Halaman 113-125)

Dokumen terkait