• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

B. Langkah-langkah pengolahan

2. Katalogisasi

Katalogisasi adalah Kegiatan atau proses pembuatan wakil ringkas dari bahan pustaka atau dokumen (buku, majalah, CD-ROM, mikrofilm, dll.). Istilah ini kadang-kadang juga meliputi klasifikasi bahan pustaka dan secara umum penyiapan bahan pustaka untuk digunakan pemakai.8

Pengolahan bahan pustaka atau katalogisasi adalah proses penelaahan dan pengolahan keterangan dan hal-hal penting dari bahan pustaka menjaadi catalog .9

Dalam pembuatan katalog kegiatannya dibagi menjadi dua macam, yaitu katalogisasi deskriptif (descriptive cataloging) dan katalogisasi subyek

(subjective cataloging).

Katalogiasasi deskriptif adalah kegiatan pembuatan katalog yang mencatat data bibliografi bahan koleksi perpustakaan yang merupakan identitas dari koleksi itu. Katalogisasi deskriptif pun terbagi dua yaitu pencatatan data deskripsi bibliografi dan penentuan tajuk-tajuk. Selain itu penciptaan suatu sistem katalog yang relatif lebih membantu memerlukan pula pembuatan penunjukan dan penunjukan silang. Misalnya penunjukan

7

Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, h. 85.

8

Rusina sjahrial, Pedoman penyelenggaraan perpustakaan, (Jakarta: Djembatan, 2000),h. 40

9

Muh. Kalilani eryono. Buku materi pokok pengolahan bahan pustaka. (Jakarta: Unversitas terbuka, 1999), h. 3

dengan kata-kata lihat membimbing pengguna sistem katalog dari kata atau istilah yang tidak digunakan ke kata atau istilah yang digunakan

a. Deskripsi Bibliografi

Deskripsi buku yang menjadi dasar pembuatan deskripsi adalah halaman judul.10 Dalam satu deskripsi dicatat data-data bibliografi yang menurut AACR 2 ada 8 daerah. Masing-masing daerah kadang-kadang memiliki satu atau lebih unsur deskripsi. Misalnya pada daerah judul dan pernyataan kepengarangan mungkin saja ada beberapa unsur sebagai berikut :

1. Judul biasa 2. Judul paralel

3. Keterangan judul yang lain (anak judul) 4. Pernyataan kepengarangan yang pertama

5. Pernyataan kepengarangan kedua dan seterusnya, termasuk penerjemah, ilustrator, editor dan lain-lain

Untuk mengenal suatu buku hendaknya diberi identitas yang cukup lengkap yang menurut AACR dibagi atas daerah-daerah (area) deskripsi sebagai berikut

a. Daerah judul dan pernyataan penanggung jawab Judul biasa

Judul paralel

Judul lain atau informasi judul lain atau anak judul Keterangan ke pengarangan pertama

10

Keterangan ke pengarangan ke dua dan / atau yang berikutnya b. Daerah edisi

Keterangan edisi

Keterangan ke pengarangan pertama

Keterangan ke pengarangan kedua atau yang berikutnya c. Daerah rincian khusus material

d. Daerah publikasi dan distribusi (Impresum) Tempat terbit pertama

Tempat terbit kedua dan selanjutnya Penerbit

Penerbit kedua dan selanjutnya Tahun terbit

e. Daerah deskripsi fisik (Kolasi) Jumlah halaman/jumlah jilid Keterangan ilustrasi

Ukuran

Bahan yang diikutsertakan (deskripsi dari bahan yang diikutsertakan)

f. Daerah seri (Keterangan seri Keterangan sub-seri

Penomoran dari seri atau sub-seri ISSN) g. Daerah catatan

Keterangan tentang catatan

h. Daerah nomor standar dan istilah yang menunjukkan syarat kepemilikan kopinya yang lain (harga khusus dan lain-lain).

ISBN Jilidan Harga 11

Katalogisasi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a. Katalogisasi sederhana, adalah kegiatan katalogisasi yang hanya mencantumkan informasi data bibliografis, tingkat (level) 1 berdasarkan

Anglo American Cataloging Rules (AACR) II yaitu: Judul asli, pengarang, edisi, penerbit, tempat terbit dan nomor standar seperti International Standard Book Number (ISBN).

b. Katalogisasi kompleks, adalah kegiatan katalogisasi yang mencantumkan informasi data bibliografis tingkat 1 ditambah anatara lain judul paralel, judul-judul seri, judul penerjemah, dan pengarang tambahan.

c. Katalogisasi salinan adalah kegiatan menyalin data bibliografi bahan pustaka dari sumber bibliografi lain dengan atau tanpa menambah informasi yang diperlukan.12.

Katalog merupakan daftar dokumen yang dimiliki unit informasi serta disusun menurut tata urutan tertentu, misalnya menurut pengarang,

11

Rizal saiful Haq, Deskripsi bibliografi buku dan serial (Jakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, t.t.) h. 18

12

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : suatu pendekatan praktik (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 183.

subyek, nama, geografis, maupun judul. Katalog menunjukkan lokasi sebuah dokumen; hal demikian tidak diberikan dalam bibliografi. Jadi, dokumen yang diterima oleh sebuah unit informasi harus dicatat dalam katalog.

Apabila bahan pustaka yang tersimpan dalam perpustakaan tidak memakai katalog sebagai alat atau media temu balik, maka akan sulit bagi siapapun untuk menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan secara cepat, tepat, dan akurat. Lebih-lebih jika koleksi perpustakaan tersebut dalam jumlah yang amat besar. Agar tidak merepotkan di kemudian hari maka setiap perpustakaan, sekalipun baru memiliki koleksi dalam jumlah kecil tetap harus dibuatkan katalognya, sebab koleksi yang kecil lama-lama akan menjadi besar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan utama katalog perpustakaan ialah membantu pemakai perpustakaan memperoleh dokumen seefisien mungkin.13

Adapun katalog perpustakaan mempunyai bentuk fisik yang bermacam-macam, yaitu sebagai berikut:

a. Katalog buku (Printed Catalog)

Katalog dalam bentuk buku merupakan katalog perpustakaan yang sudah lama dikenal masyarakat. Bentuknya seperti buku yang terdiri atas sejumlah halaman yang masing-masing halamannya dapat memuat data-data katalog yang dicetak dengan mesin cetak atau dengan mesin yang

13

Yaya Suhendar, pedoman katalogisasi: cara mudah membuat katalog perpustakaan (Jakarta: Kencana prenada, 2005), h. 2-3

lainnya. Kalau sekarang katalog buku hampir sama dengan kamus yang banyak kita kenal.

Keuntungan katalog buku diantaranya dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan, serta dapat diletakkan pada berbagai tempat. Sedangkan kerugiannya ialah setiap kali perpustakaan mendapatkan bahan pustaka yang baru tidak bisa dimasukkan kedalam data-data yang telah tercetak pada katalog sebelumnya. Hal ini biasanya diatasi dengan membuat suplemen katalog, namun cara ini tidak bisa mengejar pertumbuhan buku. Oleh karena itulah, katalog perpustakaan dalam bentuk buku sudah jarang kita temukann pada perpustakaan-perpustakaan.

b. Katalog berkas (Sheaf Catalog)

Katalog berkas merupakan perkembangan lebih lanjut dari katalog buku. Bentuk katalog berkas yaitu berupa lembaran lepas dari kertas atau kartu ukuran 7,5 x 12,5 cm atau 10 x 15 cm. Masing-masing lembar berisi data-data katalog. Untuk menyatukan lembaran-lembaran lepas tersebut diberi lubang kemudian diikat menjadi satu. Atau tidak jarang juga disatuan dengan penjepit khusus. Untuk menguatkan katalog berkas biasanya pada bagain depan dan belakang dilindungi dengan karton tebal. Setiap lembar katalog berkas memuat satu data, masing-masng berisi 500 hingga 600 lembar. Berkas yang sudah terjepit/terjild kemudian disusun menurut nomor kelas.

Keuntungan dari katalog berkas diantaranya praktis, pemakai tidak perlu berdasarkan bila ingin menggunakan katalog, karena masing-masing

pemakai cukup mengambil berkas yang diperlukannya. Kerugian-kerugiannya ialah penyisipan data katalog baru memerlukan kerja keras karena harus membuka penjepit atau jilid

c. Katalog kartu (card catalog)

Katalog dalam bentuk kartu merupakan perkembangan lebih lanjut dari katalog berkas. Katalog ini dibuat dalam bentuk kartu berukuran 7,5x12,5 cm. Dengan ketebalan 0,025 cm (kurang lebih sama tebalnya dengan karton manila). Setiap kartu berisi satu data katalog.

Keuntungan menggunakan katalog kartu dintaranya bersifat praktis, penambahan data katalog tidak mengalami kesulitan karena katalog baru tinggal menyisipkannya saja pada susunan katalog yang sudah ada sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Kerugiannya ialah pemakai harus entri dalammenggunakannya kartu katalog disimpan pada suatu tempat (laci katalog) dan setiap kartu hanya memuat satu data katalog saja.14

d. Katalog online (OPAC)

Katalog online ialah katalog yang terpasang pada komputer biasanya dihubungkan dengan sistem jaringan baik jaringan lokal (LAN) ataupun jaringan dalam skala yang luas (WAN). Katalog online juga disebut dengan On-line Public Access Catalogue (OPAC). Katalog online dikembangkan sebagai bagian dari otomasi perpustakaan. Pada umumnya katalog online tetap memuat informasi penting yang ada dalam sebuah

14

dokumen seperti pengarang, judul dokumen, kota terbit, dan penerbit, serta informasi fisik tentang dokumen, dan lokasi penempatan dokumen. Katalog online banyak digunakan pada berbagai perpustakaan karena mempunyai banyak keuntungan, di antaranya adalah sebagai berikut :

2) Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

3) Penelusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling mengganggu.

4) Penelusuran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya lewat judul, pengarang, subjek, tahun terbit, penerbit dan sebagainya, yaitu dengan memanfaatkan penelusuran Boolean Logic.

5) Rekaman bibliografi yang dimasukkan ke dalam entri katalog tidak terbatas.

6) Penelusuran dapat dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan, yaitu dengan menggunakan sistem jaringan LAN (Local Area Network) atau WAN (Wide Area Network)15

b. Katalogisasi subyek

Dalam katalogisasi subyek yang menjadi sasaran adalah penentuan entri subyek sebuah buku baik berupa subyek verbal maupun notasi

15

M. Amin Abdullah, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, 2007), h, 137.

klasifikasi, dan hasilnya di cantumkan dalam catalog. Klasifikasi adalah deskripsi isi untuk menentukan subyek utama sebuah dokumen serta satu atau dua subyek sekunder serta mengungkapkannya dalam istilah yang paling tepat dalam bahasa dokumenter yang digunakan. Bentuk lazim klasifikasi biasanya menuangkan deskripsi isi dalam bentuk angka. Adapun katalogisasi subjek adalah proses pembuatan catalog yang berkaitan dengan subyek/isi pustaka, dan akan selalu berhubungan dengan istilah subyek. 16

Dalam perkembangannya, sistem klasifikasi subjek ada yang menggunakan notasi atau tanda berupa huruf dan ada juga yang menggunakan angka. Berikut ini akan di uraian beberapa sistem klasifikasi yang telah digunakan oleh perpustakaan di seluruh dunia. Sistem Klasifikasi Perpustakaan Kongres / Library of Congress System (LC) merupakan sistem klasifikasi yang menggunakan tanda huruf. Perpustakaan Library of Congress didirkan tahun 1800, tetapi bagan klasifikasi LC secara rinci baru diperkenalkan antara tahun 1899-1920 oleh Herbert Putnam, pustakawan pada Perpustakaan LC tahun 1899-1939. LC dikembangkan khusus untuk perpustakaan Library of Congress yang mempunyai koleksi sangat besar. LC juga membagi ilmu pengetahuan dalam beberapa kelompok atau kelas, hanya saja sandi atau kode yang digunakan bukan angka, melainkan huruf abjad. Notasi atau tanda huruf yang digunakan di dalam sistem itu17

16

Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, h. 103.

17

Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 93.

No Subyek LC DDC UDC 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Karya Umum dan Poligrafi Filsafat dan Agama

Sejarah (kecuali Amerika), Genealogi Sejarah Amerika Geografi, Antropologi Ilmu Sosial Ilmu Politik Hukum Pendidikan Musik Seni

Bahasa dan Sastra

Ilmu Pengetahuan atau ilmu murni Kedokteran

Pertanian Teknologi Ilmu Kemiliteran Ilmu Kelautan

Bibliografi dan Ilmu Perpustakaan Kesenian, hiburan dan olahraga

A B C-O E-F G H J K L M N P Q R S T U V Z18 000 100 dan 200 300 400 dan 800 500 600 700 90019 0 1 dan 2 3 8 5 6 7 920 18

Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 93.

19

Towa P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas, Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), h. 4.

Sejarah dan geografi

Tabel 1

Tabel DDC, UDC dan LC

Dalam UDC terdapat tabel tambahan yang didukung oleh satu seri simbol kombinasi dan singkatan seperti berikut :

Tabel Tambahan UDC

Simbol Dibaca Untuk Menyatakan Contoh

+ Tambah Dokumen membahas

dua topik

622+699 (pertambangan dan metalurgi)

/ Sampai dengan Penggabungan beberapa kelas setahap

335/359 (ilmu kemiliteran; angkatan darat, laut, udara)

: Kolon Hubungan antar

subjek

31 : 63 (statistik pertanian)

= Sama dengan Subdivisi bahasa =20 (dalam bahasa Inggris) (0) Nol dalam

kurung

Subdivisi bentuk (03) (kamus, ensiklopedi)

(1/9) Kurung Subdivisi tempat (100) (internasional) “ “ Tanda petik Subdivisi waktu “32” (musim)

(=0/9) Sama dengan dalam kurung

Subdivisi bangsa (=081) (orang primitif)

A/Z A s.d. Z Orang 820 Shaw (karya Shaw) .00 Titik nol ganda Sudut pandangan .001 (pandangan teoritis;

20

program, rencana penelitian -0 Garis penghubung Menyatakan sifat perorangan -53.2 (anak-anak) - Garis penghubung Analisis khusus 621.789-982 (pembungkusan vakum)21 Tabel II

Tabel tambahan UDC

Sistem klasifikasi yang paling banyak digunakan perpustakaan adalah

Dewey Decimal Classification (DDC). DDC diciptakan oleh Melvil Dewey pada tahun 1873 dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1876. DDC membagi ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama, kemudian masing-masing kelas utama dibagi menjadi 10 divisi, dan selanjutnya masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi, sehingga dengan demikian DDC terdiri dari 10 kelas utama, 100 divisi dan 1000 seksi. Meskipun demikian, DDC masih memungkinkan diadakannya pembagian lebih lanjut daripada seksi menjadi sub-seksi, dari sub-seksi menjadi sub sub-seksi, dan seterusnya. Notasi atau tanda huruf yang digunakan di dalam sistem DDC.

Dewey mempunyai alasan mengapa DDC dibagi menjadi 10 kelas utama dengan dimulai dari karya umum dan diakhiri dengan sejarah, alasannya yaitu karena antara bagian atau golongan 1 dengan golongan-golongan berikutnya selalu ada hubungannya sampai pada akhir dari

21

Soeatminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 93.

penggolongan itu.22 Di dalam klasifikasi DDC yang telah membagi kelas utama, divisi, dan seksi masih diperlukan tabel pembantu. Tabel pembantu berbentuk serangkaian notasi khusus yang digunakan untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat dalam beberapa subjek yang berbeda. Tabel pembantu yang dipergunakan sebanyak 6 tabel pembantu, yaitu :

1. Tabel subdivisi standar (T1) 2. Tabel wilayah (T2)

3. Tabel subdivisi kesusastraan (T3) 4. Tabel subdivisi bahasa (T4)

5. Tabel ras, bangsa, kelompok etnis (T5) 6. Tabel bahasa-bahasa23

Sistem klasifikasi akan sangat membantu, baik bagi petugas dalam menyusun koleksi, maupun bagi pemakai, agar dapat dengan mudah mencari dan menemukan apa yang mereka perlukan, sehingga akan menghemat waktu dan tenaga.

22

Noerhayati Soedibyo, Pengelolaan perpustakaan jilid 2 (Bandung: Alumni, 1988), h. 163.

23

Towa P. Hamakonda dan J.N.B. Tairas, Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), h. 3.

12.5 cm 10

Tanda 1 Nama pengarang

Buku 2 Judul: Judul tambahan, atau judul alternatife, 3 pernyataan pengarang. 4 Edisi. 5 tempat terbit,

penerbit, tahun terbit,

6 Jumlah halaman/Jilid. Ilus. Format buku. 7 (nama dan nomor seri)

7,5 cm

8 keterangan lain: setiap keterangan simulai baris baru. 9 penjelasan

O Gambar 1

Contoh entri kartu utama

Keterangan:

1

Nama pengarang: pengarang atau badan yang bertanggung jawab atas isi buku. Bagian ini disebut entri utama atau tajuk utama.

2

Judul: judul sebagai tertera pada halaman judul buku, diikuti judul bawahan, judul tambahan atau judul alternatife.

3

Pernyataan pengarang: sesudah judul disusul dengan nama pengarang. Jika buku ditulis oleh lebih dari satu pengarang, nama pengarang pertama diikuti nama pengarang kedua dan ketiga. Disini juga tempatnya menyebutkan ilustrator, penerjamah, penyadur dan sebagainya.

4

edisi: disini disebutkan edisi buku yang merupakan cetakan yang diperbarui.

5

Impresum: memuat tempat kedudukan penerbit yang utama, tempat penerbit dan tahun penerbit.

6

Kolasi: jumlah halaman atau jumlah jilid, keterangan adanya ilustrasi, ukuran buku, halaman buku tambahan dan sebagainya.

7

Keterangan seri: kalau buku merupakan bagian tertentu dari suatu seri, disebut nama seri dan nomor seri itu.

8

keterangan lain: keterangan adanya bibliografi, keterangan tentang isi buku yang perlu diketahui pembaca atau hubungan buku ini dengan buku lain.

9

Penjelasan: dicantumkan semua entri tambahan dimana kartu ditempatkan

10

Tanda buku: menunjukkan tempat buku dalam perpustakaan

Dokumen terkait