• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAYA DISERTAI SYUKUR ATAUKAH MISKIN DISERTAI SABAR?

Dalam dokumen Fiqh Keutamaan (Awlawiyah) - Yusuf Qardawi (Halaman 190-194)

FIQH PRIORITAS DALAM WARISAN PEMIKIRAN KITA

KAYA DISERTAI SYUKUR ATAUKAH MISKIN DISERTAI SABAR?

Di antara pembahasan yang termasuk di dalam fiqh pertimbangan atau fiqh prioritas ialah apa yang dibahas oleh para ulama terdahulu di sekitar pertanyaan ini, "Manakah yang lebih utama dan lebih banyak pahalanya, kaya tetapi bersyukur ataukah

miskin tetapi bersabar? Dengan kata lain: "Menjadi orang yang kaya tetapi bersyukur atau menjadi orang miskin tetapi bersabar?"

Jawaban atas pertanyaan itu bermacam-macam. Ada yang memilih pernyataan pertama dan ada juga memilih yang kedua.

Bahan Tarbiyyah Online – Mendidik Jiwa Muslim 191

Bagi saya, setelah menghayati nash-nash yang berkaitan dengannya dan melakukan kajian perbandingan atas nash-nash tersebut, maka saya memilih pernyataan bahwa menjadi orang kaya tetapi mau bersyukur adalah lebih utama. Untuk menjadi orang kaya tetapi mau bersyukur adalah sesuatu yang tidak mudah, sebagaimana dugaan orang banyak. Allah SWT berfirman:

"... Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih... (Saba': 13) Allah SWT berfirman menirukan apa yang dikatakan oleh Iblis terlaknat:

"... Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). (al-A'raf: 17) Rasulullah saw pernah memohon kekayaan kepada Allah SWT, dan memohon

perlindungan dari-Nya untuk dijauhkan dari kemiskinan. Rasulullah saw berdoa,

"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, kesucian diri, dan kekayaan." 16

"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan, kepapaan, dan kehinaan. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kezaliman orang dan menzalimi orang." l7 "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kemiskinan, kekufuran,

kefasikan, perpecahan, dan kemunafiqan." 18

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelaparan, karena sesungguhnya ia adalah seburuk-buruk sahabat." 19

Rasulullah saw pernah bersabda kepada Sa'ad,

"Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang bertaqwa, kaya, dan tidak menonjolkan dirinya." 20

Rasulullah saw bersabda kepada Amr'

"Wahai Amr, sebaik-baik harta ialah harta yang dimiliki oleh orang yang shaleh." 21 Hadits "Orang-orang kaya meraih tingkat yang tinggi..." menunjukkan bahwa orang-orang kaya apabila mereka mau bersyukur kepada nikmat Allah, dan menunaikan haknya, maka mereka akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan amalan-amalan fardhu yang tidak dapat dilakukan oleh

orang-orang miskin. Oleh karena itu dalam hadits pernah disebutkan, "Itulah kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendakiNya." (Bukhari, 843, 6329, dan Muslim, 595)

Allah SWT telah memuji rasul-rasul-Nya yang mulia, karena mereka mau bersyukur kepadaNya. Seperti syaikh para rasul, Nuh a.s., yang dipujiNya dalam firman-Nya:

Bahan Tarbiyyah Online – Mendidik Jiwa Muslim 192

" ... Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba Allah yang banyak bersyukur. (al-Isra': 3) Dan Ibrahim bapak para nabi dan umat Islam ketika dipuji oleh Allah SWT:

"(lagi) mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus." (an-Nahl: 121)

Dan juga nikmat-Nya yang diberikan kepada nabi Dawud dan nabi Sulaiman,

"...Bekerjalah hai keluarga Dawud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih." (Saba': 13)

Dan juga dikisahkan tentang Sulaiman a.s. yang berkata ketika dia telah mendengar perbincangan yang dilakukan oleh semut.

"... Ya Tuhan, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku..." (an-Naml:19)

Begitu pula kisah tentang Yusuf a.s.

"... Ya Tuhanku, sesungguhnya engkau telah menganugerahkan kepadaku, sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian ta'bir mimpi..." (Yusuf: 101) Dan kenikmatan yang diberikan Allah SWT kepada rasul-Nya yang terakhir. "Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan." (ad-Dhuha: 8)

"Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)." (ad-Dhuha: 11)

Serta kenikmatan yang diberikan-Nya kepada para sahabat Rasulullah saw.

"Dan ingatlah hai para muhajirin ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di maka bumi (Makkah), kamu takut orang-orang (Makkah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rizki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur." (al-Anfal: 26).

Catatan kaki:

1 Diriwayatkan oleh Ahmad melalui dua jalan, 5675, 5568, yang di-shahih-kan oleh Syaikh Syakir dalam duatempat. Bukhari meriwayatkannya dalam dua tempat jua, dalam al-Manaqib (3573) dan dalam al-Adab al-Mufrad (5994), Bukhari dan Fath al-Bari. 2 al-Fath, 7: 95, Penerbit Dar al-Fikr yang dicetak dari al-Salafiyyah.

Bahan Tarbiyyah Online – Mendidik Jiwa Muslim 193

4 Lihat Tafsir Ibn Katsir. cet. Isa al-Halabi. 1:447 5 Lihat Siyar A'lam al-Nabala', 8: 364, 365. 6 Tadzkirah al-Du'at, h. 212.

7 Diriwayatkan oleh Ahmad dan Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad; Tirmidzi, dan Ibn Majah sebagaimana yang disebutkan dalam Shahih al-Jami' as-Shaghir, 6651.

8 Muttafaq Alaih' diriwayatkan oleh Bukhari (7288); dan Muslim (1337).

9 Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dari ucapan Sahl bin Abdullah at-Tasturi, dalam al-Hilyah, 10: 211

1O Sabda Nabi saw ini merupakan potongan daripada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, 2: 310; Tirmidzi (2305); yang dianggap hadits gharib oleh Tirmidzi. Akan tetapi ada isnad lain dari Ibn Majah (4217) Yang menguatkan hadits tersebut; Baihaqi dalam al-Zuhd (818); Abu Nu'aim dalam al-Hilyah, 10: 365; yang dianggap sebagai hadits hasan oleh al-Bushiri dalam Misbah al-Zujajah.

11 Diriwayatkan oleh Abu Ya'la (4950). Di dalam sanad-nya terdapat Suwaid bin Sa'id, dan Yusuf bin Maimun. Keduanya orang yang lemah.

12 Diriwayatkan oleh Ahmad dalam al-Zuhd, sebagaimana yang termuat dalam Tafsir Ibn Katsir, 7: 248; dari Mujahid, dari Umar, tetapi dia tidak mendengarkannya darinya, sehingga riwayat ini dianggap munaqathi'

13 Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam al-Hilyah, 5: 237 14 al-Hilyah, 5: 241

15 Hadits shahih, yang diriwayatkan oleh Ahmad, 5: 276, 277, 282; Darimi, 1: 168; Ibn Majah, 288 dari Salim bin Abu Ja'd, dari Nauban, yang di-shahih-kan oleh Hakim, 1: 130 dan disepakati okh al-Dzahabi.

16 Diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi, dan Ibn Majah dari Ibn Mas'ud, Shahih. al-Jami', as-Shaghir, 1275

17 Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasai, Ibn Majah, Hakim dari Abu Hurairah r a ( al-Jami', as-Shaghir, 1287)

18 Diriwayatkan oleh Hakim dan Baihaqi di dalam al-Du'a,dari Anas, ibid., 1285 19 Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasai dan Ibn Majah dari Abu Hurairah r.a., ibid., 1283

Bahan Tarbiyyah Online – Mendidik Jiwa Muslim 194

21 Diriwayatkan oleh Ahmad dan di-shahih-kan oleh Hakim, Ibn Hibban, dari Amr bin Ash.

Dalam dokumen Fiqh Keutamaan (Awlawiyah) - Yusuf Qardawi (Halaman 190-194)