• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.2 Penyajian dan Analisis Data

4.2.2 Kategorisasi Pornografi

Dalam penelitian ini penulis menentukan beberapa kategorisasi untuk mendapatkan hasil akhir dari penelitian ini. Kategorisasi iklan yang terkandung dalam

majalah For Him Magazine dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu : Teks

Pornografi dan Gambar Pornografi. Masing-masing kategorisasi tersebut kemudian dibagi dalam suatu Sub-sub Kategorisasi. Kategorisasi-kategorisasi tersebut dibuat sendiri oleh penulis untuk menentukan hasil akhir dari data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini. Prosentase dan frekuensinya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.1

Kategorisasi-kategorisasi Pornografi Dalam Iklan Di Majalah For Him Magazine Pada Bulan Januari-Desember 2010

No. Kategorisasi Iklan Frekuensi (Kali) Prosentase (%)

1 Pornoteks 11 11

2 Pornogambar 90 89

Jumlah 101 100

Dalam tabel 4.1 menunjukkan bahwa pornoteks dalam iklan di majalah For Him Magazine pada bulan Januari sampai dengan Desember 2010 sebesar 11% sedangkan pornogambar dalam iklan mencapai 89%. Berdasarkan prosentase dari tabel diatas pornogambar mencapai 89% dan pornoteks sebesar 11%, maka dapat disimpulkan bahwa majalah FHM merupakan majalah porno. Gambar-gambar tersebut sengaja ditampilkan agar dapat menarik para pembaca untuk terus membaca majalah For Him Magazine.

1. Kategori Pornoteks

Kategori pornoteks terdiri dari 3 sub kategori, yaitu :

a. Kata Merangsang

Kata Merangsang dimaksud adalah kata-kata yang disampaikan apabila pembaca tergerak pikirannya untuk ikut tenggelam merasakan dan berfantasi berkenaan dengan hal-hal porno, dalam artian sempit pembaca akan terangsang dengan kata-kata tersebut.

b. Kata Aktivitas Seks

Adalah kata-kata dalam iklan yang secara jelas atau semu menunjukkan adanya kegiatan sex.

c. Kata Mengarah Ke Aktivitas Seks

Adalah kata-kata atau teksline dalam iklan yang mengarah ke aktivitas seks sehingga para pembaca dapat membayangkan kata-kata tersebut.

Tabel 4.2

Sub Kategorisasi Pornoteks Dalam Iklan Di Majalah Pria FHM Pada Bulan Januari- Desember 2010

No. Kategorisasi Pornoteks Frekuensi (Kali) Prosentase (%)

1 Kata Merangsang 7 64

2 Kata Aktivitas Seks 2 18

3 Kata Mengarah Ke Aktivitas

Seks

2 18

Jumlah 11 100

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa iklan majalah FHM yang memiliki frekuensi terbanyak adalah kata merangsang sebesar 64% yang terdapat pada Bulan Februari, April, Mei, dan Juli. Kemudian diikuti dengan kata aktivitas seks sebesar 18%, dan kata mengarah ke aktivitas seks sebesar 18%, kata-kata tersebut terdapat pada Bulan Februari, Maret,Juli dan Desember. Pada Bulan Januari, Juni, Agustus, September,

Oktober, dan November tidak terdapat kata merangsang ataupun kata aktivitas seks/mengarah ke aktivitas seks.

Kata Merangsang yang terdapat dalam majalah For Him Magazine didominasi pada edisi bulan April 2010 sebanyak 3 kali, yaitu : “Memberikan sensasi unik untuk kepuasan anda dan pasangan.”, “Sehari aku bisa khilaf 5 sampai 6 kali. 76% cewek ngaku punya nafsu besar sama coklat.”, dan “Selama bikin aku senang, kenapa nggak?”. Pada bulan Juli terdapat kata merangsang sebanyak 2 kali dan pada bulan Mei dan Februari terdapat kata merangsang sebanyak 1 kali. Sementara pada Bulan Januari, Maret, Juni, Agustus, September, Oktober, November dan Desember tidak terdapat kata merangsang dalam iklan majalah For Him Magazine.

Kata Aktivitas Seks pada Bulan Januari-Desember 2010 terdapat pada edisi Bulan Februari dan Maret masing-masing sebanyak 1 kali. Seperti : “Sex education for me ?”, dan lain-lain. Sementara pada bulan January, April, Mei, Juni, Agustus, September, Oktober dan November tidak terdapat kata aktivitas seks dalam iklan majalah For Him Magazine. Kata-kata tersebut kebanyakan terdapat di dalam iklan kontrasepsi/kondom, parfum pria, dan obat-obat kuat untuk para pria. Iklan-iklan tersebut menyertakan perempuan seksi untuk menjadi model iklan.

Kata Mengarah Ke Aktivitas seks pada Bulan Januari-Desember 2010 terdapat pada edisi Juli dan Desember masing-masing sebanyak 1 kali. Seperti : “Memberikan kejantanan yang lebih tahan lama dan sensasi cinta yang lebih berbeda. Puncak kepuasan dan kenikmatan kini ada di tangan anda”, dan lain-lain. Sementara pada bulan January, April, Mei, Juni, Agustus, September, Oktober dan November

tidak terdapat kata aktivitas seks dalam iklan majalah For Him Magazine. Kata-kata tersebut kebanyakan terdapat di dalam iklan kontrasepsi/kondom, parfum pria, dan obat-obat kuat untuk para pria. Iklan-iklan tersebut menyertakan perempuan seksi untuk menjadi model iklan.

2. Kategori Pornogambar

Kategori pornogambar terdiri dari 2 sub kategori, yaitu :

a. Gambar Semi Telanjang/ Telanjang

Adalah gambar-gambar yang ditampilkan apabila yang melihat tergerak pikirannya untuk ikut tenggelam merasakan dan berfantasi berkenaan dengan hal-hal yang pornografi atau pembaca akan terangsang dengan gambar- gambar tersebut.

b. Gambar Semi Persenggamaan/Persenggamaan

Merupakan gambar yang menunjukkan adanya aktivitas seks seperti bersetubuh, dll atau yang dimaksud seperti itu.

Tabel 4.3

Sub Kategorisasi Pornogambar Iklan Di Majalah Pria FHM Pada Bulan Januari- Desember 2010

No. Kategorisasi Pornogambar Frekuensi (Kali) Prosentase (%)

1 Gambar Semi Telanjang 82 91

3 Gambar Persenggamaan 3 3

Jumlah 90 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa iklan dalam majalah FHM yang memiliki frekuensi terbanyak pada bulan Januari hingga Desember 2010 adalah gambar semi telanjang sebesar 91%, diikuti oleh gambar semi persenggamaan sebesar 6% dan urutan terkecil adalah gambar persenggamaan sebesar 3%. Gambar semi telanjang didominasi pada bulan Desember dan kemudian gambar semi persenggamaan/persenggamaan terdapat pada bula Februari, Desember, Maret dan Mei.

Gambar semi telanjang yang terdapat dalam iklan di majalah For Him Magazine didominasi oleh bulan Desember sebanyak 12 kali, bulan Agustus sebanyak 11 kali, bulan Mei sebanyak 10 kali, bulan Juli sebanyak 9 kali, bulan Januari, Februari, April, September, dan November terdapat gambar semi telanjang/telanjang sebanyak 6 kali. Pada bulan Maret sebanyak 5 kali, bulan Juni sebanyak 3 kali, dan yang terkecil pada bulan Oktober sebanyak 2 kali. Gambar-gambar tersebut merupakan gambar-gambar dari para model yang menunjukkan keseksian dan kemolekan tubuh yang dikemas oleh majalah, melalui fotografer yang sudah profesional. Gambar- gambar tersebut adalah gambar/foto para model perempuan yang berpose dengan pakaian yang sangat minim dan mempertontonkan bagian-bagian tubuhnya, seperti belahan dada, paha, selangkangan, punggung, dan lain-lain.

Gambar persenggamaan terdapat pada Bulan Februari sebanyak 2 kali dan Mei sebanyak 1 kali. Gambar persenggamaan, digambarkan dengan perempuan berpakaian minim yang sedang tidur diatas sang pria atau pun sebaliknya. Sedangkan pada bulan Januari, April, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober dan November tidak terdapat iklan gambar semi persenggamaan/persenggamaan. Gambar-gambar tersebut merupakan gambar-gambar dari para model yang menunjukkan keseksian dan kemolekan tubuh yang dikemas oleh majalah, melalui fotografer yang sudah profesional.

Sedangkan Gambar Semi Persenggamaan yang terdapat dalam iklan majalah For Him Magazine didominasi oleh bulan Februari sebanyak 2 kali, dan pada bulan Desember sebanyak 2 kali, urutan terkecil adalah bulan Maret sebanyak 1 kali. Sedangkan pada bulan Januari, April, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober dan November tidak terdapat iklan gambar semi persenggamaan. Gambar-gambar tersebut merupakan gambar-gambar dari para model yang menunjukkan keseksian dan kemolekan tubuh yang dikemas oleh majalah, melalui fotografer yang sudah profesional. Gambar-gambar tersebut adalah gambar/foto para model wanita yang sedang berciuman (bibir, leher, perut, dll) dengan seorang pria, dan sang pria yang sedang meraba (perut, paha, selangkangan, dll) atau terkesan seakan mengangkat baju/celana sang perempuan.

Pornografi dalam iklan ini didominasi oleh gambar-gambar porno yang mempertontonkan sebagian tubuh tertentu yang pada akhirnya dapat membangkitkan nafsu birahi. Pornografi tersebut lebih banyak terdapat di Bulan Desember dengan

iklan-iklan bikini pantai dan berlibur di pantai, iklan parfum, mobil, dan sebagainya. Gambar-gambar tersebut lebih banyak di bulan Desember karena pada Bulan Desember kebanyakan adalah akhir tahun dengan liburan akhir taun pula. Dan disini FHM atau pihak Rip Curl selaku produk yang dipasarkan menganggap bahwa pantai merupakan tempat berlibur yang asyik. Maka dari itu, liburan ke pantai yang seru tersebut akan lebih seru jika memakai bikini Rip Curl sebagai baju renang para remaja muda wanita.

Data-data yang diambil dan dikategorisasikan diatas, dibuat berdasarkan adanya Undang-undang Pornografi Nomor 44 tahun 2008. Kategorisasi-kategorisasi yang dibuat dianggap melanggar beberapa ketentuan pasal dan ayat-ayat dalam UUD Pornografi tersebut.

UU ini merupakan wujud kekhawatiran anggota legislatif yang melihat betapa rusaknya moral anak bangsa akibat peredaran segala macam bentuk produk pornografi. Pornografi sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni porno yang berarti tak berbusana, telanjang, cabul, mesum dan graph yang berarti tulisan atau gambar. Secara istilah pornografi adalah segala macam bentuk penggambaran tubuh manusia yang bersifat mesum serta menimbulkan syahwat baik dalam bentuk bacaan,tulisan,ataupun gambar.

Melatarbelakangi pembuatan UU ini adalah melihat pada kenyataan bahwa pornografi di Indonesia sudah sangat merajalela. Bahkan terkesan bebas tanpa adanya regulasi yang membatasi peredarannya. Produk-produk yang menyajikan pornografi pun melimpah ruah di pasaran. Mulai dari bentuk VCD, DVD, buku porno, tabloid,

majalah, situs, bahkan sampai dengan korek porno yang sempat menggegerkan masyarakat.

Dalam bidang feminisme atau dilihat dari sudut pandang kewanitaan, UU ini mengarah pada wanita sebagai penyebab dari suatu tindak atau material pornografi, karena dalam kenyataannya hal-hal yang berhubungan dengan suatu hal yang berbau porno adalah wanita. Hal ini dianggap tidak melihat bahwa wanita itulah yang menjadi objek yang sebenarnya harus dilindungi dari tindakan pelecehan seperti itu, bukan sebagai sumber dari materi pembangkit hasrat. Seperti wanita memakai baju yang ketat sedikit dan mengakibatkan kemolekan tubuhnya serta buah dada maupun pinggulnya terlihat seksi. Dengan adanya hal-hal yang melatarbelakangi terbuatnya undang-undang pornografi, maka dibuatlah undang-undang pornografi untuk membatasi setiap media massa ataupun segala macam bentuk yang menyiarkan, membuat, memasarkan, mengedarkan, dan lain-lain mengenai pornografi.

Pada pornografi iklan dalam majalah FHM ini pun, melanggar sebagian Undang-undang Pornografi Nomor 44 Tahun 2008. Pada pornoteks iklan dalam majalah ini, telah melanggar UUD Pornografi pasal 4 ayat 2 Nomor 44 Tahun 2008. Pasal tersebut berbunyi ; “setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang menawarkan atau mengiklankan, baik secara langsung maupun tidak langsung layanan seksual”. Pasal ini diartikan bahwa media apapun itu dilarang mengiklankan hal-hal mengenai pornografi melalui tulisan ataupun gambar. Tulisan disini bisa berarti menawarkan sesuatu kepada khalayak berupa hal-hal pornografi maupun kata-

kata yang merujuk ke arah pornografi sehingga dapat membuat pembaca berimajinasi dan berpikiran jorok.

Pornogambar dalam iklan di majalah FHM juga melanggar ketentuan- ketentuan undang-undang pornografi pasal 4 ayat 1. Pasal tersebut berbunyi ; “setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak,. Menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang secara eksplist memuat persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang, dan ketelanjangan atau tampilan mengesankan ketelanjangan”. Pasal ini diartikan bahwa setiap bentuk media massa dilarang menyiarkan, membuat, mengedarkan, dll gambar- gambar/foto berbau pornografi.

Kedua kategorisasi tersebut juga melanggar undang-undang pornografi pasal 8 yang berbunyi ; “setiap orang dilarang dengan sengaja atau atas persetujuan dirinya menjadi obyek atau model yang mengandung muatan pornografi”. Dalam majalah ini para model atau pihak majalah FHM telah melanggar beberapa ketentuan pasal-pasal undang-undang pornografi nomor 44 tahun 2008.

65 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang diuraikan pada bab IV,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kategori Pornografi Iklan Dalam Majalah FHM didominasi oleh kategori

pornogambar. Hal ini berarti pornogambar mendominasi isi dari majalah tersebut dan sisanya berisi pornoteks yang mendorong majalah For Him Magazine dikategorisasikan sebagai majalah porno.

2. Sub Kategorisasi Pornoteks dalam iklan di majalah For Him Magazine, lebih

didominasi oleh kata merangsang yang bersifat dapat merangsag seseorang yang membacanya.

3. Sub Kategorisasi Pornogambar dalam iklan di majalah For Him Magazine

didominasi oleh gambar semi telanjag/telanjang.

4. Dari hasil penelitian telah didapatka hasil akhir yang lebih dari 0,75% maka dapat diartikan bahwa kategorisasi-kategorisasi tersebut adalah handal. Sehingga positif jika majalah FHM dikatakan sebagai majalah porno.

5.2Saran

Saran yang dikemukakan penulis mengenai analisis isi Iklan Dalam Majalah Pria

For Him Magazine adalah :

1. Iklan-iklan yang tidak ada hubungannya dengan perempuan, hendaknya

berisikan gambar-gambar para model yang disesuaikan dengan produk iklannya dan tidak dituliskan kata-kata yang vulgar yang menjurus atau mengarah ke pornografi sehingga majalah FHM bisa diterima oleh segala lapisan masyarakat.

2. Banyaknnya gambar pornografi pada iklan majalah FHM akhirnya mendorog

majalah For Him Magazine dikategorisasikan sebagai majalah porno. Untuk itu, hendaknya pihak redaktur lebih cermat dalam menampilkan isi iklan sehingga dapat diterima oleh masyarakat.

3. Iklan Majalah FHM hendaknya bisa memberikan berita-berita yang aktual

yang dibutuhkan masyarakat dengan tidak mengubah identitasnya majalah FHM. Adanya berita-berita yang aktual akan menyebabkan majalah FHM tidak dikategorikan sebagai majalah pornografi melainkan menjadikan majalah yang bermutu dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Yogyakarta : Jalasutra.

Severin, Werner.J & Tankard, James.W. 2008. Teori Komunikasi-Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Effendy, Onong U. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Danesi, Marcel. 2010. Pesan, Tanda dan Makna. Yogyakarta : Jalasutra.

Widyatama, Rendra. 2007. Pengantar Periklanan. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher.

Santana, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Narendra, Pitra. 2008. Metodologi Riset Komunikasi-Panduan Untuk Melaksanakan Penelitian Komunikasi. Yogyakarta : Balai Pengkajian dan Pengembangan Informasi (BPPI) dan Pusat Kajian Media dan Budaya Populer.

McQuail, Denis. 1987. Teori Komunikasi Massa-Edisi Kedua. Jakarta : PT.Gelora Aksara Pratama.

Machfoedz, Mahmud. 2010. Komunikasi Pemasaran Modern. Yogyakarta : Rizqita Printing

Kriyanto, Rachmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Kasiyan. 2008. Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan Dalam Iklan. Yogyakarta : Ombak

(http://shindohjourney.wordpress.com/)

(http://andreyuris.wordpress.com/2009/09/02/analisis-isi-content-analysis/) (http://duniaperempuan.com/)

LAMPIRAN

Uji Keterhandalan Kategorisasi Pornografi Iklan : 1. Kategorisasi Sub Pornoteks

a. Kata Merangsang

b. Kata Aktivitas Seks/Mengarah Ke Aktivitas Seks

No. P H 1 a + 2 a + 3 a + 4 a + 5 a + 6 a _ 7 b + 8 b + 9 b + 10 b + 11 a +

Keterangan : P : Peneliti H : Hakim

(+) : Hakim setuju dengan kategori pesan yang ditemukan penulis (-) : Hakim tidak setuju dengan kategori pesan yang ditemukan penulis

Jumlah pesan (N1,N2) : 11 (+) : 10

(-) : 1

CR = 2 (10) = 0,9090 11+11

Jadi nilai CR untuk sub kategorisasi pornoteks adalah 0,9090.

Keterhandalan hasil yang diperoleh dari penggunaan rumus CR adalah Observed agreement. Penyempurnaan untuk memperkuat hasil reliabilitas akan menggunakan rumus Scott sebagai berikut :

Pi = %Observed Agreement - %Expected Agreement 1 - %Expected Agreement

Kategori F Proporsi dari jumlah kategori (x) X2 a + 6 0,5454 0,29746 a - 1 0,0909 0,00826 b + 4 0,3636 0,13220 b - 0 0,0000 0,0000 Jumlah 11 0,43792 Pi = 0,9090 – 0,43792 = 0,47117 = 0,8382 1 – 0,43792 0,56208

Jadi nilai keterhandalan dalam rumus Scott adalah 0,8382 dan nilai CR dari sub kategorisasi pornoteks adalah 0,9090. Ini menujukkan bahwa data kategorisasi adalah handal.

2. Kategorisasi Sub Pornogambar a. Gambar Semi Telanjang/ Telanjang

b. Gambar Semi Persenggamaan/Persenggamaan

No. P H

1 a -

2 a +

4 a + 5 a + 6 a + 7 a + 8 a - 9 a + 10 a + 11 a + 12 a + 13 b + 14 b + 15 b + 16 b + 17 a + 18 a - 19 a + 20 a + 21 a + 22 b - 23 a + 24 a +

25 a + 26 a + 27 a + 28 a + 29 a + 30 a + 31 a + 32 a + 33 a + 34 a + 35 a + 36 a + 37 a + 38 a + 39 b + 40 a + 41 a + 42 a + 43 a + 44 a + 45 a +

46 a + 47 a + 48 a + 49 a + 50 a + 51 a + 52 a + 53 a + 54 a + 55 a + 56 a + 57 a + 58 a + 59 a + 60 a + 61 a + 62 a + 63 a + 64 a + 65 a + 66 a +

67 a + 68 a + 69 a + 70 a + 71 a + 72 a + 73 a + 74 a + 75 a + 76 a + 77 b + 78 b + 79 a + 80 a + 81 a + 82 a + 83 a + 84 a + 85 a + 86 a + 87 a +

88 a + 89 a + 90 a + Keterangan : P : Peneliti H : Hakim

(+) : Hakim setuju dengan kategori pesan yang ditemukan penulis (-) : Hakim tidak setuju dengan kategori pesan yang ditemukan penulis

Jumlah pesan (N1,N2) : 90 (+) : 85

(-) : 5

CR = 2 (85) = 0,9444 90+90

Jadi nilai CR untuk sub kategorisasi pornogambar adalah 0,9444.

Keterhandalan hasil yang diperoleh dari penggunaan rumus CR adalah Observed agreement. Penyempurnaan untuk memperkuat hasil reliabilitas akan menggunakan rumus Scott sebagai berikut :

Pi = %Observed Agreement - %Expected Agreement 1 - %Expected Agreement

Kategori F Proporsi dari jumlah kategori (x) X2

a + 78 0,8666 0,75099 a - 4 0,0444 0,00197 b + 7 0,0777 0,00603 b - 1 0,0111 0,00012 Jumlah 90 0,75911 Pi = 0,9444 – 0,75911 = 0,18529 = 0,7691 1 – 0,75911 0,24089

Jadi nilai keterhandalan dalam rumus Scott adalah 0,7691 dan nilai CR dari sub kategorisasi pornogambar adalah 0,9444. Ini menujukkan bahwa data kategorisasi adalah handal.

3. Kategorisasi Pornografi Iklan Dalam Majalah FHM A. Pornoteks

No. P H No. P H No. P H No. P H 1 B _ 21 B + 41 B + 61 B + 2 B + 22 B + 42 B + 62 B + 3 B + 23 B + 43 B + 63 B + 4 B + 24 B + 44 B + 64 B + 5 B + 25 B + 45 B _ 65 B + 6 B + 26 A + 46 B _ 66 B + 7 A + 27 A + 47 B + 67 B + 8 A + 28 A + 48 B + 68 B + 9 B + 29 B + 49 B + 69 B + 10 B + 30 B + 50 A + 70 B + 11 B + 31 B + 51 A _ 71 B + 12 B + 32 B + 52 A + 72 B + 13 B + 33 B + 53 B + 73 B + 14 B + 34 B + 54 B + 74 B + 15 B + 35 A + 55 B + 75 B + 16 B _ 36 B + 56 B + 76 B + 17 B + 37 B + 57 B + 77 B + 18 B + 38 B + 58 B + 78 B + 19 A + 39 B + 59 B + 79 B + 20 B + 40 B + 60 B + 80 B +

81 B + 91 B + 101 B + 82 B + 92 B + 83 B + 93 B + 84 B + 94 B + 85 B + 95 B + 86 B + 96 B + 87 A + 97 B + 88 B + 98 B + 89 B + 99 B + 90 B + 100 B + Keterangan : P : Peneliti H : Hakim

(+) : Hakim setuju dengan kategori pesan yang ditemukan penulis (-) : Hakim tidak setuju dengan kategori pesan yang ditemukan penulis

Jumlah pesan (N1,N2) : 101 (+) : 95

CR = 2 (95) = 0,9405 101+101

Jadi nilai CR untuk kategorisasi pornoteks dan pornogambar adalah 0,9405.

Keterhandalan hasil yang diperoleh dari penggunaan rumus CR adalah Observed agreement. Penyempurnaan untuk memperkuat hasil reliabilitas akan menggunakan rumus Scott sebagai berikut :

Pi = %Observed Agreement - %Expected Agreement 1 - %Expected Agreement

Kategori F Proporsi dari jumlah kategori (x) X2

a + 10 0,0990 0,00980 a - 1 0,0099 0,00009 b + 85 0,8415 0,70812 b - 5 0,0495 0,00245 Jumlah 101 0,72046 Pi = 0,9405 – 0,72046 = 0,22004 = 0,7871 1 – 0,72046 0,27954

Jadi nilai keterhandalan dalam rumus Scott adalah 0,7871 dan nilai CR dari kategorisasi pornografi iklan dalam majalah For Him Magazine adalah 0,9405. Ini menujukkan bahwa data kategorisasi adalah handal.

Dokumen terkait