• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Deskripsi Kawasan Agropolitan Kabupaten Cianjur

2. Kawasan Agropolitan Kabupaten Cianjur

Lahan pertanian di kawasan agropolitan desa Sindangjaya dan desa Sukatani menjadi inti dari pusat rintisan agropolitan, yang di kelola secara individu dan berkelompok. Terdapat sekitar 15 kelompok tani di kawasan agropolitan ini, dan anggota dari setiap kelompok tani berkisar antara 5 sampai 10 orang per kelompok. Pengelolaan upah yang diterapkan di kawasan ini tergantung dari setiap pemilik lahan yang bekerjasama dengan kelompok tani.

Pengelolaan lahan mulai dari pra menanam sampai masa panen, dilakukan secara manual tanpa mesin dan teknologi tertentu. Komoditas yang dibudidayakan di kawasan ini antara lain wortel, bawang daun, bayam, lobak, brokoli, kubis, sawi, tomat, dan labu siam. Wortel dan bawang daun menjadi komoditas unggulan di kawasan ini. Pemilihan benih yang unggul dan pupuk kandang menjadi pertimbangan penting sebelum memulai proses menanam. Benih yang unggul dapat diperoleh dari luar maupun dari hasil budidaya benih secara individu.

Sumber daya modal kawasan agropolitan Cianjur selama ini berasal dari masyarakat. Sementara peran pemerintah adalah membangun fasilitas infrastruktur

43

di kawasan agropolitan; berupa jalan usaha tani, halte agropolitan, gasebo, irigasi tetes, packing house, lapangan parkir, gudang pupuk, masjid, WC umum, jalan utama dan Sub-Terminal Agribisnis. Ketersediaan fasilitas lainnya seperti irigasi dan listrik, tidak mengalami hambatan.

Di samping sumber daya modal berupa anggaran operasional dari pemerintah yang seharusnya diperoleh, birokrasi yang baik juga dibutuhkan untuk keberlangsungan produksi di kawasan ini. Infrastruktur yang sudah tersedia, harus diimbangi dengan regulasi dari pemerintah terkait pengelolaan kawasan agropolitan. Pada gambar 4.3. berikut digambarkan model agribisnis yang dikembangkan di Kawasan Agropolitan Kabupaten Cianjur.

44

Gambar 4.3.

Model Agribisnis yang Dikembangkan di Kawasan Agropolitan Cianjur, (2002-2016)

Sumber: Departemen Pertanian, Sub-Terminal Agribisnis

Pada gambar 4.3. di atas dapat diketahui bahwa produk unggulan di kawasan agropolitan kabupaten Cianjur yang terdiri atas wortel dan bawang daun, di produksi dengan dua cara yakni dalam bentuk sayuran segar dan sayuran yang diolah di industri rumahan.

Teknologi Permodalan Kelembagaan Limbah S ayuran Produk Unggulan: - Wortel - Bawang Daun Dipakai S endiri Peternakan: Sapi Komoditas Sayuran S egar Pemasaran: - Pasar L okal - Pasar W isata Hasil Olahan Rumah I ndustri Pemasaran: - STA - Swalayan - Pasar wisata Kotoran S api Bokashi, Kompos dan P estnab

45

Komoditas sayuran segar dipasarkan melalui Sub-Terminal Agribisnis, pasar swalayan dan pasar wisata. Meski demikian, tidak banyak para pelaku usaha yang memasarkan produksnya melalui Sub-Terminal Agribisnis dikarenakan harga jual yang lebih rendah jika dibandingkan dengan menjual langsung. Sedangkan hasil dari olahan rumah industri di pasarkan melalui pasar lokal dan pasar wisata.

Strategi pemasaran melalui pasar lokal, pasar wisata dan STA di kawasan agropolitan ini terbagi menjadi dua cara; pertama, menjual langsung semua hasil produksi tanpa adanya permintaan pasar. Kedua, menjual produk berdasarkan permintaan dan berlangsung secara kontinyunitas. Menjual produk hasil tani berupa sayuran maupun hasil olahan rumah industri secara langsung tanpa adanya permintaan, tidak menjadi kendala karena pasti ada yang membelinya. Begitu pula dengan menjual dengan cara sesuai permintaan, jarang mengalami kendala karena para petani selalu dapat memenuhi permintaan pasar. Kualitas produk yang dihasilkan di kawasan agropolitan ini diakui sangat baik. Dengan pembagian grade A dipasarkan ke supermarket, grade B dan grade C ke pasar lokal, dan sisa dari produk yang tidak layak langsung dibuang, tidak dimanfaatkan untuk hal lain.

Di kawasan agropolitan kabupaten Cianjur, selain membudidayakan tanaman sayur, terdapat peternakan sapi. Kotoran dari sapi yang diternak, diolah menjadi pupuk Bokashi, Kompos dan Pestnab yang juga digunakan sendiri oleh para petani, untuk mendukung kegiatan bertani di kawasan ini.

Di antara faktor yang berperan penting dalam meningkatkan produksi pertanian adalah dengan adanya dukungan infrastruktur pertanian. Berdasarkan

46

hasil survey, wawancara dan data yang telah diperoleh bahwa kelengkapan infrastruktur pertanian yang ada di kawasan agropolitan Cianjur, sebagian besar sudah tersedia. Dengan kelengkapan infrastruktur ini, maka akan menunjang seluruh kegiatan pertanian yang ada pada kawasan agropolitan Kabupaten Cianjur khususnya di daerah lokasi penelitian yakni di desa Sindangjaya dan desa Sukatani. Fasilitas infrastruktur di kawasan agropolitan kabupaten Cianjur disajikan dalam tabel 4.4. berikut.

Tabel 4.3.

Fasilitas Infrastruktur di Kawasan Agropolitan Kabupaten Cianjur

No. Fasilitas Infrastruktur Penanggung Jawab

Volume/

banyaknya Keterangan

1. Jalan Usaha Tani Kimpraswil 3,8 km Rehabilitasi 2. Halte Agropolitan Kimpraswil 1 Unit Bangunan

baru

3. Gasebo Kimpraswil 2 Unit Bangunan

baru 4. Irigasi Tetes Kimpraswil 1 Unit Bangunan

baru 5. Packing House Kimpraswil 1 Unit Bangunan

baru 6. Lapangan Parkir Kimpraswil 1 Unit Bangunan

baru 7. Gudang Pupuk Kimpraswil 1 Unit Bangunan

baru

8. Masjid Kimpraswil 1 Unit Bangunan

baru

9. WC Umum Kimpraswil 1 Unit Bangunan

baru 10. Jalan Utama Kimpraswil 10 km Rehabilitasi 11. Sub-Terminal Agribisnis

(STA) Deptan 1 Unit Rehabilitasi

47

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa fasilitas infrastruktur di kawasan agropolitan Kabupaten Cianjur sudah cukup baik dan lengkap. Jalan usaha tani yang dibangun sepanjang 3,8 km sangat mendukung kegiatan bertani di kawasan ini, yakni memudahkan para petani untuk mengakses kawasan agro. Halte agropolitan yang tersedia juga dapat dimanfaatkan oleh semua petani untuk proses membersihkan sayuran dan atau menyimpan sayuran untuk sementara sebelum dibawa ke gudang masing-masing.

Di saat panen raya, banyak hasil produksi dari kawasan agropolitan ini yang tidak laku dijual sehingga menyebabkan harga menjadi anjlok. Beberapa tahun silam, hal ini masih dapat diatasi dengan memanfaatkan produk bahan baku yang diolah oleh industri rumahan. Industri olahan bahan baku ini antara lain menghasilkan olahan keripik wortel, manisan wortel, jus wortel, jus bit dan manisan tomat. Seiring dengan berjalannya waktu, industri olahan bahan baku tidak beroperasi lagi dikarenakan tidak adanya permintaan pasar.

48

Tabel 4.4. berikut menyajikan data industri rumahan di kawasan ini pada tahun 2002-2016.

Tabel 4.4.

Industri Rumahan Olahan Hasil Pertanian, (2002-2016)

No. Jenis Olahan Produksi Keterangan

1. Keripik Wortel 25 kg/minggu Depkes 206 320301033

2. Manisan Wortel 20 kg/minggu -

3. Jus Wortel 16 botol/minggu Depkes 206 320301032

4. Jus Bit 20 botol/minggu -

5. Keripik Daikon 10 kg/minggu -

6. Wajit Wortel 20 kg/minggu Depkes 206

320301031

7. Manisan Tomat 10 kg/minggu -

Sumber: Departemen Pertanian, Sub-Terminal Agribisnis

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa olahan hasil pertanian dari industri rumahan, di pasarkan melalui pasar lokal dan pasar wisata oleh para pelaku usaha secara mandiri. Berbagai inovasi olahan hasil produksi mulai dari keripik wortel, manisan wortel, jus wortel, jus bit, keripik daikon, wajit wortel, dan manisan tomat di produksi per minggunya dan dipasarkan oleh para pelaku usaha mulai dari ke supermarket lokal sampai menjangkau luar daerah.

49

Dalam tabel 4.5. berikut, dijabarkan tata niaga pemasaran di kawasan inti agropolitan kabupaten Cianjur:

Tabel 4.5.

Tata Niaga Pemasaran di Kawasan Inti, (2002-2016)

No. Tujuan Pemasaran Jumlah Pedagang (orang)

1. Supermarket 8 2. Pasar Induk 21 3. Cengkareng 14 4. Jembatan Lima 8 5. Inpres Senen 27 6. STA 4 7. Pasar Lokal 43 8. Bekasi 8 Jumlah 145

Sumber: Departemen Pertanian, Sub-Terminal Agribisnis

Dokumen terkait