• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata تَيِضاَس / rāḍiyatun/

Kata ةٌَ ِضا َر /rāḍiyatun/ dalam al-Qur`an juz 30 ada 3 (tiga), terdapat pada surah al-Gāsyiyah ayat 9, al-Fajr ayat 28 dan al-Qāri‟ah ayat 7, yaitu:

)٣( خَ٤ِضاَس بَِٜ٤ْؼَغُِ

/Lisa‟yihā rāḍiyatun/‟merasa senang karena usahanya (sendiri)‟.

Kata خَ٤ِضاَس /rāḍiyatun/ ‟merasa senang‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk mu`annaṡ, ditandai dengan adanya huruf ح /ta marbuṭah/ dan termasuk

ism fa‟il. Kata خَ٤ِضاَس /rāḍiyatun/ berasal dari kata َ٢ِضَس /raḍiya/ - ىضرٌ /yarḍa/

mengikuti pola لعف /fa'ila/ - لعفٌ /yaf'alu/. Selanjutnya kata َ٢ِضَس /raḍiya/ berubah menjadi ضار /raḍin/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ر

/ra/, kemudian diberi baris kasrah huruf „ain fi‟il yaitu ض /ḍa/, dihilangkan lam fi‟il yaitu huruf ١ /ya/ dan diganti dengan baris tanwin. Kata ضار /raḍin/

mengikuti pola َػبك /fā‟ilun/.

)ٕ٨( ًخَّ٤ِضْشَّٓ ًخَ٤ِضاَس َيِّثَس ٠ُِۢا ْ٢ِؼِعْسِا

/Irji‟ῑ ilā rabbika rāḍiyatan marḍiyyatan/‟kembalilah dengan Tuhanmu dengan ridha, dan diridhai.

)٤( خَ٤ِضاَّس خَؾْ٤ِػ ْ٢ِك ََُٜٞك

/Fa huwa fῑ „ῑsyatin rāḍiyatin/‟maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan‟.

55. Kata ٍ ةَيِلاَع /āliyatin/

Kata ةٌَِلاَع /āliyatin/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Gāsyiyah ayat 10 yaitu:

)۱ٓ( خَ٤ُِبَػ خََّ٘ع ٢ك

/Fῑ jannatin „āliyatin/‟dalam surga yang tinggi‟

Kata ةٌَِلاَع /āliyatin/ „yang tinggi‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk mu`annaṡ, ditandai dengan adanya huruf ة /ta marbuṭah/ dan termasuk ism fa‟il.

Kata ةٌَِلاَع/āliyatin/ berasal dari kata لاع /‟alā/ - ول ع ي /ya‟lu/ mengikuti pola لعف

/fa'ila/ - لعفٌ /yaf'alu/. Selanjutnya kata لاع /‟alā/ berubah menjadi لاَع /ālin/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ع /‟ain/, kemudian diberi baris kasrah huruf „ain fi‟il yaitu ل /lam/, dihilangkan lam fi‟il yaitu harf „illah ا

/alif/ dan diganti dengan baris tanwin. Kata لاَع /ālin/ mengikuti pola لعاف

/fā‟ilun/.

56. Kata تَيِغَلا /lāgiyatun/

Kata ةٌَِغَلا /lāgiyatun/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Gāsyiyah ayat 11 yaitu:

(ٔٔ) خَ٤ِؿَلا بَْٜ٤ِك ُغَْٔغَرلا

/Lā tasma‟u fῑhā lāgiyatun/‟di dalamnya kamu tidak mendengar perkataan yang tidak berguna‟

Kata خَ٤ِؿَلا /lāgiyatun/ „yang tidak berguna‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk mu`annaṡ, ditandai dengan adanya huruf ح /ta marbuṭah/ dan termasuk ism fa‟il. Kata خَ٤ِؿَلا /lāgiyatun/ berasal dari kata ٠ـُ /lagā/ - ٞـِ٣ /yalgū/

mengikuti pola َؼك /fa'ala/ - َؼل٣ /yaf'alu/. Selanjutnya kata ٠ـُ /lagā/ berubah menjadi ؽلا /lāgin/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ٍ

/lam/, kemudian diberi baris kasrah huruf „ain fi‟il yaitu ؽ /ga/, dihilangkan lam fi‟il yaitu harf „illah ا /alif/ dan diganti dengan baris tanwin. Kata ؽلا /lāgin/

mengikuti pola لعاف /fā‟ilun/.

57. Kata تَيِسبَج /jāriyatun/

Kata ةٌَ ِراَج /jāriyatun/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Gāsyiyah ayat 12 yaitu:

(ٕٔ) خَ٣ِسبَع ْٖ٤َػ بَْٜ٤ِك

/Fῑhā „aynun jāriyatun/‟di dalamnya ada mata air yang mengalir‟

Kata خَ٣ِسبَع /jāriyatun/ „yang mengalir‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk mu`annaṡ, ditandai dengan adanya huruf ة /ta marbuṭah/ dan termasuk ism fa‟il. Kata خَ٣ِسبَع /jāriyatun/ berasal dari kata ىرج /jarā/ - يرجٌ /yajri/

mengikuti pola لعف /fa'ala/ - لعفٌ /yaf'ilu/. Selanjutnya kata ىرج /jarā/ berubah menjadi راج /jārin/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ج

/jim/, kemudian diberi baris kasrah huruf „ain fi‟il yaitu ر /ra/, ihilangkan lam fi‟il

yaitu harf „illah ي /ya/ dan diganti dengan baris tanwin. Kata راج /jārin/

mengikuti pola لعاف /fā‟ilun/.

58. Kata شِّكَزُي /mużakkirun/

Kata رِّكَذُم /mużakkirun/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Gāsyiyah ayat 21 yaitu:

)ٕٔ( شًَِّزُٓ َذَْٗا بََِّٔٗا ْشًَِّزَك

/Fażakkir, inna mā anta mużakkirun/‟maka peringatkanlah, karena seseungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan‟

Kata شًَِّزُٓ /mużakkirun/ „pemberi peringatan‟ merupakan ism musytaq yang termasuk ism fa‟il. Kata شًَِّزُٓ /mużakkirun/ berasal dari kata شًّر /żakkara/ -

شًّز٣ /yużakkiru/ yang mengikuti pola لّعف /fa'‟ala/ - لّعفٌ /yufa'‟ilu/. Selanjutnya pada kata شًّز٣ /yużakkiru/, huruf ١ /ya/ mudhra‟ah diganti menjadi huruf ّ /mim/

yang berbaris dhammah dan dikasrahkan huruf sebelum akhir menjadi شًّزٓ

/mużakkirun/. Kata شًّزٓ /mużakkirun/ mengikuti pola َّؼلٓ /mufa‟‟ilun/.

59. Kata شِطْي َ صُي/muṣayṭirin/

Kata ر ِطٌْ َ صُم /muṣayṭirin/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Gāsyiyah ayat 22 yaitu:

)ٕٕ( شِطْ٤ َ قُٔ ِث ِْْْٜ٤ََِػ َذْغَُ

/Lasta „alaihim bimuṣayṭirin/‟kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka‟

Kata شِطْ٤ َ قُٓ /muṣayṭirin/ „yang berkuasa‟ merupakan ism musytaq yang termasuk ism fa‟il. Kata شِطْ٤ َ قُٓ /muṣayṭirin/ berasal dari kata شط٤ع /sayṭara/ -

شط٤غ٣ /yusayṭiru/ yang mengikuti pola لعٌف /fay‟ala/ - لعٌفٌ /yufay‟ilu/.

Selanjutnya pada kata شط٤غ٣ /yusayṭiru/, huruf ١ /ya/ mudhra‟ah diganti menjadi huruf ّ /mim/ yang berbaris dhammah, kemudian diberi baris kasrah huruf sebelum akhir, dan baris lam fi‟il yaitu س /ra/ diganti dengan baris tanwin

sehingga menjadi شِطْ٤ َ قُٓ /muṣayṭirin/. Kata شِطْ٤ َ قُٓ /muṣayṭirin/ mengikuti pola

ؼ٤لٓ

َ /mufay‟ilun/.

60. Kata َمِئبَّسنا /as-sā`ila/

Kata َلِئاَّسلا /as-sā`ila/ dalam al-Qur`an juz 30 terdapat pada surah aḍ-Ḍuḥā ayat 10 yaitu:

)ٔٓ( ْشََْٜ٘ر َلاَك ََِئبَّغُا بََّٓاَٝ

/Wa ammā as-sā`ila falā tanhar/‟dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardiknya‟

Kata ََِئبَّغُا /as-sā`ila/ „orang yang meminta-minta‟ merupakan ism musytaq yang termasuk ism fa‟il. Kata ََِئبَّغُا /as-sā`ila/ berasal dari kata ٍؤع

/sa`ala/ - ٍؤغ٣ /yas`alu/ mengikuti pola َؼك /fa'ala/ - َؼل٣ /yaf'alu/. Selanjutnya kata ٍؤع /sa`ala/ berubah menjadi َئبع /sā`ilun/, dengan menambahkan huruf ا

/alif/ setelah fa fi‟il yaitu ط /sin/, kemudian membaris kasrahkan „ain fi‟il yaitu ء

/hamzah/ dan mengganti baris lam fi‟il yaitu ٍ /lam/ menjadi baris tanwin. Kata

َئبع /sā`ilun/ mengikuti pola yaitu َػبك /fā‟ilun/.

61. Kata ٍَْيًِِك حْنا /al-ḥākimῑna/

Kata َنٌِْمِك حْلا /al-ḥākimῑna/ dalam al-Qur`an juz 30 terdapat pada surah at-Tῑn ayat 8 yaitu:

)٨( َْٖ٤ٌِِٔ ؾُْا ٌَِْْؽَبِث الله َظْ٤ََُا

/Alaysa Allāhu bi`aḥkami al-ḥākimῑna/‟bukankah Allah itu hakim yang paling adil?‟

Kata َْٖ٤ٌِِٔ ؾُْا /al-ḥākimῑna/ „hakim‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ muzakkar salim, ditandai dengan adanya huruf ١ /ya/ dan ٕ

/nun/ di akhir kata dan termasuk ism fa‟il. Kata َْٖ٤ٌِِٔ ؾُْا berasal dari kata ٌْؽ

/ḥakama/ - ٌْؾ٣ /yaḥkumu/ mengikuti pola َؼك /fa'ala/ - َؼل٣ /yaf'ulu/. Selanjutnya

kata ٌْؽ /ḥakama/ berubah menjadi ًْبؽ /ḥākimun/, dengan menambahkan huruf ا

/alif/ setelah fa fi‟il yaitu ػ /ḥa/, kemudian membaris kasrahkan „ain fi‟il yaitu ى

/kaf/ dan mengganti baris lam fi‟il yaitu ّ /mim/ menjadi baris tanwin. Kata ًْبؽ

/ḥākimun/ mengikuti pola َػبك /fā‟ilun/.

62. Kata تَبِربَك /kāżibatin/

Kata ةَبِذاَك /kāżibatin/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah

al-`Alaq ayat 16 yaitu:

)ٔٙ( خَئِطبَخ خَثِربًَ خَ٤ِفبَٗ

/Nāṣiyatin kāżibatin khāṭi`atin/‟yaitu ubun-ubun orang yang mendustakan dan yang bersalah‟

Kata خَثِربًَ /kāżibatin/ „yang mendustakan‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk mu`annaṡ, ditandai dengan adanya huruf ح /ta marbuṭah/ dan termasuk ism fa‟il. Kata خَثِربًَ /kāżibatin/ berasal dari kata ةزً /każaba/ - ةزٌ٣ /yakżibu/

mengikuti pola لعف /fa'ala/ - لعفٌ /yaf'ilu/. Selanjutnya kata ةزً /każaba/ berubah menjadi ةربً /kāżibun/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ى

/kaf/, kemudian membaris kasrahkan „ain fi‟il yaitu ر /żal/ dan mengganti baris lam fi‟il yaitu ة /ba/ menjadi baris tanwin. Kata ةربً /kāżibun/ mengikuti pola

َػبك /fā‟ilun/.

63. Kata تَئِطبَخ /khāṭi`atin/

Kata ةَئ ِطا َخ /khāṭi`atin/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah

al-`Alaq ayat 16 yaitu:

)٦١( ةَئ ِطا َخ ةَبِذاَك ةٌَ ِصاَن

Kata خَئِطبَخ /khāṭi`atin/ „yang bersalah‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk mu`annaṡ, ditandai dengan adanya huruf ح /ta marbuṭah/ dan termasuk ism fa‟il. Kata خَئِطبَخ /khāṭi`atin/ berasal dari kata ئطخ /khaṭi`a/ - ؤطخ٣ /yakhṭa`u/

mengikuti pola لعف /fa'ila/ - لعفٌ /yaf'ilu/. Selanjutnya ka ta ئطخ /khaṭi`a/ berubah menjadi ئطبخ /khāṭi`un/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu

ؿ /kha/, dan mengganti baris lam fi‟il yaitu ء /hamzah/ menjadi baris tanwin. Kata

ئطبخ /khāṭi`un/ mengikuti pola َػبك /fā‟ilun/.

64. Kata ٍَيِكِشْشًُْنا /al-musyrikῑna/

Kata َنٌِك ِرْشُمْلا /al-musyrikῑna/ dalam al-Qur`an juz 30 ada 2 (dua), terdapat pada surah al-Bayyinah ayat 1 dan 6, yaitu:

)ٔ( ُخَِّ٘٤َجُْا َُُْٜ٤ِرؤَر ٠ ّزَؽ َٖ٤ٌَِّلُْ٘ٓ َٖ٤ًِِشْؾُُْٔا َٝ ِت زٌُِْا ََِْٛا ِْٖٓ اُٝشَلًَ َٖ٣ِزَُّا ٌَُِٖ٣ َُْْ

/Lam yakuni al-lażῑna kafarū min ahli al-kitābi wa al-musyrikῑna munfakkῑna ḥattā ta`tiyahumu al-bayyinatu/‟orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka), sampai datang kepada mereka bukti yang nyata.

Kata َٖ٤ًِِشْؾُُْٔا /al-musyrikῑna/ „orang-orang musyrik‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ muzakkar salim, ditandai dengan adanya huruf ١

/ya/ dan ٕ /nun/ di akhir kata dan termasuk ism fa‟il. Kata َٖ٤ًِِشْؾُُْٔا

/al-musyrikῑna/ berasal dari kata ىشؽأ /`asyraka/ - ىشؾ٣ /yusyriku/ mengikuti pola

َؼكا /af‟ala/ - َؼل٣ /yuf‟ilu/. Selanjutnya pada kata ىشؾ٣ /yusyriku/, huruf ١ /ya/

mudhra‟ah diganti menjadi huruf ّ /mim/ yang berbaris dhammah dan dikasrahkan huruf sebelum akhir menjadi ىشؾٓ /musyrikun/. Kata ىشؾٓ

/musyrikun/ mengikuti pola َؼلٓ /muf‟ilun/.

)ٙ( ِخَّ٣ِشَجُْا ُّشَؽ ُْْٛ َيِئ ُُٝا بَْٜ٤ِك َْٖ٣ِذِِ خ ََََّْٜ٘ع ِسبَٗ ْ٢ِك َٖ٤ًِِشْؾُُْٔا َٝ ت زٌُِْا ََِْٛا ِْٖٓ اُٝشَل ًََ َْٖ٣ِزَُّا َِّٕا

/Inna al-lażῑna kafarū min ahli al-kitābi wa al-musyrikῑna fῑ nāri jahannam khālidῑna fῑhā, ulā`ika hum syarru al-bariyyati/‟sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) dalam neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk.

65. Kata ٍَيِّكَفُُْي /munfakkῑna/

Kata َنٌِّكَفْنُم /munfakkῑna/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Bayyinah ayat 1 yaitu:

Kata َٖ٤ٌَِّلُْ٘ٓ /munfakkῑna/ „meninggalkan‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ muzakkar salim, ditandai dengan adanya huruf ١ /ya/ dan ٕ

/nun/ di akhir kata dan termasuk ism fa‟il. Kata َٖ٤ٌَِّلُْ٘ٓ /munfakkῑna/ berasal dari kata ّيلٗا /infakka/ - ّيل٘٣ /yanfakki/ mengikuti pola َؼلٗا /infa‟ala/ - َؼل٘٣

/yanfa‟ilu/. Selanjutnya pada kata ّيل٘٣ /yanfakki/, huruf ١ /ya/ mudhra‟ah diganti menjadi huruf ّ /mim/ yang berbaris dhammah dan dikasrahkan huruf sebelum akhir menjadi ّيل٘ٓ /munfakkῑ/. Kata ّيل٘ٓ /munfakkῑ/ mengikuti pola َؼل٘ٓ

/munfa‟ilun/.

66. Kata ٍَيِصِه ْخُي /mukhliṣῑna/

Kata َنٌ ِصِل ْخُم /mukhliṣῑna/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Bayyinah ayat 5 yaitu:

ُْٖ٣ِد َيُِ رَٝ ۚ َحٞ ًَّضُا اُٞرْئُ٣َٝ َحٞ َِّقُا اُْٞٔ٤ِوُ٣َٝ َءبَلَُ٘ؽ ۙ َْٖ٣ِّذُا َُُٚ َٖ٤ِقِِْخُٓ الله اُٝذُجْؼَ٤ُِ َّلاِا اُْٝشُِٓا بََٓٝ

( ِخَِّٔ٤َوُْا

٘ )

/Wa mā umirū illā liya‟budu Allaha mukhliṣῑna lahu ad-dῑna, ḥunafā`a wa yuqῑmu aṣ-ṣalāta wa yu`tūna az-zakaāta, wa żālika dῑnu al-qayyimati/‟padahal mereka hanya diperintahkan untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya secara lurus, agar mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Kata َٖ٤ِقِِْخُٓ /mukhliṣῑna/ „mengikhlaskan‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ muzakkar salim, ditandai dengan adanya huruf ١ /ya/ dan ٕ

/nun/ di akhir kata dan termasuk ism fa‟il. Kata َٖ٤ِقِِْخُٓ /mukhliṣῑna/ berasal dari kata ـِخَا /akhlaṣa/ - ـِخ٣ /yukhliṣu/ mengikuti pola َؼكا /af‟ala/ - َؼل٣

/yuf‟ilu/. Selanjutnya pada kata ـِخ٣ /yukhliṣu/, huruf ١ /ya/ mudhra‟ah diganti menjadi huruf ّ /mim/ yang berbaris dhammah dan dikasrahkan huruf sebelum akhir menjadi ـِخٓ /mukhliṣun/. Kata ـِخٓ /mukhliṣun/ mengikuti pola َؼلٓ

/muf‟ilun/.

67. Kata ٍَْيِذِه خ/khālidῑna/

Kata َنٌِْدِل خ /khālidῑna/ dalam al-Qur`an juz 30 ada 2 (dua), terdapat pada surah al-Bayyinah ayat 6 dan 8, yaitu:

)ٙ( ِخَّ٣ِشَجُْا ُّشَؽ ُْْٛ َيِئ ُُٝا بَْٜ٤ِك َْٖ٣ِذِِ خ ََََّْٜ٘ع ِسبَٗ ْ٢ِك َٖ٤ًِِشْؾُُْٔاَٝ ت زٌُِْا ََِْٛا ِْٖٓ اُٝشَل ًََ َْٖ٣ِزَُّا َِّٕا

/Inna al-lażῑna kafarū min ahli al-kitābi wa al-musyrikῑna fῑ nāri jahannam khālidῑna fῑhā, ulā`ika hum syarru al-bariyyati/‟sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang musyrik, (akan masuk) dalam neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk.

Kata َْٖ٣ِذِِ خ /khālidῑna/ „mereka kekal‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ muzakkar salim, ditandai dengan adanya huruf ١ /ya/ dan ٕ

/nun/ di akhir kata dan termasuk ism fa‟il. Kata َْٖ٣ِذِِ خ /khālidῑna/ berasal dari kata

ذِخ /khalada/ - ذِخ٣ /yakhludu/ mengikuti pola لعف /fa'ala/ - لعفٌ /yaf'ulu/.

Selanjutnya kata ذِخ /khalada/ berubah menjadi ذُبخ /khālidun/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ؿ /kha/, kemudian membaris kasrahkan „ain fi‟il yaitu ٍ /lam/ dan mengganti baris lam fi‟il yaitu د /dal/

menjadi baris tanwin. Kata ذُبخ /khālidun/ mengikuti pola َػبك /fā‟ilun/.

َُْْْٜ٘ػ الله َ٢ِضَس ۖ اًذَثَا بَْٜ٤ِك َْٖ٣ِذِِ خ ُش َْٜٗ ْلاا بَِٜزْؾَر ِْٖٓ ْ١ِشْغَر ْٕذَػ ُذ َّ٘ع ِِّْْٜثَس َذِْ٘ػ ُُْْٛءاَضَع

ۖ َُْٚ٘ػ اُْٞضَسَٝ

( َُّٚثَس َ٢ِؾَخ َُِْٖٔ َيُِ ر ٨

)

/Jazā`uhum „inda rabbihim jannātu „adnin tajrῑ min taḥtiha al-anhāru khālidῑna fῑhā abadan, raḍiya Allāhu „anhum wa raḍū „anhu, żālika liman khasyiya rabbahu/‟balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah surga „Adn yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhan-Nya.

68. Kata ِج يِذ عنْا /al-‘ādiyāti/

Kata ِت ٌِد علْا /„ādiyāti/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah

al-„Ādiyāt ayat 1 yaitu:

)ٔ( بًؾْجَض ِذ ٣ِذ ؼُْا َٝ

/Wa al-„ādiyāti ḍabḥan/‟demi kuda perang yang lari kencang terengah-engah‟.

Kata ِت ٌِد علْا /al-„ādiyāti/ „yang lari kencang‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ mu`annas salim, ditandai dengan adanya huruf ا /alif/ dan ت /ta/

dan termasuk ism fa‟il. Kata ِت ٌِد علْا /al-„ādiyāti/ berasal dari kata داع /‟āda/ - دوعٌ

/ya‟ūdu/ mengikuti pola لعف /fa'ala/ - لعفٌ /yaf'ulu/. Selanjutnya kata داع /‟āda/

berubah menjadi د ع /‟ādin/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ع /‟ain/ dan diberi baris tanwin pada huruf akhir. Kata د ع /‟ādin/ mengikuti pola لعاف /fā‟ilun/.

69. Kata ِج يِسىًُْنا /al-mūriyāti/

Kata ِت ٌ ِروُمْلا /mūriyāti/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah

al-„Ādiyāt ayat 2 yaitu:

)ٕ( بًؽْذَه ِذ ٣ِسُُْٞٔب َك

/Fa al-mūriyāti qadḥan/‟dan kuda yang memercikkan api dengan pukulan (telapak kakinya)‟

Kata ِذ ٣ِسُُْٞٔا /al-mūriyāti/ „yang memercikkan‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ mu`annas salim, ditandai dengan adanya huruf ا /alif/ dan

د /ta/ dan termasuk ism fa‟il. Kata ِذ ٣ِسُُْٞٔا /al-mūriyāti/ berasal dari kata ٟسٝأ

/aura/ - ١سٞ٣ /yūrῑ/ mengikuti pola َؼكا /af‟ala/ - َؼل٣ /yuf‟ilu/. Selanjutnya pada kata ٟسٞ٣ /yūrῑ/, huruf ١ /ya/ mudhra‟ah diganti menjadi huruf ّ /mim/ yang

berbaris dhammah dan dikasrahkan huruf sebelum akhir menjadi ٟسٞٓ /mūrῑ/

mengikuti pola َؼلٓ /muf‟ilun/.

70. Kata ِث شْيِغًُْنا /al-mugῑrāti/

Kata ِت رٌِْغُمْلا /mugῑrāti/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah

al-„Ādiyāt ayat 3 yaitu:

)ٖ( بًؾْجُف ِد شْ٤ِـُُْٔب َك

/Fa al-mugῑrāti ṣubḥan/‟dan kuda yang menyerang di waktu pagi‟

Kata ِد شْ٤ِـُُْٔا /al-mugῑrāti/ „yang menyerang‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ mu`annas salim, ditandai dengan adanya huruf ا /alif/ dan

د /ta/ dan termasuk ism fa‟il. Kata ِد شْ٤ِـُُْٔا /al-mugῑrāti/ berasal dari kata راغأ

/`agāra/ - رٌغٌ /yugῑru/ mengikuti pola َؼكا /af‟ala/ - َؼل٣ /yuf‟ilu/. Selanjutnya pada kata رٌغٌ /yugῑru/, huruf ١ /ya/ mudhra‟ah diganti menjadi huruf ّ /mim/

yang berbaris dhammah dan diberi baris tanwin pada huruf akhir menjadi رٌغم

/mugῑrun/. Kata رٌغم /mugῑrun/ mengikuti pola َؼلٓ /muf‟ilun/.

71. Kata ٍَْيِّهَصُي /muṣallῑna/

Kata َنٌِّْلَصُم /muṣallῑna/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Mā‟ūn ayat 4 yaitu:

)ٗ( َْٖ٤َِِّقُِْٔ ُِّ َْ٣ََٞك

/Fawaylun lilmuṣallῑna/‟maka celakalah bagi orang-orang yang solat‟

Kata َْٖ٤َِِّقُٓ /muṣallῑna/ „orang-orang yang solat‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ muzakkar salim, ditandai dengan adanya huruf ١ /ya/ dan ٕ

/nun/ di akhir kata dan termasuk ism fa‟il. Kata َْٖ٤َِِّقُٓ /muṣallῑna/ berasal dari kata ٠ََِّف /ṣalla/ - ٠ِِّق٣ /yuṣalli/ mengikuti pola َّؼك /fa‟‟ala/ - َّؼل٣ /yufa‟‟ilu/.

Selanjutnya pada kata ٠ِِّق٣ /yuṣallῑ/, huruf ١ /ya/ mudhra‟ah diganti menjadi

huruf ّ /mim/ yang berbaris dhammah dan dikasrahkan huruf sebelum akhir menjadi ٠ِِّقٓ /muṣalli/. Dikarenakan kata ٠ِِّقٓ /muṣalli/ terdapat harf „illah di akhir kata, maka dihilangkan dan diganti dengan harkat tanwin, sehingga menjadi

َقٓ /muṣallin/.

72. Kata َئَِبَش /syāni`a/

Kata َئِناَش /syāni`a/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Kauṡar ayat 3 yaitu:

)ٖ( ُشَزثَلاْا َُٞٛ َي َئِٗبَؽ َِّٕا

/Inna syāni`aka huwa al-abtaru/sesungguhnya orang yang membencimu, dialah yang terputus.

Kata َئِٗبَؽ /syāni`a/ „orang yang membenci‟ merupakan ism musytaq yang termasuk ism fa‟il. Kata َئِٗبَؽ /syāni`a/ berasal dari kata ئ٘ؽ /syani`a/ - ؤ٘ؾ٣

/yasyna`u/ mengikuti pola َؼك /fa'ila/ - َؼل٣ /yaf'alu/. Selanjutnya kata ئ٘ؽ

/syani`a/ berubah menjadi ئِٗبَؽ /syāni`un/ dengan menambahkan huruf ا /alif/

setelah fa fi‟il dan mengganti baris lam fi‟il yaitu ء /hamzah/ menjadi baris tanwin. Kata ئِٗبَؽ /syāni`un/ mengikuti pola yaitu َػبك /fā‟ilun/.

73. Kata ٌَوِشِف كْنا/al-kāfirūna/

Kata َنو ِرِف كْلا /kāfirūna/ dalam Qur`an juz 30 terdapat pada surah al-Kāfirūn ayat 3 yaitu:

)ٔ( َُٕٝشِل ٌُْا بَُّٜ٣َب ٣ َُْه

/Qul yā`ayyuha al-kāfirūna/‟katakanlah (Muhammad), hai orang-orang kafir!

Kata َِٕٝشِل ٌُْا /al-kāfirūna/ „orang-orang kafir‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ muzakkar salim, ditandai dengan adanya huruf ٝ /wau/ dan

ٕ /nun/ di akhir kata dan termasuk ism fa‟il. Kata َِٕٝشِل ٌُْا /al-kāfirūna/ berasal dari kata شلً /kafara/ - شلٌ٣ /yakfuru/, mengikuti pola لعف /fa'ala/ - لعفٌ /yaf'ulu/.

Selanjutnya kata شلً /kafara/ berubah menjadi ُشِل ً /kāfirun/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ى /kaf/, kemudian diberi baris kasrah pada „ain fi‟il yaitu ف /fa/ dan mengganti baris lam fi‟il yaitu س /ra/

menjadi baris tanwin. Kata ُشِل ً /kāfirun/ mengikuti pola َػبك /fā‟ilun/.

74. Kata ٌَْوُذِب ع /‘ābidūna/

Kata َن ْوُدِب ع /„ābidūna/ dalam al-Qur`an juz 30 ada 2 (dua), terdapat pada surah al-Kāfirūn ayat 3 (tiga) dan 5 (lima), yaitu:

)ٖ( ُذُجْػَابَٓ َُْٕٝذِج ػ ُْْزَْٗا ٥َٝ

/Wa lā antum „ābidūna mā a‟budu/‟dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah‟

Kata َُْٕٝذِج ػ /„ābidūna/ „penyembah‟ merupakan ism musytaq yang berbentuk jama‟ muzakkar salim, ditandai dengan adanya huruf ٝ /wau/ dan ٕ

/nun/ di akhir kata dan termasuk ism fa‟il. Kata َٕ ُْٝذِج ػ /„ābidūna/ berasal dari kata

ذجػ /‟abada/ - ذجؼ٣ /ya‟budu/ mengikuti pola َؼك /fa'ala/ - َؼل٣ /yaf'ulu/.

Selanjutnya kata ذجػ /‟abada/ berubah menjadi ذثبػ /‟ābidun/, dengan menambahkan huruf ا /alif/ setelah fa fi‟il yaitu ع /‟ain/, kemudian diberi baris kasrah pada „ain fi‟il yaitu ة /ba/ dan mengganti baris lam fi‟il yaitu د /dal/

menjadi baris tanwin. Kata ذثبػ /‟ābidun/ mengikuti pola َػبك /fā‟ilun/.

)۵( ُذُجْػَا بَٓ َُْٕٝذِج ػ ُْْزَْٗا ٥َٝ

/Wa lā antum „ābidūna mā a‟budu/‟dan kamu tidak menyembah apa yang aku sembah‟

Dokumen terkait