• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata اًدبَصْشِي /mirṣādan/

Kata اًداَص ْرِم /mirṣādan/ dalam al-Qur`an juz 30 terdapat pada surah an-Naba` ayat 21, yaitu:

)ٕٔ( اًدبَفْشِٓ ْذَٗبًَ ََََّْٜ٘ع َِّٕا

/Inna jahannama kānat mirṣādan/‟sesungguhnya neraka Jahannam itu adalah tempat penantian (orang-orang kafir)

Kata اًدبَفْشِٓ /mirṣādan/ „tempat penantian‟ merupakan ism musytaq yang termasuk dalam ism alat. Kata اًدبَفْشِٓ /mirṣādan/ berasal dari kata ذفس

/raṣada/ - ذفش٣ /yarṣudu/ mengikuti pola َؼك /fa‟ala/ - َؼل٣/yaf‟ulu/. Kata ذفس

/raṣada/ berubah menjadi اًدبَفْشِٓ /mirṣādan/, dengan menambahkan huruf ّ

/mim/ yang berbaris kasrah di awal kata, membaris sukunkan huruf fa fi‟il yaitu س

/ra/, kemudian baris„ain fi‟il yaitu ؿ /ṣad/ diganti dengan baris fathah, dan dengan menambahkan huruf ا /alif/ diantara „ain fi‟il dan lam fi‟il. Kata اًدبَفْشِٓ

/mirṣādan/ mengikuti pola dari ism alat yaituٍبؼلٓ /mif‟ālun/.

2. Kata َلبمثِي/miśqāla/

Kata َلاقثِم /miśqāla/ dalam al-Qur`an juz 30 ada 2, terdapat pada surah az-Zalzalah ayat 7 dan 8, yaitu:

)٤( ٙاَشَّ٣ اًشْ٤َخ حَّسَر ٍَبَوْضِٓ ََْْٔؼَ٣ ََْٖٔك

/Faman ya‟mal miśqāla żarratin khairan yarahu/‟Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun, ia akan melihatnya‟.

Kata ٍَبوضِٓ /miśqāla/ ‟timbangan‟ merupakan ism musytaq yang termasuk dalam ism alat. Kata ٍَبوضِٓ /miśqāla/ berasal dari kata َوص /śaqula/ - َوض٣ /yaśqulu/

yang mengikuti pola َؼك /fa‟ala/ - َؼل٣ /yaf‟ulu/. Kata َوص /śaqula/ berubah menjadi ٍَبوضِٓ /miśqāla/, dengan menambahkan huruf ّ /mim/ yang berbaris kasrah di awal kata, membaris sukunkan huruf fa fi‟il yaitu س /ś/, kemudian baris„ain fi‟il yaitu م /qaf/ diganti dengan baris fathah, dan menambahkan huruf ا

/alif/ diantara „ain fi‟il dan lam fi‟il. Kata ٍَبوضِٓ /miśqāla/ mengikuti pola dari ism alat yaitu ٍبؼلٓ /mif‟ālun/.

)٨( ٙاَشَّ٣ اًّشَؽ حَّسَر ٍَبَوْضِٓ ََْْٔؼَ٣ ََْٖٓٝ

/Waman ya‟mal miśqāla żarratin syarran yarahu/‟Maka barang siapa yang mengerjakan keburukan seberat zarrahpun, ia akan melihatnya‟

3. Kata ٍُْيِصاَىَي /mawāzīnu/

Kata ُنٌْ ِزا َوَم /mawāzīnu/ dalam al-Qur`an juz 30 ada 2, terdapat pada surah al-Qāri‟ah ayat 6 dan 8, yaitu:

)ٙ( ٚ ُْ٘٣ِصاََٞٓ ْذَُِوَص َْٖٓ بََّٓبَك

/Fa ammā man śaqulat mawāzīnuhū/‟maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikannya)‟.

Kata ُْٖ٣ِصاََٞٓ /mawāzīnu/ „timbangan‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ taksir dan termasuk dalam ism alat. Kata ُْٖ٣ِصاََٞٓ /mawāzīnu/

berasal dari kata ٕصٝ /wazana/ - ٕض٣ /yazinu/ yang mengikuti pola َؼك /fa‟ala/ -

َؼل٣/yaf‟ilu/. Kata ُْٖ٣ِصاََٞٓ /mawāzīnu/ merupakan jama‟ dari ٕاض٤ٓ /mīzānu/. Kata

ٕاض٤ٓ /mīzānun/ berubah menjadi ُْٖ٣ِصاََٞٓ /mawāzīnu/, dengan mengganti huruf ١

/ya/ yang terletak diantara fa fi‟il dan „ain fi‟il yaitu ّ /mim/ dan ص /zai/ menjagdi huruf ٝ /wau/ yang berbaris fathah serta diberi huruf ا /alif/ setelahnya, dan mengganti huruf ا /alif/ yang terletak diantara „ain fi‟il dan lam fi‟il yaitu ص /zai/

dan ٕ /nun/ menjadi huruf ١ /ya/ yang berbaris sukun.

)٨( ٚ ُْ٘٣ِصاََٞٓ ْذَّلَخ َْٖٓ بََّٓاَٝ

/Wa ammā man khaffat mawāzīnuhū/‟dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikannya)‟.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah pemaparan pembahasan tentang “Ism Musytaq dalam Al-Qur‟an Juz 30”, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses pembentukan pada ism musytaq memiliki perbedaan dikarenakan ada beberapa hal, yaitu ada yang termasuk ism ṡulaṡi muzarrad, ada juga yang termasuk ism ṡulaṡi mazid dan juga dikarenakan terdapat huruf tambahan yang berbeda dari setiap ismnya.

2. Peneliti menemukan ada (165) data dari 7 (tujuh) jenis ism musytaq yang terdiri atas َػبلُا ْعا /ismu al-fā'ili/ sebanyak (93) data, خـُبجُٔا خـ٤ف /ṣīgatu al-mubālagati/ sebanyak (8) data, ٍٞؼلُٔا ْعا /ismu al-maf‟uli/ sebanyak (29) data, َػبلُا ْعبث خٜجؾُٔا خلقُا /aṣ-ṣifatu al-musyabbahatu bismi al-fā‟ili/

sebanyak (8) data, َ٤ضلزُا ْعا /ismu at-tafḍili/ sebanyak (11) data, ٕبٌُٔا ْعا

/ismu al-makāni/ sebanyak (8) data dan ٕبٓضُا ْعا /ismu az-zamāni/ sebanyak (3) data, dan خُ٥ا ْعا /ismu al-ālati/ sebanyak (5) data.

3. Adapun jenis-jenis ism musytaq yang terdapat dalam al-Qur`an juz 30 sebagai berikut:

1. Dalam surah An-Naba` terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 6, yaitu pada ayat (3, 14, 22, 23, 31, 40). Sighah mubalaghah sebanyak 1, yaitu pada ayat (13). Sifat musyabbahah sebanyak 4, yaitu pada ayat (2, 37, 38, 40). Ism makan sebanyak 2, yaitu pada ayat (22, 39) dan ism alat sebanyak 1, yaitu pada ayat (21).

2. Dalam surah An-Nāzi‟āt terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 14, yaitu pada ayat (1, 2, 3, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 45). Ism maf‟ul sebanyak 2, yaitu pada ayat (10, 16). Ism tafdil sebanyak 4, yaitu pada ayat (20, 24, 27,

34). Ism makan sebanyak 4, yaitu pada ayat (31, 39, 40, 41). Ism zaman sebanyak 2, yaitu pada ayat (42, 44).

3. Dalam surah „Abasa terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 3, yaitu pada ayat (36, 38, 39). Ism maf‟ul sebanyak 3, yaitu pada ayat (13, 14, 14). Sifat musyabbahah sebanyak 1, yaitu pada ayat (2).

4. Dalam surah At-Takwῑr terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 2, yaitu pada ayat (22, 23). Ism maf‟ul sebanyak 2, yaitu pada ayat (22, 8). Sifat musyabbahah sebanyak 2, yaitu pada ayat (19, 20).

5. Dalam surah Al-Infiṭar terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 4, yaitu pada ayat (10, 11, 14, 16). Sighah mubalaghah sebanyak 1, yaitu pada ayat (6).

6. Dalam surah Al-Muṭaffifῑn terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 9, yaitu pada ayat (1, 7, 10, 11, 12, 26, 32, 33, 34, 36). Ism maf‟ul sebanyak 7, yaitu pada ayat (4, 9, 15, 20, 21, 25, 28).

7. Dalam surah Al-Insyiqāq terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 3, yaitu pada ayat (6, 6, 25). Ism maf‟ul sebanyak 3, yaitu pada ayat (9, 13, 25). Sifat musyabbahah sebanyak 1, yaitu pada ayat (9)

8. Dalam surah Al-Burūj terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 6, yaitu pada ayat (3, 4, 7, 10, 11, 20). Sighah mubalaghah sebanyak 4, yaitu pada ayat (8, 9, 15, 16). Ism maf‟ul sebanyak 3, yaitu pada ayat (2, 3, 22).

9. Dalam surah Aṭ-Ṭāriq terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 8, yaitu pada ayat (1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 17).

10. Dalam surah Al-A‟lā terdapat jenis Ism tafdil sebanyak 1, yaitu pada ayat (17).

11. Dalam surah Al-Gāsyiyah terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 10, yaitu pada ayat (2, 3, 3, 8, 9, 10, 11, 12, 21, 22). Ism maf‟ul sebanyak 2, yaitu pada ayat (13, 14). Ism tafdil sebanyak 1, yaitu pada ayat (24).

12. Dalam surah Al-Balad terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 2, yaitu pada ayat (18, 19). Ism maf‟ul sebanyak 1, yaitu pada ayat (20).

13. Dalam surah Aḍ-Ḍuḥā terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 1, yaitu pada ayat (10). Ism tafdil sebanyak 1, yaitu pada ayat (4).

14. Dalam surah At-Tῑn terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 2, yaitu pada ayat (6, 8). Ism maf‟ul sebanyak 1, yaitu pada ayat (6). Ism tafdil sebanyak 3, yaitu pada ayat (4, 5, 8).

15. Dalam surah Al-`Alaq terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 2, yaitu pada ayat (16).

16. Dalam surah Al-Qadr terdapat jenis Ism tafdil sebanyak 1, yaitu pada ayat (3). Ism makan sebanyak 1, yaitu pada ayat (5). Ism zaman sebanyak 1, yaitu pada ayat (5).

17. Dalam surah Al-Bayyinah terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 7, yaitu pada ayat (1, 5, 6, 7, 8). Ism maf‟ul sebanyak 1, yaitu pada ayat (2).

18. Dalam surah Az-Zalzalah terdapat jenis ism alat sebanyak 2, yaitu pada ayat (7, 8).

19. Dalam surah Al-Qāri‟ah terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 1, yaitu pada ayat (7). Ism maf‟ul sebanyak 1, yaitu pada ayat (5). Ism alat sebanyak 2, yaitu pada ayat (6, 8)

20. Dalam surah At-Takāśur terdapat jenis ism makan sebanyak 1, yaitu pada ayat (2).

21. Dalam surah Al-„Asr terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 1, yaitu pada ayat (3).

22. Dalam surah Al-Humazah terdapat jenis Ism maf‟ul sebanyak 3, yaitu pada ayat (6, 8, 9).

23. Dalam surah Al-Fīl terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 1, yaitu pada ayat (1).

Ism maf‟ul sebanyak 1, yaitu pada ayat (5).

24. Dalam surah Al-Mā‟ūn terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 1, yaitu pada ayat (4).

25. Dalam surah Al-Kauṡar terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 1, yaitu pada ayat (3).

26. Dalam surah Al-Kāfirūn terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 4, yaitu pada ayat (1, 3, 4, 5)

27. Dalam surah Al-Falaq terdapat jenis ism fa‟il sebanyak 3, yaitu pada ayat (3, 4, 5).

4.2 Saran

Penelitian ini khusus membahas analisis ism musytaq dalam al-Qur`an juz 30. Oleh sebab itu peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti ism musytaq dalam lingkup yang lebih luas. Selain itu, peneliti mengharapkan agar peneliti-peneliti selanjutnya berminat untuk meneliti morfologi dibidang lain.

Pada akhirnya, meskipun skripsi ini sudah diupayakan dengan usaha yang maksimal, peneliti menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang bertujuan membangun sangatlah peneliti harapkan. Peneliti juga berharap kepada pihak Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara agar berkenan menambah buku-buku atau referensi mengenai morfologi karena banyak sekali masalah-masalah linguistik yang bisa ditinjau dari sudut morfologi.

DAFTAR PUSTAKA Al-Qur‟an Al-Karim

Al-Atsary, Abu Hamzah Yusuf. 2007. Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab, Bandung: Pustaka Adhwa.

Al-Mutarjim, Abu Ahmad. Tanpa Tahun. Terjemah Kitab Mulakkhas Qawa‟id al- Lugah al- „Arabiyyah. Jakarta.

Lubis, Ali Asrun. 2014. Studi Tentang Ism Musytaq (Jurnal).

Anwar, Moch. 2012. Ilmu Sarf: Terjemahan Matan Kailani dan Nasham Al-Maqsud Berikut Penjelasannya. Bandung: Sinar Algesindo.

Ba‟dulu dan Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 1998. Penggunaan Imbuhan Bahasa Indonesia. Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik. Bandung: PT. ERESCO.

Ghulayaini, Mustafa. 2007. Jami‟u Ad-durusi Al-arabiyati. Beirut - Lebanon:

Daru Al- Fikri.

Hidayatullah, Moch. Syarif. 2012. Cakrawala Linguistik Arab. Tangerang Selatan: Al-Kitabah.

Husain, Muhammad. Tanpa Tahun. Qawa‟idu As- Sarfi. Medan: Sumber Ilmu Jaya.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mufid, Ahmad. 2014. Mudahnya Belajar Ilmu Shorof. Yogyakarta: Buku Pintar.

Ni‟mah, Fuad. Tanpa Tahun. Mulakkhas Qawa‟id al-„Arabiyyah. Beirut: Daru As-Safaqah Al- Islamiyyah.

Ni‟mah, Fuad. 2015. Panduan Lengkap Belajar Bahasa Arab Otodidak.

Diterjemahkan oleh: Abdul Majid. Jakarta Selatan: TUROS.

Ramlan, M. 1980. Ilmu Bahasa Indonesia. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif.

Yogyakarta: CV. Karyono.

Rusdianto. 2010. Tebas Bahasa Arab. Banguntapan Jogjakarta: Diva Press.

Sari, Adlan. 1985. Analisis ism Musytaq dan Pemakaiannya dalam Kalimat (Skripsi). Deparemen Sastra Arab FIB USU.

Tantawi, Isma. 2015. Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia. Medan: Yayasan Al-Hayat.

Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Morfologi. Bandung: Penerbit Angkasa.

Yunus, Mahmud. 2015. Kamus Bahasa Arab Indonesia. Jakarta: Mahmud Yunus wa Dzumiyyah.

LAMPIRAN I -

معبفنا ىسا

/ismu al-fā'ili/ dalam al-Qur`an juz 30

ًُعي تًهكنا ثبيلاا ةسىسنا ىسا ىلس

‟mereka berselisih‟

َُٕٞلَِِزْخُٓ )ٖ( َُٕٞلَِِزْخُٓ ِٚ٤ِك ُْْٛ ١ِزَُّا ؤجُّ٘ا ٔ

„awan‟ ِداَشِقْؼُُْٔا ًء بَٓ ِداَشِقْؼُُْٔا َِٖٓ بََُْ٘ضَْٗاَٝ

( َطبَّغَص

ٔٗ

)

„orang-orang yang

melampaui batas‟ ٖ٤ـطُا )ٕٕ( بًث بَٓ َٖ٤ـ ّطُِِ

‟mereka tinggal‟ َٖ٤ضِج ُّ )ٕٖ( بًثبوْؽَا بَٜ٤ك َٖ٤ضِج ُّ

„orang-orang yang

bertaqwa‟ َٖ٤ِوزُٓ )ٖٔ( اًصبَلَٓ َٖ٤وَّزُُِِٔ َِّٕا

„orang kafir‟ ُشِل ٌُْا

ََّّْٞ٣ ۙ بًجْ٣شَه بًثاَزَػ ٌُْ ْٗسَزَْٗا بَِّٗا ُٙاذَ٣ ْذََّٓذَه بٓ ُءْشَُْٔا ُشُظَْ٘٣ ُذًُْ٘ ْ٢َِ٘زْ٤َِ ٣ ُشِل ٌُْا ٍُٞوَ٣َٝ

( بًثاشُر

ٗٓ

)

„yang mencabut‟ ِذ ػِض ُّ٘ا )ٔ( بًه ْشَؿ ِذ ػِض ُّ٘اَٝ ذ ػض ُّ٘ا ٕ

„yang mencabut‟ ِذ طِؾ ُّ٘ا )ٕ( بًطْؾَٗ ِذ طِؾ ُّ٘اَٝ

„yang turun‟ ِذ ؾِج ّغُا )ٖ( بًؾْجَع ِذ ؾِج ّغُاَٝ

„yang

mendahului‟ ِذ وِج ّغُا )ٗ( بًوْجَع ِذ وِج ّغُابَك

„yang mengatur‟ ِداشِّثَذُُْٔا )۵( اًشَْٓا ِداشِّثَذُُْٔبَك

„yang

mengguncangkan‟ ُخَلِعاَّشُا )ٙ( ُخَلِعاَّشُا ُقُعْشَر ََّْٞ٣

„diiringi‟ ُخَكِداَّشُا )٤( ُخَكِداَّشُا بَُٜؼَجْزـَر

„takut‟ خَلِعاٝ )٨( خَلِعاٝ زِئََّْٓٞ٣ ة ََِْٞه

„tunduk‟ ُخَؼِؽبَخ )٣( ُخَؼِؽبَخ بَُٛشَقْثَا

„yang merugikan‟ حَشِعبَخ

„orang yang mau

( ُش٤ِجٌَُْا

„yang berkuasa‟

ّقُا

(

ٖ )

„orang yang

dengki‟ ذِعبَؽ )۵( َذَغَؽ اَرِا ذِعبَؽ ِّشَؽ َِْٖٓٝ

LAMPIRAN II - تغنببًناتغيص /Ṣīgatu Mubālagati/ dalam

LAMPIRAN III - لىعفًنا ىسا /Ismu al-Maf’uli/ dalam al-Qur`an juz

(

LAMPIRAN IV - معبفنا ىسبب تهبشًنا تفصنا /Aṣ-ṣifatu al-musyabbahatu

LAMPIRAN V - ميضفخنا ىسا /Ismu at-tafḍīli/ dalam al-Qur`an juz 30

ًُعي تًهكنا ثبيلاا ةسىسنا ىسا ىلس

„yang lebih

besar‟ ٟ شْجٌُُْا )ٕٓ( ٟ شْجٌُُْا َخَ٣ لاْا ُٚى سَبَك ذ ػض ُّ٘ا ١

„tertinggi‟ ٠ِْػَلاْا )ٕٗ( ٠ِْػَلاْا ٌُُُّْثَس بََٗا ٍَبَوَك

„lebih hebat‟ ُّذَؽَا بََٜ٘ث ُءآََّٔغُا َِّا بًوَِْخ ُّذَؽَا ُْْزَْٗاَء (

ٕ٤ )

„yang lebih

besar‟ ٟ شْجٌُُْا ٟ شْجٌُُْا ُخَّٓآَّطُا ِدَءآَع اَرِبَك (

ٖٗ

)

„lebih kekal‟ ى قْبَا )ٔ٤( ٠ وْثَاَّٝ شْ٤َخ ُحَشِخ لاْاَٝ ٠ِْػَلاْا ٕ

„yang besar‟ َشَجًَْلاْا َشَجًَْلاْا َةاَزَؼُْا ُالله ُُٚثِّزَؼُ٤َك (

ٕٗ

)

خ٤ؽبـُا ٖ

„paling celaka‟ ٠ وْؽأ )ٕٔ( بَٜ وْؽأ َشَؼَجْٗا ِرا ظٔؾُا ٗ

„paling celaka‟ ٠ وْؽأ )ٔ٘( ٠ وْؽَلاْا َّلاِا بَٜ ِْقَ٣ َلا َ٤ُا ٘

„sebaik-baiknya‟ َِٖغْؽَا َِٖغْؽَا ْ٢ِك َٕبَغِْٗلاْا بَْ٘وََِخ ْذَوَُ

( ْْ٣ِْٞوَر

ٗ )

„serendah-rendahnya‟ َََلْعَا )۵( َْٖ٤ِِِكبَع َََلْعَا ُٚ ْٗدَدَس َُّْص

„yang paling

adil‟ ِمَك ْحَا )٨( َْٖ٤ٌِِٔ ؾُْا ٌَِْْؽَبِث ُالله َظْ٤ََُا

LAMPIRAN VI - ٌبكًنا ىسا /Ismu al-makāni/

LAMPIRAN VIII - تنلآا ىسا /Ismu al-ālati/

ًُعي تًهكنا ثبيلاا ةسىسنا ىسا ىلس

„tempat

penantian‟ اًدبَفْشِٓ )ٕٔ( اًدبَفْشِٓ ْذَٗبًَ ََََّْٜ٘ع َِّٕا ؤجُّ٘ا ٔ

„Seberat‟ ٍَبَوْضِٓ اًشْ٤َخ حَّسَر ٍَبَوْضِٓ ََْْٔؼَ٣ ََْٖٔك ٙاَشَّ٣ ( ٤ )

خُضُضُا ٕ

„Seberat‟ ٍَبَوْضِٓ اًّشَؽ حَّسَر ٍَبَوْضِٓ ََْْٔؼَ٣ ََْٖٓٝ

ٙاَشَّ٣ ( ٨ )

„timbangan‟ ُْٖ٣ِصاََٞٓ )ٙ( ُْٚ٘٣ِصاََٞٓ ْذَُِوَص َْٖٓ بََّٓبَك خػسبوُا ٖ

„timbangan‟ ُْٖ٣ِصاََٞٓ )٨( ُْٚ٘٣ِصاََٞٓ ْذَّلَخ َْٖٓ بََّٓاَٝ

Dokumen terkait