• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penduduk Menurut Struktur Usia

GAMBARAN UMUM KONDISI KOTA TANGERANG

C. Penduduk Menurut Struktur Usia

Informasi jumlah penduduk menurut struktur usia sangat bermanfaat sebagai masukan (input) perencanaan pembangunan antara lain sebagai informasi awal untuk antisipasi penyediaan berbagai fasilitas pendidikan, kesehatan, dan lapangan pekerjaan. Informasi ini akan memberikan gambaran tentang seberapa besar potensi Sumber Daya Manusia (SDM) terutama untuk keperluan yang terkait dengan pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan. Jumlah penduduk menurut struktur usia di Kota Tangerang tahun 2009 dan tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.13

Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia dan Jenis Kelamin Tahun 2010

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 - 4 89.165 83.992 173.157 5 - 9 81.995 77.433 159.428 10 - 14 72.311 68.865 141.176 15 - 19 76.601 79.237 155.838 20 - 24 94.285 93.883 188.168 25 - 29 109.215 106.367 215.582 30 - 34 98.374 94.395 192.769 35 - 39 83.040 76.283 159.323 40 - 44 67.090 60.905 127.995 45 - 49 50.901 47.231 98.132 50 - 54 39.346 35.042 74.388 55 - 59 27.304 21.247 48.551 60 - 64 14.152 12.516 26.668 65 - 69 8.331 8.207 16.538 70 – 74 4.870 5.767 10.637 75+ 4.063 6.188 10.251 Tahun 2010 921.043 877.558 1.798.601 Tahun 2009 820.132 832.458 1.652.590 Tahun 2008 755.724 775.942 1.531.666

Dari tabel di atas jumlah penduduk pada kelompok usia anak (0–14 tahun) jumlahnya mencapai 473.761 jiwa atau 26.34% dari jumlah penduduk Kota Tangerang. Kondisi ini perlu mendapat perhatian karena terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, dan kesehatan. Seiring dengan jumlah proporsi usia anak dalam komposisi penduduk maka peningkatan kualitas anak sebagai sumber daya manusia membutuhkan perhatian yang besar.

Sedangkan jumlah penduduk pada kelompok usia (15–64 tahun) yang merupakan usia produktif berjumlah 1.287.414 jiwa atau sekitar 71,58% dari jumlah penduduk Kota Tangerang. Kondisi ini mengartikan bahwa potensi SDM dalam hal pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan di Kota Tangerang tahun 2010 terlihat relatif besar, sedemikian sehingga perlu adanya upaya antisipasi terhadap penyediaan sarana-prasarana pada tiga bidang tersebut, terutama bidang ketenagakerjaan/lowongan kerja.

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB) barang dan jasa yang ditimbulkan oleh faktor-faktor produksi yang diproduksi di suatu wilayah tertentu dalam waktu tertentu (biasanya dalam tahun tertentu), tanpa memperhatikan kepemilikan faktor-faktor produksinya. PDRB merupakan salah satu indikator untuk melihat kinerja makro perekonomian daerah yang mampu menggambarkan pendapatan per kapita, strukur ekonomi, dan laju pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Meskipun bukan merupakan pengukuran yang sempurna, PDRB merupakan suatu pendekatan yang baik untuk pengukuran kinerja ekonomi suatu daerah. Perhitungan PDRB dengan pendekatan produksi, merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan berbagai unit produksi dalam jangka waktu satu tahun. Unit-unit produksi yang digunakan secara umum dikelompokkan dalam 9 lapangan usaha, yaitu: (1) Pertanian; (2) Pertambangan dan penggalian; (3) Industri pengolahan; (4) Listrik, gas dan air minum; (5) Bangunan; (6) Perdagangan; (7) Pengangkutan dan komunikasi; (8) Bank dan lembaga keuangan lainnya; dan (9) Jasa-jasa.

Penghitungan PDRB di dasarkan pada dua harga, yaitu harga berlaku (current price) dan harga dasar/konstan (constant price). PDRB atas dasar harga berlaku (current price) adalah jumlah nilai barang dan jasa, pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga

berlaku pada tahun bersangkutan. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan (constant

price) adalah jumlah barang dan jasa, pendapatan atau pengeluaran yang dinilai sesuai

dengan harga pasar yang tetap (tahun dasar). Besar kecilnya PDRB suatu daerah sangat tergantung pada potensi sumber ekonomi yang dimiliki daerah tersebut.

Perkembangan PDRB harga berlaku dan PDRB harga konstan di Kota Tangerang adalah sebagai berikut:

Tabel 2.14

PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008–2010 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010

Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 69,33 77,10 86,03

Pertambangan dan Penggalian - - -

Industri Pengolahan 22.536,28 23.451,63 25.579,85

Listrik, Gas, dan Air Bersih 337,89 348,94 406,03

Bangunan 864,512.4 1.041,62 1.340,45

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13.377,89 15.320,57 17.592,75

Pengangkutan dan Komunikasi 4.959,67 6.003,84 6.908,06

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 1.485,82 1.775,18 2.163,64

Jasa-jasa 1.057,33 1.311,80 1.546,25

PDRB 44.688,73 49.330,67 55.623,07

Pertumbuhan PDRB (%) 13,55 10,39 12,21

Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2009, diolah tahun 2011

Tabel 2.15

PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Konstan (=2000) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008–2010 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010

Pertanian, Peternakan, Kehutanan Dan Perikanan 43,93 45,43 45,52

Pertambangan dan Penggalian - - -

Industri Pengolahan 13.229,93 13.502,46 14.061,09

Listrik, Gas, dan Air Bersih 253,76 268,71 288,40

Bangunan 481,08 532,51 591,52

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7.498,13 8.023,97 8.767,11

Pengangkutan dan Komunikasi 3.119,50 3.576,95 3.866,95

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 880,18 991,65 1.115,35

Jasa-jasa 560,49 620,85 691,58

PDRB 26.066,99 27.562,53 29.428,82

Tabel 2.16

Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008–2010

LAPANGAN USAHA 2008 2009 2010

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 0,16 0,16 0,15

Pertambangan dan Penggalian - - -

Industri Pengolahan 50,43 47,54 45,99

Listrik, Gas dan Air 0,76 0,71 0,73

Bangunan 1,93 2,11 2,41

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 29,94 31,06 31,63

Pengangkutan dan Komunikasi 11,10 12,17 12,42

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,32 3,60 3,89

Jasa-jasa 2,37 2,66 2,78

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2009, diolah tahun 2011

Tabel 2.17

Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan (=2000) Tahun 2008–2010

Lapangan Usaha 2008 2009 2010*

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 0,16 0,16 0,15

Pertambangan dan Penggalian - -

Industri Pengolahan 50,43 48,99 47,78

Listrik, Gas dan Air 0,76 0,97 0,98

Bangunan 1,93 1,93 2,01

Perdagangan, Hotel, dan Restoran 29,94 29,11 29,79

Pengangkutan dan Komunikasi 11,10 12,98 13,14

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3,32 3,60 3,79

Jasa-jasa 2,37 2,25 2,35

PDRB 100,00 100,00 100,00

Sumber: Buku Publikasi PDRB Kota Tangerang 2009, diolah tahun 2011

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan dari kegiatan produksi barang dan jasa selama tahun 2009 di Kota Tangerang adalah sebesar Rp.49.330,67 Miliar. Nilai ini mengalami peningkatan sekitar 9.4% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga konstan yang berasal dari total produksi barang dan jasa tahun 2009 dikalikan dengan harga dasar tahun 2000 adalah sebesar Rp.27.562,54 Miliar atau meningkat 5.4% dari tahun sebelumnya. Jika dilihat lebih lanjut, PDRB Kota Tangerang berdasarkan harga konstan selama kurun waktu tiga tahun terakhir cenderung meningkat dari Rp.24.505,12 miliar (tahun 2007) menjadi Rp.27.562,53 miliar (tahun 2009) atau sebesar Rp.3.057,44 miliar (12,48%). Dilihat dari angka absolut,

sepanjang tahun 2007–2009 lapangan usaha yang mengalami peningkatan relatif besar antara lain adalah: Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; serta Industri Pengolahan; masing-masing sebesar Rp.1.355,19 miliar (20.32%), Rp.689,65 miliar (23.89%), dan Rp.569,61 miliar (4.40%), sedangkan dilihat dari laju peningkatan, maka lapangan usaha Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, mempunyai laju peningkatan paling tinggi, yaitu sebesar 29.42%.

Berdasarkan kontribusi terhadap PDRB, selama kurun waktu tiga tahun lapangan usaha Industri Pengolahan serta lapangan usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran merupakan dua penyumbang terbesar terhadap PDRB, yaitu 50,75% dan 28,40%. Walaupun demikian, kecenderungan lapangan Industri Pengolahan terlihat semakin menurun, sedangkan lapangan usaha Perdagangan, Hotel, dan Restoran, serta lapangan usaha Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan semakin meningkat. Hal ini mengartikan bahwa kedua lapangan usaha tersebut berpotensi sebagai lapangan usaha yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang besar di samping lapangan usaha di bidang Industri Pengolahan. Hal yang perlu diingat bahwa PDRB hanya merupakan angka agregat aktivitas ekonomi suatu wilayah, sehingga belum mewakili derajat pemerataan hasil pembangunan. Disamping itu perhitungan PDRB bukan hanya berdasar pada fungsi waktu saja, tapi juga merupakan fungsi aktivitas ekonomi utama yang sangat dipengaruhi kondisi global lainnya seperti: kondisi ekonomi dunia dan regional, alokasi belanja pemerintah, investasi masyarakat, pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, inflasi, dan lain-lain. Dengan demikian tolok ukur kesuksesan/keberhasilan perekonomian tidak hanya dari angka PDRB saja melainkan harus melibatkan indikator ekonomi lain yang menunjukkan kinerja pemerataan kesejahteraan suatu wilayah.

Dokumen terkait