• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM KONDISI KOTA TANGERANG

B. Kawasan Strategis

1. Kawasan Pusat Kota Baru

Kawasan Pusat Kota Baru adalah kawasan pusat pelayanan kota yang terletak di Kecamatan Tangerang. Arahan pengembangan Kawasan Pusat Kota Baru meliputi:  Mendorong pengembangan Pusat Kota Baru sebagai antisipasi perkembangan

kegiatan ekonomi Kota Tangerang;

 Fungsi utama kawasan adalah sebagai pusat pemerintahan, perkantoran, perdagangan dan jasa, dan pendidikan tinggi berwawasan lingkungan dengan skala pelayanan regional dan global;

 Fungsi tambahan sebagai kawasan permukiman mengarah kepada permukiman vertikal; dan

 Memperhatikan intensitas ruang sehingga tersedia ruang terbuka hijau yang cukup sebagai jantung hijau kota.

2. Kawasan Sepanjang Sisi Jalan Tol

Kawasan sepanjang sisi jalan tol (frontage toll) adalah kawasan di sepanjang sisi Jalan Tol Jakarta – Tangerang. Dengan rencana pembangunan sisi Jalan Tol Jakarta-Tangerang, kawasan sepanjang sisi jalan tol (frontage toll area) berpotensi berkembang menjadi area pengembangan primer. Arahan pengembangan di kawasan sepanjang sisi Jalan Tol Jakarta – Tangerang meliputi:

 Pengembangan linier dan memita dibatasi, terutama di area sekitar persilangan dengan jalan-jalan utama kota;

 Fungsi utama kawasan untuk perumahan vertikal kepadatan menengah dan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kota dan regional dengan pengaturan bangunan yang ketat; dan

Mengembangkan sistem parkir tidak langsung (indirect parking) yang tidak menganggu kelancaran pergerakan kendaraan.

3. Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan peruntukan industri adalah kawasan peruntukan industri yang ada di Kecamatan Jatiuwung dan Kecamatan Periuk direncanakan untuk meningkatkan kualitas layanan dengan rencana pengembangan kawasan peruntukan industri terpadu. Arahan Pengembangan di kawasan peruntukan industri di Kecamatan Jatiuwung dan Kecamatan Periuk meliputi:

 Industri yang dapat dikembangkan adalah industri yang ramah lingkungan yang dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya terdiri dari: instalasi pengolahan air limbah kawasan, penyediaan perumahan karyawan yang terintegrasi di dalam kawasan; dan

 Pembangunan jalan untuk jalur angkutan barang yang terpisah dari jalur transportasi umum dan terminal angkutan barang menjadi pendukung rencana penataan kawasan.

Penataan kawasan peruntukan industri menjadi sangat penting bagi perkembangan ekonomi Kota Tangerang, mengingat sektor industri masih merupakan sektor terbesar dalam PDRB dalam sepuluh tahun mendatang. Rencana regenerasi juga menjadi upaya peningkatan nilai kompetitif kawasan peruntukan industri Kota Tangerang dengan kegiatan sejenis di Jabodetabek. Dalam konsep kerjasama antar

wilayah, direncanakan pengembangan kawasan peruntukan industri yang integrasi dengan kawasan-kawasan industri di Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Serang.

4. Kawasan Kota Lama

Kawasan Kota Lama mencakup areal seluas kurang lebih 30 (tiga puluh) hektar yang berada di Kelurahan Sukasari dan Kelurahan Sukarasa, Kecamatan Tangerang yang merupakan kawasan bersejarah paling menarik di Kota Tangerang, karena menjadi titik pertemuan dan akulturasi budaya lokal. Arahan pengembangan di kawasan Kota Lama meliputi:

 Revitalisasi dan modifikasi nilai-nilai budaya lokal untuk membangkitkan kembali fungsi dan aktivitas internal kawasan dengan mengintegrasikan tiga karakter ruang dan fungsi, yaitu blok pecinan yang memiliki karakter ruang dan arsitektur permukiman Cina, blok pendopo kabupaten – Masjid Agung yang mempresentasikan budaya lokal Tangerang, dan blok stasiun kereta api yang dibangun sejak jaman Belanda; dan

 Pengembangan kegiatan dengan fungsi campuran, yaitu hunian, perdagangan dan fasilitas publik skala kota.

 Fungsi hunian dan perdagangan sebagai kegiatan utama kawasan harus tetap dipertahankan terutama di Blok Pecinan. Kedua fungsi ini merupakan komponen pendukung utama yang melekat di blok Pecinan dan harus terus dikembangkan berdasar pada karakter sosial-ekonomi dan spatial yang ada. Bangunan-bangunan dengan arsitektur Cina dan fungsi khusus yang menarik, baik klenteng, masjid, rumah-rumah lama, pabrik kecap harus didukung untuk dilindungi dan dilestarikan (building preservation and conservation). Demikian juga berbagai aktivitas masyarakat yang berdasar pada tradisi budaya dan ritual keagamaan yang ada di Blok Pecinan perlu didukung sebagai bagian pengembangan kawasan wisata budaya.

 Fungsi-fungsi lain yang mengganggu kegiatan utama, seperti: budi daya burung walet dan pedagang kaki lima, harus segera dibatasi agar tidak menghancurkan karakter lokasi. Demikian juga keberadaan Pasar Lama yang memiliki sejarah panjang dan karakater aktivitas perdagangan yang spesifik diarahkan tetap dipertahankan tetapi harus ditata kembali, terutama terkait dengan kondisi perletakan dan sanitasi lingkungan yang sangat buruk (perletakkan pedagang kaki lima yang semrawut dan mengganggu sirkulasi lingkungan, kebersihan lingkungan dan penanganan sampah yang buruk).  Fungsi prasarana dan sarana umum skala kota, seperti pusat budaya dan seni

Pengembangan fasilitas seni dan budaya diarahkan sebagai faktor pemicu aktvitas skala kota (seperti festival seni dan budaya, festival ritual keagamaan, serta festival musik anak muda) yang kemudian akan menjadi daya tarik (attractiveness) kawasan Kota Lama ini bagi warga kota Tangerang sendiri maupun pengunjung dari luar kota. keberhasilan pengembangan aktivitas seni budaya skala kota akan menambah daya kompetisi kota (city competitiveness) Kota Tangerang secara keseluruhan.

 Fungsi Blok Stasiun Kota Tangerang harus ditata-ulang dan lebih diarahkan untuk kegiatan-kegiatan perdangangan dan jasa yang mendukung pengembangan wisata budaya. Terutama lahan yang langsung berhadapan dengan Blok Pendopo Kabupaten diarahkan untuk pusat komersial campuran (perdagangan, jasa dan perhotelan) dengan tema pengembangan sesuai dengan karakter Pecinan. Sedangkan fungsi stasiun kereta api tetap dipertahankan tetapi dengan skala pelayanan yang lebih ringan yakni diturunkan dari fungsi stasiun utama kota (melayani penumpang dan distribusi barang) menjadi hanya stasiun penumpang saja.

5. Kawasan Situ

Kawasan Situ meliputi Situ Cipondoh, Situ Bulakan, Situ Gede, Situ Cangkring, Situ Bojong, dan Situ Kunciran. Arahan pengembangan pada kawasan situ meliputi:  Fungsi utama yang dikembangkan sebagai kawasan konservasi, pengendali

banjir, dan sumber air baku; dan

 Kawasan situ dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata dengan mempertimbangkan aspek ekologis.

6. Kawasan Sungai Cisadane

Kawasan Sungai Cisadane mencakup kawasan sempadan sepanjang sungai dan perairannya yang berada di dalam Wilayah Kota Tangerang. Kawasan Sungai Cisadane merupakan salah satu aset paling berharga bagi Kota Tangerang, selain menjadi sumber air permukaan bagi penyediaan air bersih, kawasan ini terletak di lokasi yang strategis – tepat di tengah kota. Demikian juga kualitas fisik sungai dan aliran air masih relatif baik. Sungai Cisadane juga menjadi tempat berlangsungnya festival budaya tahunan warga Kota Tangerang. Dengan kata lain Sungai Cisadane telah menjadi salah satu citra kota (image of the city) yang melekat pada identitas Kota Tangerang.

Secara prinsip, rencana pengembangan Kawasan Sungai Cisadane diarahkan untuk melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan sungai, khususnya yang

melintasi wilayah administrasi Kota Tangerang, dari jembatan Jalan Tol Jakarta-Tangerang hingga Kampung Kelor di kecamatan Neglasari.

Arahan pengembangan pada kawasan sepanjang Sungai Cisadane meliputi:  Fungsi utama yang dikembangkan sebagai kawasan konservasi, pengendali

banjir, dan sumber air baku;

 Penataan kawasan sepanjang sisi sungai merupakan orientasi penempatan muka bangunan (riverfront) dan pengembangan konsep promenade (tempat untuk berjalan-jalan sambil menikmati pemandangan perairan); dan

 Pemanfaatan Kawasan Sungai Cisadane untuk kegiatan wisata dan pengembangan angkutan air pendukung wisata dengan mempertimbangkan aspek ekologis.

Selain itu Kawasan Sungai Cisadane dibagi menjadi dua segmen rencana pengembangan, meliputi:

1. Segmen Pertama: dari jalan tol perlintasan Jakarta-Merak ke Pintu Air. Pengembangan segmen ini diarahkan untuk kawasan fungsi campuran taman dengan pengendalian pembangunan yang ketat. Fungsi campur yang dimaksud adalah perkantoran, studio, bengkel kerja (workshop), pendidikan, galeri, ruang pamer (exhibition hall) dan perumahan vertikal dengan basis kegiatan ekonomi tersier atau yang dikenal dengan istilah kegiatan ekonomi kreatif (seni, desain, multimedia, fashion, arsitektur, animasi, film). Fungsi ini merupakan bagian terintegrasi dari rencana pengembangan Pusat Kota Baru. Sedang pengendalian pembangunan yang ketat rencanakan akan diterapkan dengan beberapa aturan pembangunan (melalui mekanisme Koefisien Dasar Bangunan/KDB, Koefisien Lanatai Bangunan/KLB, Koefisen Tapak Basement/KTB, Koefisien Daerah Hijau/KDH, ketinggian bangunan/jumlah lantai maksimal) dan panduan perancangan yang detail dan terpadu (panduan perletakan ruang terbuka hijau, sistem drainase kawasan, pengolahan limbah). 2. Segmen Kedua: dari Pintu Air ke Kampung Kelor. Karena sebagian segmen ini terletak di dalam Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), direncanakan sebagai kawasan lindung hijau, budidaya pertanian yang bernilai tinggi (tanaman hias, ikan hias). Fungsi perumahan dibatasi perkembangannya.

C. Kawasan Budidaya

Dokumen terkait