• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Kategorisasi Secara Umum Sikap Siswa Kelas VIII

Sikap siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta terhadap

proses pembelajaran Bahasa Indonesia dihitung berdasarkan

pengkategorisasian model distribusi normal kategorisasi jenjang/ordinal

disajikan dalam tabel 5 berikut ini:

Tabel 4

Pengkategorisasian Sikap Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta terhadap Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

Skor Jumlah Subyek % Kategori

X ≤ 73,5 1 1,67% sangat buruk

73,5< X ≤94,5 8 11,67% buruk 94,5< X ≤115,5 33 55% netral

115,5< X≤136,5 18 30% baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa sikap, satu orang responden (1,67%)

termasuk dalam kategori sangat buruk, 8 orang responden (11,67%)

termasuk dalam kategori buruk, 33 orang responden (55%) termasuk dalam

kategori netral, 18 orang responden (30%) termasuk dalam kategori baik dan

tidak seorang responden pun yang termasuk dalam kategori sangat baik.

Siswa yang termasuk kategori sangat baik dan kategori baik dapat

dikatakan menunjukan sikap positif, seperti yang ditunjukkan dalam

aspek-aspek di bawah ini:

1. Aspek kognitif (konseptual), memiliki indikator:

a. Pandangan: siswa berpendapat bahwa proses pembelajaran Bahasa

Indonesia dapat menyenangkan, membutuhkan keseriusan, mudah

dipahami dan mudah dipelajari.

b. Keyakinan: siswa percaya pada kemampuan dalam proses pembelajaran

Bahasa Indonesia.

2. Aspek afektif (perasaan), memiliki indikator:

a. Perasaan: siswa dapat mengungkapkan perasaan-perasaan yang positif

dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Penghargaan: siswa mendapatkan kepuasaan hasil belajar yang

diinginkan setelah mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Percaya diri: siswa merasa optimis dan yakin dalam mengikuti proses

3. Aspek konatif (perilaku), memiliki indikator:

a. Keinginan: seorang siswa memiliki keinginan/kemauan yang kuat untuk

mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Tindakan: perilaku siswa yang ditunjukkan dalam mengikuti proses

pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Perhatian: siswa mempunyai perhatian yang penuh selama mengikuti

proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

Sedangkan untuk siswa yang termasuk kategori netral, buruk, dan

sangat buruk yang juga dikatakan belum ideal akan menunjukan sikap

negatif, seperti yang ditunjukkan dalam aspek-aspek di bawah ini:

1. Aspek kognitif (konseptual), memiliki indikator:

a. Pandangan: siswa berpendapat atau menganggap mata pelajaran bahasa

Indonesia itu sulit.

b. Keyakinan: siswa kurang memiliki kepercayaan pada dirinya sendiri

dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Aspek afektif (perasaan), memiliki indikator:

a. Perasaan: siswa dapat mengungkapkan perasaan-perasaan negatif dalam

mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Penghargaan: siswa tidak mendapatkan kepuasan dan selalu minder

akan kemampuannya terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Percaya diri: siswa selalu pesimis dan ragu dalam mengikuti proses

3. Aspek konatif (perilaku), memiliki indikator:

a. Keinginan: siswa tidak memiliki kemauan dalam mengikuti proses

pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Tindakan: perilaku siswa yang tidak peduli atau acuh tak acuh dalam

mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

c. Perhatian: siswa kurang dapat memusatkan perhatian pada proses

pembelajaran Bahasa Indonesia.

1) Kategori Baik

Dalam penelitian ini, ada 18 orang siswa yang memiliki sikap

dengan katergori baik. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak

kedua dari keseluruhan subyek penelitian yang berjumlah 60 orang.

Kategori ini menunjukkan bahwa siswa-siswa tersebut mampu

mempunyai sikap yang baik dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan

aspek konatif terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal

ini memungkinkan adanya keterlibatan siswa secara langsung di

kelas pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia, adanya peran

aktif siswa saat guru menjelaskan, kemampuan siswa dalam bekerja

sama dengan teman, dan mencapai kepuasan karena mampu

menerima serta mempelajari materi mata pelajaran Bahasa Indonesia

Siswa yang termasuk dalam kategori baik yang juga dapat

dikatakan ideal atau sesuai dengan yang diharapkan menunjukkan

sikap, seperti:

1. Memiliki rasa tanggung jawab, seperti mengerjakan latihan

soal-soal Bahasa Indonesia, mendengarkan dengan penuh perhatian

saat guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sedang

menerangkan/menjelaskan materi pelajaran di kelas, mengerti dan

memahami materi pelajaran Bahasa Indonesia yang dijelaskan

oleh guru.

2. Berpartisipasi dalam berbagai kegiatan belajar, seperti aktif

mengajukan pertanyaan pada guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia, aktif memberikan pendapat pada saat diskusi

kelompok.

3. Dapat mengambil keputusan, seperti siswa menyadari pentingnya

akan memutuskan untuk memutuskan tidak berbicara sendiri

dengan teman, tetapi ia akan mendengarkan penjelasan guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia agar dapat mengerti dan memahami

materi pelajaran.

4. Menunjukkan reaksi yang positif, seperti bila guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia memberi perintah untuk mengerjakan latihan

soal, siswa dengan senang hati mengerjakannya. Siswa yang

teman yang menghadapi kesulitan dalam memahami materi

pelajaran Bahasa Indonesia.

5. Dapat mengambil pelajaran dari kegagalan, seperti nilai ulangan

harian Bahasa Indonesia yang kurang baik akan dijadikan sebagai

motivator untuk lebih giat belajar.

6. Mudah mengatasi konflik, seperti bila belum memahami materi

pelajaran Bahasa Indonesia, siswa akan bertanya pada teman

ataupun guru, bila terjadi perbedaan pendapat dalam diskusi

kelompok, siswa tersebut akan mencari pendapat yang paling

bagus (tidak memaksakan kehendak).

2) Kategori Netral

Siswa yang memiliki kategori netral berjumlah 33 orang.

Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak pertama karena hampir

setengah dari jumlah keseluruhan subyek penelitian yang berjumlah

60 orang. Bagi peneliti, kategori ini cenderung netral. Hal ini terjadi

karena siswa tersebut masih bingung dalam menentukan sikap yang

ideal dalam aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif terhadap

proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebagian besar siswa

memilih jawaban yang netral, hal ini dikarenakan siswa mengira jika

menjawab dengan jujur akan berpengaruh pada nilai mata pelajaran

memberitahu bahwa kuesioner ini tidak akan berpengaruh pada nilai

mata Bahasa Indonesia.

3) Kategori Buruk dan Sangat Buruk

Siswa yang memilih kategori buruk berjumlah 8 orang,

sedangkan kategori sangat buruk berjumlah 1 orang. Jumlah ini

sedikit dari jumlah keseluruhan subyek penelitian yang berjumlah 60

orang. Bagi peneliti, kategori ini termasuk buruk. Hal ini berarti

bahwa siswa tersebut tidak mempunyai sikap yang ideal dalam aspek

kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif terhadap proses

pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal inilah mengindikasikan bahwa

siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran

Bahasa Indonesia, siswa kurang berperan aktif dalam proses

pembelajaran, siswa kurang mampu bekerja sama dengan teman,

siswa kurang memperhatikan guru dengan baik saat menjelaskan

materi pelajaran Bahasa Indonesia, dan siswa kurang memahami

materi pelajaran Bahasa Indonesia.

Dokumen terkait