• Tidak ada hasil yang ditemukan

APBD Kab/Kota

B. Kawasan Perdesaan

Setelah dilakukan perhitungan proyeksi kebutuhan air sesuai dengan target MDG’s, maka cakupan pelayanan di kawasan perdesaan pada Tahun 2015 sebesar 59,95% atau sebanyak 384.330 jiwa dari total penduduk kawasan perdesaan di tahun yang sama yaitu 641.098 jiwa. Berdasarkan sasaran nasional, cakupan pelayanan di kawasan perdesaan Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2016 adalah sebesar 63,95%, dengan jumlah penduduk terlayani sebanyak 414.787 jiwa dari total penduduk wilayah perdesaan sebanyak 648.611 jiwa.

Untuk memenuhi kebutuhan air minum di masing-masing wilayah perdesaan di Tahun 2016 dilakukan dengan memanfaatkan sumber air-sumber air potensial yang ada di masing-masing wilayah atau desa, baik mata air, sumur gali, dll. Untuk wilayah atau desa yang dilalui oleh sistem terintegrasi (wilayah perkotaan) akan dilayani dari sistem tersebut. Untuk desa-desa yang tidak ada potensi airnya (mata air, sumur gali, sumur bor) akan dikembangkan dengan PAH (Penampung Air Hujan).

Disamping pemenuhan kebutuhan air minum sesuai sasaran MDG’s di Tahun 2015, yang diarahkan ke daerah-daerah potensi yang berkembang sesuai RUTRK/RTRK/RDTK, juga memperhatikan rencana adanya pembangunan jalan Tol Trans Jawa Koridor Surabaya – Banyuwangi, dimana Kabupaten Probolinggo terdapat 6 titik pintu keluar masuk jalan tol, yaitu :

 Desa Wringinanom Kec. Tongas

 Desa Sepuhgempol Kec. Wonomerto dan Desa Munengkidul Kec. Sumberasih  Desa Sumberbulu Kec. Tegalsiwalan

 Desa Sebaung Kec. Gending

 Desa Sumberkatimoho Kec. Krejengan  Desa Sumberanyar Kec. Paiton

Pada desa-desa tersebut di atas sangat mungkin diminati oleh investor baik untuk industri, perkantoran, dll, karena adanya kemudahan akses masuk jalan tol. Sumber air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bisa menggunakan sumber air baku dari air tanah, karena lokasi-lokasi ini berada di zona air tanah yang dapat dikembangkan. Kecuali di Desa Sumberbulu Kec. Tegalsiwalan dan Desa Sepuhgempol Kec. Wonomerto kebutuhan airnya dapat dilayani dari PDAM Kabupaten Probolinggo karena air tanah di dua desa tersebut kurang mendukung dan di kecamatan tersebut juga sudah ada jaringan PDAM, yaitu Kec. Tegalsiwalan dari Unit Leces, Kec. Wonomerto dari Unit Patalan.

Dalam pembahasan analisis detail ini, akan dijelaskan menurut sistem pelayanan yang ada saat ini, yang tersusun sebagai berikut :

1. Kecamatan-kecamatan yang pelayanan air minum dilayani dari PDAM, yang pengembangannya terbagi menjadi:

a. Sistem integrasi dengan menggunakan Mata Air Tancak, yaitu:  Kecamatan Gading

 Kecamatan Maron  Kecamatan Banyuanyar

b. Pengembangan memanfaatkan potensi sumber yang ada di masing-masing wilayah, yaitu:

 Kecamatan Leces  Kecamatan Tiris

 Kecamatan Tegalsiwalan  Kecamatan Kraksaan

 Kecamatan Wonomerto  Kecamatan Sukapura

 Kecamatan Sumberasih  Kecamatan Sumber

 Kecamatan Bantaran  Kecamatan Besuk

 Kecamatan Dringu

2. Kecamatan-kecamatan yang pelayanan air minum dilayani dari Non PDAM (WSLIC, HIPPAM) yaitu:

Kecamatan Kuripan Kecamatan Krejengan  Kecamatan Pakuniran

Kecamatan Tongas Kecamatan Paiton  Kecamatan Krucil

Kecamatan Lumbang Kecamatan Kotaanyar

3. Kecamatan-kecamatan yang tidak ada pelayanan air minum baik dari PDAM maupun Non PDAM (WSLIC, HIPPAM) yaitu :

Kecamatan Gending Kecamatan Pajarakan

WSLIC merupakan suatu program penyediaan air minum yang berada di bawah koordinasi Dinas Kesehatan, yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan sumber dana hibah dari Bank Dunia. Dalam Rencana Induk SPAM pada laporan ini untuk penyebutan pelayanan dari program tersebut, tetap disajikan dengan istilah WSLIC walaupun WSLIC bukan merupakan lembaga penyelenggara penyediaan air minum.

6.3.4. Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

6.3.4.1. Program-Program Pengembangan SPAM

Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat sebagai berikut: A. Program SPAM IKK

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

 Sasaran : IKK yang belum memiliki SPAM  Kegiatan :

- Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama) - Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total  Indikator :

- Peningkatan kapasitas (liter/detik)

- Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM B. Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah:  Sasaran : Optimalisasi SPAM IKK

 Kegiatan : Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari target total SR untuk MBR

 Indikator :

- Peningkatan kapasitas (liter/detik)

- Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani SPAM C. Program Perdesaan Pola Pamsimas

Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah:  Sasaran : IKK yang belum memiliki SPAM

 Kegiatan :

- Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama) - Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total  Indikator :

- Peningkatan kapasitas (liter/detik)

- Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM D. Program Desa Rawan Air/Terpencil

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

 Sasaran : Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil (sumber air baku relatif sulit)

 Kegiatan : Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama  Indikator : Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM

Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun berdasarkan:

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; 2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air;

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;

4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat; 5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM.

Tabel 6.15

Lingkup Penyusunan RISPAM

6.3.4.2. Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria)

Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintah kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

1. Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM.

2. Tersedia dokumen RPIJM

3. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya

 Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≥ 250 mm

 Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar 200 mm;

 Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/det ik atau diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;

4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007 pasal 21) 5. Ada indikator kinerja untuk monitoring

 Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik

 Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun yang sama

6. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan

7. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun

8. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB, UPTD atau BLUD) 9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/

kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.

6.3.4.3. Skema Kebijakan Pendanaan

Dokumen terkait