• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2013"

Copied!
284
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

NOMOR 1 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

(RPJPD)

(2)

1

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

Nomor 1 Tahun 2013

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan dapat terarah, berkesinambungan, efektif dan efisien serta memenuhi kepentingan masyarakat, perlu dibuat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 13 ayat (2) Undang- undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005–2025, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3518);

3. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

(3)

2

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

8. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025;

9. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Tangerang (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 1);

10. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 2);

11. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Tahun 2012–2032, (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 6);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TANGERANG dan

WALIKOTA TANGERANG MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025.

(4)

3

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Tangerang.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah Kota Tangerang.

3. Walikota adalah Walikota Tangerang.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tangerang.

5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya

disebut BAPPEDA adalah Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Tangerang.

6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Organisasi/Lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Walikota dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Badan, Kantor, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan.

7. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

8. Pembangunan Daerah adalah bagian dari kesatuan system pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat dan pemerintah menurut prakarsa daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. 10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang

selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

11. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang di inginkan pada akhir periode perencanaan.

12. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi.

13. Arah Kebijakan adalah instrument perencanaan yang memberikan panduan kepada Pemerintah Daerah agar lebih terarah dalam mencapai visi dan misi.

14. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.

(5)

4

BAB II

RUANG LINGKUP DAN FUNGSI Pasal 2

(1) Program Pembangunan Daerah periode Tahun 2005-2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJPD.

(2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Kota Tangerang dalam bentuk visi, misi dan arah kebijakan pembangunan daerah yang akan dicapai.

Pasal 3

RPJPD berfungsi sebagai Pedoman penyelenggaraan

pembangunan dan Penyusunan visi, misi dan program prioritas Walikota dan/atau RPJMD.

BAB III SISTEMATIKA

Pasal 4

(1) RPJPD disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan

BAB II : Gambaran Umum Kondisi Kota Tangerang BAB III : Analisis Isu-isu Strategis

BAB IV : Visi dan Misi Pembangunan Kota Tangerang BAB V : Arah Kebijakan Pembangunan Kota Tangerang BAB VI : Kaidah Pelaksanaan

(2) Uraian secara rinci RPJPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB IV

PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 5

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi RPJPD.

(2) Pengendalian dan Evaluasi RPJPD paling lama dilaksanakan 5 (lima) tahun sekali sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku.

(3) Pengendalian dan Evaluasi oleh Walikota dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan daerah dan oleh Kepala SKPD untuk program dan/atau kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(6)

5

(4) Pengendalian oleh Bappeda meliputi pemantauan, supervisi dan tindak lanjut penyimpangan terhadap pencapaian tujuan agar program dan kegiatan sesuai dengan kebijakan pembangunan daerah.

(5) Evaluasi oleh Bappeda meliputi penilaian terhadap

pelaksanaan proses perumusan dokumen rencana

pembangunan daerah, dan pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan daerah dan menghimpun,

menganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala SKPD dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 6

RPJMD yang telah ada masih tetap berlaku pada tanggal Peraturan Daerah ini diundangkan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 7

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tangerang.

Ditetapkan di Tangerang

Diundangkan di Tangerang

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh,

Puji dan syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat karunia serta ridlho-Nya dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang

Tahun 2005-2025 telah dapat tersusun. Dokumen ini berisikan rencana pembangunan

daerah Kota Tangerang dalam kerangka waktu jangka panjang (20 tahun), sesuai dengan lingkup kewenangan Kota Tangerang.

Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagai dasar pelaksanaan pembangunan di daerah dalam kerangka waktu duapuluh tahunan.

RPJPD Kota Tangerang Tahun 2005-2025 yang akan dipergunakan oleh Pemerintah Kota Tangerang sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan dalam duapuluh tahun ke depan, disusun dengan memperhatikan keselarasannya dengan RPJP Nasional, RPJPD Provinsi Banten, serta merupakan hasil penjaringan aspirasi dari para pemangku kepentingan di Kota Tangerang.

Akhir kata, Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyusunan RPJPD Kota Tangerang Tahun 2005-2025 ini. Semoga keberadaan dokumen ini dapat bermanfaat khususnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan di Kota Tangerang di masa mendatang.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullah Wabarakatuh.

Tangerang, Desember 2012

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... I - 1

1.1. Latar Belakang ... I - 1 1.2. Dasar Hukum ... I - 4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD Dengan Dokumen

Rencana Pembangunan Lainnya ... I - 6 1.3.1. Ketentuan dan Kaidah Perencanaan Pembangunan

Jangka Panjang Daerah ... I - 6 1.4. Maksud dan Tujuan ... I - 9

1.5. Sistematika Penulisan ... I - 9

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI KOTA TANGERANG ... II - 1

2.1. Aspek Geografi dan Demografi ... II - 1

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah ... II - 1 2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah ... II - 12 2.1.3. Wilayah Rawan Bencana ... II - 21 2.1.4. Kondisi Demografi ... II - 23 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ... II - 26

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... II - 26 2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial ... II - 35 2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga ... II - 37 2.3. Aspek Pelayanan Umum ... II - 38

2.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib ... II - 38 2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan ... II - 132 2.4. Aspek Daya Saing Daerah ... II - 137

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ... II - 137 2.4.2. Fokus Iklim Berinvestasi ... II - 141 2.4.3. Fokus Sumberdaya Manusia ... II - 142

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS ... III - 1

3.1. Permasalahan Dan Tantangan Pembangunan Kota

Tangerang Tahun 2005-2025 ... III - 1 3.2. Isu Strategis Kota Tangerang Tahun 2005-2025 ... III - 7

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG ... IV - 1

4.1. Visi Pembangunan Kota Tangerang 2005-2025 ... IV - 1 4.2. Misi Pembangunan Kota Tangerang 2005-2025 ... IV - 2 4.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Tangerang

(9)

4.3.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Tangerang Tahun 2005-2025 Pada Misi Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia, Maju dan

Berdaya Saing ... IV - 4 4.3.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Tangerang

Tahun 2005-2025 Pada Misi Mewujudkan

Perekonomian yang Maju dan Berdaya Saing ... IV - 4 4.3.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Tangerang

Tahun 2005-2025 Pada Misi Mewujudkan

Lingkungan Hidup yang Asri dan Lestari ... IV - 5 4.3.4. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Tangerang

Tahun 2005-2025 Pada Misi Mewujudkan Pelayanan Prasarana, Sarana dan Fasilitas Kota yang Memadai

dan Berdaya Saing ... IV - 5 4.3.5. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Tangerang

Tahun 2005-2025 Pada Misi Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan

Bersih... IV - 6

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA TANGERANG ... V- 1

5.1 Sasaran Pokok Dan Arah Kebijakan Pembangunan ... V - 1 5.1.1. Sasaran Pokok Dan Arah Kebijakan Pembangunan

Pada Misi Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang

Berakhlak Mulia, Maju Dan Berdaya Saing ... V - 1 5.1.2. Sasaran Pokok Dan Arah Kebijakan Pembangunan

Pada Misi Mewujudkan Perekonomian Yang Maju

Dan Berdaya Saing ... V - 13 5.1.3. Sasaran Pokok Dan Arah Kebijakan Pembangunan

Pada Misi Mewujudkan Lingkungan Hidup Yang Asri

Dan Lestari ... V - 24 5.1.4. Sasaran Pokok Dan Arah Kebijakan Pembangunan

Pada Misi Pembangunan Mewujudkan Pelayanan Prasarana, Sarana Dan Fasilitas Kota Yang

Memadai Dan Berdaya Saing ... V - 29 5.1.5. Sasaran Pokok Dan Arah Kebijakan Pembangunan

Pada Misi Mewujudkan Penyelenggaraan

Pemerintahan Yang Baik Dan Bersih ... V - 38 5.2. Tahapan Dan Prioritas Pembangunan ... V - 48

5.2.1. RPJMD Ke-1 (2005-2008) ... V - 48 5.2.2. RPJMD Ke-2 (2009-2013) ... V - 50 5.2.3. RPJMD Ke-3 (2014-2018) ... V - 53 5.2.4. RPJMD Ke-4 (2019-2023) ... V - 55 5.2.5. RPJMD Ke-5 (2024-2025) ... V - 57

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas, Jumlah dan Batas Wilayah Administrasi Kota Tangerang ... Ko II - 2 Tabel 2.2 Jarak Antar Ibukota Kecamatan di Kota Tangerang (Km) ... II - 4 Tabel 2.3 Kondiasi Topografi Kota Tangerang ... II - 5 Tabel 2.4 Daerah Aliran Sungai di Kota Tangerang ... II - 8 Tabel 2.5 Situ/Rawa di Kota Tangerang ... II - 8 Tabel 2.6 Temperatur dan Kelembaban Udara di Kota Tangerang ... II - 9 Tabel 2.7 Curah Hujan di Kota Tangerang ... II - 9 Tabel 2.8 Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang ... II - 10 Tabel 2.9 Genangan Banjir Tahun 2011 ... II - 21 Tabel 2.10 Jumlah Kejadian dan Penyebab Kebakaran ... II - 22 Tabel 2.11 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tahun 2010 ... II - 23 Tabel 2.12 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... II - 23 Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Usia dan Jenis Kelamin

Tahun 2010 ... II - 24 Tabel 2.14 PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Berlaku Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2008–2010 (Miliar Rupiah) ... II - 26 Tabel 2.15 PDRB Kota Tangerang Atas Dasar Harga Konstan (=2000) Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2008–2010 (Miliar Rupiah) ... II - 26 Tabel 2.16 Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Tahun

2008–2010 ... II - 27 Tabel 2.17 Peranan Sektor Terhadap PDRB Atas Dasar Harga Konstan (=2000)

Tahun 2008–2010 ... II - 27 Tabel 2.18 PDRB Per Kapita Kota Tangerang Tahun 2008–2010 ... II - 29 Tabel 2.19 Laju Pertumbuhan PDRB Kota Tangerang Tahun 2008–2010

(Dalam %) ... II - 30 Tabel 2.20 Laju Inflasi Harga ... II - 31 Tabel 2.21 Tingkat Ketimpangan Pendapatan ... II - 32 Tabel 2.22 Tingkat Distribusi Pendapatan 40% Penduduk Berpendapan Rendah ... II - 33 Tabel 2.23 Penduduk di Bawah Garis Kemiskinan... II - 34 Tabel 2.24 Angka Melek Huruf ... II - 34 Tabel 2.25 Rata-rata Lama Sekolah... II - 35 Tabel 2.26 Rasio Grup Kesenian Terhadap Penduduk ... II - 36 Tabel 2.27 Angka Partisipasi Sekolah (Dikdas) ... II - 37 Tabel 2.28 Angka Partisipasi Sekolah (Dikmen) ... II - 38 Tabel 2.29 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah (Dikdas) ... II - 39 Tabel 2.30 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah SD ... II - 40 Tabel 2.31 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah MI ... II - 41 Tabel 2.32 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah SMP ... II - 41 Tabel 2.33 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah MTs ... II - 42 Tabel 2.34 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah (Dikmen) ... II - 43 Tabel 2.35 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah SMA ... II - 44

(11)

Tabel 2.36 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah SMK ... II - 45 Tabel 2.37 Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah MA ... II - 46 Tabel 2.38 Rasio Guru/Murid (Dikdas) ... II - 47 Tabel 2.39 Rasio Guru/Murid SD ... II - 47 Tabel 2.40 Rasio Guru/Murid MI ... II - 48 Tabel 2.41 Rasio Guru/Murid SMP... II - 49 Tabel 2.42 Rasio Guru/Murid MTs ... II - 50 Tabel 2.43 Rasio Guru/Murid (Dikmen) ... II - 50 Tabel 2.44 Rasio Guru/Murid SMA... II - 51 Tabel 2.45 Rasio Guru/Murid SMK... II - 52 Tabel 2.46 Rasio Guru/Murid MA ... II - 52 Tabel 2.47 Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ... II - 53 Tabel 2.48 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI ... II - 54 Tabel 2.49 Angka Putus Sekolah (APS) SD ... II - 55 Tabel 2.50 Angka Putus Sekolah (APS) MI ... II - 56 Tabel 2.51 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs ... II - 56 Tabel 2.52 Angka Putus Sekolah (APS) SMP ... II - 57 Tabel 2.53 Angka Putus Sekolah (APS) MTs ... II - 58 Tabel 2.54 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA ... II - 59 Tabel 2.55 Angka Putus Sekolah (APS) SMA ... II - 60 Tabel 2.56 Angka Putus Sekolah (APS) SMK ... II - 61 Tabel 2.57 Angka Putus Sekolah (APS) MA ... II - 62 Tabel 2.58 Angka Kelulusan (AL) SD/MI ... II - 63 Tabel 2.59 Angka Kelulusan (AL) SD ... II - 64 Tabel 2.60 Angka Kelulusan (AL) MI ... II - 65 Tabel 2.61 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs ... II - 66 Tabel 2.62 Angka Kelulusan (AL) SMP ... II - 66 Tabel 2.63 Angka Kelulusan (AL) MTs ... II - 67 Tabel 2.64 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA ... II - 68 Tabel 2.65 Angka Kelulusan (AL) SMA ... II - 69 Tabel 2.66 Angka Kelulusan (AL) SMK ... II - 70 Tabel 2.67 Angka Kelulusan (AL) MA ... II - 71 Tabel 2.68 Angka Melanjutkan (AM) Dari SD/MI ke SMP/MTs ... II - 72 Tabel 2.69 Angka Melanjutkan (AM) Dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA ... II - 73 Tabel 2.70 Persentase Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D4 ... II - 74 Tabel 2.71 Rasio Posyandu Per Satuan Balita ... II - 74 Tabel 2.72 Rasio Puskesmas, Poliklinik, Puskesmas Pembantu Per Satuan

Penduduk ... II - 75 Tabel 2.73 Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk ... II - 76 Tabel 2.74 Rasio Dokter Per Satuan Penduduk ... II - 77 Tabel 2.75 Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk ... II - 77 Tabel 2.76 Tingkat Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani ... II - 78 Tabel 2.77 Tingkat Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Bidan Atau Tenaga

Kesehatan Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan ... II - 79 Tabel 2.78 Tingkat Cakupan Kelurahan Universal Chil Immunization (UCI) ... II - 80 Tabel 2.79 Tingkat Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ... II - 81

(12)

Tabel 2.80 Tingkat Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit

TBC BTA ... II - 82 Tabel 2.81 Tingkat Cakupan Penemuan Dan Penanganan Penderita Penyakit

DBD ... II - 83 Tabel 2.82 Tingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Mayarakat

Miskin ... II - 83 Tabel 2.83 Tingkat Cakupan Kunjungan Bayi ... II - 84 Tabel 2.84 Cakupan Puskesmas ... II - 85 Tabel 2.85 Cakupan Puskesmas Pembantu ... II - 86 Tabel 2.86 Rasio Tempat Ibadah Per Satuan Penduduk ... II - 86 Tabel 2.87 Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk ... II - 87 Tabel 2.88 Panjang Jalan Dilalui Roda 4 ... II - 88 Tabel 2.89 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJPD Yang Telah ditetapkan

Dengan Perda ... II - 88 Tabel 2.90 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD Yang Telah

ditetapkan Dengan Perda/Perkada ... II - 89 Tabel 2.91 Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD Yang Telah ditetapkan

Dengan Perkada ... II - 89 Tabel 2.92 Tingkat Penjabaran Program RPJMD Kedalam RKPD ... II - 90 Tabel 2.93 Rasio Ijin Trayek ... II - 90 Tabel 2.94 Jumlah Uji KIR Angkutan Umum ... II - 90 Tabel 2.95 Jumlah Pelabuhan Laut/Bandara/Terminal Bis/Stasiun KA ... II - 91 Tabel 2.96 Besarnya Biaya Pengujian Kelayakan Angkutan Umum ... II - 91 Tabel 2.97 Tingkat Pemasangan Rambu-Rambu ... II - 92 Tabel 2.98 Persentase Penanganan/Pelayanan Sampah ... II - 93 Tabel 2.99 Tingkat Pencemaran Status Mutu Air Tanah ... II - 93 Tabel 2.100 Tingkat Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan AMDAL ... II - 94 Tabel 2.101 Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk ... II - 95 Tabel 2.102 Tingkat Penegakan Hukum Lingkungan ... II - 96 Tabel 2.103 Persentase Luas Lahan Bersertifikat ... II - 97 Tabel 2.104 Tingkat Penyelesaian Kasus Tanah Negara ... II - 97 Tabel 2.105 Tingkat Penyelesaian Ijin Lokasi ... II - 98 Tabel 2.106 Rasio Penduduk Ber-KTP Per Satuan Penduduk ... II - 99 Tabel 2.107 Rasio Bayi Berakte Kelahiran ... II - 100 Tabel 2.108 Rasio Pasangan Berakte Nikah ... II - 101 Tabel 2.109 Angka Kepemilikan KTP ... II - 101 Tabel 2.110 Angka Kepemilikan Akta Kelahiran ... II - 102 Tabel 2.111 Ketersediaan Database Kependudukan Skala Kota ... II - 103 Tabel 2.112 Penerapan KTP Nasional berbasis NIK... II - 103 Tabel 2.113 Rata-Rata Jumlah Anak Per Keluarga... II - 104 Tabel 2.114 Rasio Akseptor KB (Peserta KB Dibandingkan Dengan PUS) ... II - 106 Tabel 2.115 Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I ... II - 106 Tabel 2.116 Jumlah Sarana Sosial Seperti Panti Asuhan, Panti Jompo Dan Panti

Rehabilitasi ... II - 107 Tabel 2.117 Persentase PMKS Yang Memperoleh Bantuan Sosial Untuk

(13)

Tabel 2.118 Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) Dan Anak Jalanan ... II - 108 Tabel 2.119 Angka Partisipasi Angkatan Kerja ... II - 109 Tabel 2.120 Angka Sengketa Pengusaha-Pekerja Per Tahun ... II - 110 Tabel 2.121 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ... II - 110 Tabel 2.122 Tingkat Penempatan Pencari Kerja ... II - 111 Tabel 2.123 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ... II - 111 Tabel 2.124 Tingkat Penyelesaian Perselisihan Buruh Dan Pengusaha Terhadap

Kebijakan Pemerintah Daerah ... II - 112 Tabel 2.125 Persentase Koperasi Aktif ... II - 112 Tabel 2.126 Persentase Usaha Mikro dan Kecil ... II - 113 Tabel 2.127 Rasio Daya Serap Tenaga Kerja ... II - 114 Tabel 2.128 Frekuensi Penyelenggaraan Festival Seni Dan Budaya Daerah

Setiap Tahun ... II - 115 Tabel 2.129 Jumlah Sarana Penyelenggaraan Seni Dan Budaya Daerah ... II - 115 Tabel 2.130 Jumlah Organisasi Kepemudaan Di Daerah ... II - 116 Tabel 2.131 Frekuensi Kegiatan Kepemudaan Setiap Tahun ... II - 116 Tabel 2.132 Frekuensi Pembinaan LSM, Ormas dan OKP ... II - 117 Tabel 2.133 Frekuensi Pembinaan Politik Daerah ... II - 118 Tabel 2.134 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Terhadap Penduduk ... II - 118 Tabel 2.135 Rasio Jumlah Pos Siskamling Setiap Kelurahan ... II - 119 Tabel 2.136 Tingkat Penegakan Peraturan Daerah ... II - 120 Tabel 2.137 Tingkat Cakupan Patroli Petugas Satuan Polisi Pamong Praja ... II - 120 Tabel 2.138 Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,

Dan Keindahan) Di Kota ... II - 121 Tabel 2.139 Tingkat Cakupan Pelayanan Bencana Kebakaran Di Kota ... II - 121 Tabel 2.140 Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) Daerah Layanan

Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) ... II - 122 Tabel 2.141 Sistem Informasi Manajemen Pemda ... II - 123 Tabel 2.142 Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat (LPM) ... II - 123 Tabel 2.143 Rata-Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK ... II - 124 Tabel 2.144 Persentase PKK Aktif ... II - 125 Tabel 2.145 Persentase Posyandu Aktif ... II - 125 Tabel 2.146 Tingkat Swadaya Masyarakat Terhadap Program Pemberdayaan

Masyarakat ... II - 126 Tabel 2.147 Buku ”Kabupaten / Kota Dalam Angka” ... II - 127 Tabel 2.148 Buku ”PDRB Kabupaten / Kota” ... II - 127 Tabel 2.149 Tingkat Pengelolaan Arsip Secara Baku ... II - 127 Tabel 2.150 Peningkatan SDM Pengelola Kearsipan... II - 128 Tabel 2.151 Rasio Wartel / Warnet Terhadap Penduduk ... II - 128 Tabel 2.152 Jumlah Surat Kabar Nasional / Lokal ... II - 129 Tabel 2.153 Jumlah Penyiaran Radio / TV Lokal ... II - 129 Tabel 2.154 Web Site Milik Pemerintah Daerah ... II - 130 Tabel 2.155 Rata-Rata Frekuensi Penyelenggaraan Pameran/Expo Setiap Tahun ... II - 130 Tabel 2.156 Jumlah Perpustakaan Di Daerah ... II - 131

(14)

Tabel 2.157 Tingkat Kunjungan Perpustakaan Dalam Tahun ... II - 131 Tabel 2.158 Tingkat Koleksi Buku Yang Tersedia Di Perpustakaan Daerah ... II - 131 Tabel 2.159 Tingkat Produktivitas Padi / Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya Per

Hektar ... II - 132 Tabel 2.160 Tingkat Cakupan Bina Kelompok Petani ... II - 133 Tabel 2.161 Nilai Hasil Produksi Perikanan ... II - 134 Tabel 2.162 Tingkat Konsumsi Ikan ... II - 135 Tabel 2.163 Nilai Ekspor Bersih Perdagangan ... II - 135 Tabel 2.164 Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB ... II - 136 Tabel 2.165 Tingkat Pertumbuhan Industri ... II - 136 Tabel 2.166 Tingkat Cakupan Bina Kelompok Pengrajin ... II - 137 Tabel 2.167 Persentase Penduduk menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita

Sebulan ... II - 138 Tabel 2.168 Luasan Pemanfaatan Kawasan Lindung ... II - 139 Tabel 2.169 Luasan Pemanfaatan Kawasan Budidaya ... II - 139 Tabel 2.170 Wilayah Tidak Produktif ... II - 140 Tabel 2.171 Wilayah Produktif ... II - 140 Tabel 2.172 Prosentase Luas Wilayah Produktif ... II - 141 Tabel 2.173 Angka Kriminalitas Yang Tertangani ... II - 141 Tabel 2.174 Frekuensi Demo Setiap Tahun ... II - 142 Tabel 2.175 Angka Partisipasi Kasar Sekolah ... II - 143 Tabel 2.176 Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah ... II - 144 Tabel 2.177 Angka Pendidikan Yang Ditamatkan ... II - 145 Tabel 2.178 Rasio Ketergantungan Penduduk ... II - 146

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kedudukan dan Hubungan Antara RPJPD Kota Tangerang Denngan Dokumen Perencanaan Pembangunan Lainnya

Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah ... Ko I - 8 Gambar 1.2 Tahapan Penyusunan RPJPD Kota Tangerang ... Ko I - 10 Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Tangerang ... Ko II - 3 Gambar 3.1 Diagram Keterkaitan Isu Strategis Pembangunan ... III - 9

(16)

1.1. LATAR BELAKANG

Lebih dari satu dasawarsa, berbagai perubahan telah terjadi pada kondisi masyarakat dan wilayah sebagai hasil pelaksanaan pembangunan di Kota Tangerang sejak dibentuk melalui Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang. Dalam masa tersebut, peletakan dasar-dasar bagi suatu proses pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan rakyat di Kota Tangerang turut dipengaruhi oleh berbagai rangkaian peristiwa nasional dan global. Gerakan reformasi sebagai buah dari krisis ekonomi nasional pada tahun 1997 yang berkembang menjadi krisis multidimensi yang berkepanjangan memberikan pengaruh pada perubahan sistem pemerintahan yang bersifat sentralistik mengarah ke sistem desentralistik, dimana pemerintahan kabupaten/kota menjadi pemerintahan yang otonom sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Perkembangan pembangunan Kota Tangerang sampai dengan saat ini telah dirasakan peningkatan hasil dan manfaatnya bagi masyarakat. Seiring dengan dinamika pembangunan,

B A B I

(17)

kebutuhan masyarakat dan tantangan pada masa mendatang diperlukan keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan sehingga tujuan dan harapan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kota Tangerang dapat tercapai.

Langkah awal sebagai upaya untuk mewujudkan keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan, baik dalam lingkup wilayah (Keterpaduan pembangunan dalam konstelasi Provinsi Banten dan Nasional) maupun lingkup waktu (menjamin keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan 5 (lima) tahunan dan tahunan daerah Kota Tangerang) maka diperlukan perencanaan pembangunan jangka panjang daerah Kota Tangerang. Perencanaan pembangunan jangka panjang ini diharapkan mampu mewujudkan keterpaduan, keberlanjutan dan sinergitas pembangunan.

Perubahan paradigma dan pendekatan dalam perencanaan pembangunan nasional yang dicanangkan melalui penetapan kebijakan peraturan perundang-undangan (UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 17 Tahun 2007 tentang RPJP Nasional Tahun 2005-2025, dan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah) pada prinsipnya merupakan upaya untuk menata kembali dan mengedepankan penyusunan perencanaan pembangunan nasional dan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan, serta menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, serta pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan .

Terkait dengan perencanaan pembangunan yang akan menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dalam UU No. 25 Tahun 2004, RPJP didefinisikan sebagai “dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun" (Pasal 1 Ayat 4). Sesuai dengan kewajiban diatas, daerah perlu mempersiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP Daerah) yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJP Nasional (UU No. 25 Tahun 2004 Pasal 5 Ayat 1).

Kewajiban penyusunan RPJP Daerah selanjutnya ditegaskan kembali melalui penetapan UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang menyebutkan “RPJP Daerah yang telah ada masih tetap berlaku dan wajib disesuaikan dengan RPJP Nasional paling lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkan” (Pasal 8 Ayat 2).

(18)

Sebagai wujud implementasi amanat kebijakan peraturan perundang-undangan dan kebutuhan pembangunan maka diperlukan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Tahun 2005-2025 sebagai dokumen perencanaan pembangunan Kota Tangerang untuk periode 20 (dua puluh) tahun ke depan yang memuat visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan daerah sesuai kondisi dan karakteristik daerah, serta mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Banten. Selanjutnya RPJPD Kota Tangerang tersebut akan menjadi pedoman bagi seluruh masyarakat dan pemangku-kepentingan pembangunan dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, sebagai koridor dalam penyusunan visi, misi dan program calon Walikota, dan juga pedoman dalam penyusunan RPJM Daerah Kota Tangerang.

Melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, telah ditetapkan pula visi pembangunan nasional tahun 2005– 2025 adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur”. Visi pembangunan nasional tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional 2005-2025 sebagai berikut: (1) Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan

beradab berdasarkan falsafah Pancasila; (2) Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; (3) Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum; (4) Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu; (5) Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan; (6) Mewujudkan Indonesia asri dan lestari; (7) Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; serta (8) Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional. Visi dan misi pembangunan

nasional tersebut menjadi pedoman bagi seluruh Pemerintah Daerah dalam menetapkan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah.

Berpijak pada hal-hal tersebut maka Pemerintah Kota Tangerang mengambil langkah untuk menyusun dan menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Tangerang atau disingkat RPJPD Kota Tangerang Tahun 2005-2025 untuk kurun waktu 20 tahun ke depan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan daerah dan mendukung tercapainya pembangunan nasional, dalam bentuk visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah.

(19)

1.2. DASAR HUKUM

Penyusunan RPJPD Kota Tangerang Tahun 2005-2025 didasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3518);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(20)

11. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan

Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

20. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2005-2025;

21. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Tangerang (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 1);

22. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 2);

(21)

23. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Tahun 2012-2032 (Lembaran Daerah Kota Tangerang Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 6).

1.3. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN RPJPD DENGAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN LAINNYA

1.3.1. Ketentuan Dan Kaidah Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah A. Pengertian

Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Pasal 1 Ayat 4), Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang selanjutnya disingkat RPJP didefinisikan sebagai ”dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun”. Selanjutnya, penegasan mengenai pengertian RPJP tertuang dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Pasal 150 Ayat 3), yang menguraikan pengertian RPJP Daerah sebagai ”dokumen untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun yang memuat visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang mengacu kepada RPJP nasional”. Selain itu, dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 disebutkan pengertian RPJP Daerah sebagai “Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005–2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025” (Pasal 1 Ayat 2).

Merujuk pada ketentuan mengenai pengertian RPJP tersebut, maka Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang didefinisikan sebagai “dokumen

perencanaan pembangunan Kota Tangerang untuk periode 20 (dua puluh) tahun ke depan yang memuat visi, misi, dan arah kebijakan pembangunan daerah sesuai kondisi dan karakteristik daerah, serta mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Banten”.

B. Kedudukan dan Hubungan Antara RPJPD Dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan Lainnya

Sesuai dengan salah satu asas sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN), bahwa perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Sementara itu, ditetapkan pula salah satu tujuan SPPN yaitu menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah,

(22)

antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah. Selanjutnya, kedudukan RPJP Daerah Kota Tangerang berdasarkan keterkaitannya dengan dokumen perencanaan antar pusat dan daerah, menurut hasil interpretasi terhadap ketentuan didalam UU No. 25 Tahun 2004 dan PP No. 8 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

RPJP Nasional dengan RPJP Daerah; Wilayah nasional terdiri dari berbagai daerah

otonom yang berkembang sesuai karakteristik setiap daerah namun saling menguatkan dalam kerangka wilayah nasional. Terkait hal tersebut, maka untuk menjamin terintegrasinya rencana pembangunan nasional dan daerah, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, penyusunan RPJPD Kota Tangerang dilakukan dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Banten, melalui penyelarasan visi, misi maupun arah kebijakan pembangunan jangka panjang

RPJP Daerah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah: Rencana tata ruang merupakan

instrumen untuk mengarahkan aspek kewilayahan dalam bentuk alokasi kegiatan-kegiatan sosial-ekonomi, pusat pelayanan, infrastruktur, serta permukiman yang saling memperkuat satu dengan lainnya dalam kerangka pengembangan daerah yang berkelanjutan. Oleh karenanya proses penyusunan RPJPD Kota Tangerang dilakukan melalui penyelarasan antara arah kebijakan pembangunan daerah dengan pola struktur dan pemanfaatan ruang sebagaimana yang termuat pada RTRW Kota Tangerang  RPJP Daerah dengan RPJM Daerah: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) yang memuat visi-misi dan arah kebijakan pembangunan daerah selama jangka waktu 20 (dua puluh) tahun ke depan adalah pedoman bagi penyusunan RPJMD, yang hakekatnya merupakan penjabaran visi-misi kepala daerah selama periode 5 tahun. Sepanjang kurun waktu 20 tahun, dapat terjadi beberapa kali pergantian kepala daerah, namun visi-misi yang termuat dalam rencana pembangunan lima tahunan tetap mengacu dan berada dalam koridor visi-misi pembangunan jangka panjang yang dirumuskan dan ditetapkan secara bersama-sama oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu RPJPD Kota Tangerang disusun dengan mempertimbangkan kesinambungan periode pembangunan lima tahunan dan menjadi pedoman bagi rencana pembangunan lima tahunan di Kota Tangerang yaitu periode 2005-2008; 2009-2013; 2014-2018; 2019-2023; 2024-2025

(23)

Gambar 1.1

Kedudukan dan Hubungan Antara RPJPD Kota Tangerang Dengan Dokumen Perencanaan Pembangunan Lainnya Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah

(24)

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan RPJPD Kota Tangerang Tahun 2005-2025 dimaksudkan untuk mewujudkan keterpaduan, keberlanjutan, dan sinergitas pembangunan daerah Kota Tangerang dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berpijak pada maksud tersebut, tujuan penyusunan RPJPD Kota Tangerang Tahun 2005-2025 ditujukan untuk menjadi pedoman penyelenggaraan pembangunan dan penyusunan visi, misi dan program prioritas calon walikota dan/atau penyusunan RPJMD bagi seluruh pemangku-kepentingan (stakeholders) Kota Tangerang periode tahun 2005-2025.

Adapun sasaran penyusunan RPJPD Kota Tangerang Tahun 2005-2025 adalah sebagai berikut:

1. Terumuskannya visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kota Tangerang periode tahun 2005-2025, yang disepakati bersama oleh seluruh pemangku-kepentingan pembangunan Kota Tangerang;

2. Terumuskannya sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan Kota Tangerang periode tahun 2005-2025, yang disepakati bersama oleh seluruh pemangku-kepentingan pembangunan Kota Tangerang;

3. Terumuskannya tahapan dan prioritas pembangunan Kota Tangerang periode tahun 2005-2025.

1.5. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan RPJPD Kota Tangerang Tahun 2005-2025 ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab II Gambaran Umum Kondisi Kota Tangerang Bab III Analisis Isu-Isu Strategis

Bab IV Visi dan MIsi Kota Tangerang

Bab V Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Kota Tangerang Bab VI Kaidah Pelaksanaan

(25)

Gambaran umum kondisi daerah merupakan penjelasan tentang kondisi Kota Tangerang yang ditinjau berdasarkan aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing daerah yang disesuaikan dengan struktur kewenangan dan tingkatan pemerintahan daerah. Analisis terhadap gambaran umum kondisi daerah akan menjadi basis atau pijakan dalam proses perumusan perencanaan pembangunan daerah.

2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah A. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Kota Tangerang secara resmi berdiri pada tanggal 28 Pebruari Tahun 1993 melalui penetapan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah

B A B I I

GAMBARAN UMUM KONDISI

KOTA TANGERANG

(26)

Tingkat II Tangerang. Luas wilayah Kota Tangerang tercatat 183,78 km2 (termasuk luas

Bandara Soekarno-Hatta sebesar 19,69 km2). Secara administratif pada tahun 2011, Kota

Tangerang terbagi terbagi menjadi 13 Kecamatan dan 104 Kelurahan serta 965 Rukun Warga (RW) dan 4.768 Rukun Tetangga (RT).

Tabel 2.1

Luas, Jumlah dan Batas Wilayah Administrasi Kota Tangerang

No. Kecamatan Luas (Km²) Kelurahan RW Jumlah RT Utara Batas Wilayah Administrasi Timur Selatan Barat

1 Batuceper 11,58 7 45 216 Kec. Benda Prov. DKI Jakarta Kec. Cipondoh Kec. Tangerang Kec. Neglasari 2 Benda*) 5,92 5 42 199 Kab. Tangerang Prov. DKI Jakarta Kec. Batuceper Kec. Neglasari Kec. Neglasari 3 Cibodas 9,61 6 86 450 Kec. Karawaci

Kec. Periuk

Kec. Pinang Kab. Tangerang

Kec. Jatiuwung 4 Ciledug 8,77 8 102 356 Kec.

Karangtengah Kec. Pinang

Kec. Larangan Kab.

Tangerang Kab. Tangerang 5 Cipondoh 17,91 10 97 585 Kec. Batu

Ceper Prov. DKI Jakarta Kec. Karangtengah Prov. DKI Jakarta Kec. Pinang dan Kec. Karangtengah Kec. Tangerang

6 Jatiuwung 14,41 6 41 220 Kec. Periuk Kec. Cibodas Kab. Tangerang

Kab. Tangerang 7 Karang

Tengah 10,47 7 74 358 Kec. Cipondoh Prov. DKI Jakarta Kec. Ciledug Kec. Pinang 8 Karawaci 13,48 16 127 528 Kec. Neglasari Kec.

Tangerang Kec. Cibodas Kec. Cibodas Kec. Periuk 9 Larangan 9,40 8 89 407 Prov. DKI

Jakarta Prov. DKI Jakarta Kab. Tangerang Kec. Ciledug Kec. Karangtengah 10 Neglasari 16,08 7 50 240 Kab.

Tangerang Kec. Benda Kec. Batuceper Kec. Tangerang Kec. Karawaci

Kab. Tangerang Kec. Periuk 11 Periuk 9,54 5 60 373 Kab.

Tangerang Kec. Neglasari Kec. Karawaci Kec. Jatiuwung Kec. Cibodas Kab. Tangerang 12 Pinang 21,59 11 74 438 Kec. Cipondoh

Kec. Tangerang

Kec.

Karangtengah Kab. Tangerang Kec. Cibodas 13 Tangerang 15,79 8 78 398 Kec. Neglasari

Kec. Batuceper Kec. Cipondoh Kec. Pinang Kec. Pinang Kec. Karawaci

Tahun 2011 164,55 104 965 4.768

Tahun 2010 164,55 104 956 4.704 Tahun 2009 164,55 104 949 4.652 Tahun 2008 164,55 104 931 4.587

Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2012

(27)

B. Letak dan Kondisi Geografi

Secara geografis, Kota Tangerang yang berjarak  60 km dari Ibukota Provinsi Banten dan berjarak  27 km dari Ibukota DKI Jakarta, merupakan wilayah yang terletak antara 60 6' sampai 60 13' Lintang Selatan dan 1060 36' sampai 1060 42' Bujur Timur dengan batas

wilayahnya sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga, Kecamatan Kosambi dan Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang;

- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Curug Kabupaten Tangerang serta Kecamatan Serpong Utara dan Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan;

- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta Selatan DKI Jakarta; - Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan

Cikupa Kabupaten Tangerang.

Gambar 2.1

Peta Wilayah Administrasi Kota Tangerang

Diantara ke-13 kecamatan, Kecamatan Larangan merupakan kecamatan terjauh dari Ibukota Tangerang (sekitar 14 km) dan Kecamatan Tangerang merupakan kecamatan terdekat dari Ibukota Tangerang. Jarak paling jauh antar kecamatan adalah antara Kecamatan Larangan

(28)

dengan Kecamatan Benda yaitu sekitar 21 km dan Jarak paling dekat antar kecamatan adalah antara Kecamatan Cibodas dengan Kecamatan Jatiuwung yaitu sekitar 1 km.

Tabel 2.2

Jarak Antar Ibukota Kecamatan di Kota Tangerang (Km)

Kecamatan Cil ed ug La ran ga n Kar an g Ten ga h Cipond oh Pinan g Tan ge ran g Kar awaci Ciboda s Jatiuwu ng Per iuk Neglasa ri Batu cep er Ben da Ciledug 0 3 4 5 7 11 12 15 17 15 13 15 18 Larangan 3 0 3 8 10 14 15 18 20 18 16 18 21 Karang Tengah 4 3 0 6 8 12 13 16 18 16 14 11 14 Cipondoh 5 8 6 0 4 6 9 10 12 10 8 3 6 Pinang 7 10 8 4 0 7 4 3 5 3 9 11 14 Tangerang 11 14 12 6 7 0 4 6 7 4 2 4 7 Karawaci 12 15 13 9 4 4 0 2 4 6 6 8 11 Cibodas 15 18 16 10 3 6 2 0 1 5 8 10 13 Jatiuwung 17 20 18 12 5 7 4 1 0 3 9 11 14 Periuk 15 18 16 10 3 4 6 5 3 0 4 8 11 Neglasari 13 16 14 8 9 2 6 8 9 4 0 4 7 Batuceper 15 18 11 3 11 4 8 10 11 8 4 0 3 Benda 18 21 14 6 14 7 11 13 14 11 7 3 0

Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2012

C. Kondisi Topografi

Secara topografi, kondisi wilayah Kota Tangerang termasuk ke dalam wilayah dataran, yang sebagian besar berada pada ketinggian 10-18 m di atas permukaan laut (dpl). Wilayah bagian utara (meliputi sebagian besar wilayah Kecamatan Benda) memiliki ketinggian rata-rata 10 m dpl, sedangkan di bagian selatan memiliki ketinggian 18 m dpl. Berdasarkan tingkat kemiringan tanah, sebagian besar wilayah Kota Tangerang memiliki tingkat kemiringan antara 00–30 dan sebagian kecil, yaitu di bagian Selatan (wilayah Kelurahan Parung Serab,

Kelurahan Paninggilan Selatan, dan Kelurahan Cipadu Jaya) memiliki tingkat kemiringan antara 30–80. Untuk lebih jelasnya, kondisi topografi dan ketinggian setiap kecamatan di Kota

(29)

Tabel 2.3

Kondisi Topografi Kota Tangerang

No. Kecamatan Kemiringan (%) Kondisi Topografi Ketinggian dpl (m)

1 Batuceper 0-3% 14,0 2 Benda 0-3% 10,0 3 Cibodas 0-3% 14,0 4 Ciledug 3-8% 18,0 5 Cipondoh 0-3% 14,0 6 Jatiuwung 0-3% 14,0 7 Karangtengah 0-3% 18,0 9 Karawaci 0-3% 14,0 8 Larangan 3-8% 18,0 10 Neglasari 0-3% 14,0 12 Periuk 0-3% 14,0 11 Pinang 0-3% 14,0 13 Tangerang 0-3% 14,0 Kota Tangerang 0-3% 14,0

Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2012

D. Kondisi Geologi

Secara geologis, daerah Tangerang berada pada suatu tinggian struktur yang dikenal dengan sebutan Tangerang High. Tinggian ini terdiri atas batuan Tersier yang memisahkan Cekungan Jawa Barat Utara di bagian barat dengan Cekungan Sunda di bagian timur. Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah permukaan berupa lipatan dan patahan nomal, berarah utara-selatan. Di bagian timur patahan normal tersebut terbentuk cekungan pengendapan yang disebut dengan Subcekungan Jakarta.

Tinggian ini terbentuk oleh batuan Tersier yang memisahkan cekungan Jawa Barat Utara di bagian Barat dengan cekugan Sunda di bagian timur. Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah permukaan berupa lipatan dan patahan nomal yang berarah Utara-Selatan. Di bagian Timur patahan normal tersebut terbentuk cekungan pengendapan yang disebut dengan Sub cekungan Jakarta.

Batuan yang menutupi Kota Tangerang terdiri dari endapan alluvium, endapan kipas alluvium vulkanik muda, dan satuan Tuf Banten. Deskripsi singkat mengenai jenis batuan tersebut adalah sebagai berikut:

(30)

Satuan Batuan Tuf Banten Atas/Tuf Banten

Satuan ini terdiri atas lapisan tuf, tuf batu apung, dan batu pasir tufan yang berasal dari letusan Gunung Rawa Danau. Tuf tersebut menunjukkan sifat yang lebih asam (pumice) dibandingkan dengan batuan vulkanik yang diendapkan sesudahnya. Bagian atas satuan tersebut menunjukkan adanya perubahan kondisi lingkungan pengendapan dari lingkungan pengendapan di atas permukaan air menjadi di bawah permukaan air. Satuan ini berumur sekitar dua juta tahun yang lalu (Plio-Plistosen).

Endapan Vulkanik Muda

Endapan ini terdiri dari material batupasir dan batu lempung tufan, endapan lahar, dan konglomerat. Ukuran butiran pada endapan kipas aluvial ini akan berubah menjadi semakin halus ke arah utara. Satuan ini terbentuk oleh material endapan volkanik yang berasal dari gunung api di sebelah selatan Kabupaten Tangerang, seperti Gunung Salak dan Gunung Gede-Pangrango.

Batuan ini diendapkan pada umur Plistosen (20.000 - dua juta tahun). Kipas aluvial vulkanik tersebut terbentuk pada saat gunung api menghasilkan material vulkanik dengan jumlah besar. Kemudian ketika menjadi jenuh air, tumpukan material tersebut bergerak ke bawah dan membentuk aliran sungai. Ketika mencapai tempat yang datar, material tersebut akan menyebar dan membentuk endapan seperti kipas yang disebut kipas aluvial.

Endapan Pantai dan Endapan Pematang Pantai

Endapan batuan ini berasal dari material batuan yang terbawa oleh aliran sungai dan berumur antara 20.000 tahun hingga sekarang. Endapan tersebut tersusun oleh material lempung, pasir halus dan kasar, dan konglomerat serta mengandung cangkang moluska. Endapan aluvium tersebut dapat membentuk endapan delta, endapan rawa, endapan gosong pasir pantai, dan endapan sungai dengan bentuk meander atau sungai teranyam.

Endapan Alluvium

Endapan ini terdiri dari lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan bongkah, yang berumur kuarter dan tersebar pada daerah pedataran serta sekitar aliran sungai.

E. Kondisi Hidrologi

Secara hidrologi, wilayah Kota Tangerang dilintasi oleh Sungai Cisadane yang membagi Kota Tangerang menjadi dua bagian yaitu bagian Timur sungai dan bagian Barat sungai. Kecamatan yang terletak di bagian Barat Sungai Cisadane meliputi Kecamatan Karawaci,

(31)

Kecamatan Cibodas dan sebagian Kecamatan Tangerang. Sungai Cisadane yang memiliki debit air 88 m3 per detik dan mengalir sejauh 13,8 Km.

Sungai-sungai lain seperti Sungai Cirarab yang merupakan batas sebelah Barat, Kecamatan Jatiuwung dengan Kecamatan Pasar Kemis di Kabupaten Tangerang, Kali Ledug yang merupakan anak Sungai Cirarab, Kali Sabi dan Kali Cimone, sungai-sungai tersebut berada di sebelah Barat Sungai Cisadane, sedangkan pada bagian Timur Sungai Cisadane terdapat pula sungai/kali yang meliputi Kali Pembuangan Cipondoh, Kali Angke, Kali Wetan, Kali Pasanggrahan, Kali Cantiga, Kali Pondok Bahar. Di samping itu, di Kota Tangerang juga terdapat saluran air yang meliputi Saluran Mokevart, Saluran Irigasi Induk Tanah Tinggi, Saluran Induk Cisadane Barat, Saluran Induk Cisadane Timur dan Saluran Induk Cisadane Utara.

Aliran sungai besar dan kecil ini sangat bermanfaat bagi penyediaan bahan baku air bersih untuk pengembangan instalasi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tangerang. Persediaan air permukaan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air kegiatan industri.

Selain sungai, di Kota Tangerang terdapat Situ Cipondoh yang berada di Kecamatan Cipondoh dengan luas kurang lebih 1,26 Km2. Di sekitar Situ Cipondoh pada bagian yang

mengalami pendangkalan dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian lahan basah sehingga perlu kontrol yang lebih ketat agar tidak beralih fungsi. Selama ini Situ Cipondoh difungsikan sebagai pengendali banjir, irigasi, cadangan air baku dan rekreasi. Kondisi Situ Cipondoh saat ini cenderung mengalami pendangkalan terutama di tepi situ karena banyak ditumbuhi tanaman eceng gondok yang memenuhi permukaan air Situ Cipondoh.

Secara hidrologi, wilayah Kota Tangerang dilalui oleh 3 (tiga) aliran sungai yaitu sungai Cisadane, kali Angke dan kali Cirarab dengan panjang daerah yang dilalui 29 Km. Selain sungai, di Kota Tangerang juga terdapat situ/rawa sebanyak 6 (enam) buah yang memiliki luas 152,31 Ha dengan kedalaman antara 2-3 meter. Kota Tangerang juga mempunyai 54 saluran pembuangan dengan total panjang 150,03 Km, dan 16 saluran irigasi dengan total panjang mencapai 62.488,30 Km.

Untuk lebih jelasnya, kondisi hidrologi wilayah Kota Tangerang terutama tentang Daerah Aliran Sungai bisa dilihat pada tabel di bawah berikut:

(32)

Tabel 2.4

Daerah Aliran Sungai di Kota Tangerang

Nama Daerah Aliran Sungai

(DAS) Panjang (Km) Lebar (m) Tinggi (m) Debit (m³/detik)

DAS Cisadane 15,00 100,00 5,35 70

DAS Cirarab 4,00 11,00 3,5 12

DAS Angke 10,00 12,00 5,5 18

Jumlah 29,00 123,00

Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2012

Tabel 2.5

Situ/Rawa di Kota Tangerang

No. Nama Danau Luas (Ha) Kedalaman (m)

1 Situ/ Rawa Cipondoh 126,17 3

2 Situ/ Rawa Besar (Gede) 5,069 3

3 Situ/ Rawa Cangkring 6,17 3

4 Situ/ Rawa Bojong 0,6 2

5 Situ/ Rawa Kunciran 0,3 2

6 Situ/ Rawa Bulakan 15 2,5

Jumlah 152,31

Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2012

F. Kondisi Klimatologi

Keadaan iklim Kota Tangerang pada tahun 2010 didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Kelas I Tangerang, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara, dan curah hujan. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 24,1°C–32,5°C, temperatur maksimum tertinggi pada bulan April yaitu 34,2°C dan temperatur minimum terendah pada bulan Oktober yaitu 23,4 °C, serta rata-rata kelembaban udara sekitar 81,2%. Sementara itu volume curah Hujan di Kota Tangerang selama tahun 2010 adalah 1.858,23 mm, dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 264,4 mm. sedangkan curah hujan tertinggi dalam 1 hari adalah pada tanggal 18 Januari dengan volume mencapai 76,2 mm. Dalam hal ini yang dimaksud curah hujan adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir dalam satuan milimeter (mm). Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Untuk lebih memperjelas kondisi klimatologi Kota Tangerang, maka bisa dilihat pada tabel berikut:

(33)

Tabel 2.6

Temperatur dan Kelembaban Udara di Kota Tangerang

Bulan Kelembaban Udara (%) Maximum (°C) Temperatur Minimum (°C) Temperatur Rata-rata (°C) Temperatur

Januari 83,0 31,0 23,9 27,1 Februari 84,4 32,4 24,6 27,7 Maret 81,8 32,7 24,7 28,0 April 76,6 34,2 24,7 29,0 Mei 79,3 33,9 24,8 28,6 Juni 83,3 32,3 23,8 27,6 Juli 82,0 32,1 23,8 27,4 Agustus 80,0 32,5 23,9 27,7 September 84,1 32,1 23,6 27,0 Oktober 80,2 32,6 23,4 27,4 Nopember 79,3 32,8 24,3 27,9 Desember 80,5 31,9 23,8 27,3 Tahun 2010 81,2 32,5 24,1 27,7 Tahun 2009 79 32,7 23,7 27,7 Tahun 2008 79,67 32,26 23,67 27,31

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, dalam Kota Tangerang Dalam Angka 2011 Tabel 2.7

Curah Hujan di Kota Tangerang

Bulan Banyak Hari Hujan (hari) Banyak Curah Hujan (mm) Tanggal Curah Hujan Maksimum Volume (mm)

Januari 18 264,4 18 76,2 Februari 13 213,6 18 53,3 Maret 17 214,8 29 58,0 April 6 55,4 29 28,9 Mei 14 67,8 23 18,0 Juni 18 184,5 7 72,3 Juli 13 124,1 17 34,0 Agustus 16 108,0 13 27,2 September 18 187,4 21 47,7 Oktober 13 181,7 25 69,7 Nopember 11 87,1 18 20,8 Desember 19 169,6 4 27,3 Tahun 2010 176 1.858,23 Tahun 2009 131 2.000,8 Tahun 2008 137 1.745,6

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika, dalam Kota Tangerang Dalam Angka 2011

G. Penggunaan Lahan

Peningkatan jumlah penduduk berdampak pada semakin meningkatnya pembangunan khususnya pembangunan bidang pemukiman. Pembangunan tersebut tentunya membutuhkan alokasi lahan tersendiri dan tidak dapat terpenuhi karena keterbatasan persediaan lahan yang tidak berimbang dengan peningkatan penduduk.

(34)

Imbas dari peningkatan penduduk dan pembangunan salah satunya dicerminkan dengan tindakan pengalihan fungsi lahan dari lahan terbuka menjadi lahan terbangun. Perubahan terjadi akibat meningkatnya kebutuhan manusia yaitu pemukiman, industri serta pembangunan lain untuk menunjang kehidupan manusia.

Perubahan lahan yang terjadi di Kota Tangerang pada tahun 2011 yang paling besar yaitu perubahan lahan dari lahan terbuka menjadi pemukiman, untuk lebih jelasnya perbandingan penggunaan lahan di Kota Tangerang dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.8

Jenis dan Luas Penggunaan Lahan di Kota Tangerang

No Penggunaan Lahan Tahun 2010 Luas (Ha)

Prosentasi Luasan Pengunaan Lahan Tahun 2010 Tahun 2011 Luas (Ha) Prosentasi Luasan Penggunaan Lahan Tahun 2011 Selisih Luas (Ha) 1 Bangunan Bersejarah 0,706 0,004 0,706 0,004 0,000 2 Fasilitas Umum 236,680 1,302 289,033 1,590 -0,288 3 Gedung Pemerintah 40,169 0,221 40,517 0,223 -0,002 4 Infrastruktur Wilayah 12,070 0,066 12,070 0,066 0,000 5 Kawasan Perairan 593,066 3,262 593,066 3,262 0,000 6 Kawasan Pertanian 3.967,283 21,820 3.962,394 21,793 0,027 7 Lahan Terbuka 1.890,325 10,397 1.756,144 9,659 0,738 8 Lahan Terbuka Hijau 5.108,972 28,099 5.108,614 28,097 0,002

9 Pabrik Industri 731,122 4,021 734,836 4,042 -0,020

10 Pemukiman Teratur 1.132,839 6,231 1.215,420 6,685 -0,454 11 Pemukiman Tidak Teratur 2.871,510 15,793 2.871,510 15,793 0,000

12 Sarana Kesehatan 4,147 0,023 4,306 0,024 -0,001

13 Sarana Olah Raga 202,874 1,116 202,874 1,116 0,000

14 Sarana Pendidikan 33,047 0,182 33,076 0,182 0,000

15 Sarana Peribadatan 25,702 0,141 25,946 0,143 -0,001 16 Sarana Transportasi 1.331,288 7,322 1.331,288 7,322 0,000

Luas Total 18.181,800 100,000 18.181,800 100,000

Sumber : RTRW Kota Tangerang Tahun 2012-2032

Dari tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2011 terjadi peningkatan luasan lahan pada pemukiman teratur (82,581 Ha), fasilitas umum (52,353 Ha), pabrik industri (3,714 Ha), gedung pemerintahan (0,359 Ha), sarana peribadatan (0,244 Ha) , sarana kesehatan (0,159 Ha) dan sarana pendidikan (0,029 Ha), yang mengalami pengurangan luasan adalah lahan terbuka (134,181 Ha), kawasan pertanian (4,889 Ha) dan lahan terbuka hijau (0,357

(35)

Ha) dan yang tidak mengalami perubahan adalah bangunan bersejarah, infrastruktur wilayah, kawasan perairan, sarana olah raga dan sarana transportasi.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Kedudukan dan peran Kota Tangerang dalam konstelasi Jabotabek merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peran Jakarta sebagai ibukota negara dan secara regional merupakan bagian dari Kota Megapolitan Jabodetabekjur. Berpijak pada hal tersebut, Kota Tangerang mempunyai beberapa kawasan yang memiliki potensi untuk dikembangkan, antara lain sebagai berikut:

A. Kawasan Cagar Budaya

Kawasan cagar budaya yang potensial untuk dikembangkan meliputi:

 Masjid Jami dan Makam Kali Pasir di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang;  Kelenteng Boen Tek Bio di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang;

 Rumah Arsitektur Cina Benteng Heritage di Kelurahan Sukasari Kecamatan Tangerang;

 Stasiun Kereta Api Tangerang di Kelurahan Sukarasa Kecamatan Tangerang;  Lembaga Permasyarakatan Anak Pria di Kelurahan Sukarasa Kecamatan

Tangerang;

 Lembaga Permasyarakatan Pemuda II A di Kelurahan Suka Asih Kecamatan Tangerang;

 Lembaga Permasyarakatan Anak Wanita di Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Tangerang;

 Kelenteng Boen San Bio di kelurahan Keong Jaya Kecamatan Karawaci; dan  Bendungan Pasar Baru di Kelurahan Koang Jaya Kecamatan Karawaci.

B. Kawasan Strategis

1. Kawasan Pusat Kota Baru

Kawasan Pusat Kota Baru adalah kawasan pusat pelayanan kota yang terletak di Kecamatan Tangerang. Arahan pengembangan Kawasan Pusat Kota Baru meliputi:  Mendorong pengembangan Pusat Kota Baru sebagai antisipasi perkembangan

kegiatan ekonomi Kota Tangerang;

 Fungsi utama kawasan adalah sebagai pusat pemerintahan, perkantoran, perdagangan dan jasa, dan pendidikan tinggi berwawasan lingkungan dengan skala pelayanan regional dan global;

(36)

 Fungsi tambahan sebagai kawasan permukiman mengarah kepada permukiman vertikal; dan

 Memperhatikan intensitas ruang sehingga tersedia ruang terbuka hijau yang cukup sebagai jantung hijau kota.

2. Kawasan Sepanjang Sisi Jalan Tol

Kawasan sepanjang sisi jalan tol (frontage toll) adalah kawasan di sepanjang sisi Jalan Tol Jakarta – Tangerang. Dengan rencana pembangunan sisi Jalan Tol Jakarta-Tangerang, kawasan sepanjang sisi jalan tol (frontage toll area) berpotensi berkembang menjadi area pengembangan primer. Arahan pengembangan di kawasan sepanjang sisi Jalan Tol Jakarta – Tangerang meliputi:

 Pengembangan linier dan memita dibatasi, terutama di area sekitar persilangan dengan jalan-jalan utama kota;

 Fungsi utama kawasan untuk perumahan vertikal kepadatan menengah dan perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kota dan regional dengan pengaturan bangunan yang ketat; dan

Mengembangkan sistem parkir tidak langsung (indirect parking) yang tidak menganggu kelancaran pergerakan kendaraan.

3. Kawasan Peruntukan Industri

Kawasan peruntukan industri adalah kawasan peruntukan industri yang ada di Kecamatan Jatiuwung dan Kecamatan Periuk direncanakan untuk meningkatkan kualitas layanan dengan rencana pengembangan kawasan peruntukan industri terpadu. Arahan Pengembangan di kawasan peruntukan industri di Kecamatan Jatiuwung dan Kecamatan Periuk meliputi:

 Industri yang dapat dikembangkan adalah industri yang ramah lingkungan yang dilengkapi dengan fasilitas penunjangnya terdiri dari: instalasi pengolahan air limbah kawasan, penyediaan perumahan karyawan yang terintegrasi di dalam kawasan; dan

 Pembangunan jalan untuk jalur angkutan barang yang terpisah dari jalur transportasi umum dan terminal angkutan barang menjadi pendukung rencana penataan kawasan.

Penataan kawasan peruntukan industri menjadi sangat penting bagi perkembangan ekonomi Kota Tangerang, mengingat sektor industri masih merupakan sektor terbesar dalam PDRB dalam sepuluh tahun mendatang. Rencana regenerasi juga menjadi upaya peningkatan nilai kompetitif kawasan peruntukan industri Kota Tangerang dengan kegiatan sejenis di Jabodetabek. Dalam konsep kerjasama antar

Gambar

Tabel 2.36  Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah SMK ..........................................
Tabel 2.80  Tingkat  Cakupan  Penemuan  Dan  Penanganan  Penderita  Penyakit
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan dari  kegiatan  produksi  barang  dan  jasa  selama  tahun  2009  di  Kota  Tangerang  adalah  sebesar  Rp.49.330,67 Miliar
Tabel 2.20  Laju Inflasi Harga
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2002) Jurnal Matematika atau Pembelajarannya: “Pembelajaran Berfikir Tingkat Tinggi Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar”. Pembelajaran Matematika untuk Mendukung Pelaksanaan

[r]

Pemilihan langsung dilakukan terhadap calon penyedia barang jasa dalam Pengadaan Pekerjaan Jasa Konstruksi Pembangunan Rumah Negara Golongan I Type C Badan Pusat

Dengan ini memhritahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Po{a qeryr'Jl ketentuan yang berlaku dan sesriai dengan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor :

In this paper, the solutions to Dirichlet boundary value problems of nonlinear functional difference equations with Jacobi operators are investigated.. By using critical point

pada panggilan pertama dengan alasan yang dapat dipertanggung-jawabkan, akan dipanggil lagi pada PLPG tahap berikutnya selama rombel mata.. pelajaran yang relevan masih tersedia

Sponsor Paket Publikasi, yaitu Pihak yang akan menangggung dana yang dibutuhkan untuk seluruh kegiatan publikasi acara selama kegiatan berlangsung. Sponsor Paket

Tindak lanjut dari pelelangan gagal, akan dilakukan Pelelangan Ulang sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Lampiran III Bagian B Poin 6 a.6).c). Setalah adanya