• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan kekuatan dan kasih sayang-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Arahan Penataan Kawasan Penyebaran dan Pengembangan Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Lima Puluh Kota” ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan untuk penyelesaian usulan penelitian ini penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof Dr Ir Santun R.P. Sitorus selaku ketua, dan Bapak Prof Dr Ir Uup S. Wiradisastra dan Bapak Ir Yayat Supriatna, MURP sebagai anggota komisi pembimbing.

2. Ketua Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bapak Dr Ir Ernan Rustiadi, M.Agr atas kesempatan yang diberikan untuk belajar pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah.

3. Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota yang telah memberikan izin untuk mengikuti program tugas belajar ini.

4. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota periode tahun 2003-2006 (Bapak Drh. Zainal Abidin Malik), atas dorongan dan motivasi untuk maju serta dukungan materi yang telah diberikan.

5. Kepala Pusbindiklatren Bappenas yang telah mengalokasikan anggaran beasiswa tugas belajar.

6. Segenap dosen pengajar dan asisten pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor atas bimbingan dan dukungannya.

7. Segenap staf Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor yang telah membantu kelancaran selama studi.

8. Seluruh staf Pusat penelitian Tanah dan Agroklimat Bogor atas segala bantuannya.

9. Bapak Ir. Subroto M.S. dan Ibu Ir. Elizabeth Juarini M.S. dari Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor, atas segala informasi dan pemahaman yang diberikan. 10.Kedua orang tua dan mertua tercinta atas segala dukungan dan do’a yang

senantiasa mengalir dengan tulus ikhlas.

11.Adikku Yanti dan Yas, terima kasih atas segala dukungan dan ketulusan kalian selama ini, serta ananda tersayang Salma dan Alia, untuk tawa ceria yang menyegarkan dikala jenuh.

12.Adikku Yanto sekeluarga di Batam, atas segala kelapangan yang diberikan di saat-saat sempit.

13.Adikku Apit, untuk segala do’a dan bantuan yang menenangkan di saat kesibukan dan kepanikanku.

14.Mami, Papi, Doy dan Dey atas dukungan moril dan materilnya.

15.Mas Mursyid dan Mas Tri, atas segala bantuan yang berkaitan dengan peta-peta yang digunakan pada penelitian ini.

16.Rekan-rekan sesama peserta Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Angkatan 2005 yang telah memberikan informasi dan saran-sarannya, terutama rombongan yang

kebat-kebit di akhir batas masa studi. Terima kasih untuk segala kebersamaan dan kekompakannya.

17.Teman-teman dan senior di Disnakkan Kabupaten Lima Puluh Kota : Da Dek, Pak Sofyan, Ni Eni, Ni Eka, El, Ineng, Ipin, Da Firman, Ni Im, Ni Tut, Buk Marni, serta teman-teman lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, atas segala bantuan, terutama dalam penyiapan data dan survey lapangan.

18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungannya.

Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran untuk kebaikan sangat saya hargai. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Februari 2007

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padang pada tanggal 7 Maret 1971 dari ayah Azwir Hamid, S.H. dan ibu Murna. Penulis adalah anak sulung dari empat orang bersaudara. Pendidikan sarjana ditempuh di Fakultas Peternakan Universitas Andalas dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun 2005 penulis berkesempatan untuk melajutkan ke Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dengan beasiswa pendidikan dari Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (Pusbindiklatren) Bappenas dan atas perintah tugas belajar dari Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.

Penulis bekerja pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat sejak tahun 1996, terakhir menjabat sebagai Kepala Seksi Promosi, Informasi dan Pemasaran Peternakan. Penulis menikah dengan Harjoni S.E. pada tanggal 7 Juli 2000, dan sampai sekarang berdomisili di Payakumbuh Sumatera Barat.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………... xii

DAFTAR GAMBAR ……….. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ………... xv I. PENDAHULUAN ……….. 1 1.1. Latar Belakang ………... 1 1.2. Perumusan Masalah ………... 4 1.3. Tujuan Penelitian ……….. 5 1.4. Manfaat Penelitian ……… 5 1.5. Kerangka Pemikiran ………... 6 1.6. Keterbatasan Penelitian………. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 9

1.2. Kawasan Penyebaran dan Pengembangan Ternak ... 9

2.2. Ternak Sapi Potong ……….. 12

2.3. Hijauan Makanan Ternak Sapi Potong ... 13

2.4. Evaluasi Sumberdaya Lahan untuk Peternakan Ruminansia... 14

2.5. Daya Dukung Lahan ………... 17

2.6. Sistem Informasi Geografi (SIG) ………... 18

2.7. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu... 20

III. METODE PENELITIAN ………... 22

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 22

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 22

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4. Metode Identifikasi dan Teknik Analisis Data... 24

3.4.1. Identifikasi Jenis Penggunaan Lahan Potensial ... 28

3.4.2. Penilaian Kesesuaian Lingkungan Ekologis Sapi Potong... 28

3.4.3 Penilaian Kesesuaian Lahan Tanaman Hijauan Makanan Ternak... 29

3.4.4 Penghitungan Daya Dukung Lahan yang Sesuai bagi Pengembangan Ternak Sapi Potong... 30

3.4.5 Arahan Kawasan Penyebaran dan Pengembangan ... 32

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 36 4.1. Keadaan Geografis... 36

4.2. Kependudukan... 37

4.3. Iklim... 40

4.4. Geologi, Fisiografi dan Keadaan Tanah... 40

4.6. Keragaan Peternakan Sapi Potong... 41

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 45 5.1. Identifikasi Lahan untuk Pengembangan Ternak Sapi Potong... 45

5.1.1. Penutupan dan Penggunaan lahan... 45

5.1.2. Kesesuaian Lingkungan Ekologis Sapi Potong... 47

5.1.3. Kesesuaian Lahan Tanaman Hijauan Makanan Ternak... 49

5.1.3.1. Kesesuaian Lahan Padi (Oryza sativa)... 51

5.1.3.2. Kesesuaian Lahan Jagung (Zea mays)... 53

5.1.3.3. Kesesuaian Lahan Kacang Tanah (Arachis hypogeae)... 56

5.1.3.4. Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Kayu (Manihot uttilissima)... 58

5.1.3.5. Kesesuaian Lahan Tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas)... 60

5.1.3.6. Kesesuaian Lahan Tanaman Rumput Gajah

(Pennisetum purpureum)... 61

5.1.3.7. Kesesuaian Lahan Tanaman Rumput Setaria

(Setaria sepachelata)... 63

5.1.3.8. Kesesuaian Lahan Rumput Alam... 65

5.1.3.9. Kesesuaian Lahan Kelompok Leguminosa... 66

5.1.4. Lahan yang Sesuai untuk Pengembangan Ternak Sapi Potong... 68

5.2. Daya Dukung Hijauan Makanan Ternak... 68

5.3. Arahan Kawasan Penyebaran dan Pengembangan Ternak Sapi Potong... 72

5.3.1. Analisis Nilai Kriteria Karakterisasi Kunci... 72

5.3.1.1 Analisis Nilai Kriteria Karakterisasi Sumber Daya Manusia (SDM)... 73

5.3.1.2. Analisis Nilai Kriteria Karakterisasi Kelembagaan

Input dan Output... 76

5.3.1.3. Analisis Nilai Kriteria Karakterisasi Sumber Daya Alam (SDA)... 77

5.3.1.4 Analisis Nilai Kriteria Karakterisasi

Perkembangan Wilayah dan Teknologi Peternakan. 80 5.3.2. Analisis LQ dan SSA... 80

5.5.3. Kawasan Penyebaran dan Pengembangan... 81

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 87 6.1. Kesimpulan... 87

DAFTAR PUSTAKA ………... 89 LAMPIRAN ………....………... 94

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Perkembangan distribusi persentase PDRB atas dasar harga

berlaku tahun 2002 - 2004 ………... 3 2 Populasi dan Rumah Tangga Pemelihara (RTP) ternak sapi di

Kabupaten Lima Puluh Kota ………... 3 3 Jenis dan sumber data …... 24 4 Kriteria penilaian kesesuaian lingkungan ekologis untuk ternak sapi

sistem pemeliharaan dikandangkan……….. 29 5 Kriteria status daya dukung hijauan berdasarkan indeks daya

dukung….……….………... 32 6 Nilai kriteria karakteristik kunci... 33 7 Luas wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota menurut penutupan dan

penggunaannya tahun 2004... 37 8 Luas wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota menurut penutupan dan

penggunaan lahan berdasarkan perhitungan peta digital... 37 9 Luas kecamatan, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di

Kabupaten Lima Puluh Kota……… 38 10 Jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan

dan jenis kelamin……….. 38

11 Wilayah/pola curah hujan Kabupaten Lima Puluh Kota dengan tipe iklimnya berdasarkan bulan basah dan bulan kering………... 40 12 Perkembangan populasi sapi Kabupaten Lima Puluh Kota tahun

2000-2005………. 42 13 Sebaran peternakan sapi di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2004. 43 14 Jenis pentupan dan penggunaan lahan di Kabupaten Lima Puluh

Kota... 45 15 Luas kesesuaian lingkungan ekologis ternak sapi potong sistem

kandang per kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota... 49 16 Luas kesesuaian tanaman padi pada berbagai penggunaan lahan di

Kabupaten Lima Puluh Kota……… 52 17 Luas kesesuaian tanaman jagung pada berbagai penggunaan lahan di

Kabupaten Lima Puluh Kota……… 54

18 Luas kesesuaian tanaman kacang tanah pada berbagai penggunaan

lahan di Kabupaten Lima Puluh Kota……….. 57 19 Luas kesesuaian tanaman ubi kayu pada berbagai penggunaan lahan

di Kabupaten Lima Puluh Kota……… 58 20 Luas kesesuaian tanaman ubi jalar pada berbagai penggunaan lahan

di Kabupaten Lima Puluh Kota……… 60 21 Luas kesesuaian tanaman rumput gajah pada berbagai penggunaan

lahan di Kabupaten Lima Puluh Kota……….. 62 22 Luas kesesuaian tanaman rumput setaria pada berbagai penggunaan

23 Luas kesesuaian tanaman rumput alam pada berbagai penggunaan

lahan di Kabupaten Lima Puluh Kota……….. 65

24 Luas kesesuaian tanaman leguminosa pada berbagai penggunaan lahan di Kabupaten Lima Puluh Kota……….. 68

25 Kepadatan ekonomi ternak sapi Kabupaten Lima Puluh Kota……… 69

26 Luas, produksi dan daya dukung hijauan makanan ternak pada berbagai jenis penggunaan lahan……….. 70

27 Produksi, daya dukung dan indeks daya dukung hijauan makanan ternak……… 70

28 Penilaian kriteria pendidikan……… 73

29 Penilaian kriteria penguasaan lahan sawah………... 74

30 Penilaian kriteria penguasaan lahan lahan kering... 74

31 Jumlah skor penguasaan sawah dan lahan kering... 75

32 Penilaian kriteria kepadatan penduduk………... 75

33 Hasil penilaian seluruh komponen SDM... 76

34 Penilaian kelembagaan input dan output……….. 76

35 Penilaian luas kesesuaian lahan……… 78

36 Penilaian daya dukung pakan………... 78

37 Penilaian kepadatan ekonomi ternak sapi potong……… 79

38 Hasil penilaian seluruh komponen SDA... 79

39 Penilaian perkembangan wilayah dan teknologi peternakan... 80

40 Penentuan nilai kriteria karaterisasi kunci... 83

41 Kepadatan ternak sapi potong menurut lahan produktif penghasil pakan... 84

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Diagram alir kerangka pemikiran ... 8 2 Peta lokasi penelitian Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi

Sumatera Barat ... 23 3 Diagram alir pembuatan peta penggunaan lahan..………... 25 4 Diagram alir pembuatan peta lereng dan peta elevasi……….. 25 5 Diagram alir pembuatan peta satuan lahan Kabupaten Lima Puluh

Kota ……….. .………... 26 6 Diagram alir pembuatan peta arahan kawasan penyebaran dan

pengembangan sapi potong……….. 27 7 Diagram alir kegiatan penelitian... 35 8 Diagram persentase angkatan kerja terhadap jumlah penduduk dan

tingkat partisipasi angkatan kerja Kabupaten Lima Puluh Kota... 39 9 Diagram persentase penduduk menurut jenis pekerjaan di Kabupaten

Lima Puluh Kota……….. 39

10 Peta penutupan dan penggunaan lahan di Kabupaten Lima Puluh

Kota……….. 46 11 Peta kesesuaian lingkungan ekologis sapi potong sistem kandang di

Kabupaten Lima Puluh Kota……… 48

12 Peta kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah (Oryza sativa)…... 53 13 Peta kesesuaian lahan untuk tanaman jagung (Zea mays)... 55 14 Peta kesesuaian lahan untuk tanaman kacang tanah(Arachis

hypogeae)... 57 15 Peta kelas kesesuaian lahan untuk tanaman ubi kayu (Manihot

uttilissima)... 59 16 Peta kelas kesesuaian lahan untuk tanaman ubi jalar (Ipomoea

batatas)... 61 17 Peta kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Rumput Gajah

(Pennisetum purpureum)... 62 18 Peta kelas kesesuaian lahan untuk tanaman Rumput Setaria (Setaria

spachelata)... 64 19 Peta kelas kesesuaian lahan untuk tanaman rumput alam... 66 20 Peta kelas kesesuaian lahan untuk tanaman leguminosa... 67 21 Peta Sebaran status daya dukung hijauan makanan ternak di

Kabupaten Lima Puluh Kota……… 72

22 Peta Kawasan penyebaran dan pengembangan peternakan sapi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Satuan peta tanah Kabupaten Lima Puluh Kota………... 95

2 Peta iklim Kabupaten Lima Puluh Kota... 96

3 Peta lereng dan elevasi Kabupaten Lima Puluh Kota... 97

3.a. Peta lereng Kabupaten Lima Puluh Kota... 97

3.b. Peta elevasi Kabupaten Lima Puluh Kota... 98

4 Kriteria kesesuaian lahan beberapa tanaman sumber hijauan makanan ternak... 99

4.a. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah (Oryza sativa)... 99

4.b. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Jagung (Zea mays)... 100

4.c. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae)... 101

4.d. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Ubi Kayu (Manihot uttilissima)... 102

4.e. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas)... 103

4.f. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Rumput Gajah (Pennisetum purpureum)... 104

4.g. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Rumput Setaria (Setaria spachelata)... 105

4.h. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk tanaman Rumput Alam... 106

4.i. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Kelompok Leguminosa... 107

5 Luas wilayah menurut ukuran lerengnya pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota... 108

16 Tabel Indeks Daya Dukung (IDD) dan Kriteria Lahan di Kabupaten Lima Puluh Kota... 109

17 Hasil perhitungan LQ berdasarkan kepadatan ekonomi peternakan tahun 2005... 110

18 Hasil perhitungan SSA berdasarkan data populasi peternakan tahun 2005... 111

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan sektor pertanian termasuk di dalamnya subsektor peternakan semakin menonjol pada pengembangan agribisnis saat ini dan masa yang akan datang, Beberapa keunggulan agribisnis berbasis peternakan adalah : mempunyai kelenturan bisnis dan teknologi yang luas dan luwes (misalnya dalam pengembangan sistem integrasi karet-sapi, kelapa-sapi atau ternak dan pelestarian alam), produk peternakan mempunyai nilai elastisitas tinggi terhadap perubahan pendapatan, sehingga permintaan produk peternakan akan selalu meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan (Saragih 2000).

Seiring dengan peningkatan pengetahuan dan pendapatan masyarakat, permintaan akan pangan sumber protein hewani juga mengalami kenaikan, terutama terhadap produk unggas dan sapi potong. Untuk itu pengembangan subsektor peternakan sebagai bagian integral dari sektor pertanian perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap memperhatikan kelestarian sumberdaya dan lingkungan yang ada. Hal ini karena kegiatan pada subsektor peternakan terbukti memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan petani, pemerataan perekonomian dan kesempatan kerja, serta perbaikan terhadap gizi masyarakat. Tujuan ini dapat dicapai melalui peningkatan populasi, produksi dan produktivitas ternak.

Strategi pengembangan peternakan untuk mencapai hasil yang optimal memerlukan perencanaan yang matang dan tepat, sehingga ruang yang digunakan untuk kegiatan pengembangan peternakan tidak bersaing dengan kegiatan lain dan tidak saling mengganggu antara peternakan itu sendiri dengan lingkungan sekitarnya. Untuk itu perlu suatu penataan ruang kawasan peternakan secara khusus, yang disusun berdasarkan potensi lahan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan ternak, akses ke tempat pemasaran dan sarana prasarana yang menunjang usaha dibidang peternakan tersebut. Dengan demikian diharapkan kegiatan dibidang peternakan dapat berjalan dengan aman dan lancar serta mampu menghasilkan produksi yang optimal dari segi kualitas maupun kuantitas.

Kegiatan peternakan yang telah memiliki kawasan tersendiri yang lebih jelas dan teratur, selain lebih mudah dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan maupun penanggulangan wabah penyakit yang dapat segera dilaksanakan, juga lebih memudahkan untuk membuat program-program yang bersifat menunjang kegiatan peternakan tersebut.

Penataan kawasan pengembangan peternakan perlu memperhatikan aspek lahan sebagai tempat hidup dan tempat menanam hijauan pakan ternak, jalur transportasi sebagai penghubung dengan tempat pemasaran, aspek penduduk, lokasi kegiatan pertanian sebagai penunjang kegiatan peternakan, dan lain-lain. Selain itu, sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 417/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Pedoman Umum Penyebaran dan Pengembangan Ternak, lokasi penyebaran peternakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : bebas penyakit hewan menular sesuai jenis ternak yang akan disebarkan, sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, sesuai dengan Tata Ruang Kabupaten/Kota, mendukung kelancaran pemasaran, mendukung efisiensi dan efektivitas pembinaan dan daya dukung lokasi/wilayah memadai (Anonim 2001).

Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Barat dengan ibukotanya sampai saat sekarang masih berada di pusat Kota Payakumbuh dan berada pada jalur darat utama yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau. Keadaan ekonomi Kabupaten Lima Puluh Kota dilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku didominasi oleh bidang usaha pertanian, dan subsektor peternakan berada pada urutan keempat setelah tanaman pangan, tanaman perkebunan dan kehutanan. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan distribusi PDRB atas harga berlaku dari tahun 2002 sampai dengan 2004 seperti tertera pada Tabel 1.

Salah satu komoditi peternakan Kabupaten Lima Puluh Kota yang ditetapkan sebagai komoditi unggulan adalah ternak sapi potong. Populasi ternak sapi potong dan jumlah rumah tangga pemeliharanya secara signifikan mengalami peningkatan selama empat tahun terakhir ini, seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 1 Perkembangan distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2002 – 2004. Sektor/Subsektor 2002 2003 2004 1. Pertanian 33.25 34.21 34.68 - Tanaman Pangan 13.64 13.68 13.79 - Tanaman Perkebunan 6.94 7.95 8.68 - Kehutanan 5.95 5.56 5.07 - Peternakan 3.87 4.21 4.32 - Perikanan 2.85 2.81 2.82 2. Industri Pengolahan 10.68 10.60 10.28 3. Sektor Lainnya 56.08 55.19 55.05 Sumber : BPS Kabupaten Lima Puluh Kota (2004).

Tabel 2. Populasi dan Rumah Tangga Pemelihara (RTP) ternak sapi di Kabupaten Lima Puluh Kota

No Tahun Jml Populasi (Ekor) RTP (KK) 1 2002 44.167 17.720 2 2003 53.216 23.108 3 2004 56.789 23.557 4 2005 58.590 25.624

Sumber : Data Statistik Peternakan Kabupaten Lima Puluh Kota 2002 - 2005.

Komoditi ini telah mampu mengekspor produksinya berupa ternak sapi hidup ke luar kabupaten bahkan luar provinsi. Daerah pemasaran yang paling potensial adalah Provinsi tetangga yaitu Riau dan Jambi. Dari segi potensi untuk lokasi pengembangan sapi potong, Kabupaten Lima Puluh Kota mempunyai ketersediaan lahan yang masih luas.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wlayah (RTRW) Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2000, alokasi ruang bagi pengembangan peternakan sapi potong sangat sedikit dan hanya terbatas pada kecamatan-kecamatan tertentu. Mengamati perkembangan usaha dan pertambahan populasi ternak sapi potong dalam empat tahun terakhir, pada kenyataannya kegiatan peternakan sapi potong telah menyebar di beberapa kecamatan lain yang tidak diprioritaskan pada RTRW.

Berpijak dari keadaan tersebut maka diperlukan suatu pengalokasian ruang yang baru untuk pengembangan ternak sapi potong yang sekarang menjadi komoditi unggulan karena mampu menghasilkan produksi yang tinggi dan telah mempunyai pasar tersendiri, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan sumbangannya terhadap PDRB Kabupaten.

Penyebaran dan pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Lima Puluh Kota, jelas membutuhkan ruang yang pasti untuk kegiatan usaha secara berkelanjutan, sehingga dibutuhkan penataan sedemikian rupa untuk terciptanya kondisi usaha peternakan yang efisien, baik dalam praproduksi, produksi maupun pascaproduksi. Adanya alokasi ruang yang jelas, dapat menjadi dasar pembentukan kawasan yang tujuan dan manfaatnya lebih mampu menyentuh masyarakat peternak untuk meningkatkan usahanya ke arah yang lebih baik.

1.2. Perumusan Masalah

Dalam penyusunan tata ruang bagi kawasan peternakan di Kabupaten Lima Puluh Kota selama ini masih mengacu pada tradisi dan budaya masyarakat dalam mengembangkan ternak, sehingga kawasan yang ditetapkan berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan yang sudah ada tanpa mempertimbangkan aspek ekonomis dan potensi wilayah bagi penggunaan yang paling optimal.

Pada kasus-kasus tertentu perkembangan dalam sistem pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Lima Puluh Kota masih menghadapi ketidakpastian usaha, baik secara teknis dan ekonomis maupun secara hukum. Hal ini salah satunya disebabkan oleh belum tersedianya data tentang kesesuaian ekologis dan rekomendasi lahan bagi pengembangan berbagai komoditi peternakan selama ini. Informasi tentang peternakan dan penunjangnya masih terbatas pada data statistik, yang masih belum memberikan arti banyak dalam menunjang strategi pengembangan peternakan itu sendiri.

Evaluasi terhadap potensi wilayah untuk penyebaran dan pengembangan peternakan merupakan salah satu langkah untuk penyediaan informasi dasar yang penting bagi perencanaan yang konsepsional dan berwawasan masa depan, sehingga tercipta kawasan peternakan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

Berhubung ternak sapi potong merupakan salah satu usaha peternakan yang potensial di Kabupaten Lima Puluh Kota, maka diperlukan suatu evaluasi terhadap potensi wilayah yang sesuai bagi penyebaran dan pengembangannya, sehingga lahan dan sumberdaya lainnya yang ada dapat dimanfaatkan untuk memberikan produksi yang optimal.

Perencanaan untuk lokasi pengembangan ternak sapi di Kabupaten Lima Puluh Kota sangat diperlukan untuk menjamin tata ruang khusus yang lebih komprehensif dan menjamin kepastian dan keamanan dalam berusaha. Untuk itu diperlukan suatu analisis terhadap potensi wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota bagi pengembangan usaha peternakan sapi potong yang dapat digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam menetapkan kawasan pengembangan sapi potong serta dapat digunakan oleh masyarakat yang bergerak di bidang usaha ini.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk :

1. Mengidentifikasi areal lahan yang sesuai untuk pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Lima Puluh Kota.

2. Menghitung daya dukung lahan-lahan yang sesuai bagi usaha peternakan sapi potong di Kabupaten Lima Puluh Kota.

3. Menentukan arahan kawasan penyebaran dan pengembangan serta kapasitas peningkatan sapi potong berdasarkan potensi sumberdaya lahan di Kabupaten Lima Puluh Kota..

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota dalam pengalokasian ruang bagi kawasan peternakan sapi potong yang lebih sesuai dan berwawasan lingkungan, dengan mengacu pada potensi lahan bagi pengembangannya.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat pelaku usaha serta investor yang berminat berinvestasi dalam pengembangan usaha peternakan sapi potong di masa yang akan datang, sehingga lebih aman dan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas ternaknya dalam rangka peningkatan pendapatan. 3. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tentang lahan-lahan potensial sebagai dasar penataan kawasan pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Lima puluh Kota.

1.5. Kerangka Pemikiran

Kesesuaian lahan bagi ternak merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang keberhasilan peningkatan produktifitas ternak, terutama ternak ruminansia seperti sapi potong, sebagai usaha pertanian berbasis lahan (land based agriculture). Hal ini berarti tidak semua kondisi lahan di permukaan bumi sesuai bagi kehidupan ternak ruminansia, termasuk di Kabupaten Lima Puluh Kota yang memiliki populasi ternak sapi yang cukup tinggi di Propinsi Sumatera Barat. Melalui pendekatan kondisi agroklimat dan penggunaan lahannya serta produktivitas hijauan makanan ternak dan tanaman pangan sebagai penunjang pakan ternak sapi potong, maka kesesuaian lahan dan arahan lokasi bagi pengembangan ternak sapi potong dapat ditentukan.

Pelaksanaan penelitian selain pengumpulan dan pengolahan data dan peta dasar (kelerengan, jenis tanah, tinggi tempat dan panjang kemarau) juga melaksanakan survei untuk verifikasi data peta dan untuk memperoleh informasi di sentra-sentra usaha peternakan sapi potong melalui wawancara dan pengamatan langsung lapangan. Informasi daya dukung hijauan makanan ternak disajikan dalam nilai Indeks Daya Dukung (IDD), yang memperlihatkan status masing-masing kecamatan terhadap kemampuan penambahan populasi ternak ruminansia saat ini. Dasar penilaian dan analisis dilakukan pada satuan-satuan lahan yang merupakan unit satuan lahan yang memiliki sifat-sifat yang relatif homogen. Kemudian dilakukan analisis Nilai Kriteria Karakteristik Kunci, yang terdiri dari

Dokumen terkait